BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PERSIK KEDIRI TAHUN 2015 (STUDI PADA KELOMPOK UMUR 17 TAHUN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki lompatan yang tinggi kecepatan berlari juga sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer di dunia dalam deretan olahraga beregu. Salah satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola dengan tujuan mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan. Suatu tim akan dinyatakan menang apabila tim tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang lawannya, dan apabila sama, maka permainan dinyatakan seri. Pada permainan sepak bola ada beberapa pembagian peran yaitu pemain bertahan, pemain tengah, dan penyerang. Sama halnya dengan olahraga beregu yang lain, sepak bola juga mengandalkan kerjasama atau kekompakan dalam timnya untuk memenangkan permainan. Pemain harus melakukan gerakan atau teknik sepak bola dengan baik untuk memenangkan permainan. Untuk dapat melakukan gerakan teknik sepak bola dengan baik, ada empat komponen latihan yang harus dilakukan pemain, yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental. Dalam permainan sepak bola modern, sebuah kompetisi berlangsung ketat dan sulit. Pemain sepak bola kini harus menjadi lebih cepat, lebih kuat, dan lebih lincah, sehingga standar kondisi fisik pemain sepak bola juga terus meningkat.

2 Kondisi fisik adalah kemampuan untuk menghadapi tuntutan fisik suatu olahraga untuk tampil secara optimal (Martens, 2004:268). Latihan kondisi fisik penting dilakukan untuk meningkatkan kondisi fisik atlet sepak bola. Tujuan dari pelatihan fisik dalam sepak bola adalah memungkinkan pemain untuk menghadapi tuntutan fisik permainan serta memungkinkan efisiensi penggunaan berbagai kompetensi teknis dan taktis sepanjang pertandingan. Harsono menjelaskan (1988:153) bahwa sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Tanpa latihan kondisi fisik yang baik atlet tidak akan mampu menjalani pertandingan yang berdurasi 90 menit dan melakukan teknik sepak bola dengan baik dalam suatu permainan. Dalam permainan sepak bola latihan teknik juga sangat dibutuhkan guna membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau gerak yang diperlukan oleh atlet dalam permainan sepak bola. Tujuan latihan teknik adalah untuk mempermahir gerakan-gerakan keterampilan dalam permainan sepak bola. Tanpa latihan teknik seorang pemain tidak akan mampu melakukan teknik permainan sepak bola dengan baik seperti passing, dribbling, long pass, shooting dan lainnya. Selain latihan fisik dan teknik, latihan taktik dalam permainan sepak bola sangatlah diperlukan untuk menyusun sebuah strategi permainan, baik dalam pertahanan maupun penyerangan untuk memenangkan pertandingan. Sedangkan selain latihan fisik, teknik, dan taktik, latihan mental juga perlu dilatih untuk

3 mencapai prestasi yang maksimal. Atlet yang memiliki mental yang baik akan mampu mengeluarkan kemampuannya dengan maksimal. Melalui keterampilan yang diperoleh dari hasil latihan, seorang pemain dituntut untuk bermain bagus dan mampu menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam pertandingan. Pemain harus mampu melakukan gerakan yang terampil di bawah kondisi permainan dalam waktu yang terbatas, kelelahan fisik dan mental dalam menghadapi lawan. Pemain sepak bola harus mampu berlari beberapa kilometer dalam satu pertandingan dan menanggapi berbagai perubahan situasi permainan dengan cepat. Oleh karena itu, seorang pemain sepak bola tidak hanya dituntut untuk memahami taktik permainan individu, kelompok atau beregu tetapi dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang baik. Maka, kondisi fisik menjadi hal yang penting bagi atlet sebab kondisi fisik sebagai fondasi untuk belajar teknik, taktik, strategi, dan mental. Setiawan (Giriwijoyo, 2007) menyatakan bahwa: Kondisi fisik yang baik harus dimiliki seorang atlet karena merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan dan penting sekali dalam mencapai prestasi yang tinggi. Disamping itu, kondisi fisik yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Mengenai pentingnya kondisi fisik Harsono (1988:153) mengungkapkan bahwa: Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihannya. Program latihan fisik haruslah direncanakan dengan baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional tubuh sehingga memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kalau kondisi fisik baik maka: 1) akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, 2) akan ada peningkatan kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan komponen kondisi

