Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, bangsa yang. terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka. tepat sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia secara individual menjadi manusia yang berakhlakul karimah,

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

sebaya yang sebagian besar pribumi. Pada waktu itu Ustadz Hasan malu, karena teman-teman menjulukinya sebagai Cina kolop.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pendidikan bukanlah hal asing lagi saat ini, Nanang Fatah

BAB I PENDAHULUAN. potensi perselisihan hidup beragama, perulah adanya upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi. Penggunaan media

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai informasi setiap hari dan setiap saat, berbagai pandanganpun

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

KAJIAN PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME AGAMA DI NTT A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang semakin cepat di bidang teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali ditempuh adalah melalui ajakan, seruan atau himbauan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Media Pustaka Poenix, Jakarta, 2012, hlm. 572.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BUPATI PADANG LAWAS SAMBUTAN BUPATI PADANG LAWAS PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ 1437 H DI KABUPATEN PADANG LAWAS KAMIS, 26 MEI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. fungsi entertainmen, film juga berfungsi sebagaimana media yang lain yakni

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN. Skripsi. Diajukan Oleh : ANITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memiliki orang tua lagi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. penutup para rasul yang sudah-sudah sehingga menjadi penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain untuk memberikan informasi dan bahkan dapat merubah sikap,

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pemahaman Ayat Al-Qur an Terhadap Pendidikan. Multikultural yang Megajarkan Pengembangan Aqidah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.

SITI MEGAWATI NIM:

BAB IV ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

DAKWAH MULTIMEDIA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam merupakan agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2016 M / 1437 H

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa ini bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi mampu menjadi daya tarik wisata namun tidak jarang pula kita temui keberagaman budaya menjadi sumber utama penyebab konflik terjadi. Kasus kerusuhan di kabupaten Sampang merupakan salah satu bukti nyata bahwa selama ini perbedaan budaya yang dimiliki bangsa ini mampu menjadi pemicu adanya konflik. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia belum sepenuhnya dipandang sebagai pemberian dari Sang Maha Kuasa, padahal Allah sudah jelas menyatakan dalam Al-Qur an yang tertera dalam surat Al-Hujurat ayat 13 : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya

2 orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. 1 Berdasarkan ayat diatas, kita dapat memahami bahwa perbedaan yang sekarang berada di tengah-tengah kita saat ini adalah murni pemberian dari Sang Pencipta dengan tujuan agar kita menjadi saling mengenal. Sejalan dengan pemahaman diatas, ada beberapa hal positif yang terkait dengan tuntunan normatif yang diberikan Islam terhadap perbedaan kultural, yaitu: Menyikapi perbedaan (multikultural) dengan pikiran terbuka, untuk mengenal dan dikenal (lita arofuu), mengembangkan proses interaksi interpersonal dan sosial bil hikmah. Taqwa menjadi modal pokok ketika berinteraksi dalam masyarakat multicultural, yaitu taqwa pada pengertiannya yang dasar yaitu waqaa atau menjaga diri. Melakukan dua petunjuk diatas secara teliti, dalam perspektif dakwah terhadap masyarakat multicultural yang kompleks, untuk memuliakan martabat Islam. Problem keanekaragaman budaya, suku dan agama seperti yang digambarkan di atas merupakan tantangan bagi model dakwah, model dakwah dihadapan masyarakat yang multikultur tidak bisa lagi dihadapi 1 Depertemen Agama RI, Al-Qur,an Dan Terjemahnya, (Bandung :PT.Syaamil Cipta Media : 2005), h. 517

