CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK DI KOTA SURAKARTA. Program Studi Agribisnis

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 1981

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

III. METODE PENELITIAN

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

KARAK NASl. Untuk Daerah Pedesaan. Paket lndustri Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan lnstitut ~ekanian Bogor

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah atau perusahaan besar

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO

KERWUK TEMPE. Yaket lndustri Pangan Untuk Daerah Pedesaan

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SAPARI (SALE TANPA MATAHARI) PKM KEWIRAUSAHAAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO Umi Barokah Jurusan Agrobisnis/Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS e-mail : har_umi10@yahoo.com ABSTRACT Agroindustri kerupuk merupakan salah satu industri yang bersifat padat karya, terbukti mampu menyerap 521 orang tenaga kerja yang tersebar di 197 unit usaha di Kabupaten Sukoharjo. Salah satu diantaranya adalah karak (kerupuk nasi) dan berdasarkan jumlah tenaga kerjanya dibedakan industri karak skala rumah tangga (1 4 orang) dan skala kecil (5 19 orang). Konsumen karak berasal dari semua lapisan masyarakat karena karak merupakan camilan yang rasanya enak dan harganya murah. Oleh karena itu, kegiatan pengolahan beras menjadi karak merupakan peluang kerja yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis besarnya curahan waktu kerja dan (2) menganalisis keuntungan, efisiensi dan resiko usaha industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Penentuan lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan kecamatan yang memiliki industri karak skala rumah tangga yaitu Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Weru. Penentuan responden menggunakan metode simple random sampling dengan teknik undian yaitu sebanyak 30 orang. Adapun metode untuk menganalisis besarnya curahan waktu kerja (dengan statistik deskriptif), profitabilitas (dengan profit margin), efisiensi (dengan R/C ratio) dan resiko (dengan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan waktu kerja industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo sebesar 712,59 jam/bulan dengan curahan waktu kerja tertinggi pada kegiatan pengirisan gendar (145,88 jam/bulan atau 20,47%). Rata-rata penerimaan responden Rp 15.610.012,50 ( produksi karak 260.167 biji @ Rp 60,00). Biaya total sebesar Rp 14.252.441,62 dengan prosentase terbesar untuk pembelian bahan penolong (42,22 %). Besarnya keuntungan yang diperoleh adalah Rp 1.357.570,88 per bulan dengan profitabilitas sebesar 8,70% dan nilai efisiensi sebesar 1,10. Industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo memiliki nilai koefisien variasi sebesar 0,73 dan berpeluang mengalami kerugian sebesar Rp 627.880,62. Kata Kunci : Industri Karak Skala Rumah Tangga, Curahan Waktu Kerja, Keuntungan PENDAHULUAN Sektor industri (termasuk didalamnya agroindustri) diandalkan sebagai penyerap utama lapangan kerja produktif, yang secara bertahap menggantikan peran sektor pertanian. Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 menunjukkan bahwa salah satu industri yang bersifat padat karya dan menyerap relatif banyak tenaga kerja adalah industri kecil kerupuk. Industri kerupuk menyerap 521 orang tenaga kerja yang tersebar di 197 unit usaha di empat kecamatan yaitu Mojolaban, Sukoharjo, Weru dan Baki. Salah satu produk yang dihasilkan industri kecil kerupuk adalah karak (kerupuk nasi) biasanya dimakan sebagai makanan ringan (camilan) atau makanan pelengkap yang digemari oleh semua kalangan. Industi karak di Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi dua, yaitu industri karak skala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1 4 orang dan industri karak skala kecil dengan jumlah tenaga kerja 19 orang (BPS, 2008).

