TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI

dokumen-dokumen yang mirip
Teori-teori Demokrasi dan Dinamikanya

Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern

HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

Demokrasi dan HAM. Oleh : Nurhasanah Rahayu Dwi W Muchammad Mashuri

Demokrasi. Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Materi Bahasan. n Konsep Demokrasi. n Cakupan Demokrasi. n Prasyarat Demokrasi.

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

Dalam perkembangannya demokrasi secara langsung mulai sulit dilaksanakan, karena : Tidak adanya tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR. 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang etimologi demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang 2011

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

Demokrasi. Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Penyunting A. Ubaedillah dan Abdul Rozak

Pendidikan Kewarganegaraan

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK

SEJARAH PEMILU DUNIA

Konsep Hukum dan Demokrasi dilahirkan untuk membendung adanya kesewenang wenangan dari kekuasaan yang mempraktekkan sistem yang absolut dan

KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Caroline Paskarina. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Demokrasi Sebagai Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah

Struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial suatu masyarakat dapat menciptakan atau melanggengkan demokrasi, tetapi dapat pula mengancam dan mele

Demokrasi Berbasis HAM

Teokrasi, Monarki, Demokrasi. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

KONSEPSI KEWARGANEGARAAN. By : Amaliatulwalidain

DEMOKRASI DAN DEMOKRATISASI

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Pada Era Demokratisasi

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan

Demokrasi di Indonesia

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

BUKU PANDUAN KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Karangan Dr.Ganjar M. Ganeswara, M.Pd ; Dra.Wilodati, M.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

MASALAH DAN PROSPEK DEMOKRASI Oleh : Abd. Kadir Patta

I. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14,

DEMOKRASI DAN RADIKALISME

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pertemuan Forum KPU Se-ASEAN, Jakarta, 3 Oktober 2011 Senin, 03 Oktober 2011

(TESIS) AZIZAH APRIYANI

BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

Modul ke: MASYARAKAT MADANI. 13Fakultas FASILKOM. Salamah, SPd. MSi. Program Studi Teknik Informatika

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB I PENDAHULUAN. negara di berikan kebebasan untuk berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. partai politik lokal. partai politik lokal telah menjadi instrumen utama rakyat

KEWARGANEGARAAN NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHA. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

TEORI NEGARA Pengantar

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. suatu keputusan politik, pemerintahan atau kenegaraan. sebagai proses atau upaya penciptaan dari (1) lembaga -lembaga yang

Modul ke: MASYARAKAT MADANI. Mengetahui masyarakat madani serta karakteristiknya. Fakultas FAKULTAS KURNIAWATI, SHI, MH.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEMOKRASI. begitu saja. Dalam banyak perbincangan --mulai dari yang serius sampai yang

jsh Jurnal Sosial Humaniorah, Vol 3 No.1, Juni

Teori Kritikal mulai berkembang tahun 1937 (pengkajiannya dimulai tahun 1930) Teori Kritikal eksis sebagai ciri dari Institut Marxisme

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang berdemokrasi. Demokrasi secara Etimologi

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Khan, mencengkeram Pakistan di bawah militer pada Rezim militer

Transkripsi:

9 TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI Pengantar Setelah memperbicangkan hakekat kekuasaan dan negara, kuliah selanjutnya akan memperdalam beberapa perdebatan yang berkaitan dengan konseo-konsep demokrasi. Dengan mempelajari konsep demokrasi, diharapakan kita dapat mengetahui asal-usul dan perkembangan pemikiran yang menginginkan adanya pembatasan kekuasaan. Konsep demokrasi sebagai bentuk pemerintahan berasal dari filsuf Yunani, namun pemakaian konsep ini di zaman modern dimulai sejak terjadinya pergolakan revolusioner dalam masyarakat Barat pada akhir abad ke-18. Dalam rentang waktu yang panjang itu, konsep demokrasi diterjemahkan dalam berbagai khasanah pemikiran: Teori Demokrasi Substantif. Mendefinisikan demokrasi dengan istilah-istilah " kehendak rakyat (the will) of the people ; kebaikaan bersama dan kebajikan publik (the common good). Dengan demikian demokrasi dilihat dari sisi sumber dan tujuan. Demokrasi tidak akan efektif dan lestari tanpa adanya substansi demokrasi, berupa; jiwa, kultur atau ideologi demokratis yang mewarnai pengorganisasian internal partai politik, lembaga-lembaga pemerintahan, serta perkumpulan-perkumpulan kemasyarakatan. Demokrasi akan terwujud apabila rakyat bersepakat mengenai makna demokrasi, paham dengan bekerjanya demokrasi dan kegunaan demokrasi bagi kehidupan mereka. Teori demokrasi substantif ini bersifat normatif, rasionalistik, utopis dan idealistik.

