ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEU GUNAAN REAKTOR KARTINI PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. Widarto

dokumen-dokumen yang mirip
GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI SUHU PEN- DINGIN PRIMER PADA DAERAH RING B, C, D, E DAN F TERAS KARTINI UNTUK DAYA 250 KW.

Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya

Pengukuran Fluks Neutron dan Penentuan Cadmium Ratio pada Difraktometer Neutron Empat Lingkaran / Difraktometer Tekstur (DN2)

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT

PEMETAAN FLUKS NEUTRON PADA PUSAT TERAS PASCA PERGANTIAN BAHAN BAKAR REAKTOR KARTINI SKRIPSI

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON DENGAN KAPSUL POLIETILENDAN AI-I050 DI FASILITAS RABBIT SYSTEM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Neutron adalah zarah elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,

PENENTUAN KEMURNIAN PERAK SEBAGAI BAHAN INDUSTRI KERAJINAN PERAK DENGAN METODE AKTIV ASI NEUTRON

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI INTISARI

KARAKTERISTIK BERKAS PADA BEAM PORT TEMBUS DAN SINGGUNG REAKTOR KARTINI

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN FAKTOR PERISAI DIRI DETEKTOR AKTIV ASI DALAM PENGUKURAN FLUKS DAN SPEKTRUM NEUTRON DI REAKTOR RSG-GAS. Amir Hamzah P2TRR -BATAN

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR

KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

ANALISIS AWAL RANCANGAN SISTEM PGNAA MENGGUNAKAN SUMBER NEUTRON DARI BEAMPORT REAKTOR KARTINI. Edi Trijono Budisantoso, Syarip

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR

ANALISIS KANDUNGAN BROM (Br) PADA AIR SUMUR GALI DI DESA KLAMPOK KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH DENGAN METODE ANALISIS PENGAKTIFAN NEUTRON

KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI

TEKNIK AKTIVASI NEUTRON (AAN) UNTUK PENENTUAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN DI LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

R and D Project Comissioning fasilitas Uji In vitro dan In Vivo BNCT di Beamport tembus Reaktor Kartini

PENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT)

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

DISTRIBUSI RAP AT FLUKS NEUTRON TERMAL RSG G.A. SIWABESSY

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENGEMBANGAN DATABASE PROGRAM KOMPUTASI UNTUK ANALISA AKTIVASI NEUTRON CEPAT

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

SELF-ABSORPTION COMPUTING OF PHOTON GAMMA IN VOLUMETRIC SAMPEL. Masril. Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNP

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

Oleh. Arlinah Kusnowo, Amir Hamzah, Ita Bud! Radiyanti Pus at Reaktor Serba Guna - Badan Tenaga Atom Nasional

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

ANALISIS IRADIASI TARGET TULIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

APLIKASI I PENGAKTIF NEUTRON CEPAT UNTUK PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR N, P DAN K DI DALAM SLUDGE!

MAKALAH FISIKA REAKTOR PSTA-BATAN YOGYAKARTA

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

PELURUHAN SINAR GAMMA

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

EVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS IRADIASI RSG-GAS PADA TAHUN 2006

UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

Transkripsi:

386 ISSN 0216-3128 Wit/arta ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEU TRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDA YA- GUNAAN REAKTOR KARTINI Widarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta ABSTRAK ANALISIS DAN PENENTUAN DlSTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDA YAAN REAKTOR KARTINI. Telah di/akukan ana/isis dan penentuan distribusi fiuks neutron pada saluran tembus radial reactor Kartini dengan tujuan untuk melengkapi dokumen fasi/itas eksperimen dan menjadi dasar pengembangan pendayagunaan dalam pemanfaatan reaktor Kartini. Ana/isis dan penentuan fiuks neutron di/akukan dengan menggunakan metode aktivasi neutron terhadap detector keping.emas (Au) yang dipasang di beberapa titik jari-jari tampang /intang (19 em) serta sepanjang 310 em arah radial saluran tembus.. Hasi/ perhitungan menunjukkan bahwa fiuks termal berkisar an tara (8.3 1: 0, 9). I ry n em'] S,I sampai dengan (6.81: 0,5). /07 n em'] S,I sedangkanjiuks neutron cepat berkisar antara (5,01:0,2). IrY n em'] S I sampai dengan (1.43 1: 0.6).107 n em'] S,I. Dengan metode ana/isis pencocokan kurva untuk menentukan distribusi jiuks neutron dapat disimpulkan bahwa distribusi jiuks neutron sepanjang saluran tembus radial berbentukfungsi po/inomial. ABSTRACT ANALYSIS AND DETERMINATION OF NEUTRON FLUX DISTRIBUTION ON RADIAL PIERCING BEAM PORT FOR UTILIZATION OF KARTINI RESEACH REACTOR. Analysis and determination of neutron jiux measurements on radial piercing beam port have been done as completion experimental datas document and progressing on utization of the Kartini research reactor purposes. The analysis and determination of the neutronjiux have been carried out by using Aufoils detector neutron activation analysis methode which put on the radius of cross section (19 em) and a long of radial piercing beam port (3/0 em). Based on the calculation. distribution of the thermal neutonjiux is around (8.3 1: 0.9). IrY n em'] S,I to (6.81:0.5).107 n em'] S,I and fast neutron is (5.0 1: O,2).lrY n em'] s' to (1,43 1: 0.6).107 n em'] S,I. Analyzing by means of curve fitting methodcaould be concluded that the neutronjiux distribution on radial piercing beam port has profiled as a polynomial curve. PENDAHULUAN Sebagaimana Kartini memiliki reaktor riset berbagai pada umumnya, macam fasilitas reaktor iradiasi/aktivasi neutron antara lain fasilitas iradiasi (FI) central timble (CT) dengan fluks neutron sebesar orde 1013 n cm 2der', FI Lazy Susan (LS) memiliki 40 \okasi sample dengan fluks neutron rerata sebesar 2,5xlOll n cm,2defl dan FI Pneumatic Transfer System memiliki fluks neutron sekitar 3,5x10II n cm'2derl yang biasa dimanfaatkan untuk iradiasi cuplikan umur pendek (beberapa detik). Selain ketiga FI tersebut, reactor Kartini juga dilengkapi dengan FI Coulomn Thermal, beamport arah tangensial, beamport tembus radial serta thermalizing coulomn, yang setiap fasilitas eksperimen tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Saluran tembus radial (radial piercing beamport) merupakan salah satu fasilitas eksperimen yang perlu dikaji terhadap berbagai karakteristik fenomena fisika yang terjadi, misalnya distribusi fluks neutron cepat ataupun lambat dan paparan radiasi sedernikian sehingga dapat diketahui baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Sebagai langkah awal, per\u dilakukan analisis dan penentuan distribusi fluks neutron baik neutron cepat rnaupun neutron termal pad a saluran ternbus radial tersebut. Salah satu rnetode penentuan fluks neutron adalah analisis aktivasi neutron (NAA). Beberapafoil emas diletakkan pada titik-titik lokasi yang telah ditentukan di sepanjang saluran ternbus radial. Karena saluran berbentuk silinder, rnaka selain penernpatan foil berada di titik pusat, juga diletakkan pada bagian tepi untuk rnengetahui perbedaan dan karakteristik distribusi fluks neutron di berbagai titik sepanjang saluran tersebut.

- Widarto ISSN 0216-3128 387 Metode analisis pengaktifan neutron didasarkan atas reaksi (n, n dimana inti atom setiap unsur cuplikan akan menyerap neutron dan berubah menjadi radioisotop yang dapat memancarkan radiasi sinar alfa (a), beta (fj) atau gamma (n, atau dapat juga terjadi secara serentak. Pancaran sinar gamma dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektrometri gamma, yang secara kualitatif spektrum energi sinar gamma merupakan identitas radioisotopnya, dan sekaligus untuk pencacahan (counting) sebagai data untuk penentuan fluks neutron, serta analisis dengan metode pencocokan kurva (curve fitting) untuk memperoleh fungsi distribusi fluks neutron (termal dan cepat) yang menggambarkan karakteristik fluks neutron pada saluran tembus radial tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada saluran tembus radial reaktor Kartini yang posisinya ditunjukkan Gambar.l, dan berbentuk silinder dengan ukuran seperti ditunjukkan pada Gambar 2 (dalam bentuk dua dimensi). '~'t'*hc"~ U ":':1 ~ / Gambar 1. Penarnpang rnelintang horisontal reaktor Kartini. P erisai Reaktor (Saluran Bagian Dalam) \ (Saluran Bagian Luar)... H 1 5em Baja119\ em!---refleldor Pustek Akselerator i dan 7 em Yogyakarta, Proses Bahan 10 Juli - BATAN 2006 92 em I 203 em ': ':.:.:.:.:':.:':':.:.:.:.:.:. :1',','",'.',. "",'.,...'", Garnbar 2. Saluran tern bus radial. A~unium

-388 ISSN Tata Cara Penelitian Tahap Persia pan a. Mempersiapkan dan menimbang massafoil emas (Au) sebanyak 26 keping, yang 13 keping diantaranya dibungkus dengan cadmium (Cd). b. Membuat kerangka (Gambar 3) yang disesuaikan dengan bentuk saluran untuk memasang foil 0216-3128 Widarto emas yang akan diiradiasi cadmium dan yang tidak. baik yang terbungkus c. Memasang keping pad a kerangka pemegang dan ditandai pad a setiap posisi seperti ditunjukkan pada Gambar 4. d. Memberi kode pad a setiap foil terpasang untuk menunjukkan posisi di dalam saluran tembus radial ( Gambar 5). 22em 18 em 18 em 18 em Gambar 3. Kerangka pemegang keping. Keping Emas Berlapis Kadmiurn 2,Sem 7,Sem 8,S em 9,Sem a. Lingkarankeeil( d= 14 em) b. Lingkaran Besar (d = 18 em) Gambar 4. Posisi pemasangan foil pada kerangka. 18cm 18em 18em 18em 22 em 18em 18em 18 em Gambar 5. Posisi keping setelah diberi kode

- Wielano ISSN 0216-3128 389 Tahap Iradiasi a. Kerangka dengan foil terpasang, dimasukkan ke dalam saluran tembus radial, kemudian reaktor dioperasikan pada daya 100 kw selama 6 jam sebagai langkah pe]aksanaan iradiasi. b. Mencatat waktu tunda sampai dengan paparan radiasi sinar gamma di sekitar saluran tembus radial kurang atau sama dengan 2,5 mrad jam'l. c. Mengambil dan menyimpan kerangka pemegang foil ke tempat penyimpanan semen tara, sampai paparan radiasi gamma dapat di lakukan pencacahan. Tahap Pencacahan a. Melakukan Kalibrasi terhadap detektor HPGe. b. Menetapkan waktu pencacahan setiap keeping (100 detik). c. Melakukan pencacahan (counting) setiap foil em as dengan menggunakan detektor HPGe, Waktu tunda dicatat mulai saat reaktor dimatikan (shut down) sampai dengan dimulainya pencacahan. ANALISIS Pellelltuall DATA Fluk. Neutron Penentuan tluks neutron dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan metode analisis pengaktifan neutron.. Cuplikan yang digunakan adalah foil emas terbungkus cadmium untuk menentukan tluks neutron cepat (En> 0,5 ev) dan foil emas yang tidak terbungkus untuk menentukan tluks neutron total. Fluks neutron termal ( E" ~ 0,5 ev) ditentukan dari selisih antara tluks neutron total dan tluks neutron cepat. Untuk menentukan tluks neutron ditunjukkan oleh persamaan (]), dan persamaan (2) untuk menentukan tluks neutron termal. K }. m P RCd: C : tluks neutron (n cm 2s'l) luas penampang serapan makroskopis (cm'l) efisiensi detektor inti waktu paruh isotop radioaktif(s") selang waktu iradiasi (s) selang waktu tunda (s) se]ang waktu pencacahan (s) massa isotop sebelum diiradiasi (g) massajenis isotop sebelum diiradiasi (g cm'3). nilai banding kadmium cacah gamma (count per second = cps) Ketidakpastian Pengukuran Fluks Neutron Ketidakpastian penentuan tluks neutron dihitung dengan persamaan ( 5 ) sebagai berikut : Do = KLa m(]-e-~' }.2 C)e-~J p (]-e-~') {I }.m DomI dan dengan Dom= 0,0005 g, Doti = ""ta = ""te = 0,5 s. Faktor Koreksi Oalam penentuan tluks neutron dengan metode analisis pengaktifan neutron, perlu diperhatikan factor koreksi diri yang ditunjukkan pada persamaan (7) berikut (Reactor Experiment, IAEA, 1970, hal: 55-58) : (5) (6) F=GH (7) _ }.pc - K La m (1- e-~' )e-~j (] - e-~c ) rplf!rmal (I) (2) (3) dengan : G= 1- Pc (7a) [I-+- :. )) dan H (7b) sehingga tt:rmal (4) keterangan : Keterangan :

390!!!!!!!!!! ISSN 0216-3128 Widarto G H La LI I-Pc r faktor perisai diri koefisien depresi luas penampang serapan makroskopis keping luas penampang makroskopis total keping kebolehjadian bahwa neutron tidak mengalami reaksi tumbukan dengan atom-atom ketika neutron menembus keping. Untuk keping berbentuk plat tipis dengan tebal x <1 em, I-P. = 1----+-+- 3x x2 xj X ( Inx+r ), 4 6 48 2 tetapan yang besamya adalah 0,577216 g : faktor pengali sebesar 1,0056. HasH perhitungan fluks neutron memberikan sekumpulan data yaitu, (xo' OHXI' IHx2' 2~"" (x.,.). Sekumpulan data ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode peneocokan kurva (curve fitting) untuk menentukan distribusi fluks neutron. HASIL DAN PEMBAHASAN Basil Perhitungan HasH penentuan fluks neutron disepanjang saluran ternbus radial reaktor Kartini dapat ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2. dan Tabel 3. Jarak Tabel 1. Hasil penentuan nuks neutron dan nilai banding Kadmium pada saluran tern bus radial bagian dalam. Fluks Neutron (1,65 (8,2 (3,4 (8,6 (4,3 ± Total (n cm 2s l) dari Teras (1,43 (1,17 (1,5\ Termal (5,5 (2,8 (1,33 (7,5 Kadmium (6,8 0,3).106 0,08).107 Cepat 0,4).106 0,2).107 (3,2 ± 6,1 5,2 I07 ± ±0,09).107 0,2).106 0,07).107 0,06).106 0,3).106 0,07).\ 2,9 5,7 7,4 0,5).106 0,2).107 0,5).107 (n I). cm 2s l) (R<.'d) I06 Nilai Banding Jarak Tabel2. Hasil penentuan nuks neutron dan nilai banding Kadmium pad a saluran tern bus radial bagian luar. Fluks Neutron (1,36 (1,10 Total (n cm 2s l) dari Teras (1,34 (2,5 Termal ± (1,8 (7,1 (3,9 (5,0 (5,7±0,3).105 Kadmium Cepat 0,2).106 0,05).106 0,07).106 0,06).106 (8,3 (7,8 \ ± 2,9 3,5 2,4 2,6 ± 0,3).\ 0,2).105 0,2).\ (n 0,6).105 0,9).105 cm 2s l) (RCd) 06 05 Nilai Banding Jarak dari Tabel3. Hasil penentuan nuks neutron dalam arah radial. (1,50 (2,2 (7,8 1,1 2,5 7,5 7.5 arah Letak dalam Termal radial keping(em) Fluks Nilai Banding Total ± (6,9 (7,0±0.1).105 em (8,8 (3,2 (4,5 (9,8 I,3 Cepat 1,2 0,5).107 4.7 I).107 2.5 2.4 X.O ± (Rt,,) (n0.2).106 0,6).107 I06 0,5).105 0.1 0,2).105 cm 2s l) Neutron Kadmium Yogyakarta, 10 Jull 2006

Widarto ISSN 0216-3128 391 Pemba"asan Distribusi tluks neutron yang meliputi tluks neutron total, tluks neutron termal dan tluks neutron cepat pada saluran tembus radial ditunjukkan oleh kurva pada Gambar 6., Gambar 7 dan Gambar 8. -10 9.0x107 8.0x107 ::-- 7 ~III 7.0x10 'E(J 6.0x10 7 c: -; 5.0x 107 I 4.0x107. 0 I 3.0x107 2.0x107 I.Oxl07 0.0 e... ::s Q) Z III.:.:: ::s u:: --- Distribusi Fluks Neutron Total --- Distribusi Fluks Neutron Termal -4- Distribusi Fluks Neutron Cepat 10 20 30 40 50 60 70 80 Jarak dari Teras (em) Carnbar 6. Kurva distribusi fluks neutron saluran tern bus radial bagian dalarn. '-' Q -= 2.8x106 '7'-" "I'"S 2.0x106 CJ <U r.. C ~ Z tz:: = 1.6x106 8.0x105 1.2x I06 4.0x105 2Ax I06 - Distribusi Fluks Neutron Total - Distribusi Fluks Neutron Termal -- Distribusi Fluks Neutron Cepat 90 100 110 120 130 140 150 Jarak dari Teras (em) Carnbar 7. Kurva distribusi fluks neutron saluran tern bus radial bagian luar.