Tabel 1. Klasifikasi Industri Karak di Kabupaten Sukoharjo No Klasifikasi Industri Karak Σ Industri (Unit Usaha) Σ Tenaga Kerja (Orang) 1 Skala Rumah Tangga a. Mojolaban 33 177 b. Sukoharjo 15 35 c. Weru 13 7 2 Skala Keci 21 135 Jumlah 82 354 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo, 2008 Harga karak yang murah dan terjangkau masyarakat menjadi salah satu pertimbangan bagi konsumen untuk membeli produk ini. Oleh karena itu, kegiatan pengolahan beras menjadi karak merupakan peluang kerja dan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari nafkah guna memperoleh pendapatan bagi keluarga. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis besarnya curahan waktu kerja dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo. 2. Menganalisis keuntungan, efisiensi dan analisis resiko dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. (Surakhmad, 1998). Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survai yaitu data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuisioner (Singarimbun dan Effendi, 1995). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukoharjo. Penentuan kecamatan sampel dan desa sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 30 orang dengan penetapan jumlah responden secara proporsional Tabel 2. Jumlah Responden Industri Karak Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo No Kecamatan Desa Unit Usaha Jumlah Responden 1 Mojolaban Gadingan 33 16 Plumbon 15 7 2 Sukoharjo Kenep 13 6 3 Weru Jatingarang 2 1 Jumlah 63 30 Sumber: Data Primer Penentuan responden produsen usaha industri karak skala rumah tangga pada masing-masing desa dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling (sampel acak sederhana) dan penentuan responden dengan teknik undian. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yaitu dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan pencatatan Untuk menganalisis besarnya curahan waktu kerja dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo (satuan jam/bulan) dengan statistik deskriptif. Untuk menganalisis besarnya profitabilitas, efisiensi dan resiko dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo :

a. Profitabilitas dengan Profit Margin = ( Keuntungan Bersih / Penjualan ) x 100 %, dimana Keuntungan π = TR TC dimana TR = Q x P dan TC = TFC + TVC b. Analisis Efisiensi Usaha dengan R/C Ratio c. Analisis Risiko Usaha dengan perhitungan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identitas Responden dan Karakteristik Industri Umur responden berada pada usia produktif, yaitu 49,63 tahun dengan rata-rata pendidikan 7,80 tahun. Tenaga kerja Industri karak skala rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja luar dan tenaga kerja dalam (keluarga) dengan komposisi berimbang yaitu masing-masing dua orang. Industri karak merupakan pekerjaan utama (93,33 %) dan telah ditekuni 15,5 tahun karena merupakan usaha warisan (43,33 %) terbukti memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Alasan lain responden bekerja pada industri karak adalah karena mereka tidak mempunyai pekerjaan lain (40 %) dan pengalaman mereka sebagai buruh karak (16,67 %). Dari 30 responden yang diwawancarai, asal modalnya semua berasal dari modal sendiri Curahan Waktu Kerja pada Industri Karak Skala Rumah Tangga Tahapan proses produksi untuk mengolah beras menjadi karak adalah seperti tercantum pada table 3 berikut ini. Tabel 3. Rata-rata Total Curahan Waktu Kerja pada Setiap Proses Produksi dan Pemasaran Karak di Industri Karak Skala Rumah Tangga Tahun 2010 No Jenis Kegiatan Total CWK Persentase (Jam/Bulan) (%) 1 Pencucian beras 27,46 3,85 2 Membuat larutan ( terdiri dari bleng, garam dan air) 4,03 0,57 3 Memanaskan larutan sampai mendidih 6,31 0,89 4 Memasukkan beras ke dalam larutan 20,61 2,89 5 Pengukusan beras 25,76 3,61 6 Penumbukan nasi menjadi gendar 84,49 11,86 7 Pencetakan gendar ke dalam cetakan kayu 55,49 7,78 8 Pengirisan gendar 145,88 20,47 9 Penjemuran 77,59 10,89 10 Penggorengan 70,54 9,89 11 Pengemasan 99,11 13,91 12 Pemasaran 95,32 13,38 Jumlah 712,59 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Curahan waktu kerja tertinggi adalah pada kegiatan pengirisan gendar, yaitu sebesar 145,88 jam/bulan (20,47%) dari total curahan waktu kerja di industri karak yang mencapai 712,59 jam/bulan. Pengirisan gendar membutuhkan waktur sekita 5 6 jam setiap harinya. Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh tenaga kerja wanita karena pengirisan gendar harus dilakukan dengan hati-hati agar karak yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang hampir sama (± 2 3 mm). Agar kegiatan pengirisan gendar lebih mudah dilakukan, biasanya pisau

