BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran merupakan aspek. mampu menerima ilmu yang diberikan oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD DIPADU PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Masalah internal yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan unsur- unsur manusiawi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan pengetahuan sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BAB I PENDAHULUAN. (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan biologi menjadi bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi menjadi salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun kemampuan dan keahlian berpikirnya agar dapat berperan aktif dalam menerapkan ilmunya, khususnya di dunia teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tersebut dapat diukur dengan ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif sebagai pengukur hasil belajar. Sekarang ini banyak sekali permasalahan-permasalahan yang timbul dan dapat dilihat dari nilai UAN para siswa SMP. Arsip surat kabar Sinar Harapan mencatat pendapat Fuad Hassan, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan mantan Mendiknas, bahwa penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan mengevaluasi hasil belajar, tetapi juga mencakup proses belajar mengajar yang dilakukan. Mengacu pada PP No 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, penilaian pendidikan tidak hanya 1

2 dilakukan dengan mengevaluasi hasil belajar, tetapi juga mencakup proses belajar mengajar dan upaya pencapaian tujuan yang dilakukan. Proses belajar mengajar yang sangat berbeda satu sama lain akan berpengaruh pada hasil. Mata pelajaran Biologi juga dapat menjadi faktor pemicu permasalahan turunnya nilai siswa karena karakteristik dari mata pelajaran Biologi yang bersifat menghafal dengan nama-nama ilmiah yang sulit dimengerti. Biologi mencakup berbagai materi pokok dengan sub-sub materi dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Biologi merupakan salah satu bagian IPA yang sangat besar pengaruhnya untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Biologi lebih menekankan adanya peran aktif dari peserta didik, karena biologi merupakan proses ilmiah yang didasari dengan cara berpikir logis, kritis dan inovatif berdasarkan fakta-fakta yang mendukung. Sehingga pada pembelajaran biologi sangat diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk melibatkan peserta didik dalam mengembangkan konsep dan keterampilan proses dengan bahan kajian yang diajarkan. Sekarang ini banyak guru yang memakai metode yang kurang variatif. Guru biasanya hanya memakai metode mengajar yang standar yaitu metode konvensional atau ceramah. Hasil observasi secara garis besar siswa kelas VII SMP Negeri 4 Selogiri, guru banyak yang memakai metode konvensional dengan media seadanya khususnya guru mata pelajaran Biologi. Kegiatan belajar mengajar dengan metode konvensional masih berpegang teguh pada kebiasaan yang ada secara turun temurun yaitu guru dalam penyampaian

3 materi pelajaran atau usaha menularkan pengetahuannya pada siswa masih mengandalkan ceramah. Hal ini menyebabkan suatu permasalahanpermasalahan yang timbul dari siswa SMP Negeri 4 Selogiri. Dari jumlah siswa sebanyak 25% siswa, banyak siswa yang perhatian dan motivasinya sulit terukur yaitu siswa banyak yang melamun, ramai, sehingga materi dari pelajaran biologi khususnya materi pencemaran dan pengelolaan lingkungan kurang terfokus. Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah yaitu siswa sebagian besar banyak yang pasif. Hal-hal tersebut di atas menyebabkan rendahnya hasil belajar dari tes belajar yang diberikan oleh guru. Terlihat dari nilai ulangan semester gasal pada salah satu kelas VII yaitu kelas VIIB mendapatkan prosentase 75% dari 20 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan belajar di bawah nilai ketuntasan belajar mengajar yaitu 70. Dalam hal ini sebaiknya pendidik dalam segala hal mempunyai sikap yang positif, hangat, peramah, akrab, terbuka dan menghargai terhadap anak didik. Sangat mungkin anak akan lebih mudah dibimbing, bergairah dan ikut aktif dalam proses perkembangan. Untuk mengaplikasikan keberhasilan belajar seperti itu diperlukan sosok guru biologi yang mempunyai sikap yang berkompetensi tinggi dan professional. Guru memegang peran ganda sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu pendekatan pembelajaran harus dikembangkan, sehingga dalam suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa menjadi aktif dan menghidupkan kegiatan belajar. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah peningkatan mutu dalam pendidikan biologi dengan menerapkan pembelajaran

4 yang menitikberatkan pada keterampilan tertentu. Keterampilan tersebut misalnya dalam menyelesaikan masalah, keterampilan dalam mengamati obyek, dalam mengambil keputusan, menganalisis data, berfikir secara logis, sistematis serta keterampilan dalam mengajukan pertanyaan. Pembelajaran akan lebih menitikberatkan kepada siswa dan siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah metode pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi. Pembelajaran kooperatif mudah, menyenangkan, dan memberdayakan siswa karena siswa tidak hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru tetapi siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menekankan kerjasama baik antara siswa maupun dengan guru untuk mencapai tujuan bersama. Ada tiga ciri penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu siswa dibentuk dalam kelompok - kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 anggota, adanya interaksi antar siswa dalam kelompoknya untuk saling membantu dalam memahami materi dan adanya hadiah atas prestasi yang diperoleh dalam kerja kelompok. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa yang hasil belajarnya rendah, karena siswa yang hasil belajarnya rendah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya serta dapat menyimpan materi pelajaran yang lebih lama. Selain itu, juga terjadi interaksi dalam kelompok yang dapat

5 melatih siswa unuk menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda (Widodo, 2004) Dari sekian banyak pembelajaran kooperatif, peneliti mencoba menerapkan dua macam strategi, yaitu strategi STAD (Student Team Achievement Divisions) dan strategi Make a Match. Keunggulan dari dua strategi tersebut yaitu pembelajaran dengan suasana aktif dan menyenangkan dengan cara diskusi dalam suatu kelompok sehingga dapat menarik perhatian siswa. Strategi pembelajaran STAD adalah salah satu metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Slavin. Metode pembelajaran ini merupakan teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator belajar dan bertugas menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi siswa, sedangkan siswa bekerja sama dalam kelompoknya dalam memecahkan masalah-masalah belajar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode pembelajaran STAD terdiri atas lima komponen utama. Menurut presentasi materi pelajaran, kegiatan kelompok, pelaksanaan kuis individual, nilai perkembangan individu, dan penghargaan kelompok. Presentasi kelas dilakukan melalui diskusi dengan guru dan ditekankan pada suatu materi yang akan disampaikan. Siswa akan belajar dalam kelompok-kelompok yang sebelumnya ditentukan oleh guru. Dalam hal ini siswa dapat berdiskusi dan bekerjasama dengan anggota kelompoknya mengenai materi yang dipelajari. Kuis individu diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

6 Skor perbaikan atau perkembangan siswa didasarkan pada seberapa besar skor kuis siswa melampaui skor dasar mereka sebelumnya. Skor perkembangan tiap siswa dalam setiap kelompok dijumlahkan, bagi kelompok yang memperoleh skor tinggi akan mendapat penghargaan tim atau kelompok. Aplikasi metode pembelajaran STAD ini diharapkan dapat meningkatkan interaksi sosial siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena siswa dituntut untuk saling bekerjasama dalam kelompok, sehingga diharapkan pula dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Budhi Widodo, 2004) Strategi Make a Match merupakan suatu pembelajaran dengan kartukartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pertama sebagai pembawa kartu jawaban, kelompok kedua sebagai pembawa kartu pertanyaan, dan kelompok ketiga sebagai kelompok penilai. Dengan membuat suatu koordinasi kelompok dengan posisi huruf U, kelompok pertama dan kedua berjajar. Dengan membunyikan tanda kelompok pertama dan kelompok kedua akan saling mencari pasangan pertanyaan jawaban yang cocok. Dengan ini tiap siswa akan saling berdiskusi. Untuk kelompok penilai akan memberikan penilaian apakah dari kelompok yang sudah mendapatkan pasangan yang cocok sudah benar atau belum. Menurut hasil penelitian Efi (2007) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Strategi Student Team Achievement Divisions dengan Strategi Konvensional untuk Meningkatkan

7 Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Simo Kelas VII Semester II tahun 2009/2010 menunjukkan perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif (kooperative learning) teknik STAD dapat terlihat dari hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Hal tersebut berarti menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik kooperatif learning memberikan konribusi yang baik terhadap hasil belajar biologi siswa. Sedangkan menurut Esti (2007) dalam penelitian yang berjudul Urgensi Aplikasi Pembelajaran Kooperatif Make a Macth terhadap Motivasi Belajar Biologi Ditinjau dari Ranah Kognitif SMP di Surakarta dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar biologi yang ditinjau dari kemampuan kognitif. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan melakukan penelitian tentang pengaruh yang ada terhadap hasil belajar biologi siswa dalam proses pembelajaran biologi menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode yang berbeda untuk melihat keefektihan dari berbagai macam metode pembelajaran yang ada pada pembelajaran kooperatif, dengan judul penelitian PENGARUH PENERAPAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS ( STAD ) DENGAN STRATEGI MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP NEGERI 4 SELOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012.

8 B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan kesalahpahaman maksud serta demi keefektifan penelitian ini, maka masalah yang dikaji dalam penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Selogiri Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Obyek penelitian a. Metode Metode yang menjadi obyek penelitian ini adalah pembelajaran Biologi menggunakan stategi Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan strategi Make a Match. b. Pokok Materi Pengelolaan Lingkungan. 3. Parameter Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Aspek Kognitif Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif yang berupa nilai ulangan atau postes setelah menerapkan strategi Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan strategi Make a Match. b. Aspek Afektif Terdapat kemampuan afektif, yaitu: Sikap (atitude) yaitu diukur dengan kedisiplinan, kepercayaan diri akademik (academic self-esteem) yaitu

9 diukur dengan keaktifan bertanya dan menjawab keaktifan dalam mengerjakan soal, dan kerja sama kelompok. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan menggunakan strategi Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan strategi Make a Match materi Pengelolaan Lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 4 Selogiri Tahun Ajaran 2011/2012? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menerapkan strategi Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan strategi Make a Match materi Pengelolaan Lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 4 Selogiri Tahun Ajaran 2011/2012. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu: 1. Bagi siswa : Sebagai informasi dalam: a. Memberikan suasana baru bagi siswa dalam belajar. b. Dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan strategi pembelajaran yang tepat.

10 2. Bagi guru: a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran sebagai evaluasi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. b. Memberikan masukan pada calon guru agar lebih memperhatikan masalah-masalah yang terkait dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar. 3. Bagi sekolah dan instansi pendidikan lainnya dapat memberi masukan: a. Untuk menyusun program peningkatan proses pembelajaran biologi tahap berikutnya. b. Dalam rangka perbaikan pembelajaran.