BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan globalisasi ekonomi dalam rangka mewujudkan perdagangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persoalan manajemen semakin kompleks, apalagi dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia yang mengalami perubahan atas krisis dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan-perusahaan sekarang ini bergerak lebih

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya karena perusahaan merupakan organisasi profit oriented

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat mengolah fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, tujuan utama perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan setiap perusahaan tentunya untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

2016 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menguasai pangsah pasar yang luas jika kinerja perusahaan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. membuat strategi-strategi agar mampu bersaing di tingkat lokal maupun non lokal.

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif sepeda motor roda dua.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah terjadi dan akan terus terjadi dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyaknya industri-industri baru yang telah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan globalisasi ekonomi dalam rangka mewujudkan perdagangan dunia yang bebas melahirkan era kompetisi dalam berbagai bidang usaha. Globalisasi ekonomi ini akan segera menciptakan suatu lingkungan baru serta kesempatan bisnis baru dalam berbagai bidang usaha, salah satunya yaitu sektor industri telekomunikasi. Semakin menguatnya kompetisi antar pelaku usaha dalam sektor industri telekomunikasi memberikan warna tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Pergerakan ekonomi akan bergerak cepat akibat adanya kompetisi yang disertai dengan perkembangan teknologi dalam sektor industri telekomunikasi. Di Indonesia, pertumbuhan sektor industri telekomunikasi saat ini lebih banyak didorong oleh industri telekomunikasi seluler. Komunikasi berbasis teknologi seluler ini diperkirakan akan menjadi tulang punggung infrastruktur komunikasi di Indonesia pada masa depan. Menurut Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi (Rakyat Merdeka Online, 2011) Industri telekomunikasi secara tidak langsung sudah menyumbangkan penghasilan ke negara dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 11 triliun. Dengan demikian, keberadaan industri telekomunikasi menjadi salah satu faktor penentu optimisme perekonomian.

2 Menurut Kontan (2012) Persaingan ketat antar industri telekomunikasi di Tanah Air membuat margin keuntungan operator semakin tipis. Pendapat lain dikemukakan dalam Rakyat Merdeka Online (2012) Pendapatan operator telekomunikasi tampaknya mulai menurun, menunjukkan beban industri telekomunikasi di Indonesia saat ini sudah mencapai titik jenuh. Berikut disajikan perkembangan laba/rugi bersih PT.Telekomunikasi Indonesia (Persero) tahun 2001-2010. Tabel 1.1 Perkembangan Laba/Rugi Bersih. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) tahun 2001-2010 (dalam miliaran rupiah) Tahun Laba Bersih % Perubahan 2001 4.068 46,6 2002 8.040 97,6 2003 6.087 (24,3) 2004 6.615 8,7 2005 7.994 20,8 2006 11.006 37,7 2007 12.857 16,8 2008 10.619 (17,4) 2009 11.332 6,7 2010 11.537 1,8 (Sumber: Laporan Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang diolah kembali). Berdasarkan tabel di atas, terdapat perubahan laba/rugi bersih yang berfluktuatif tahun 2001-2010. Tahun 2001 perubahannya mencapai 49, 6%, tahun 2002 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) mengalami peningkatan perubahan laba bersih 51% dari peningkatan tahun sebelumnya. Kondisi kenaikan laba ini nantinya akan memberikan kontribusi positif untuk keadaan suatu perusahaan.