yang digunakan untuk mengiris terlebih dahulu diolesi dengan minyak goreng, pengolesan dilakukan secara terus-menerus agar gendar yang sudah diiris tidak melekat satu sama lain. Curahan waktu kerja untuk membuat dan memanaskan larutan memerlukan waktu yang paling sedikit, masing-masing sebesar 4,03 jam/bulan (0,57%) dan 6,31 jam/bulan (0,89%). Takaran yang biasa digunakan sebagai patokan adalah setiap 13 kg beras dicampur dengan larutan yang terdiri dari 250 gram garam, 200 gram bleng (cetitet), dan 30 liter air. Analisis Usaha Industri Karak Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo Bahan baku industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo adalah beras yaitu beras C4 dan IR64 dengan kualitas rendah (biasanya untuk beras raskin). Responden memilih beras ini dengan alasan sifat berasnya pero atau tidak pulen dan lebih mekar (babar) bila dibandingkan dengan beras lain. Bahan penolong yang dibutuhkan dalam industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo meliputi bumbu-bumbu (bleng (cetitet), garam, penyedap rasa, dan terasi), minyak goreng, kayu bakar, gas elpiji, dan plastik untuk pengemasan. Responden membeli bahan baku dan bahan penolong tersebut di pasar terdekat secara kontan. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan per responden sebesar Rp 15.610.012,50 dimana jumlah karak yang diproduksi sebanyak 260.167 dengan harga Rp 60,00 per biji. Biaya total adalah nilai korbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan karak sampai karak di pasarkan. Dari tabel terlihat bahwa 85,27 % biaya total merupakan biaya variabel dengan prosentase terbesar untuk pembelian bahan penolong (42,22 %). Tabel 4. Analisis Keuntungan, Efisiensi dan analisis resiko Industri Karak Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Uraian Rata-rata per responden Prosentase Penerimaan Total (Rp) 15.610.012,50 Biaya Total (Rp) 14.252.441,62 Biaya Tetap 2.099.097,62 14,73 a. Penyusutan Peralatan 46.537,34 0,33 b. Bunga Modal Investasi 7.615,53 0,05 c. Tenaga Kerja 1.895.500,00 13,30 d. Transportasi 149.444,44 1,05 Biaya Variabel 12.153.344,00 85,27 a. Bahan Baku 5.583.290,00 39,17 b. Bahan Penolong 6.046.154,00 42,42 c. Bahan Kemasan 523.900,00 3,68 Biaya Total 14.252.441,62 100,00 Keuntungan (Rp) 1.357.570,88 Efisiensi 1,10 Profitabilitas (%) 8,70 Simpangan Baku (Rp) 992.725,75 Koefisien Variasi 0,73 Batas Bawah Keuntungan (Rp) - 627.880,62 Sumber Data : Analisis Data Primer

Rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.357.570,88 per bulan. Jika curahan waktu kerja adalah sebesar 712,59 jam/bulan berarti upah yang diperoleh setiap tenaga kerja adalah Rp 1.905,12 per jam. Nilai efisiensi ditunjukkan oleh R/C ratio 1,10 (sudah efisien karena nilainya lebih besar dari 1) berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan responden industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo memberikan penerimaan sebesar 1,10 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. Industri karak ini hanya mempunyai profitabilitas 8,70% artinya bahwa setiap penerimaan Rp 100 memberikan keuntungan sebesar Rp 8,70. Besarnya simpangan baku sebesar Rp 992.725,75 dengan koefisien variasi sebesar 0,73 dan batas bawah keuntungan sebesar minus Rp 627.880,62. Beberapa hal yang menyebabkan besarnya risiko yang harus ditanggung responden industri karak skala antara lain: a. Risiko Harga. Meliputi (1) harga bahan baku dan bahan penolong yang tidak stabil dan cenderung meningkat, (2) padahal harga jual karak selalu stabil dan tidak bisa dinaikkan jika harga bahan baku atau bahan penolong naik. Solusi yang dilakukan oleh responden adalah dengan mempertipis ketebalan karak dan tetap mempertahankan mutu dan rasa karak agar responden tetap memperoleh keuntungan walaupun harga bahan-bahan meningkat dan harga jual karak tidak dapat naik. b. Risiko Produksi, di pengaruhi oleh keadaan alam atau iklim/cuaca karena proses produksi karak sangat bergantung pada sinar matahari, terutama saat proses penjemuran. Jika terjadi hujan, karak tidak bisa kering sempurna dan waktu penjemuran bertambah lama dan terkadang menyebabkan karak membusuk/menjamur. Untuk mengatasi masalah ini responden menjemur karak di dalam rumah (1) dengan menggunakan anjang-anjang (semacam rak bertingkat) atau (2) dengan penggarangan meskipun dengan resiko karak menjadi keras setelah digoreng (bangka) dan berbau sangit dan menambah biaya produksi. Kendala dan Solusi Yang Ditempuh Meski sudah lama ditekuni, terdapat banyak kendala dalam pengembangan industry karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo, diantaranya : 1. Kurangnya kesadaran responden untuk menggunakan fasilitas perkreditan yang ada (dengan alasan prosedur rumit dan bunga tinggi sehingga khawatir tidak dapat mengangsur) meskipun modal yang dimiliki kecil dan biaya yang dikeluarkan cukup besar. Solusi yang ditempuh oleh responden adalah berupaya memanage keterbatasan modal dengan meminimalkan biaya produksi misalnya membeli bahan baku dan bahan penolong di grosir atau membeli dalam jumlah besar sehingga diperoleh harga yang lebih murah 2. Peralatan masih sederahana dan tradisional dan semuanya dikerjakan manual. Fasilitasi mesin produksi dari Pemerintah berupa alat penggiling menghasilkan adonan terlalu lembut sehingga sulit dicetak dan diiris, sehingga alat tersebut tidak digunakan lagi. Untuk mengatasi hal ini responden berupaya memanage tenaga kerja keluarga yang dimiliki misalnya dengan pembagian kerja yang jelas mengenai tahapan-tahapan pekerjaan yang harus dilakukan oleh tenaga kerja pria atau wanita 3. Belum meratanya organisasi yang mewadahi industri karak skala rumah tangga sehingga bargaining position lemah dan tidak dapat mengakses program-program yang ditawarkan Pemerintah atau swasta.

Peran Pemerintah 1. Pendirian Koperasi Ngudi Luhur di Kecamatan Mojolaban tahun 2005 melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo.dibentuk. Koperasi ini bergerak di bidang penyediaan bahan-bahan untuk kebutuhan industri karak skala rumah tangga. Bahan-bahan yang disediakan masih sangat terbatas, antara lain kayu bakar, minyak goreng dan gas elpiji. Kurangnya pengkaderan dari Pemerintah serta lemahnya motivasi dan managemen kader (pengurus) mengakibatkan koperasi tersebut tidak aktif lagi ketika bantuan dana dari Pemerintah dihentikan. 2. Bantuan peralatan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo berupa wajan dan pawonan kepada anggota koperasi secara bergilir. 3. Bantuan alat giling pada tahun 2008 tidak dapat diaplikasikan karena hasil gilingan adonan karak terlalu lembut sehingga menyulitkan saat proses pencetakan dan pengirisan. 4. Penyuluhan atau pembinaan setiap 1 tahun sekali membahas permasalahan- yang dihadapi sehingga diperoleh mencari solusi yang tepat serta sebagai ajang saling bertukar informasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Curahan waktu kerja industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo sebesar 712,59 jam/bulan. Besarnya keuntungan yang diperoleh adalah Rp 14.252.441,62 per bulan dengan profitabilitas sebesar 8,70% dan nilai efisiensi sebesar 1,10. Industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo memiliki nilai koefisien variasi (CV) sebesar 0,73 dan batas bawah keuntungan (L) sebesar minus Rp 627.880,62 berarti industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo berpeluang mengalami kerugian dan responden harus berani menanggung kerugian sebesar Rp 627.880,62. Saran 1. Perlu menumbuhkan kesadaran kepada industri karak skala rumah tangga mengenai pentingnya bersatu dalam satu wadah/perkumpulan untuk meningkatkan bargaining position baik dalam penggalangan dana, pembelian input ataupun pemasaran output. 2. Pemerintah lebih mengintensifkan pembinaan/penyuluhan sehingga permasalahan yang dihadapi industri karak skala rumah tangga cepat mendapatkan solusi. 3. Perlunya pemerintah melakukan pendampingan sehingga bantuan/teknologi yang diintroduksikan oleh Pemerintah sesuai dengan kebutuhan industry karak skala rumah tangga sehingga tidak mubazir. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo. 2008. Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah Tahun 2008. Kabupaten Sukoharjo. Simanjuntak, P. J., 1998. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. LPFE Universitas Indonesia. Jakarta. Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metode dan Teknik. Edisi Revisi. Tarsito. Bandung. Singarimbun, M dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta