2015 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI COMPETING THEORIES TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nokadela Basyari, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. proses penemuan (Depdiknas, 2003(a)). Oleh karena itu, tuntutan untuk terus. melakukan aktivitas ilmiah (Hidayat, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, manual, dan sosial yang digunakan. Gunungsitoli, ternyata pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII, masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL ARGUMENT- DRIVEN INQUIRY

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awinda, 2015

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika pada umumnya dianggap sulit oleh sebagian besar siswa

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Fildzah Amalia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

PROFIL KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARGUMEN-BASED SAINS INQUIRY (ABSI)

FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sesungguhnya merupakan cara memperoleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak

A. Latar Belakang Penelitian Mukhamad Ryan,2014

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Hanif,2013

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

I. PENDAHULUAN. syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN DOMAIN KOMPETENSI DAN PENGETAHUAN SAINS SISWA SMP PADA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

I. PENDAHULUAN. sekitar beserta isinya seperti benda-benda di alam dan fenomena yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran fisika tentunya tidak hanya dihadapkan dengan segudang fakta, setumpuk teori maupun sederetan prinsip dan hukum, namun lebih diarahkan kepada pengalaman siswa untuk memahami fenomena, peristiwa, ataupun gejala alam yang terjadi. Dengan kata lain, pembelajaran fisika tidak hanya menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, namun harus mampu pula melatih dan mengembangkan kompetensi keterampilan siswa. Salah satu keterampilan yang penting untuk dilatihkan dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran fisika adalah keterampilan argumentasi. Argumentasi adalah kemampuan mengemukakan ide atau gagasan yang mampu menunjukkan hubungan antara hasil pemikiran dengan bukti nyata yang ada (Duschl et al., 2007). Argumentasi mengacu pada proses untuk menghasilkan suatu pernyataan yang dihubungkan dengan data, pembenaran maupun dukungan (Simon et al., 2006, hlm. 237). Argumentasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu upaya untuk membentuk atau memvalidasi suatu pernyataan atas dasar suatu alasan (Norris et al. dalam Muslim, 2012, hlm. 176). Argumentasi memiliki peranan yang penting di dalam pembelajaran sains karena dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan bernalar dan berpikir, kemudian dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan Bagaimana kita tahu? (Erduran et al., 2004, hlm. 3). Namun, dalam kenyataan di lapangan sering kali keterampilan argumentasi ini terabaikan dalam proses pembelajaran fisika. Berdasarkan hasil observasi di salah satu SMA Kota Bandung menunjukkan bahwa model pembelajaran yang sering digunakan saat ini adalah model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode diskusi. Sebenarnya, melalui kegiatan tersebut siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan argumentasi. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut belum optimal memfasilitasi untuk melatihkan keterampilan argumentasi siswa, sebagai contoh siswa harus menyelesaikan suatu permasalahan yang telah 1

2 disajikan tanpa didampingi dengan pertanyaan ataupun pernyataan yang membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Siswa hanya terfokus untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cepat. Masalah ini diperkuat dengan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil angket yang dilakukan di salah satu SMA Kota Bandung mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran fisika, hasilnya menunjukkan bahwa 38% siswa jarang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran fisika. Hal ini sejalan dengan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan serta hasil wawancara dengan guru fisika bersangkutan, dimana hanya beberapa siswa saja yang berpartisipasi aktif selama pembelajaran. Selain itu, diperoleh pula informasi lainnya bahwa keterampilan argumentasi siswa masih rendah. Keterampilan argumentasi siswa hanya sampai pada kemampuan menyampaikan sebuah pernyataan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya upaya memfasilitasi siswa untuk membangun dan meningkatkan keterampilan argumentasinya. Alternatif solusi yang dipilih adalah strategi competing theories. Hal ini dikarenakan, strategi competing theories berisi kegiatan yang mengharuskan siswa mengidentifikasi dan menyelidiki dua pernyataan yang saling berlawanan, yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berargumentasi. Strategi competing theories terdiri dari empat tahap pembelajaran yang dapat melatihkan setiap aspek keterampilan argumentasi. Keempat tahap tersebut adalah tahap penyajian masalah, yang dapat melatihkan aspek klaim; tahap menguji pernyataan, yang dapat melatihkan aspek data; tahap membuat argumen tentatif, yang melatihkan aspek pembenaran; dan tahap argumentasi, yang melatihkan aspek dukungan. Terkait dengan penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi siswa, Erduran, et al. (2004) menyatakan bahwa salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa dapat mengemukakan argumentasinya adalah dengan competing theories. Hal ini mengingat interpretasi terhadap bukti-bukti yang diajukan memerlukan perbandingan serta perbedaan yang memaksa siswa mengajukan ataupun memberi pertanyaan. Pada penelitiannya tersebut, Erduran, et al berfokus pada keterampilan argumentasi tertulis. Penelitian lainnya, yaitu penelitian Okumus (2012) mengenai pengaruh

3 model argumentasi pada keterampilan argumentasi dalam sains menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam kegiatan diskusi untuk menganalisis dua pernyataan yang berlawanan kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang dapat mendukung salah satu pernyataan ataupun keduanya dapat meningkatkan keterampilan argumentasi siswa. Pada penelitiannya tersebut, Okumus berfokus pada keterampilan argumentasi lisan. Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan strategi competing theories untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi tersebut terhadap keterampilan argumentasi siswa, baik keterampilan argumentasi lisan maupun tertulis. Hal inilah yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Penelitian dilakukan pada satu kelas eksperimen secara bertahap atau berulang dengan menggunakan strategi competing theories sebagai treatment penelitian. Penelitian bermaksud untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi tersebut terhadap keterampilan argumentasi siswa SMA. Hasil luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah alternatif kegiatan pembelajaran fisika yang mampu melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam berargumentasi di dalam pembelajaran fisika. Oleh karena itu, maka penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran fisika yang mampu melatihkan keterampilan argumentasi siswa. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terfokus pada masalah dan solusi penyelesainnya, maka digunakan beberapa pembatasan masalah sebagai berikut. 1. Strategi pembelajaran competing theories yang digunakan dalam penelitian adalah strategi pembelajaran yang dikembangkan Erduran, et al, yang meliputi tahapan penyajian masalah, tahapan menguji pernyataan, tahapan membuat argumen tentatif, dan tahapan argumentasi. 2. Keterampilan argumentasi pada penelitian terdiri dari keterampilan argumentasi lisan dan argumentasi tertulis.

4 a. Keterampilan argumentasi lisan dianalisis berdasarkan hasil video sound recording seluruh kegiatan pembelajaran menggunakan Toulmin s Argument Pattern (TAP) yang dikembangkan oleh Erduran et. al (2004). Pengaruh treatment terhadap keterampilan argumentasi lisan ini dapat dilihat dari nilai effect size jumlah argumentasi yang teridentifikasi pada setiap level argumentasi. b. Keterampilan argumentasi tertulis diukur melalui tes keterampilan argumentasi yang berdasar pada model argumentasi Toulmin. Pengaruh treatment terhadap keterampilan argumentasi tertulis ini dapat dilihat dari nilai effect size hasil tes keterampilan argumentasi sebelum dan sesudah diterapkannya strategi competing theories. Nilai effect size tersebut diinterpretasikan berdasarkan pada kriteria effect size menurut Cohen (1988, hlm. 276). C. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi siswa? Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana pengaruh penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi lisan siswa? 2. Bagaimana pengaruh penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi tertulis siswa? D. Tujuan Penelitian Sebagaimana masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan strategi competing theories dalam pembelajaran fisika terhadap keterampilan argumentasi siswa. Tujuan lainnya dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui pengaruh penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi lisan siswa.

5 2. Mengetahui pengaruh penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi tertulis siswa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran fisika dalam meningkatkan keterampilan argumentasi siswa. Adapun manfaat lainnya dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi mengenai pengaruh penerapan strategi competing theories terhadap keterampilan argumentasi siswa SMA. 2. Merupakan sarana untuk pengembangan penelitian selanjutnya berkaitan dengan keterampilan argumentasi siswa SMA. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri dari 5 BAB. BAB I berisi gambaran umum mengenai penelitian yang dilaksanakan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat serta struktur organisasi skripsi. BAB II berisi kajian pustaka mengenai keterampilan argumentasi, strategi competing theories, keluasan dan kedalaman materi elastisitas, serta beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan. BAB III merupakan bagian bersifat prosedural, yakni bagian yang berisi metode dan desain penelitian, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan. BAB IV berisi hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dan berisi pula pembahasan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telas dirumuskan sebelumnya. BAB V berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian.