1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepggawaian

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 NOMOR 25 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

-2- Dengan Persetujuan Bersama

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 10/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN 2006 SERI : E.12

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN,PENGHAPUSAN,PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR PERALIHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN. A. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 T E N T A N G

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 13/E 2006 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 39 Tahun : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA BANGUN MULYA DI KECAMATAN WARU

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR O TAHUN 2006,/ TENTANG PEil'IBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG NilAHA ESA BUPATISAMOSIR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587), perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa. Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepggawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890): 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negar:a yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3S86); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dengan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4346); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2OA4 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran $egara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor M93) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 6. Undang-undang.../2

I 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4422); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 2s rahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor ZgS2): 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587): 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan Pengawa$an Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 16s, Tambahan Lembaran Negara Nomor45g3); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 21 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Penrvakilan Rakyat Daerah Kabupaten Samosir. Dengan persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RI\KYAT DAERAH KABUPATEN SAMOSIR dan BUPATISAMOSIR MEIllUTUSKAN: MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH TENTANG PEIUBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah iniyang dimaksudkan dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Samosir., 2. Pemerintah Daer"ah adalah pemerintah Kabupaten samosir.. 3. Bupatiadalah Bupatisamosir. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DpRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Samosir. 5. sekretaris Dderah adalah sekretaris Daerah Kabupaten $amosir. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten Samosir. 7. Desa....../3

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaran Pemerintahan Desa. 9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BpD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia. 11. Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat ApB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BpD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 12. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa; 13. Peraturan Desa adalah peraturan Perundang undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 14. Kewenangan Desa adalah hak dan kekuasaan Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia dan berada didaerah kabupaten. 15. Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan desa baru dapat berupa penggabungan beberapa desa atau bagian desa yang bersandingan atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. 16. Penggabungan Desa adalah penyatuan dua desa atau lebih menjadi desa baru. 17. Penghapusan desa adalah tindakan menjadikan desa yang ada akibat tidak memenuhisyarat dan/atau digabung dengan desa terdekat. BAB rr....../4

EAttil PETIIBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN DESA Pasal 2 Desa dibentuk, digabung, dan dihapus atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa, kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pasal 3 Tujuan pembentukan, pemekaran, penggabungan, penghapusan dan/atau penataan desa dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mem percepat terwuj ud nya keseja hteraa n masya ra kat. Pasal 4 Pembentukan, penggabungan dan penghapusan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, harus memenuhi syarat: a. jumlah penduduk; b. luas wilayah; c. bagian wilayah kerja; d. perangkat; dan e. sarana dan prasarana pemerintahan. Pasal 5 Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, etau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. Pasal 6 Pemekaran darisatu desa menjadidua desa atau lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat dilakukan setelah mencapai batas minimal usia penyelenggaraan pemerintahan desa 5 (lima) tahun. Pasal 7 Desa yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung. Pasal 8 Dalam wilayah desa dapat dibentuk Dusun yang'merupakan bagian wilayah kerja Pemerintahan Desa dan ditetapkan dengan peraturan Desa. BAB III......t5

BAB III PERSYARATAN PEMBENTUKAN DESA Pasal 9 Pembentukan desa sebagaimana dimaksud daram pasar 2, harus memenuhi syarat dan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: a' jumlah penduduk, yaitu jumlah penduduk bagi suatu desa minimal 1000 (seribu) jiwa atau 200 (dua ratus) Kepata Ketuarga; b. ruas wirayah yaitu ruas wirayah desa yang dapat dijangkau secara berdayaguna daram pemberian perayanan dan pembinaan masyarakat; c' bagian wirayah desa, yaitu wirayah desa yang memiriki jaringan perhubungan atau komunikasi antar Dusun dengan retak yang memungkinkan faktor luas wilayah dapat dipenuhi; d' sosial budaya yaitu sesuatu yang mampu menciptakan adanya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakatdan adat istiadat di desa yang baru; e' potensi desa yaitu kemampuan untuk membiayai kegiatan rutin dan pembangunan di desa; dan f. $arana dan prasarana pemerintahan yaitu tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan termasuk sumber daya manusianya. BAB IV MEKANISME PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN DESA Pasal {0 (1) Pembentukan desa terjadi karena pembentukan desa baru di ruar desa yang telah ada serta sebagai akibat pemekaran desa. (2) Pembentukan desa sebagai akibat dari pemekaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus terrebih dahuru dimusyawarahkan dengan BPD, dengan memperhatikan syarat-syarat terbentuknya suatu desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 9. (3)Hasil musyawarah/mufakat sebagaimana dimaksud dituangkan daram peraturan Desa dan diusurkan oreh persetujuan BpD kepada Bupati melatui Camat. pada ayat (Z), Kepala Desa atas (4) Usulan pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dirampiri: a. daftar name desa induk dan peta wirayah desa hasir pemekaran; b' peta wirayah desa induk dan peta wirayah desa hasir pemekaran; c. data jumrah penduduk dan ruas wirayah desd hasir pemekaran; d. peraturan Desa tentang pembentukan Desa. Pasal 1l.../6

