STUDI BAHAN ORGANIK TOTAL (BOT) SEDIMEN DASAR LAUT DI PERAIRAN NABIRE, TELUK CENDRAWASIH, PAPUA

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

SUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA

KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR

KAITAN AKTIVITAS VULKANIK DENGAN DISTRIBUSI SEDIMEN DAN KANDUNGAN SUSPENSI DI PERAIRAN SELAT SUNDA

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

Oleh Satria Yudha Asmara Perdana Pembimbing Eko Minarto, M.Si Drs. Helfinalis M.Sc

STUDI KARBON ORGANIK DI SEDIMEN DENGAN UKURAN BUTIR PADA PERAIRAN TELUK JAKARTA Marissa Dwikartika*), Muslim*), Murdahayu Makmur**)

KANDUNGAN TOTAL SUSPENDED SOLID DAN SEDIMEN DI DASAR DI PERAIRAN PANIMBANG

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

STUDI SEBARAN SEDIMEN DASAR DAN KONDISI ARUS DI PERAIRAN KELING, KABUPATEN JEPARA

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed

STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2

PROGRAM UKURAN BESAR BUTIR WENTWORTH DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI

LAJU SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210 Pb DI MUARA JUNGKAT PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

BAB IV STUDI SEDIMENTASI PADA FORMASI TAPAK BAGIAN ATAS

ANALISIS TAFONOMI MOLUSKA PADA FORMASI DAMAR DI KALI SIWUNGU TEMBALANG SEMARANG

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

3. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di :

Kajian Pola Sebaran Sedimen di Perairan Pantai Sigandu Batang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

BAB II TINJAUAN UMUM

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

POLA SPASIAL SEBARAN MATERIAL DASAR PERAIRAN DI TELUK BUNGUS, KOTA PADANG

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

SEBARAN SEDIMEN DI DALAM KOLAM PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di :

INDIKASI GAS BIOGENIK DI DELTA MUSI, KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

SEDIMEN LARUT DALAM ASAM DAN TIDAK LARUT DALAM ASAM DI PERAIRAN TELUK BUYAT DAN SEKITARNYA. Hermanto W.K. Manengkey ABSTRACT

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

STUDI SEBARAN SEDIMEN SECARA VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Distribusi Muatan Padatan Tersuspensi di Muara Sungai Bodri, Kabupaten Kendal

BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN

Penulis, Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

KONSENTRASI BAHAN ORGANIK TOTAL (BOT) DAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI SEDIMEN PERAIRAN PANTAI TASIKAGUNG, REMBANG

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK BUYAT DAN SEKITARNYA. Hermanto W.K. Manengkey ABSTRACT

Indikasi Pembentukan Delta Pasang Surut Ebb di Mulut Outlet Segara Anakan Bagian Barat, Teluk Pangandaran, Jawa Barat

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU. Oleh

Online di : Studi Sebaran Sedimen di Perairan Sub-cekungan Tarakan Kalimantan Timur

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Sukajadi dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Bab I Pendahuluan)

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB IV ANALISIS SEDIMENTASI

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DALAM KAITANNYA DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

BAB III METODOLOGI. Tabel 3.1 Data dan Sumber No Data Sumber Keterangan. (Lingkungan Dilakukan digitasi sehingga 1 Batimetri

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di :

GAS BIOGENIK SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT DAERAH TERPENCIL DI WILAYAH PESISIR SISTEM DELTA SUNGAI BESAR INDONESIA.

SEBARAN SEDIMEN DAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA SEDIMEN DASAR PERAIRAN PANTAI SLAMARAN PEKALONGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tekstur Sedimen, Kelimpahan dan Keanekaragaman Foraminifera Bentik di Perairan Teluk Jakarta

PENGARUH ARUS PERMUKAAN TERHADAP SEBARAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN GENUK SEMARANG

Stratigrafi Seismik Laut Dangkal Perairan Celukanbwang, Bali Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling

Kondisi arus permukaan di perairan pantai: pengamatan dengan metode Lagrangian

STUDI SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN MUARA SUNGAI KLUWUT, KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

Praktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-3 ANALISIS SAMPEL SEDIMEN. Oleh

PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

Proses Sedimentasi. Oleh : Muhammad Yusuf Awaluddin

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti minyak bumi, gas, batubara

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan

Terbentuknya Batuan Sedimen

Transkripsi:

