Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

SK / KD / IND SUMBER MATERI KE LUAR

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

KEANEKARAGAMAN HAYATI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

SMP NEGERI 3 MENGGALA

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

BAB 8: GEOGRAFI DINAMIKA BIOSFER

2. Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan penyebarannya

KEANEKARAGAMAN HAYATI (KEHATI) by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

KATA PENGANTAR. Penulis

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10

KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI C. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI

10 Hewan Langka Di Indonesia

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

Evaluasi (untuk guru) Pilihan Ganda

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) MADRASAH ALIYAH NEGERI CIBALIUNG KABUPATEN PANDEGLANG

BAB. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- - EKOSISTEM - - tujuh3ekosistem

BAHAN AJAR GEOGRAFI SIKLUS I TINDAKAN 1. : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

UKBM BIO

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.

KEANEKARAGAMAN HAYATI MAKHRUS ALY SMA NEGERI 4 BANGKALAN

RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL MAPEL : IPS KELAS 7

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

E. Kondisi Alam Indonesia

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

BIOMA. Gambar 1. Pesebaran Jenis-Jenis Bioma di Dunia. Gambar 2. Pengaruh Geografis Wilayah terhadap Bioma

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

PELESTARIAN HUTAN DAN KONSERFASI ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PLASMA NUTFAH. OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP

BAB. Keseimbangan Lingkungan

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN???

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Keadaan Alam dan Distribusinya

Kondisi Geologi Indonesia: Pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA DAN DI DUNIA BESERTA GAMBARNYA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

IPA SD Kelas IV 1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut...

Geografi KTSP & K-13 BIOSFER II. K e l a s E. FUNGSI DAN MANFAAT HUTAN. a. Fungsi Langsung. b. Fungsi Tak Langsung

Transkripsi:

Sumber: berau-borneo.org; 30 November 2007 Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Hayati Indonesia memiliki Keunikan Tingkatan terdiri atas Tingkat Gen Tingkat Spesies Tingkat Ekosistem memiliki Peran bagi Manusia antara lain sebagai Bahan Pangan Bahan Sandang Bahan Bangunan dan Alat-Alat Rumah Tangga Sumber Plasma Nutfah Sumber Keindahan

Keanekaragaman Hayati A. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen, Spesies, dan Ekosistem B. Keunikan Keanekaragaman Hayati Indonesia C. Peran Keanekaragaman Hayati dalam Kehidupan Manusia D. Peran Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

A. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen, Spesies, dan Ekosistem 1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen Gen merupakan faktor pembawa dan pengendali sifat-sifat makhluk hidup yang terdapat di dalam kromosom Pada dasarnya, gen-gen yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup mengandung perangkat yang sama, tetapi berbeda susunannya Setiap makhluk hidup memiliki sifat, fisiologi, anatomi, dan morfologi yang berbeda Setiap makhluk hidup memiliki gen yang sangat banyak dengan susunan yang beragam sehingga jika terjadi perkawinan dua makhluk hidup, akan terjadi rekombinasi gen dan terbentuk susunan gen yang baru Akibatnya terjadi keanekaragaman gen menjadi makin tinggi

Pial (jengger) ayam Contoh Keanekaragaman Tingkat Gen Pial mawar Pial ercis Pial walnut Pial tunggal Semua pial tersebut dimiliki oleh spesies yang sama, yaitu ayam Gallus sp, tetapi setiap ayam memiliki gen yang berbeda-beda sehingga bentuk pialnya berbeda pula

Keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan dan hewan dapat diamati pada ciri-ciri fisiknya. Misalnya, bentuk dan ukuran tubuh, warna, dan kebiasaan hidup. Contoh: dalam anggota keluarga (famili) Palmae kelapa, aren, lontar, dan pinang ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara jenis yang satu dan lainnya: tinggi batang, bentuk daun, bentuk bunga, dan tempat tumbuhnya dalam anggota keluarga (famili) Felidae (kucing) kucing, harimau, singa, dan citah, terdapat perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal warna penutup tubuh, ukuran tubuh, tingkah laku, dan lingkungan hidupnya

Komponen abiotik Komponen biotik 3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem komponen fisik dan komponen kimia lingkungan makhluk hidup yang tinggal di suatu lingkungan Saling berinteraksi membentuk ekosistem Komponen ekosistem yang beraneka ragam dan interaksi antarkomponen ekosistem yang juga beraneka ragam akan membentuk keanekaragaman ekosistem Keanekaragaman ekosistem dapat diamati pada tingkatan organisasi kehidupan yang lebih besar, misalnya biom (biome) Biom merupakan komunitas ekologi yang utama atau formasi makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan, yang menghuni wilayah yang luas. Biom biasanya diidentifkasi atas dasar vegetasinya yang khas, misalnya tundra, hutan hujan tropis, dan hutan gugur Tundra Taiga Savana Gurun Hutan hujan tropis