4 fisik lainnya, 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan, 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, 5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh apabila sewaktu-waktu respon demikian dilakukan. Kondisi fisik sangat menentukan kualitas dan kemampuan atlet untuk mencapai tuntutan prestasi yang optimal. Semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Sebelum diterjunkan ke dalam pertandingan, seorang atlet harus berada dalam kondisi fisik yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan segala macam tekanan, seperti tekanan dari penonton, lawan, pelatih, dan pengaruh lainnya yang dihadapinya dalam pertandingan. Menurut Harsono (1988:154), melalui latihan yang berulang-ulang dilakukan, yang sedikit demi sedikit ditambah dalam intensitas dan kompleksitasnya atlet akan berubah menjadi orang yang lebih pegas, lincah, kuat, terampil, dan dengan sendirinya lebih efektif. Pemain sepak bola harus bekerja keras mengembangkan semua komponen fisik yang dibutuhkan seperti: kekuatan (strength), daya tahan (endurance) meliputi aerob dan anaerob, kecepatan (speed),, kekuatan dinamis (power), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (agility), (Spades, 2012). Martens (2004:271-272) menjelaskan pula bahwa terdapat beberapa komponen fisik yang mendukung terhadap keberhasilan proses pelaksanaan keterampilan gerak dalam cabang olahraga sepak bola, antara lain kekuatan (strength), kecepatan (speed), daya tahan (endurance) meliputi aerob dan anaerob, kekuatan dinamis (power), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (agility).

5 Komponen fisik pertama yang diperlukan oleh atlet sepak bola adalah kekuatan (strength). Martens (2004:271) menjelaskan bahwa kekuatan adalah jumlah maksimum dari gaya otot yang dapat diproduksi untuk melakukan suatu usaha. Scheunemann (2012:15) menambahkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan beban bervariasi. Komponen fisik kekuatan mempegaruhi kemampuan atlet dalam usaha melindungi bola, memenangkan perebutan bola dengan kaki atau kepala. Kekuatan juga dapat membuat atlet menjadi lebih cepat dan lebih eksplosif dan membantu dalam mengurangi cedera (Spades, 2012). Martens (2004:277) menerangkan bahwa atlet sepak bola untuk semua posisi membutuhkan kekuatan pada skala medium atau sedang. Komponen kondisi fisik yang kedua yang dibutuhkan atlet sepak bola adalah daya tahan (endurance). Menurut Martens (2004:271), daya tahan adalah kemampuan otot untuk berkontraksi secara berulang-ulang atau mempertahankan kontraksi dengan melibatkan gaya maksimum yang rendah. Harsono (1988:155) menjelaskan pula bahwa, daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Scheunemann (2012:15) menambahkan bahwa daya tahan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas tertentu dalam kurun waktu tertentu. Pada umumnya definisi daya tahan adalah kekuatan untuk menahan kelelahan selama mungkin. Hornix (2012:1) menjelaskan pula mengenai daya tahan, yaitu sebagai berikut:

6 Daya tahan atlet sebagian besar menggunakan energi yang dihasilkan oleh sistem oksigen, sedangkan lari sprin sebagian besar menggunakan kumpulan atau sistem asam pospat. Oleh karena itu untuk pemain bola, kedua sistem tersebut samgat penting. Secara bersamaan mereka membentuk daya tahan khusus untuk atlet sepak bola, yaitu sistem aerob dan anaerob. Harsono (1988:156) menjelaskan bahwa daya tahan aerob adalah kemampuan fisik yang berhubungan dengan pemasukan oksigen untuk mewujudkan gerak yang dilakukan oleh otot. Komponen kondisi fisik tersebut sangat penting sekali. Karena lamanya waktu permainan sepak bola 2 x 45 menit, dengan ciri berlari dan shooting sudah pasti membutuhkan kemampuan aerob yang tinggi. Dengan aerob yang tinggi pemain akan terus dapat melakukan mobilisasi ditengah lapangan. Seorang pemain tidak akan mudah lelah dalam menjalani pertandingan yang begitu lama jika mempunyai daya tahan aerob yang baik. Daya tahan anerob dijelaskan pula oleh Harsono (1988:160) bahwa, daya tahan anaerob biasa disebut stamina karena kerja stamina adalah kerja pada tingkat anerob, dimana suplai atau pemasukan oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan otot. Anaerob berarti tanpa oksigen dan daya tahan anaerob ini mengacu pada sistem energi yang memungkinkan otot-otot untuk bekerja dengan menggunakan energi yang tersimpan di dalam tubuh yaitu sistem asam phospat. Melihat karakteristik permainan sepak bola, yaitu sering sprint dengan durasi waktu 2 x 45 menit dan dilakukan secara berulang-ulang, maka seorang pemain akan merasa sangat sulit untuk melakukan perebutan bola ketika dia tidak mempunyai daya tahan anaerob yang baik. Maka daya tahan anaerob juga sangat penting dalam permainan sepak bola. Martens (2004:277)

7 menerangkan bahwa atlet sepak bola untuk posisi goalkeeper membutuhkan daya tahan aerobic yang rendah dan anaerobic yang sedang. Sedangkan selain posisi goalkeeper membutuhkan daya tahan aerobik dan anaerobik pada skala tinggi. Komponen fisik selanjutnya yang diperlukan dalam permainan sepak bola adalah kecepatan (speed). Martens (2004:271) menjelaskan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan perpindahan tubuh atau bagian tubuh dengan sangat cepat. Kecepatan adalah jarak perpindahan dibagi dengan waktu. Scheunemann (2012:15) menjelaskan pula bahwa, kecepatan adalah kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun waktu sesingkat mungkin. Kecepatan sangat penting atau dibutuhkan dalam permainan sepak bola baik pada saat melakukan sprint-sprint pendek untuk merebut bola dari lawan atau membebaskan diri dari penjagaan lawan. Pemain yang tidak memiliki kecepatan akan kesulitan mendapatkan bola pada saat perebutan bola. Martens (2004:277) menerangkan bahwa atlet sepak bola untuk semua posisi membutuhkan kecepatan pada skala high atau kecepatan tinggi. Komponen kondisi fisik lainnya adalah kekuatan dinamis (power). Kekuatan dinamis adalah suatu kinerja otot yang akan menimbulkan kerutan dan pengenduran suatu otot terjadi silih berganti. Menurut Harsono (1988:176), power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan. Power dapat diartikan sebagai kemampuan otot untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Martens (2004:271) memiliki pandangan yang sama mengenai power, yaitu kemampuan untuk mengerahkan kekuatan otot secara cepat. Scheunemann (2012:15) menambahkan bahwa power adalah kemampuan untuk

8 memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu yang lama. Salah satu yang mempengaruhi power adalah daya tahan. Atlet yang memiliki daya tahan kekuatan yang baik akan memiliki power yang baik. Harsono (1988:177) menjelaskan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik terutama dalam olahraga sepak bola, karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera karena sepak bola merupakan olahraga yang rentan akan terjadinya bahaya cedera, karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efesien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. (Harsono, 1988:177). Power merupakan salah satu peranan kondisi fisik yang penting, terutama dalam melakukan sprint, long pass, dan shooting untuk mencetak gol. Untuk memiliki power yang kuat seorang pemain harus memiliki kekuatan yang kuat. Pemain akan sulit untuk berlari dan melakukan long pass dan shooting dengan baik apabila tidak memiliki kekuatan dinamis dan power yang bagus. Martens (2004:277) menerangkan bahwa atlet sepak bola untuk posisi goalkeeper membutuhkan power yang sedang. Sedangkan selain posisi goalkeeper membutuhkan power pada skala sedang bahkan sampai tinggi. Dalam melakukan gerakan teknik dasar permainan sepak bola, pemain juga memerlukan kompenen fisik kelenturan (flexibilitas). Menurut Martens (2004:272), kelenturan adalah jangkauan gerak yang dilewati pada sendi tubuh

9 untuk dapat bergerak. Scheunemann (2012:17) menambahkan bahwa, kelenturan adalah kemampuan tubuh atau salah satu bagian tubuh untuk menggabungkan kelenturan otot dan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan. Komponen kondisi fisik ini sangat penting dalam permainan sepak bola, seorang pemain sepak bola yang memiliki kelenturan bagus akan terlihat indah gerakannya pada saat pemain tersebut mendribbling bola dengan tujuan untuk melewati lawannya, selain itu juga pemain yang memiliki tingkat fleksibilitas tinggi akan terhindar dari cedera. Pemain yang tingkat fleksibiltasnya jelek akan sulit untuk menggiring bola dalam melewati dan mengecoh pertahanan lawan (Spades, 2012). Martens (2004:277) menerangkan bahwa atlet sepak bola untuk posisi selain goalkeeper membutuhkan power yang sedang. Sedangkan untuk posisi goalkeeper membutuhkan power pada skala sedang bahkan sampai tinggi. Komponen kondisi fisik lainnya yang dibutuhkan oleh pemain sepak bola adalah kecepatan gerak (agility). Menurut Martens (2004:212), kelincahan adalah kemampuan untuk memulai, menghentikan dan merubah kecepatan dan arah secara cepat dengan tepat. Scheunemann (2012:17) menambahkan bahwa, kelincahan adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna mengelola bola maupun saat melakukan gerakan tanpa bola. Selain speed, kelincahan juga sangat penting dalam permainan sepak bola terutama pada saat menggiring bola. Karena menggiring bola harus dilakukan dengan cepat dan secara tiba-tiba merubah arah untuk mengecoh pemain lawan. Pemain yang agility-nya jelek akan sulit untuk menggiring bola dalam upaya