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 81-86 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI BAHAN ORGANIK TOTAL (BOT) SEDIMEN DASAR LAUT DI PERAIRAN NABIRE, TELUK CENDRAWASIH, PAPUA Tiara Asmika Sari, Warsito Atmodjo dan Rina Zuraida*) *) Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698 **) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Jl. Dr. Djundjunan Nomor : 236 Bandung. 40174 Telp/Fax (022) 6017887 Email : warsito_osigeo@yahoo.com; rinazuraida@yahoo.com Abstrak Bahan Organik Total (BOT) pada sedimen dasar laut dapat digunakan sebagai indikator perubahan tingkat produktivitas primer suatu lingkungan, baik di darat maupun di laut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan BOT pada sedimen dasar laut perairan Nabire, Teluk Cendrawasih, Papua mengingat kawasan ini termasuk dalam Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) dan dipengaruhi oleh aliran Sungai Wapoga sehingga aktifitas biota laut dan daratan menjadi sumber utama bahan organik. Metode penelitian adalah metode deskriptif, yaitu metode untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang dikaji pada waktu terbatas untuk mendapatkan gambaran kondisi secara lokal, sedangkan metode pengambilan sampel menggunakan alat Multicorer dan analisa sampel dengan metode Loss On Ignition (LOI). Data yang diambil pada penelitian ini meliputi sedimen dasar laut dan pengukuran kedalaman laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOT pada sedimen dasar laut di Perairan Nabire memiliki rata-rata sebesar 2,2%-4,3%. Nilai rata-rata kandungan BOT tergolong sedang disebabkan karena jarak lokasi pengambilan sampel hampir berada di tengah teluk dan pada kedalaman 1381 m, sehingga sumber bahan organik pada sedimen hanya berasal dari aktifitas perairan tersebut. Kata Kunci: Bahan Organik Total, Sedimen, Perairan Nabire Abstract Total Organic Matter (TOM) in the marine sediments is classified as one of indicators of primary productivity area, in terrestrial or in ocean.therefore, this study aims to determine the BOT in marine sediments of Nabire Waters, Cendrawasih Bay, Papua is based on the fact that this location is a part of Cendrawasih Bay National Park and were effected by Wapoga River therefore the sources oforganic matterials were from marine biota and terrestrial activities. The method of this research is descriptive method, that represented the situation that was researched to find out the condition locally, and the sampling method using Multicorer meanwhile the analysis using Loss On Ignition (LOI) method. The measured parameters were marine sediments and bathimetry. The result showed that the average BOT in the marine sediments were 2,2%-4,3%. BOT concentration in the marine sediments of prestressed Nabire Waters was realtively medium value in due to the location study was far from the sources and the depth 1381 m, so that the sources of organic matter inside sediments are just from waters activity. Keywords: Total Organic Matter, Sediments, Nabire Waters

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 82 1. Pendahuluan Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan lingkungan baik di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan kualitas tanah dan di perairan menjadi faktor kualitas perairan pada suatu lingkungan. Bahan organik dalam jumlah tertentu akan berguna bagi perairan, tetapi apabila jumlah yang masuk melebihi daya dukung perairan maka akan mengganggu perairan itu sendiri. Gangguan tersebut berupa pendangkalan dan penurunan mutu air (Odum, 1997). Bahan organik terlarut total menggambarkan kandungan bahan organik total suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi (particulate) dan koloid. Kandungan organik yang terdapat di sedimen laut terdiri dari partikel partikel yang berasal dari hasil pecahan batuan dan potongan potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme laut ataupun dari detritus organik daratan yang telah tertransportasi oleh berbagai media alam dan terendapkan di dasar laut dalam kurun waktu yang cukup lama. Secara umum, pendeposisian material organik karbon dan keadaannya (material yang bersumber dari cangkang dan karang) lebih banyak terdapat di daerah dekat pantai dan pada lingkungan laut lepas (Kohongia, 2002). Sedimen merupakan pecahan, mineral, atau material organik yang ditransporkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia (Pipkin,1977). Mineral dan material organik yang terdapat di laut akan terakumulasi di dasar laut sehingga sedimen laut memiliki makna dengan cakupan yang luas dalam segi komposisi dan karakteristik fisik sebagai fungsi dari kedalaman air, jarak dari daratan, variasi dari sumber endapan, dan juga karakteristik fisik, kimia, biologi dan lingkungan tempat terbentuknya. Sedimentasi disuatu lingkungan perairan terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen yang tinggi di lingkungan tersebut. Suplai muatan sedimen salah satunya berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui aliran sungai. Menurut Killops (1993) pengendapan bahan-bahan organik dalam sedimen laut banyak dipengaruhi oleh kondisi pada saat proses sedimentasi terjadi. Kondisi oksik dengan keberadaan oksigenakan mengurangi jumlah senyawa organik yang mengendap. Hal ini dikarenakan pada saat proses sedimentasi, akan terjadi oksidasi di dalam kolom air yang menyebabkan terjadinya degradasi lebih lanjut dari bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik total (BOT) pada sedimen dasar perairan Nabiredanhubunganantararonahitamputih (lightness atau L*) sedimendasarlautdengankandungan BOT. Kondisi Daerah Penelitian Perairan Nabire termasuk dalam kawasan Teluk Cendrawasih. Teluk Cendrawasih merupakan salah satu ciri fisiografi Papua Utara. Secara geografis Perairan Nabire terletak pada posisi antara 01 43 Lintang Selatan - 03 22 Lintang Selatan dan 134 06 Bujur Timur - 135 10 Bujur Timur. Pada bagian utara Perairan Nabire dibatasi oleh Teluk Cendrawasih, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Wapoga, sebelah barat dibatasi oleh Teluk Wondama dan sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Paniai ( Hakim dan Harahap, 1994).

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 83 Gambar 1. Lokasi daerah penelitian. Kotak merah membatasi daerah penelitian (titik merah merupakan stasiun contoh sedimen) (Saputro, 2013). Secara umum daerah Perairan Nabire terdiri dari 75% laut, 25 % daratan diantaranya 15% perbukitan dan 10% rawa serta perdaratan. Daerah Perairan Nabire memiliki kedalaman air sekitar 1.400 m (pada bagian tengah ke arah Teluk Cendrawasih) dan memiliki beberapa dasar yang rata, lereng pada bagian utara dan barat sangat terjal, sedangkan bagian selatan dan timur sangat landai. 2. MetodePenelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu contoh sedimen dasar laut yang diambil pada saat pelayaran Pemetaan Geologi dan Geofisika Lembar 3013,3014,3113,3114 yang dilaksanakan tanggal 19 April 22 Mei 2013 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral dengan menggunakan kapal survei Geomarin III. Contoh sedimen yang digunakan diambi lpada 02 28'30.05" LS ; 135 44'42.26" BT dengan kedalaman 1381 m dan diambil dengan alat multicorer. Data batimetri yang digunakan berasal dari hasil pengukuran batimetri pada saat survey. Metoda penelitian terdiri atas pengamatan contoh sedimen dan analisis laboratorium. Pengamatan contoh sedimen dilakukan di atas kapal survey Geomarin III, sedangkan analisis laboratorium di Laboratorium Geologi Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengamatan contoh sedimen dilakukan dengan melihat perbedaan perbedaan warna, ukuranbutir, dan komposisi sedimen. Pengamatan warna sedimen menggunakan buku identifikasi Munsell Soil Colour Chart. Tabel ukuran butir Skala