Berbagai tipe ekosistem yang ada di Indonesia, antara lain sebagai berikut: Rawa bakau Tipe Ekosistem Hutan rawa air tawar dan danau Hutan basah dataran rendah Hutan meranggas kering dataran rendah Hutan basah pegunungan Padang rumput savana dan padang rumput terbuka Pesisir pantai dan hutan pesisir Gunung api dan kaldera Daerah Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan Pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Pulau Jawa dan Sulawesi

B. Keunikan Keanekaragaman Hayati Indonesia Indonesia memiliki sederet habitat yang luas, termasuk rawa permanen, hutan basah dan kering, padang rumput, dan gunung bersalju. Kekayaan habitat tersebut memunculkan kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang membuat Indonesia diakui memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brasil Indonesia memiliki keanekaragaman jenis hewan yang sangat tinggi, antara lain 1. sekitar 12% (515 jenis, 39% endemis) dari total jumlah jenis Mammalia dunia, peringkat kedua di dunia; 2. sekitar 7,3% (511 jenis, 150 jenis endemis) dari total jumlah reptil, peringkat keempat di dunia; 3. sekitar 17% (1.531 jenis, 397 jenis endemis) dari total jumlah jenis burung, peringkat kelima di dunia; 4. 270 jenis amfibi, 100 jenis di antaranya endemis, peringkat keenam di dunia; 5. 2.827 jenis Invertebrata.

Dalam hal keanekaragaman tumbuhan, Indonesia menempati peringkat kelima di dunia, dengan lebih dari 38.000 jenis (55% endemis). Keanekaragaman palem di Indonesia menempati peringkat pertama di dunia, dengan 477 jenis (255 jenis endemis) Lebih dari setengah total jumlah jenis pohon penghasil kayu (350 jenis) yang bernilai ekonomis (anggota marga Dipterocarpaceae) terdapat di Indonesia, 155 jenis merupakan endemis di Kalimantan Indonesia memiliki sekitar 25.000 jenis tumbuhan berbunga 4.250 12.000 jenis jamur (dari 47.000 jenis jamur di dunia) 4.000 jenis paku-pakuan (dari 12.000 jenis pakupakuan di dunia) Anggrek hitam

Di dunia terdapat enam wilayah (zona) utama persebaran makhluk hidup (biogeografi), yaitu zona Paleartik, zona Neartik, zona Neotropik, zona Etiopia, zona Oriental (Asia), dan zona Australasia Pola persebaran hewan di dunia 1. Berang berang gunung 2. Pronghorn 3. Rakun 4. Armadilo 5. Kera kapucin 6. Kukang pohon 7. Trenggiling raksasa 8. Antelop roan 17. Gibon 18. Siamang 19. Orang utan 20. Kuda liar 21. Landak 22. Platipus 23. Kanguru 9. Jerapah 10. Kuda nil 11. Aardvak 12. Unta baktrian 13. Onager (keledai persia) 14. Gajah Asia 15. Yak 16. Panda raksasa

Indonesia memiliki keunikan karena terletak di antara dua zona biogeografi, yaitu zona Oriental dan zona Australasia Zona Oriental meliputi wilayah barat Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Di wilayah barat Indonesia terdapat hewan-hewan yang memiliki kemiripan dengan hewan-hewan yang terdapat di Benua Asia, misalnya harimau, badak, gajah, banteng, dan kera Wilayah timur Indonesia, yaitu Maluku dan Papua, termasuk zona Australasia Hewan-hewan di wilayah itu memiliki kemiripan dengan hewan-hewan yang ada di Benua Australia, contohnya kus-kus, walabi, platipus, dan kanguru Wilayah tengah Indonesia, seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara, termasuk zona peralihan antara zona Oriental dan zona Australasia Babirusa

Indonesia memiliki banyak sekali hewan dan tumbuhan endemis sehingga tergolong negara yang memiliki tingkat endemisme tertinggi di dunia Endemis artinya hanya ada di suatu wilayah dan tidak ada di wilayah lain Di Sumatra terdapat siamang (Hylobates syndactylus), bunga bangkai (Amorphophalus titanum), bunga Rafflesia arnoldi, dan orang utan sumatra (Pongo abelli) Hewan endemis di Jawa, antara lain macan tutul jawa (Panthera pardus), badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus), dan banteng (Bos javanicus) Jenis endemis di Kalimantan, antara lain kera belanda (Nasalis larvatus), burung rangkong (Buceros rhinoceros), dan anggrek hitam (Coelogyne pandurata). Bunga Raffesia arnoldi

Hewan endemis di Sulawesi antara lain anoa (Bubalus depressicornis), babirusa (Babyrousa babyrussa), burung maleo (Macrocephalon maleo), dan kayu eboni (Diospyros spp.) Di wilayah Nusa Tenggara terdapat kayu cendana (Santalum album) dan di Pulau Komodo terdapat komodo (Varanus komodoensis) Di Papua terdapat tanaman matoa (Pometia pinnata), sagu (Metroxylon sagu), dan burung cenderawasih (Paradisea sp.) Babirusa Komodo