3 Kondisi laba bersih pada tahun sebelumnya tidak terjadi pada tahun 2003. Tahun 2003 perusahaan mengalami penurunan laba yaitu 6.087 miliar dari 8.040 miliar sehingga menyebabkan turunnya perubahan sebesar (24,3)% dari tahun 2002. Akan tetapi untuk tahun 2004-2006 laba rugi bersih PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) berangsur-angsur meningkat yaitu: 528 miliar 2004, 1.379 miliar 2005, dan 3.012 miliar 2005 dengan pertumbuhan 8,7%, 20,8%, sampai 37,7%. Tahun 2007 terjadi peningkatan laba bersih senilai 1.851 dengan perubahan 16,8%. 2008 laba bersih PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) mengalami penurunan, sehingga perubahan laba/rugi bersih menjadi (17,4)%. Keadaan seperti ini tidak baik bagi perusahaan, oleh karena itu pada tahun 2009 dan 2010 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 713 miliar 2009 dan 205 miliar 2010 dengan perubahan 6,7% dan 1,8%. Fluktuasi pertumbuhan laba/rugi yang dialami oleh industri telekomunikasi saat ini memberikan kontribusi yang kurang baik bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi ini. Adanya margin keuntungan yang cenderung menurun baik diakibatkan oleh kenaikan beban usaha, beban penyusutan, amortisasi, dan persaingan yang ketat dalam industri ini berdampak terhadap kepercayaan masyarakat, karena industri ini dikatakan mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, dengan adanya kecenderungan penurunan laba maka dapat dikatakan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian nasional.

4 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) merupakan salah satu badan usaha dalam sektor industri telekomunikasi, dimana PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Pada dasarnya tujuan dari PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa telekomunikasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan oriented profit motif, PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) haruslah menjadi lebih fleksibel dan kompetitif dalam mengantisipasi dan menghadapi berbagai perubahan dan kompetisi yang semakin ketat. Menjadi hal yang sangat penting juga bagi badan usaha ini untuk menjaga kinerja dengan baik, terutama dalam menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi. Dalam rangka menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Menurut Kasmir (2008:104) Rasio keuangan adalah suatu kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil dari rasio ini nantinya akan digunakan untuk menilai kinerja manajemen apakah sudah efisien dalam mencapai target yang telah ditetapkan atau belum. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba sangat berguna dalam menilai kinerja perusahaan. Salah satu rasio yang sering kali dipergunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas atau sering disebut juga dengan rasio rentabilitas. Menurut Sofyan S Harahap (2008:304) Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui

5 semua kemampuan, sumber yang ada, dan sebagainya. Perusahaan dikatakan memiliki profitabilitas yang baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan efisien dalam menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya. Menurut Lukman Syamsuddin (2009:63) Return On Investment (ROI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Indeks kinerja manajemen yang paling banyak digunakan adalah ROI, sekitar 85 persen dari semua perusahaan menghitung ROI dari berbagai segmen bisnis sebagai bagian dari proses penilaian kinerja. Semakin tinggi rasio ini, akan semakin baik keadaan suatu perusahaan. Dalam manajemen keuangan suatu perusahaan atau suatu kegiatan usaha baik yang bergerak di bidang jasa, industri, ataupun dagang tidak terlepas dari modal kerja. Sektor industri telekomunikasi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pada dasarnya sektor ini memiliki karakteristik padat akan modal dan padat akan tenaga kerja. Seperti perusahaan yang bergerak di bidang industri ataupun dagang, perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) tetap memerlukan investasi dalam kas, piutang, maupun persediaan karena modal kerja dapat dikatakan sebagai motor penggerak di dalam sistem keuangan perusahaan. Dengan keberadaan modal kerja perusahaan akan mampu membiayai operasi kegiatan sehari-hari, membayar gaji pegawai, dan mengadakan pengembangan usaha sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai.