Teori Demokrasi Schumpetarian. Pandangan demokrasi substantivist (klasik) yang menekankan demensi sumber dan tujuan- mendapatkan sanggahan dari Joseph Schumpeter dalam bukunya berjudul "Capitalism, Socialism and Democracy" yang terbit tahun 1942. Dalam buku itu, Schumpeter menyatakan secara rinci kekuarangan teori demokrasi klasik serta mengemukan teori lain mengenai demokrasi. Menurut Schumpeter, yang oleh teorisasi klasik disebut kehendak rakyat sebenarnya hasil dari proses politik, bukan motor penggeraknya. Dengan demikian, berbeda dengan klasik, Scumpeter lebih menekankan pada prosedur atau metode demokrasi. Sehingga, konsep demokrasi Schumpeter lebih bersifat empirik, dekriptif, instititusional dan prosedural. Karena menekankan prosedural maka konsep demokrasi shumpeter disebut juga demokrasi prosedural. Oleh Schumpeter metode demokrasi dirumuskan sebagai prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik yang didalamnya individu memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh suara rakyat. Konsep Schumpeter mendominasi teorisasi mengenai demokrasi sejak tahun 1970-an, serta mewarnai pemikiran ilmuwan politik seperti Di Palma, Robert Dahl,Przeworski, Samuel P Huntington, sampai dengan ilmuwan transitologisdiamond, Linz dan Lipset. Warna Scumpeterian misalnya nampak dari gagasan Di Palma tentang demokrasi. Di Palma mengemukan bahwa demokrasi ada ketika gagasan koeksitensi menjadi cukup menarik bagi kelompok-kelompok utama dalam masyarakat sehingga mereka bisa diajak bersepakat mengenai aturan-aturan dasar permainan politik. Senada dengan itu muncul karya Robert Dahl (1973) yang merumuskan tatanan politik yang disebut Polyarchy. Polyarchy merupakan istilah yang dikemukan oleh Dahl untuk mengganti kata demokrasi. Bagi Dahl, demokrasi mengandung dua demensi -kontestasi dan partisipasi. Karena menekankan dua demensi ini maka konsep demokrasi ini sering disebut demokrasi minimalis. Dalam melihat bagaimana demokrasi bekerja cukup dilakukan dengan dua ukuran minimal:

1. seberapa tinggi tingkat kontestasi, kompetisi atau oposisi yang memungkinkan (Liberalisasi). 2. seberapa banyak warganegara yang memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam kompetisi politik itu (Inclusiveness). Berdasarkan dua demensi tersebut, Dahl membuat tipologi empat sistem politik: hegemoni tertutup (kompetisi dan partisipasi sama-sama rendah) ; oligarki kompetitif (kompetisi tinggi tetapi partisipasi rendah) ; hegemoni inklusif (partisipasi tinggi-kompetisi rendah) dan Poliarki (partisipasi dan kompetisi tinggi). Dalam karya Dahl yang lain (1989), Dahl menyampaikan tujuh indikator dari sistem yang demokratis: 1. Kontrol pada pembuat kebijakan dilakukan oleh pejabat publik yang terpilih 2. Pemilihan pejabat publik diselenggarakan melalui pemilu yang teratur, fair dan bebas. 3. Setiap warga negara mempunyai persamaan hak memitih dalam pemilu 4. Setiap warga negera mempunyai persamaan hak untuk dipilih dalam pemilu 5. Jaminan kebebasan dasar dan politik; 6. Adanya saluran informasi alternatif yang tidak dimonopoli pemerintah atau kelompok tertentu. 7. Adanya jaminan untuk membentuk dan bergabung pada organisasi, termasuk partai politik dan kelompok kepentingan. Senada dengan Dahl, Diamond,Linz dan Lipset merumuskan demokrasi sebagai: suatu sistem pemerintahan yang memenuhi tiga syarat pokok; 1. kompetisi yang sungguh-sungguh dan meluas diantara individu-individu dan kelompok-kelompok organisasi (terutama partai politik) untuk memperebutkan jabatan-jabatan pemerintahan yang mempunyai kekuasaan efektif, pada jangka waktu yang reguler dan tidak melibatkan penggunaan daya paksa; 2. Partisipasi politik yang melibatkan sebanyak mungkin warga dalam pemilihan pemimpin atau kebijakan, paling tidak melalui pemilihan umum yang dislenggarakan secara reguler dan adil, sedemikian rupa sehingga tidak satupun kelompok yang dikecualikan.

3. Kebebasan sipil dan politik; kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan untuk membentuk dan bergabung ke dalam organisasi, yang cukup menjamin integritas kompetisi dan partisipasi politik. Demokrasi Prosedural yang diperluas Penekanan demokrasi Schumpeter pada sisi procedural membuahkan kritik; misalnya kritik dari Terry Karl tentang "kekeliruan elektoralisme" dimana demokrasi Schumpeterian mengistimewakan pemilu di atas demensi-demensi yang lain, dan mengabaikan kemungkinan yang ditimbulkan oleh pemilu multi partai dalam menyisihkan hak sebagian masyarakat tertentu untuk bersaing datam memperebutkan kekuasaan atau meningkatkan dan membela kepentingannya (seperti perlindungan pada kelompok-kelompok marginal dan minoritas). Kritik ini juga diarahkan pada munculnya quasi demokrasi (demokrasi semu). Kritik ini menimbulkan konsep demokrasi prosedural yang diperluas dengan menambahkan demensi jaminan kebebasan dan akses pada kelompok minoritas. Penekanan pada demensi kebebasan dan jaminan pada minoritas nampak dari tulisan Diamond, yang menyebutkan sepuluh komponen khusus demokrasi: 1. Kontrol terhadap negara, keputusan dan alokasi sumberdaya dilakukan oleh pejabat publik yang terpilih; 2. Kekuasaan eksekutif dibatasi, secara konstitusional dan faktual oleh kekuasaan otonom institusi pemerintahan yang lain. 3. Kebebasan untuk membentuk partai politik dan mengikuti pemilu. 4. Adanya kesempatan pada kelompok-kelompok minoritas untuk mengungkapkan kepentingannya. 5. Kebebasan bagi warga negara untuk membentuk dan bergabung dengan berbagai perkumpulan dan gerakan independen. 6. Tersedianya sumber informasi alternatif 7. Setiap individu memiliki kebebasan beragama, berpendapat, berdiskusi, berbicara, publikasi, berserikat, berdemonstrasi dan menyampaikan pendapat. 8. Setipa warga negera mempunyai kedaulatan yang setara dihadapan hukum. 9. Kebebasan indivisu dan kelompok dilindungi secara efektif oleh sebuah peradilan yang independen dan tidak diskriminatif.

10.Rule of law melindungi warga negara dari penahanan yang tidak sah, pengucilan, teror, penyiksaan dan campur tangan yang tidak sepantasna dalam kehidupan pribadi baik oleh warga negara maupun kekuatan non organisasi non negara dan anti negara. Teori Demokrasi Sosial Konsep demokrasi prosedural-liberal yang hanya menekankan demensi politik (demokrasi politik), mendapatkan kritik dari berbagai kalangan, terutama Marxisme. Bagi Marxisme, demokrasi tidak hanya menyangkut demensi persamaan dan kebebasan melainkan mengandung didalamnya konsep keadilan sosial. Dalam pandangan Marxisme, demokrasi yang sesunguhnya tidak terwujud ketika kaum marginal (buruh) hanya diberi kebebasan politik namun secara struktural mereka tetap berada dalam struktur penindasan (eksploitasi) yang dilakukan oleh kelas kapitalis. Oleh karena itu, demokrasi politik hanyalah demokrasi semu. Persoalan ketidakadilan sosial (ekonomi) inilah yang kemudian menimbulkan paradoks demokrasi di berbagai negara yang telah berhasil menerapkan konsep demokrasi minimalis. Misalnya: munculnya gerakan Zapatista di Mexico paska transisi dari rezim otoriter.