Disease Management Program Untuk Diabetes Melitus pada Pelayanan Dokter Keluarga /Puskesmas 1.Latar belakang Menurut hasil survey yang dilakukan oleh badan kesehatan dunia WHO tahun 2001 Indonesia menempati ranking ke-4 untuk jumlah penderita DM, yang diperkirakan terdapat 17 juta orang penderita DM atau sekitar 8,6% dari penduduk. Jika kita anggap peserta Askes ada 15 juta jiwa maka berdasarkan angka tersebut diperkirakan peserta Askes yang menderita DM adalah 1.290.000 peserta dan selama ini telah mendapatkan obat hypoglycemia.. Dari macamnya penyakit DM terdapat 2 macam kategori diabetes ditinjau dari efek yang ditimbulkan oleh berlebihnya glukosa terhadap kadar hormon insulin yaitu Diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2. Pada Diabetes Melitus tipe 1, Keadaan berlebihnya kadar gula (glukosa) dalam darah ini dapat menyebabkan rusaknya sel-sel dalam organ yang menghasilkan hormon insulin. Sehingga kadar insulin dalam tubuh terganggu. Untuk itu diberikan penambahan insulin melalui suntikan dan biasanya penderita akan tergantung pada pemberian insulin tersebut seumur hidupnya. Untuk Diabetes Melitus tipe 2, kadar hormon insulin dalam tubuh normal namun pada proses transport glukosa dan penangkapannya di organ mengalami penurunan sehingga glukosa akan menumpuk dalam darah Penyakit ini jika dibiarkan tidak terkendali, akan menimbulkan komplikasikomplikasi yang dapat berakibat fatal. Agar kondisi ini tidak terjadi perlu mengetahui adanya penyakit ini lebih awal karena dengan penatalaksanaan yang baik dan diikuti kepatuhan terhadap pengobatan yang ditetapkan komplikasi lebih lanjut dapat ditekan. Didalam penatalaksanaannya penyakit Diabetes mellitus dikenal empat cara yaitu, melalui penyuluhan, pengaturan diet, latihan dan pemberian obat yang berkhasiat hypoglikemik. Penyuluhan pada penderita DM diharapkan adanya pemahaman penderita terhadap penyakit yang dideritanya, penderita diharapkan akan menyesuaikan perilakunya sesuai dengan yang diharuskan bagi penderita DM. Pengaturan diet dan latihan yang sesuai bagi penderita DM sangat menentukan keberhasilan upaya pencegahan terhadap berbagai komplikasi pada penderita DM yang disebabkan tidak terkendalinya kadar gula darah. Sedang pemberian obat yang berkhasiat hypoglikemik ditujukan untuk merangsang kelenjar pankreas agar memproduksi insulin atau sebagai pengganti insulin itu sendiri. Berdasarkan fakta tersebut tidaklah berlebihan jika diperlukan adanya penatalaksanaan secara intensif bagi penderita DM agar para peserta Askes yang menderita DM dapat menikmati hidup dengan baik dan tidak jatuh kedalam komplikasi lebih lanjut disamping memampukan pemberi layanan dasar untuk melakukan perawatan penderita DM. Penatalaksanaan penderita DM tersebut bukan hanya di pemberi pelayanan dasar yaitu Dokter keluarga dan Puskesmas namun juga bagi penderita DM itu sendiri.
2.Tujuan Tujuan penatalaksanaan penderita DM bagi pemberi pelayanan kesehatan dasar adalah: Adanya panduan penatalaksanaan bagi penderita DM yang sesuai standar di pemberi pelayanan kesehatan dasar Adanya pendokumentasian pengalaman terbaik dalam penatalaksanaan DM di PPK dasar Meningkatkan kualitas hidup penderita DM khususnya peserta Askes Mencegah mendeteksi sedini mungkin timbulnya komplikasi lanjut dari penyakit DM Terintegrasinya penatalaksanaan DM untuk dokter keluarga dan penderita/peserta Askes 3.Ruang lingkup Penatalaksanaan penderita DM ini mencakup beberapa aspek kunci antara lain, penyesuaian gaya hidup, kontrol terhadap kadar gula, pencegahan atau upaya meminimalisasi komplikasi lebih lanjut yang dapat dilaksanakan pada pelayanan dasar di Dokter Keluarga atau Puskesmas dan penderita. 4.Metodology Pelatihan Dokter Keluarga dan Kader DM melalui workshop. Langkah-langkah kegiatan: a.pembuatan kelompok/paguyuban penderita DM yang beranggotakan 10 sampai 20 orang yang berada pada suatu lokasi atau yang bertempat tinggal berdekatan. b.memberikan pelatihan penatalaksanaan DM baik bagi pemberi pelayanan kesehatan dasar maupun bagi penderita DM. c.pelatihan dibedakan atas pelatihan penatalaksanaan DM pada pelayanan kesehatan dasar diperuntukkan bagi pemberi pelayanan kesehatan dasar sedang pelatihan cara-cara hidup yang sesuai serta cara pencegahan komplikasi diperuntukkan bagi penderita. d.membentuk semacam Clearing House yang anggotanya: Dokter spesialis DM/endokrinolog atau penyakit dalam. Penata keperawatan DM (khusus) dan ahli gizi e.clearing house merupakan tempat dimana seorang dokter keluarga dapat mengkonsultasikan masalah-masalah yang dihadapi dalam penatalaksanaan penderita DM. f.kelompok pendrita DM dibina langsung oleh dokter keluarga atau dokter Puskesmas. Setiap kelompok ditunjuk perwakilan untuk mengikuti workshop penatalaksanaan DM yang nantinya akan menjadi narasumber bagi kelompoknya. g.setiap dokter keluarga atau dokter Puskesmas yang mempunyai kelompok peserta DM diwajibkan untuk ikut dalam workshop tentang penatalaksanaan DM pada layanan kesehatan dasar.
5.Hasil yang diharapkan Adanya transfer pengetahuan tentang Penatalaksanaan DM yang sesuai dari dokter spesialis ke dokter keluarga jika perlu dibukukan dalam bentuk buku pedoman. Tersosialisasi cara-cara hidup yang sesuai bagi penderita DM termasuk pola makan, latihan/olah raga yang sesuai, pencegahan komplikasi dan penanganan komplikasi ringan secara mandiri yang dapat dibukukan dalam bentuk buku Pedoman bagi penderita. Setiap wakil peserta (kader) mampu dan mau melakukan sosialisasi hasil pelatihan kepada kelompoknya melalui pertemuan kelompok. PT.Askes dapat menugaskan seorang petugas sebagai pemantau dan fasilitator terjadinya interaksi antara: Dokter keluarga dengan kolompok DM. Pertemuan kelompok DM secara rutin. Dokter keluarga dengan dokter spesialis(clearing House) 6.Materi workshop a.bagi penderita diujukan untuk: Dapat mendorong kesadaran pada peserta lain untuk periksa dokter bila menduga menderita diabetes dapat mengenali gejala-gejala DM. Dapat mengetahui dan mentaati diet rendah gula seumur hidup sebagaimana anjuran dokter/ahli gizi dapat menyusun menu hariannya secara mandiri. Dapat melakukan kontrol bila kelebihan berat badan, turunkan berat badan pada kasus tipe II yang ringan, hanya dengan diet rendah gula dan kontrol berat badan bisa mengontrol diabetes. Dapat melakukan latihan olahraga secara teratur sesuai program senam DM olahraga dapat menurunkan kadar gula/ lemak, membuat jantung kuat, membantu menurunkan berat badan dan mengurangi stres. Dapat mentaati minum obat resep dokter secara teratur. Dapat melakukan pemantauan kadar gula darah/urin secara tepat guna setiap hari. Mau melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara berkala. Mampu dan mapu melakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan kaki secara teratur untuk mengetahui lebih dini adanya tanda-tanda cedera. b.bagi dokter keluarga diujukan untuk: Dapat memastikan diagnosa dengan pemeriksaan darah. Dapat memberikan resep obat anti-diabetes dan atau suntikan insulin, melatih cara menyuntik sendiri. Dapat melatih penderita cara memantau kadar gula urin/darah. Dapat mengawasi timbulnya komplikasi dan mengobatinya. Dapat melatih peserta untuk melakukan suntikan insulin: Perut untuk penyerapan tercepat Lengan untuk penyerapan sedang Paha untuk penyerapan lambat Pantat penyerapan lambat
Selebar telapak tangan Kulit Jaringan bawah kulit Otot Suntikan insulin kejaringan bawah kulit(antara kulit dan lapisan otot) Dapat melakukan pelatihan perawatan kaki pada penderita DM.
Please download full document at www.docfoc.com Thanks