(1) pembentuk; 0".",i;n:l;:rr dimaksud daram pasar 10, dirakukan melalui desa persiapan yang memerlukan pengesahan Bupati dengan persetujuan Pimpinan DPRD. (2) Desa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditingkatkan menjadi desa defenitif setelah adanya pembinaan paling lama 2 (dua) tahun dan memenuhi syarat-syarat terbentuknya desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal9. (3) Penetapan desa persiapan menjadi desa defenitif ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal {2 Apabila desa persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), tidak mampu memenuhi syarat-syarat terbentuknya desa, dikembalikan dan bergabung kembali dengan desa induk. Pasal 13 (1) Desa yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung. (2) Penghapusan dan/atau penggabungan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Daerah berdasarkan usulan Kepala Desa setelah dimusyawarahkan dengan BPD. Pasal 14 Untuk melaksanakan pembentukan, penghapusan dan penggabungan desa, Bupati membentuk Panitia yang terdiridari unsur Pemerintah Daerah. BAB V PERUBAHAN STATUS Pasal 15 Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi Kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat setempat. Pasal {6 Perubahan status desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 5 memperhatikan persyaratan: a. luas wilayah; b. jumlah penduduk; c. prasarana dan sarana pemerintahan; d. potensiekonomi; dan 6 e. kondisi...,17

e. kondisi sosial budaya masyarakat. Pasal {7 Perubahan stahts Desa menjadi Kelurahan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal {8 (1) Desa yang berubah menjadi kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari Pegawai NegeriSipil. (2) Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setem pat. (3) Pendanaan sebagai akibat perubahan status desa menjadi kelurahan di bebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini menjadi Pedoman dalam penyusunan Peraturan Desa. Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pasal2l..."/8

Pasal 21 peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Pemerintah Kabupaten Samosir' Ditetapkan di Pangururan Pada tangg al, 28 Desember 2006 Diundangkan di Pangururan pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABU PATEN, BUPATI SAMOSIR, CaP/Dto MANGINDAR SIMBOLON TIGOR SIMBOLON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN NOMOR SERI NOMOR

Demokratisasi.../10 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAIIOSIR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA I. PENJELASAN UII,IUII'I Sejalan dengan penyesuaian pengaturan mengenai desa dengan ditetapkannya, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu disusunnya pengaturan mengenai Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa. Pengaturan tersebut sejalan dengan perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor T2Tahun 2005 tentang Desa. Walaupun terjadi pergantian Undang-Undarrg namun prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa yaitu keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Keanekaragaman dalam Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa memiliki makna disesuaikan dengan asal-usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, hal ini berarti Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa harus menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistim nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bemegara. Partisipasi dalam Pembentukan, Penghapusan dan penggabungan Desa memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa. Otonomi asli dalam Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa memiliki makna bahwa kewenangan Pemerintahan Desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal-usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif administrasi Pemerintahan Negara yang selalu mengikuti perkembangan zaman.

Demokratisasi dalam Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa memiliki makna bahwa bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembahgunan di desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi melalui BPD dan Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra Pemerintah Desa. Pemberdayaan masyarakat dalam Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuaidengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu perlunya pengaturan penetapan Peraturan Daerah mengenai Pembentukan, Penghapusandan Penggabungan Desa yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 dan sejalan dengan prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai desa. II. PENJELASAN PASAL DEIUI PASAL Pasal 1 ' Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pembentukan desa baru wajib memperhatikan jumlah penduduk. Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Yang dimaksud dengan "dihapus" adalah tindakan meniadakan desa yang ada. Pasal 8 Pembentukan Dusun dapat dilakukan apabila desa yang bersangkutan sangat luas sehingga memudahkan terselenggaranya pelayanan pemerintahan yang efisien dan efektif. Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 10 Pasal 12...,/11

Pasal 12 Pasal 13 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "dihapus" adalah tindakan meniadakan desa yang ada.. Ayat (2) Pasal 14 Pasal 15 Yang dimaksudkan dengan'memperhatikan saran masyarakat' adalah usulan disetujui paling sedikit dua pertiga penduduk desa yang mempunyai hak pilih. Pasal 16 Yang dimaksud dengan "potensidan kondisiekonomi, sosial budaya masyarakat' adalah jenis dan jumlah usaha jasa dan produksi, keanekaragaman status penduduk, fnata pencaharian, perubahan nilai agraris ke jasa industri dan meningkatnya volume pelayanan. Pasal 17 Pasal 18, Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Pasal 19 Pasal 2A Pasal 21 Yang dimaksud dengan "Pegawai Negeri Sipil" adalah Pegawai Negeri Sipilyang tersedia di KabuPaten. Yang dimaksud dengan "dikelola oleh Kelurahan" adalah dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan mel ibatkan masyarakat kelurahan. TAIIIIBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 11