- 392 ISSN 0216-3128 Widarto '" C 041 '-"... yj. = Ce 4.0x107 5.0x 9.0x = Z ~ 3.0x 2.0x107 I07 I07 6.0x107 --:- 1.0x107 7.0x107 8.0x107 0.0 Saluran Bagian Dalam (d =14 em) x = 92 em I Saluran Bagian Luar (d = 19,5 em) o 20 40 60 80 100 120 140 160 Jarak dari Teras (em) - Distribusi Fluks Neutron Total ---- Distribusi Fluks Neutron Termal - Distribusi Fluks Neutron Cepat Gambar 8. Kurva distribusi fluks neutron di saluran tern bus radial. o54 36 72sampai 18 Dari Gambar 6 terlihat bahwa semakin jauh dari teras reaktor, tluks neutron senantiasa mcngalami pelemahan. Pelemahan yang paling tajam terjadi sebelum neutron meneapai jarak 80 em dari teras dan setelah melewati jarak 130 11280 sampai em 94 pelemahan 148 130 sampai 112 tluks neutron semakin keci\. Jika diamati lebih eermat, yaitu dengan melihat kurva pada Gambar 7, pelemahan fluks neutron total, tluks neutron termal dan tluks neutron eepat berturut-turut berakhir pada jarak 129 em, 122 em dan 136 em. Setelah melewati jarak terse but, tluks neutron akan mengalami sedikit peningkatan. Prosentase pelemahan tluks neutron setiap pertambahan jarak 18 em dari teras reaktor ditunjukkan oleh Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Pelemahan fluks neutron untuk saluran tcmbus radial bagian dalam. Interval jarak (em) Pelemahan 58.5% 51.5% 47.9% 50.0% fluks neutron Tabel5. Pelemahan fluks neutron untuk saluran tern bus radial bagian luar. Interval jarak (em) Pelemahan -21.8% 45.6% 19.1% tluks neutron Setiap pertambahan jarak 18 em dari teras reaktor, pelemahan tluks neutron total pada saluran bagian dalam berkisar antara 47,9% sampai 58.5% dengan nilai rata-rata 52% sedangkan untuk saluran bagian luar pelemahan tluks neutron total berada di bawah 47 %. Hasil ini memberikan gambaran yang lebih jelas bahwa prosentase pelemahan tluks neutron pada saluran bagian dalam lebih besar daripada prosentase pelemahan tluks neutron pada saluran bagian luar. Saluran tembus radial bagian dalam memiliki diameter 15 em. Lapisan yang menyelimuti dinding pada saluran tersebut adalah baja. Saluran tcmbus radial bagian luar memiliki diameter 19 em. Dinding

- Widarto ISSN 0216-3128 393 pada saluran ini dilapisi oleh aluminium. Perbedaan ukuran diameter dan bahan pelapis berpengaruh terhadap kebolehjadian interaksi antara neutron dengan dinding saluran. Semakin kecil diameter saluran, kebolehjadian interaksi antara neutron dengan atom-atom yang melapisi dinding saluran akan semakin besar. Dalam interaksi yang terjadi, neutron mengalami perlambatan dan penyerapan oleh dinding saluran sehingga tluk neutron mengalami pelemahan. Oleh karena saluran bagian dalam memiliki diameter yang lebih kecil daripada diameter saluran bagian luar maka tluks neutron pada saluran bagian dalam tluks neutron lebih mudah mengalami pelemahan. Tabel.5 menunjukkan bahwa tluks neutron tidak seluruhnya akan mengalami pelemahan. Pada jarak 130 em sampai dengan 148 em bernilai ( 21,8%) dimaksudkan tluks neutron tidak melemah tetapi justru mengalami peningkatan. Peningkatan tluks neutron ini terjadi karena saluran tembus radial diberi penyumbat dari bahan timbal e~;pb) yang berfungsi penahan radiasi gamma. Timbal (Glastone S, et.al, 1952, hal : 58) berturut-turut memiliki luas penampang melintang mikroskopis total, serapan dan hamburan terhadap neutron sebesar 8,5 barn, 0,2 barn dan 8,3 barn. Data ini menunjukkan bahwa timbal lebih cenderung untuk menghamburkan neutron daripada menyerap neutron. Penempatan sumbat timbal pad a saluran ternbus radial menyebabkan terjadinya hamburan balik (back scattering) sehingga tluks neutron pacta jarak 148 em 1ebih tinggi dar ipada tluks neutron padajarak 130cm..Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa tluks neutron termal lebih dominan daripada tluks neutron cepat. Prosentase tluks neutron termal berkisar antara 62% sampai dengan 86%. Pad a Tabel 6. dan Tabel 7 ditunjukkan fungsi distribusi fluks neutron dalam bentuk fungsi polinomial sebagai hasil pencoeokan kurva (curve filting) dari distribusi tluks neutron pada beamport reaktor Kartini. Tabel 6. Fungsi distribusi fluks neutron pada saluran tern bus radial bagian dalarn. Neutron Cepat Termal Total Distribusi Fluks Distribusi Fluks (z) = 8,21.107 6,78.107 1,4.107 - -865787,037037327z 4,20579.1 3,28319.1 06 Z + 105952,9321 73200,874477858z2 + 30078,446502081z2 06791z 2-513,688843165zJ+3,187236448i 778,8923181 1339,306127269z3 06z3 + + 3,07609933z4 6,537208506z4 Tabel7. Fungsi distribusi fluks neutron pada saluran tern bus radial bagian luar. Neutron Termal Cepat Total Distribusi Fluks F1uks Distribusi Fluks (z) = 3,82294.107-1,2116.107 5,2287.107-1.16897.106-762633,7453577z + 356779,83553663z z + 8763,717422794z2 + -5118,312761257z2 3230,4526761z2-21,719250119z3-11,145404675z3 + 9,430727027z3