3 dengan pola-pola dakwah konvensional. Kenyataan ini menuntut para pelaku dakwah untuk melakukan perubahan orientasi dakwah, dengan tujuan agar tidak lagi terjadi konflik antar umat beragama dan munculnya kesadaran untuk saling menghargai kepercayaan yang dimiliki satu sama lain. Maka perlu ditawarkan sebuah model dakwah baru yaitu dakwah multikultural, konsep dari dakwah multikultural ini tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979, pada Bab III Pasal 3, yang berbunyi: Pelaksanaan penyiaran agama dilakukan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa, saling menghargai dan saling menghormati antara sesama umat beragama serta dilandaskan pada penghormatan terhadap hak dan kemerdekaan seseorang untuk memeluk/menganut dan melakukan ibadat menurut agamanya. 2 Fungsi saling menghormati bisa dimaknai senantiasa memposisikan dakwah sebagai juru bicara kebudayaan. Berangkat dari hal tersebut Ustadz Hasan Basri menjadikan model dakwah multikutural sebagai orientasi dakwahnya. Pola Dakwah Multikultural yang dikembangkan oleh dakwah Ustadz Hasan Basri adalah berupaya semaksimal mungkin memberikan solusi bagi masyarakat untuk dapat hidup rukun dan berdampingan tanpa melihat latar belakang pemikiran dan ideologi, sehingga dapat mengatasi problem-problem 2 http://marzanianwar.wordpress.com/2011/01/07/strategi-dakwah-dalam-perspektifmultikultural-marzani-anwar/ diakses tanggal 23-11-2012

4 kemanusiaan secara bersama. 3 Dengan pola dakwah multikultur yang dilakukan beliau, diharapkan dapat memperkokoh keimanan dan memperkaya pengetahuan khususnya umat muslim yang mungkin selama ini merasa ilfell (ilang feeling) dengan kasus-kasus yang membawa-bawa nama agama Islam. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, namun agar umat muslim menjadi semakin kokoh imannya dan tidak mudah terpengaruh oleh pandangan-pandangan yang semakin memojokkan Islam. Sedangkan untuk umat non muslim, Ustadz Hasan Basri ingin memberikan penjelasan bahwa apa yang selama ini mereka anggap Islam adalah agama teroris dan keras adalah tidak benar dan menjelaskan bagaimana ajaran Islam yang sebenarnya sekaligus menjalin kerukunan antar umat beragama. Sehingga mereka yang tadinya antipati terhadap Islam menjadi mengerti bagaimana agama Islam yang sebenarnya. Agar mereka mengetahui bahwa di dalam agama Islam diajarkan untuk tidak berlaku keras dalam hal apapun termasuk mengajarkan pada umatnya untuk berlaku lemah lembut terutama dalam aktivitas dakwah. Dakwah dengan audiens yang memiliki latar belakang beragam ini dilakukan oleh Ustadz Hasan Basri melalui pendekatan pemberdayaan umat dengan cara mengadakan kegiatan bakti sosial bagi mereka yang tidak mampu. Acara bakti sosial tersebut bertujuan untuk memberikan sedikit keringanan bagi mereka yang belum mampu mencukupi kebutuhan 3 http://blajakarta.kemenag.go.id/index.php/agama-kehidupan/80-dakwah-multikultural-untukmerajut-kerukunan-dan-perdamaian, diakses tanggal 23-11-2012

5 hidup sehari-hari. Dengan sedikit memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok manusia yakni bahan pangan seperti beras dan yang lain diharapkan mampu meringankan beban mereka di tengah-tengah kesulitan hidup yang harus mereka terima. Hal ini tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mereka kaum kurang mampu. Menurut Ustadz Hasan Basri kegiatan pemberdayaan umat melalui bakti sosial untuk mereka kaum yang kurang mampu dalam hal finansial dianggap tepat, karena selama ini kaum dhuafalah yang paling rentan terkena dampak dari kasus yang membawa-bawa nama Islam. Selain mudah dipengaruhi dari iming-iming sisi materi, kebanyakan dari mereka kurang memahami ajaran Islam dikarenakan banyak waktu mereka yang tersita hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk belajar lebih mendalam tentang bagaimana ajaran agama Islam. Aktivitas Dakwah yang dikemas melalui kegiatan bakti sosial ini diharapkan mampu menarik massa untuk berkumpul dan meluangkan waktunya untuk mendengar ceramah. Kegiatan dakwah melalui pemberdayaan umat ini digagas oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia atau yang biasa disingkat PSMTI. Yang menjadi menarik disini adalah anggota dari PSMTI tidak semuanya menganut agama Islam, hanya saja mereka tetap rukun dan mampu hidup berdampingan saling menghargai keyakinan karena satu alasan yakni memiliki kesamaan marga yang artinya mereka satu nenek moyang. Terlepas itu berbeda keyakinan, warna kulit ataupun yang lain,