10 untuk mengecoh lawan. Latihan kelincahan sepak bola, juga membantu meningkatkan kecepatan waktu reaksi, gerak kaki yang cepat, dan membuat lebih efektif di lapangan (Spades, 2012). Martens (2004:277) menerangkan bahwa atlet sepak bola untuk semua posisi membutuhkan tingkat kelincahan yang tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, kondisi fisik harus benar-benar diperhatikan oleh seorang pelatih baik dalam latihan rutin maupun dalam menghadapi kejuaraan sehingga seorang pelatih dapat mengetahui kondisi fisik pemainnya. Selain itu latihan kondisi fisik menjadi sangat penting karena dengan memberikan beban latihan, kondisi fisik atlet dapat dikembangkan secara optimal. Tetapi pada kenyataannya banyak pelatih yang mengabaikan komponen kondisi fisik tersebut dalam melatih atlet sepak bola, hal ini biasanya mengakibatkan penurunan kualitas kondisi fisik para atlet sehingga sulit dalam mencapai prestasi yang maksimal. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul Profil Kondisi Fisik Atlet Sepak Bola SMA Negeri 3 Cimahi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti merumuskan masalah dari penelitian ini, yaitu Bagaimanakah profil kondisi fisik atlet sepak bola SMA Negeri 3 Cimahi?.

11 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi fisik atlet sepak bola SMA Negeri 3 Cimahi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk beberapa pihak, antara lain : 1. Secara teoretis memberikan gambaran dan informasi terhadap atlet, pelatih dan pembina mengenai kondisi fisik atlet sepak bola SMA Negeri 3 Cimahi. 2. Secara praktis untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet SMA N 3 Cimahi berdasarkan hasil penelitian, setelah mengetahui kondisi fisik tersebut lalu ditingkatkan. 3. Memberikan informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai kondisi fisik atlet sepak bola. E. Pembatasan Penelitian Pembatasan penelitian diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Penulis membatasi penelitian ini pada hal-hal berikut: 1. Subjek dalam penelitian ini adalah atlet putra sepak bola SMA Negeri 3 Cimahi. 2. Kajian komponen kondisi fisik yang dianalisis adalah daya tahan (endurance) meliputi daya tahan aerob dan anaerob, kecepatan (speed), kekuatan dinamis

12 (power), fleksibilitas (flexibility), serta kelincahan (agility). Instrumen atau alat ukur yang digunakan adalah tes kemampuan komponen fisik dasar cabang-cabang olahraga yang meliputi tes: lari 15 menit, lari 300 meter, lari cepat 20 meter, vertical-jump, sit and reach, dan shuttle run. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan secara operasional istilah- istilah sebagai berikut: 1. Kondisi fisik Kondisi fisik adalah kemampuan untuk menghadapi tuntutan fisik suatu olahraga untuk tampil secara optimal (Martens, 2004:268). 2. Permainan sepak bola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. (Sucipto, 2007:3) 3. Kekuatan adalah jumlah maksimum dari gaya otot yang dapat diproduksi untuk melakukan suatu usaha. Martens (2004:271). 4. Daya tahan adalah kemampuan otot untuk berkontraksi secara berulang-ulang atau mempertahankan kontraksi dengan melibatkan gaya maksimum yang rendah. Martens (2004:271). Daya tahan aerob adalah kemampuan fisik yang berhubungan dengan pemasukan oksigen untuk mewujudkan gerak yang dilakukan oleh otot. Sedangkan daya tahan anaerob adalah kemampuan fisik untuk mewujudkan gerak yang dilakukan oleh otot yang melibatkan kerja pada tingkat anaerob, dimana suplai atau pemasukan oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan otot. Harsono (1988:156).

13 5. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan perpindahan tubuh atau bagian tubuh dengan sangat cepat. Martens (2004:271) 6. Power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan otot secara cepat. Martens (2004:271). 7. Kelenturan adalah kemampuan tubuh atau salah satu bagian tubuh untuk menggabungkan kelenturan otot dan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan. Scheunemann (2012:17). 8. Kelincahan adalah kemampuan untuk memulai, menghentikan dan merubah kecepatan dan arah secara cepat dengan tepat. Martens (2004:212).