394 ISSN 0216-3128 Wit/arto KESIMPULAN Kesimpulan DAN SARAN Fluks neutron pada saluran tembus radial berkisar pada orde 105 sampai dengan orde 107 n cm-2 S-I dan didominasi oleh fluks neutron termal. Pada saluran tersebut fungsi distribusi fluks neutron dinyatakan dalam bentuk polinomial yang dapat ditunjukkan pada Tabel 6 dan Table 7. Secara keseluruhan, distribusi fluks neutron sepanjang saluran tembus radial mengalami pelemahan. Sedang pad a bagian ujung mengalami sedikit peningkatan, hal ini disebabkan karena adanya hamburan neutron terhadap penyumbat timbal dalam saluran tembus radial tersebut. Saran Jumlah keping emas dan keping emas berlapis kadmium untuk menentukan fluks neutron agar lebih banyak lagi, sehingga diperoleh variasi jarak yang lebih banyak, agar data yang diperoleh semakin banyak sehingga distribusi fluks neutron dapat ditentukan lebih baik. Hasil penentuan distribusi fluks neutron ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan pemanfaatan saluran tembus radial sebagai fasilitas iradiasi neutron. Perlunya dilakukan analisis dan penentuan laju dosis radiasi gamma untuk pengkajian dan pemanfaatan eksperimen radiografi.gamma DAFTAR PUSTAKA I. AIZAWA 0, MATSUMOTO T, WATANABE S dan OGAWA Y., Development of A Neutron Radiography System at The Mushasi Reactor, Tokyo: Rikko University, 1986. 2. AMIR HAMZAH dan ITA BUDI RADIANTI, Penentuan Faktor Perisai Diri Berbagai Keping Aktivasi Menggunakan Bentuk Spektrum Sistem Rabbit RS-I Teras RSG-GAS, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan danteknologi Nuklir Yogyakarta, 27-29 April 1993. Buku I. Halaman : 165-168, 1993. 3. CEMBER HERMAN, Pengantar Fisika Kesehatan. Edisi I (terjemahan). Semarang: IKIP Semarang, 1987. 4. GLASSTONE S dan SESONSKE A., Nue/ear Reactor Engineering, Canada : Van Nostrand Reinhold, 1967. 5. Neutron Fluence Measurements, hal: 55-58, IAEA. Viena, 1970. TANYAJAWAB Slamet Wiranto.: Apakah fluks neutron tersebut memenuhi syarat untuk eksperimen radiografi neutron? Widarto - Eksperimen radiografi neutron memerlukan fluks neutron berkisar antara IrY sid /(1 ncm,2s I, jadi fasilitas saluran tembus radial ini pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk eksperimen radiografi neutron. Agus Purwadi - Dari hasil penentuan fluks neutron tidak terlalu besar, mohon diberikan gambaran eksperimeneksperimen apa yang dapat di kembangkan untuk pendayagunaan reaktor Kartini. Widarto - Untuk aktivasi neutron umur panjang, eksperimen-eksperimen radiografi neutron, penentuan dosis pengawetan hasi/ pasca panen, du. Prosiding PPI PDIPTN 2006