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 84 Wenworth digunakan untuk melihat ukuran butir sedimen secara kasat mata menggunakan kaca pembesar. Analisis kandungan BOT dilakukan dengan menggunakan metode Loss On Ignition (LOI). Metode LOI bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik (karbon organik) total dalam sedimen sehingga diketahui lingkungan pengendapan, proses kejadian sedimen berdasarkan kandungan karbon organik contoh sampel sedimen. Metode ini dilakukan di laboratorium dengan proses analisa per 1 cm lapisan sedimen core pada kedalaman tertentu. Adapun tahapan analisis kandungan bahan organik (karbon organik) total menggunakan metode LOI berdasarkan prosedur laboratorium Universitas Pittsburgh dan ketetapan Allen et.al (1974) sebagai berikut : 3. Hasil dan Pembahasan Pengamatan Contoh Sedimen Hasil pengamatan contoh sedimen ditunjukan pada Gambar 2. Secara umum, sedimen penyusun contoh yang digunakan didominasi oleh sedimen berwarna gelap berukuran lumpur sedikit pasiran dan mengandung pecahan cangkang. Tabel 1. Hasil pengamatan megaskopis sedimen contoh inti yang diambil saat survey dengan kapal Geomarin III (April - Mei 2013) dari kedalaman 1381m dengan lokasi 02 39'08.22"BT dan 136 02'15.35" Foto Lapisan (cm) Deskripsi/Pemerian 0 30 cm 0 Lempung sedikit lanauan; very dark greenish gray (10Y 3/1); lunak; sedikit cangkang 10 moluska yang telah pecah, sedikit bioturbasi. 30 48 cm 20 Lempung sedikit lanauan; very dark greenish gray (10Y 3/1); homogen. 30 40 Batas antara lapisan bawah dan atas tegas. Catatan : : Bioturbasi : Fragmen cangkang moluska : Batas antara lapisan 48 Deskripsi didapatkan setelah dilakukan pengamatan sedimen per 1 cm pada contoh inti.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 85 Pengamatan warna pada sampel sedimen memberikan warna sedimen abu abu pekat kehijauan (3/1 10GY, very dark greenish gray). Warna sedimen dasar laut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah mineral pembentuk, material yang menyelubungi, derajat kehalusan dari ukuran butir sedimen, serta lingkungan pengendapan. Warna contoh sedimen yang kehijauan menunjukkan bahwa lokasi contoh lebih dipengaruhi oleh laut. Contoh sedimen yang digunakan diambil dari kedalaman 1300 m, di lereng landai yang berada di muka muara S. Wapoga. Ukuran butir sedimen dari contoh sedimen yang didominasi oleh lumpur menunjukkan bahwa lokasi pengendapan contoh sedimen relative tenang sehingga memungkinkan pengendapan lanau dan lempung. Pengendapan lanau memerlukan kondisi yang khusus agar terjadi flokulasi sedimen. Adanya lanau dalam contoh ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di lokasi contoh memenuhi persyaratan flokulasi. Kandungan Bahan Organik Total (BOT) Sedimen Dasar Laut Gambar 2. Bahan Organik Total (BOT) dalamcontoh yang digunakan. Kandungan BOT dalam contoh sedimen berkisar 2,2%- 4,3% (Gambar2), dan dapat diklasifikasikan sebagai kandungan BOT sedang menurut klasifikasi EPA (2002). Plot kandungan BOT terhadap kedalaman menunjukkan bahwa kandungan BOT berfluktuasi di sekitar 3% dengan kecenderungan nilai BOT di bawah 3%. Hasil analisa laboratorium kandungan bahan organik total (BOT) sedimen dengan metode LOI di Perairan Nabire menunjukkan bahwa lokasi pengambilan contoh mempengaruhi besarnya kandungan BOT dalam sedimen. Lokasi pengambilan contoh sedimen pada kedalaman 1381 m dan berjauhan dari daratan yaitu Sungai Wapoga sebagai

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 86 sumber masukan bahan organik terbesar. Kandungan bahan organik sedimen pada contoh yang digunakan hanya dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik di Perairan Nabire, hal ini diperkuat dengan ditemukannya agregat berupa pecahan cangkang pada contoh sedimen. 4. Kesimpulan Kandungan bahan organik total (BOT) dalam sedimen dasar laut di Perairan Nabire berkisar 2,2%-4,3%. Ditinjau dari lokasi pengambilan sampel sedimen terhadap sumber menunjukkan bahwa bahan organik dikategorikan sedang-tinggi menurut EPA (2002). Data kandungan bahan organik total (BOT) dalam sedimen dasar laut di Perairan Nabire dalam penelitian ini dapat menjadi acuan tingkat produktivitas primer pada lingkungan perairan tersebut. Daftar Pustaka Allen, S.E., H.M. Grimshaw., J.A. Parkinson and C. Quarmby. 1974. Analysis of Soil in Chemical Analysis of Ecological Materials. Oxford, Blackwell Scientific Publication, Oxford. Environmental Protection Agency (EPA). 2002. Mid-Atlantic Integrated Assessment (MAIA) Estuaries 1997-98: Summary Report, EPA/620/R- 02/003,115pp. Hakim, A.S dan B.H Harahap. 1994. Geologi Lembar Waren (Pulau Ratewa), Irian Jaya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Bandung. Killops, S.D. and V.J. Killops. (1993). Introduction to Organic Geochemistry. Logman Scientific Technical, Essex. Kohongia, K.. 2002. Karakteristik Sedimen Dasar Teluk Buyat. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unsrat. Manado. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Sounders Company. Philadelphia, London. Pipkin, B.W. 1977. Laboratory Exercises in Oceanography. Second Edition.W.H. Treeman and Company. New York. 257 p. Saputro, E. 2013. Laporan Pemetaan Geologi dan Geofisika Dasar Laut Teluk Cendrawasih Lembar Peta 3014,3114,3013,3113. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL). Bandung. University of Pittsburgh. 2005. Loss On Ignition Protocol. Internal Laboratory.