Keanekaragaman Jenis dan Endemisme di Tiap Wilayah di Indonesia

C. Peran Keanekaragaman Hayati dalam Kehidupan Manusia 1. Sumber Bahan Pangan Berbagai jenis hewan dan tumbuhan dapat digunakan manusia sebagai sumber bahan pangan, di antaranya adalah sebagai makanan pokok, sayuran, buah-buahan, dan lauk-pauk Padi Bayam Mangga 2. Sumber Bahan Sandang Beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan sandang, antara lain kapas, biri-biri, ulat sutra, dan pisang abaka (Musa textilis)

3. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-Alat Rumah Tangga Bambu, jati, sengon, gaharu, eboni, merbau, kruing, dan bangkirae adalah beberapa contoh tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga Alat alat rumah tangga dari kayu jati 4. Sumber Bahan Obat-obatan Alat alat rumah tangga dari bambu Banyak jenis tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat-obatan, seperti mengkudu, jahe, temu lawak, temu giring, sirih, adas, kumis kucing, ginseng, dan jambu biji. Selain tumbuhan, hewan juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya cacing tanah untuk obat tifus

5. Sumber Plasma Nutfah Plasma nutfah (germ plasm) merupakan substansi yang terdapat dalam setiap kelompok makhluk hidup dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan untuk menciptakan jenis unggul baru 6. Sumber Keindahan Beberapa jenis tumbuhan dan hewan merupakan sumber keindahan, baik bentuk, warna, maupun suaranya, yang dapat dijadikan sebagai hewan atau tanaman hiasan, seperti ikan mas koki, ikan lou han, ikan arwana, burung kutilang, burung kenari, anggrek bulan, mawar, dan bugenvil

D. Peran Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati 1. Aktivitas Manusia yang Merugikan Keanekaragaman a. Penebangan Hutan Hayati Penebangan atau pembukaan hutan menyebabkan hilangnya tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang tadinya hidup di hutan tersebut b. Pengurukan Lahan Basah Pengurukan lahan basah, misalnya rawa dan sawah, untuk permukiman menyebabkan hilangnya ribuan makhluk hidup yang tadinya menghuni rawa atau sawah tersebut c. Pencemaran Lingkungan Memberantas hama dan penyakit pada tanaman dengan pestisida dapat meracuni dan menyebabkan kematian berbagai jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan tersebut

d. Pertambangan Selain menghilangkan tempat hidup berbagai jenis organisme, pertambangan juga merusak lapisan tanah di lokasi pertambangan tersebut Aktivitas penambangan juga menghasilkan limbah, yaitu tailing, yang dapat mencemari lingkungan e. Seleksi Seleksi berarti memilih Dalam penyeleksian, hanya jenis atau varietas unggul yang dipilih Apabila hal itu yang terjadi, lama-kelamaan jenis atau varietas yang tidak unggul akan ditinggalkan dan akan punah Sebagai contoh, saat ini padi yang banyak ditanam adalah varietas unggul, seperti IR 64, sedangkan varietas lokal, seperti bogowonto, sadang, kruing aceh, cisadane, dan mentik sudah sulit ditemukan

2. Aktivitas Manusia yang Menguntungkan Keanekaragaman Hayati a. Penghijauan (Reboisasi) Penghijauan merupakan kegiatan menanami kembali hutan atau lahan yang telah gundul akibat penebangan Bertujuan untuk memulihkan kondisi lingkungan yang telah rusak Diharapkan akan muncul suatu lingkungan baru yang dapat menjadi tempat tinggal baru bagi berbagai jenis organisme b. Penangkaran Penangkaran adalah perkembangbiakan terkontrol hewan dan tanaman Hasil penangkaran tersebut akan dilepas ke habitat asalnya agar populasinya meningkat kembali

c. Perkawinan Silang Hasil perkawinan silang merupakan varietas baru yang berbeda dari kedua induknya Dapat menambah jumlah keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini Anggrek hasil persilangan d. Perlindungan Alam Perlindungan alam adalah usaha-usaha untuk menjaga kelestarian hewan, tumbuhan, tanah, dan air Perlindungan alam juga meliputi usaha pelestarian alam Tujuan pelestarian adalah untuk mempertahankan ekosistem dan menjaga kelestarian sumber daya alam agar produktivitasnya dapat berkelanjutan Usaha pelestarian dapat dilakukan secara in-situ dan ex-situ

1) Pelestarian In-Situ Pelestarian in-situ dilakukan di habitat asli suatu hewan atau tumbuhan Contoh pelestarian in-situ adalah taman wisata, taman nasional, dan hutan lindung. 2) Pelestarian Ex-Situ Pelestarian ex-situ dilakukan dengan cara memindahkan hewan atau tumbuhan dari tempat aslinya ke tempat lain. Contoh pelestarian ex-situ adalah kebun koleksi, kebun botani, kebun binatang, dan kebun plasma nutfah.