6 namun marga tetap mampu menyatukan mereka sebagai sebuah keluarga besar. Tidak hanya sekedar berkumpul dalam sebuah perkumpulan keluarga saja, namun organisasi ini juga memberikan kontribusi dalam pemberdayaan umat. Dalam memberdayakan umat, PSMTI tidak pernah pandang bulu. Bagi organisasi ini semuanya sama, tidak peduli beragama Islam, Kristen atau berasal dari etnis Tionghoa atau bukan yang penting niatnya adalah memberdayakan umat. Bagi organisasi ini memberikan sedikit bantuan kepada sesama merupakan bentuk perwujutan rasa syukur kepada Sang Khalik sekaligus upaya menjalin kerukunan diantara sesama manusia. Sudah saatnya yang berlebih memberikan apa yang lebih pada dirinya kepada mereka yang kekurangan. Agar kegiatan sosial yang dilakukan oleh organisasi PSMTI ini tidak dianggap sebagai misi-misi tertentu, maka Ustadz Hasan Basri yang menjadi salah satu anggota organisasi ditunjuk sebagai pengisi acara (penceramah) dalam kegiatankegiatan bakti sosial. Ustadz Hasan Basri adalah seorang juru dakwah keturunan Tionghoa yang memiliki latar belakang mualaf. Beliau mulai aktif menekuni dunia dakwah sejak duduk di bangku kuliah atau lebih tepatnya tahun 2003. Meskipun memiliki latar belakang mualaf, yang bagi sebagian orang dianggap kalah senior alias kalah lama memeluk agama Islam dibandingkan dengan mereka yang sudah memeluk agama Islam sejak lahir. Namun, tidak menciutkan semangat beliau untuk menjadi seorang mubaligh. Justru apabila seorang juru dakwah yang memiliki latar

7 belakang mualaf menguasai ilmu pengetahuan agama, maka hal ini menjadi dorongan bagi umat Islam pada umumnya yang telah masuk Islam puluhan tahun tapi belum banyak yang diketahuinya tentang Islam. Sedangkan bagi penganut agama lain, pendakwah mualaf juga bisa menjadi bukti bahwa jika seseorang mau mempelajari Islam ia akan mengetahui kebenaran Islam. 4 Tentunya aktivitas dakwah tidak akan pernah lepas dari dunia Islam dan akan selalu menarik untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan dakwah adalah aktivitas yang berkelanjutan atau kontinyu, dari pertama kali Islam diturunkan hingga saat ini masih hadir di tengah-tengah kita adalah merupakan bukti nyata aktivitas dakwah yang dibawa pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW hingga mubaligh atau para kyai di masa sekarang ini. Termasuk fenomena dakwah mengenai kiprah Ustadz Hasan Basri yang sukses membuat peneliti menjadi tertarik untuk menggali lebih dalam tentang aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Hasan Basri meliputi latar belakang kehidupannya, pemikirannnya, aktivitas dakwah yang bersentuhan dengan relitas sosial dan proyeksi hasil yang diperolehnya sehingga mampu memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu dakwah. Tentunya aktivitas dakwah tidak akan berhenti sampai disini saja, selama masih ada denyut jantung yang berdetak selama itu pula aktivitas dakwah akan terus dilaksanakan dan selama itu pula hal-hal yang menarik terkait dengan aktivitas dakwah akan 4 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana : 2009), h.257