6 Menurut Eugene F Bringham & Houston (2011:258) Modal kerja adalah seluruh aset jangka pendek, atau aset lancar-kas, efek yang dapat diperjualbelikan, persediaan, dan piutang usaha. Modal kerja dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penting dalam menunjang kelancaran kegiatan suatu perusahaan, karena menurut Hassel Nogi S dan Tangkilisan (2003:166) Dalam lingkungan bisnis yang modern dan kompleks, diperkirakan bahwa 60% waktu manajer dialokasikan untuk mengelolah aset lancar. Aset lancar dikenal pula dengan modal kerja. Ketersediaan akan modal kerja harus cukup jumlahnya, artinya modal kerja harus mampu membiayai setiap pengeluaran atau operasi perusahaan seharihari, karena dengan adanya modal kerja yang cukup akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin. Ketersediaan modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif sebaliknya ketidakcukupan akan modal kerja dapat saja menjadi sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Moh Benny Alexandri (2009:76) bahwa Modal kerja yang terlalu besar dari kebutuhan nyata akan mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan dana perusahaan. Agar perusahaan mampu beroperasi seekonomis mungkin dengan ketersediaan modal kerja yang cukup, setiap perusahaan dituntut untuk mampu mengolah modal kerja seefisien mungkin sehingga pencapaian profitabilitas yang diharapkan dapat tercapai. Profitabilitas dapat dilihat dari profit atau laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan yaitu

7 kemampuan memperoleh laba melalui perputaran yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Hal ini berarti efisiensi modal kerja dapat dinilai atau diukur melalui perputaran modal kerja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Joel Siegel dan Jae K Shim (2005:479) bahwa Dengan melihat pada perputaran sebuah aktiva lancar dalam sebuah gerakan pendapatan, akuntan dapat menilai dengan wajar kemampuan perusahaan dalam mengelolah aktiva lancar secara efisien. Semakin pendek periode perputaran modal kerja tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau semakin tinggi perputarannya sehingga dapat dikatakan semakin efisien penggunaan dananya. Return On Investmen akan dapat ditingkatkan bila perusahaan mampu mengelola modal kerja secara tepat dan efisien. Menurut Darsono dan Ashari (2005:57) Semakin tinggi ROI yang dicapai perusahaan menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal kerja atau aktiva secara efisien dan efektif. Sebaliknya, menurut Lukman Syamsuddin (2009:201) Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan sekali perusahaan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus diliquidir (bangkrut). Dengan demikian, dari pendapat Darsono, Ashari, dan Lukman Syamsuddin di atas dapat disimpulkan bahwa efisiensi modal kerja menentukan profitabilitas perusahaan. Penelitian sebelumnya tentang pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas memiliki perbedaan arah hubungan. Penelitian yang dilakukan Liana

8 Dewi terhadap PT. XL Axiata tahun 2010 diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi modal kerja memiliki pengaruh positif terhadap rentabilitas PT. XL Axiata. Berbeda dengan hasil yang diperoleh Liana Dewi, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferry Sutopo pada tahun 2010 tentang indikator efisiensi modal kerja diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Lebih jelas lagi dalam penelitian yang dilakukan oleh Helmi Ismail (2010), yaitu : efisiensi modal kerja mempengaruhi profitabilitas PKPRI Unit Simpan Pinjam Kabupaten Cianjur periode 2000-2009 sebesar 10,24%, sedangkan sisanya sebesar 80,76% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan pada latar belakang masalah, adanya fenomena-fenomena serta perbedaan hasil penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 1.2. Rumusan Masalah Relevan dengan uraian latar belakang di atas dan berdasarkan studi dokumentasi pendahuluan yang dilakukan terhadap laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), maka dalam penyusunan penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan, yakni :

9 1. Bagaimana tingkat efisiensi modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 2. Bagaimana tingkat profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 3. Bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bukti empiris mengenai efisiensi modal kerja, profitabilitas, serta pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis, yaitu : 1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 2. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero).

10 1.4. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh berbagai masukan, sehingga memberikan manfaat dan kegunaan baik kegunaan teoritis maupun kegunaan empiris sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna konseptual bagi pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengaplikasikan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Selain itu, dapat memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero). 2. Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi/sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan dalam rangka perencanaan strategi perusahaan khususnya untuk PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) di masa yang akan datang. Sebagai informasi mengenai seberapa besar pengaruh efisiensi modal kerja dalam upaya memaksimalkan profitabilitas. 2. Bagi Penulis Diharapkan dapat memberikan pengalaman serta sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.

11 3. Bagi Bidang Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu akuntansi dan sebagai referensi selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas.