BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008),

ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RS BANYUMANIK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

HALAMAN PENGESAHAN. Judul : Penerapan Metode Activity Based Costing dalam. RSU Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

ANALISIS TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. HARJONO PONOROGO DENGAN METODE KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR ix

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. yang dapat digunakan RSUD Muntilan untuk perubahan kearah yang lebih baik.

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

BAB VI PENUTUP. tarif untuk kelas Utama A Rp Utama B Rp Kelas I Rp

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovasi supaya tidak tenggelam dalam arus bisnis. Strategi dalam usaha

PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

PERBEDAAN PENDEKATAN METODE KONVENSIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PEMBEBANAN BOP UNTUK MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP. (Studi Kasus Pada Rumah Sakit IZZA)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. PENDAHULUAN. global harus memiliki strategi dan kebijakan yang tepat. Salah satu strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA SURABAYA

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dilakukan dapat menggunakan metode Activity Based

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. No. 8 Bedali Lawang Kab. Malang. Peneliti memilih melakukan penelitian di RS

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara menyediakan sarana kesehatan bagi masyarakat berupa rumah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

Transkripsi:

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi yang dapat digunakan untuk RSUD Muntilan. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang berisi bahwa rumah sakit sebagai institusi layanan kesehatan untuk masyarakat diikuti dengan kemajuan ilmu kesehatan, teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang bermutu dan terjangkau. Disebutkan pula pada Pasal 1 ayat 1 yakni rumah sakit menyediakan pelayanan untuk perorangan dilakukan secara lengkap salah satunya adalah rawat inap. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat haruslah memiliki inovasi-inovasi dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Disisi lain, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat. Agar dapat memberikan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan profesional serta kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan efisiensi dan efektif, rumah sakit membutuhkan bentuk informasi yang lengkap. Salah satu bentuk untuk memperoleh infromasi lengkap adalah dengan menggunakan biaya satuan agar rumah sakit dapat memenuhi biaya operasional. Berdasarkan KEPMENKES Republik Indonesia No. 560/MENKES/SK/IV/2003 bahwa pola tarif yang dilakukan rumah sakit didasari pada akuntansi nirlaba dan pemungutan biaya dilakukan sebagai imbalan jasa pelayanan yang diberikan sesuai dengan tarif yang 113

berlaku. Perhitungan biaya satuan bertujuan agar pihak yang berkepentingan untuk menghitung biaya secara riil baik perencanaan anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga, penetapan subsidi serta pengambilan keputusan dalam memenuhi pelayanan kesehatan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi atas penetapan tarif rawat inap pada RSUD Muntilan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui biaya aktivitas yang dikonsumsi rawat inap RSUD Muntilan serta dilakukan sebagai suatu kebutuhan dalam meningkatkan kualitas layanan rawat inap. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah. Bagaimana cara menghitung tarif dengan menggunakan ABC? Apakah hasil perhitungan tarif RSUD Muntilan dengan menggunakan ABC memiliki selisih lebih besar dengan tarif RSUD Muntilan saat ini? Mengapa ada perbedaan perhitungan biaya rumah sakit saat ini dengan menggunakan biaya satuan (unit cost) dengan metode ABC? Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung tarif jasa layanan dengan metode ABC pada pelayanan rawat inap RSUD Muntilan, menunjukkan selisih tarif layanan kesehatan rawat inap RSUD Muntilan sebelum dan sesudah menggunakan ABC, dan menunjukkan penyebab perbedaan perhitungan tarif jasa layanan RSUD Muntilan saat ini dengan menggunakan ABC. Agar dapat mengetahui kendala pada saat melakukan implementasi ABC, yakni dengan melakukan wawancara kepada pihak yang terlibat dalam menetapkan tarif rawat inap dengan tahapan menyusun transkrip hasil wawancara, 114

melakukan reduksi data, kategori data, dan sintesisasi data dan yang terakhir melakukan penarikan kesimpulan. Langka-langkah analisis data dimulai dari mengidentifikasi aktivitas, mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas, mengidentifikasi pemicu biaya dan menentukan tarif per unit pemicu biaya, membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif pemicu biaya dan ukuran aktivitas, membandingkan perhitungan tarif jasa rawat inap rumah sakit yang tidak dan dengan ABC. 7.2 Kesimpulan Penelitian ini merupakan evaluasi yang menilai penetapan tarif rawat inap pada RSUD Muntilan dengan melakukan analisis atas biaya aktivitas yang dikonsumsi. Dari hasil pembahasan Bab 6, dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan ABC, dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama biaya ditelusuri ke aktivitas yang menimbulkan biaya dan kemudian tahap kedua membebankan biaya aktivitas ke produk. Dari perhitungan tarif jasa rawat inap menggunakan metode ABC diketahui besarnya untuk kelas VIP Rp 289.576; untuk kelas I Rp 257.832; untuk kelas II 158.037; untuk kelas III 83.711. Dari hasil perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan ABC, apabila dibandingkan dengan tarif rawat inap yang digunakan oleh rumah sakit saat ini terlihat bahwa kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III memberikan hasil yang lebih besar. Dengan selisih untuk kelas VIP Rp 8.076 atau 2,86%; kelas I Rp 98.832 atau 62,15%; kelas II Rp 60.537 atau 62,08%; kelas III Rp 18.211 atau 27,80%. Perbedaan tarif terjadi disebabkan karena pembiayaan yang ditetapkan 115

Peraturan Bupati untuk setiap kelas rawat inap tidak membebankan biaya overhead rumah sakit yang ada pada masing-masing kelas. Akibatnya pembiayaan yang ditetapkan Peraturan Bupati untuk setiap kelas rawat inap tidak disesuaikan dengan konsumsi aktivitas yang diberikan kepada pasien. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing kelas dibebankan pada pemicu biaya sehingga mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. 7.3 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ketersediaan data yang diperoleh tidak lengkap, dikarenakan penyimpanan data yang kurang teratur mengakibatkan sebagian data tidak dapat diperoleh. 2. Tidak mempertimbangkan subsidi atau tunjangan-tunjangan kesehatan dari pemerintah dalam menghitung tarif rawat inap. 7.4 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan kendala-kendala dalam penetapan tarif rawat inap, maka peneliti menyarankan kepada pemerintah RSUD Muntilan sebaiknya melakukan hal-hal berikut: 1. Diharapkan pihak rumah sakit dapat memperbaiki sistem perhitungan tarif rawat inap saat ini dengan mempertimbangkan dan mengimplementasikan ABC sebagai alternatif perhitungan tarif rawat inap. Langkah-langkah yang harus dilakukan apabila RSUD Muntilan akan menerapkan ABC dalam penentuan harga pokok tarif rawat inap adalah sebagai berikut: 116

a. Mengumpulkan data dan mengidentifikasi aktivitas yang merupakan faktor penyebab timbulnya biaya yang akan dibebankan pada tarif kamar rawat inap b. Mengidentifikasi pemicu biaya setiap biaya aktivitas c. Menentukan tarif per unit pemicu biaya d. Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif pemicu biaya dan ukuran aktivitas e. Menghitung harga pokok rawat inap tiap kelas, dengan cara membagi biaya yang dibebankan pada tiap tipe kelas dengan jumlah hari perawatan tiap tipe kelas. Menghitung tarif yang dikenakan kepada pasien tiap kelas dengan cara membagi harga pokok rawat inap tiap kelas dengan kapasitas kamar pasien. 2. RSUD Muntilan sebaiknya mulai mempertimbangkan tarif rawat inap dengan menggunakan activity based costing (ABC) karena dengan ABC akan diperoleh informasi biaya rawat inap yang lebih akurat. 3. Mempersiapkan sumber daya manusia memadai untuk menerapkan ABC dengan memberikan pelatihan dengan melibatkan perguruan tinggi yang berkompeten. 4. Kenaikan tarif hendaknya diikuti dengan peningkatan fasilitas kamar tiap kelas dan sarana prasana. 5. Peran Pemerintah Daerah Kab. Magelang dalam memberikan subsidi dibutuhkan masyarakat karena kenaikan tarif yang cukup besar. 117