8 terus digali untuk dipelajari lebih mendalam demi majunya ilmu dakwah. Karena dengan ilmu dakwah, Islam bisa hadir di tengah-tengah kita saat ini, kemarin, esok dan seterusnya. Ilmu dakwah memiliki peran penting dalam proses penyebarluasan dan regenerasi agama Islam. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, untuk memperoleh gambaran jelas mengenai masalah penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana model dakwah multikultural yang dilakukan oleh Ustadz Hasan Basri? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Model Dakwah Multikultural Ustadz Hasan Basri. D. MANFAAT PENELITIAN yaitu: Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk 2 hal, a) Secara teoritis 1. Diharapkan mampu menambah keilmuan untuk mengembangkan kualitas dan kreatifitas dalam bidang komunikasi dakwah, khususnya untuk mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

9 2. Diharapkan dapat menambah kajian keilmuan dakwah dan dapat referensi pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 3. Diharapkan dapat menjadi literatur bagi para da i guna menambah wawasan yang berkaitan dengan keilmuan dakwah, sehingga terwujudnya inovasi dalam aktivitas dakwah. b) Secara praktis 1. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti tentang Model Dakwah Multikultural Ustadz Hasan Basri. 2. Hasil rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan keilmuan dakwah. 3. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya mampu menjadi inspirasi bagi para pelaku dakwah. E. KONSEPTUALISASI Konsep-konsep yang diangkat dalam penelitian ini tidak terlepas dari judul penelitian, hal ini adalah bertujuan untuk menghindarkan kesalapahaman dalam memahami judul atau fokus penelitian, selain itu juga bermaksud agar masalah yang diajukan dapat dijelaskan atau digambarkan dengan baik. Penelitian ini berjudul Model Dakwah Multikultural Ustadz Hasan Basri. Dari judul tersebut maka dibawah ini terdapat penjelasan makna kata kunci yang tercantum dalam judul.

10 a) Model Dakwah Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pola, contoh, acuan, ragam dan sebagainya. 5 Sedangkan kata model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana pola atau bentuk dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Hasan Basri di tengahtengah mad unya yang berbeda tidak hanya dari sisi ras/ suku, melainkan juga agama. Sedangkan Dakwah ditinjau dari segi etimologi berasal dari Bahasa Arab yang berarti panggilan atau ajakan arti kata dakwah diatas semakna dengan apa yang terkandung dalam Al-Qur an Surat An-Nahl ayat 125: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. 6 Sedangkan makna kata dakwah secara istilah menurut beberapa ahli adalah: 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka: 2000), h.308 6 Departemen Agama RI.Al-Qur an dan Terjemahnya. h. 281

11 (a). Menurut Thoha Yahya Omar. Dakwah, mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan didunia dan akherat. 7 (b). Menurut Aboebakar Atjeh. Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik. 8 (c). Menurut Drs. Hamzah Yaqub. Dakwah dalam Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul. 9 Dari beberapa pendapat mengenai makna kata dakwah di atas, peneliti dapat mengambil satu benang merah yakni dakwah merupakan sebuah aktivitas mengajak manusia untuk melaksanakan perintah Tuhan, menuju jalan kebaikan dan menjauhi apa yang sudah dilarang oleh Allah dan RasulNya. Model Dakwah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peneliti akan meneliti tentang bentuk atau pola dakwah yang dilakukan oleh 7 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 13 8 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 13 9 Asmuni, Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam.(Surabaya : Al-Ikhlas : 1983), h. 19

12 Ustadz Hasan Basri di tengah-tengah audiens yang memiliki keanekaragaman dari sisi latar belakang budaya, sosial, suku dan agama. b) Multikultural Multikultural berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan cultural (budaya/kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap kehidupannya. 10 Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah, pemikiran, budaya, verbal, bahasa dan lain-lain. Bagi sebagian orang Multikultur belum sepenuhnya dipandang sebagai suatu pemberian takdir Allah. Terkait dengan hal tersebut Al-Qur an sudah jelas menyatakan dalam surat Al-Hujurat ayat 13 : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah 10 Maksum, Ali.Pluralisme dan Multikulturalisme,(Malang:Aditya Media Publishing.2011).h.143

13 ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. 11 Dalam kaitannya dengan multikultural, Masdar Hilmy berpandangan bahwa bagi bangsa Indonesia, adanya keberagaman budaya merupakan kenyataan sosial yang sudah niscaya. Meski demikian, hal itu tidak secara otomatis diiringi penerimaaan yang positif pula. Bahkan, banyak fakta justru menunjukkan fenomena yang sebaliknya : keragaman budaya telah memberi sumbangan terbesar bagi munculnya ketegangan dan konflik. Untuk itu diperlukan upaya untuk menumbuhkembangkan kesadaran multikulturalisme agar potensi positif yang terkandung dalam keragaman tersebut dapat teraktualisasi secara benar dan tepat. 12 Berdasarkan hal tersebut, maka yang dimaksud model dakwah multikultural yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah aktivitas atau kegiatan menyeru kepada jalan Allah melalui pendekatan kultural sebagai upaya untuk menjalin kerukunan antar umat beragama. Yang dimaksud dengan pendekatan kultural atau pendekatan sosial-budaya adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang mubaligh untuk mencapai suatu tujuan dengan membangun moral masyarakat melalui kultur mitra dakwah. 13 Misalnya dengan memberdayakan ekonomi masyarakat, memberikan pendidikan yang memadai untuk 11 Departeman Agama RI.Al-Qur an dan Terjemahnya. h.517 12 Choirul, Mahfud.Pendidikan Multikultural.(Yogyakarta : Pustaka Pelajar : 2006) h.78-79 13 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 348

14 membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan sebagainya. Pola Dakwah Multikultural yang dikembangkan oleh Ustadz Hasan Basri adalah berupaya semaksimal mungkin memberikan solusi bagi masyarakat untuk dapat hidup rukun dan berdampingan tanpa melihat latar belakang pemikiran dan ideologi, sehingga dapat mengatasi problem-problem kemanusiaan secara bersama. 14 Sehingga dapat disimpulkan pola yang dikembangkan dalam aktivitas dakwah multikultural sekaligus karakteristik dakwah multikultural yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan budaya sebagai solusi bagi masyarakat untuk dapat hidup rukun dan berdampingan. 2. Pendekatan Sosial sebagai upaya mengatasi problem-problem kemanusiaan secara bersama. F. Sistematika pembahasan Sistematika pembahasan merupakan sesuatu yang menghantarkan ke tujuan skripsi. Dalam sistematika pembahasan ini, nantinya akan berisi tentang alur pembahasan yang terdapat dalam bab pendahuluan sampai penutup. 14 http://blajakarta.kemenag.go.id/index.php/agama-kehidupan/80-dakwah-multikulturaluntuk-merajut-kerukunan-dan-perdamaian, diakses tanggal 23-11-2012

15 BAB 1: PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptualisasi dan sitematika pembahasan. BAB II: KERANGKA TEORITIK Pada bab ini berisikan tentang kajian teoritik, kajian pustaka dan penelitian terdahulu yang relevan. BAB III: METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis pendekatan yang digunakan, subyek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, serta teknik pemeriksaan keabsahan data. BAB IV: HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang terdiri dari : gambaran lokasi penelitian secara umum, biografi Ustadz Hasan Basri, gambaran secara umum kegiatan dakwah Ustadz Hasan Basri, meliputi multikultural sebagai model dakwah. BAB V: PENUTUP Bab ini merupakan terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan saran.