APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

dokumen-dokumen yang mirip
2.11 MODIFIKASI DIBUAT UNTUK MENYEMPURNAKAN LINGKUNGAN KERJA

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

3.2 KEJADIAN KARENA KELENGAHAN BIASA. UNTUK MENCEGAHNYA KITA HARUS MERUBAH RANCANGAN PABRIK ATAU CARA KERJA.

3.3 KEJADIAN YANG BISA DICEGAH DENGAN PELATIHAN LEBIH BAIK

Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh:

1.4 PROSEDUR TAK DIIKUTI

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

1.3 MENGHILANGKAN BAHAYA

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

1.5 MUTU PERAWATAN Melepas Sambungan dengan Benar dan Salah

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

Gambar 1 menunjukkan komponen-komponen yang menjalankan mobil kriogenik (cryocar) ini. Nitrogen cair yang sangat dingin disimpan dalam tangki

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH

Iklim Perubahan iklim

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

VII. TATA LETAK PABRIK

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Buku Petunjuk Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-6W) Edisi 1 ID

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ma ruf Ridwan K

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG :

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

2016, No Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

MODEL REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-33W) Edisi 1

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan

VII. TATA LETAK PABRIK. Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

Untuk mengolah limbah tentunya kita harus tahu sifat dan perilaku matrial yang akan kita olah, antara lain :

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

APA ITU GLOBAL WARMING???

METODOLOGI PENELITIAN

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

Transkripsi:

Untuk Denise, Yang selalu menunggu ketika saya menikmati kesendirian dan tinggal di laboratorium berhari-hari namun kamu tidak pernah melihat hasilnya. APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT Hak cipta 1999 oleh Elsevier. All rights reserved. Dicetak di Amerika Serikat. Buku ini, atau bagiannya, tidak boleh direproduksi dalam segala bentuk tanpa izin publisher. Originally published by Gulf Publishing Company, Houston, TX 10 9 8 7 6 5

Daftar Isi Terima Kasih... x Pembuka... xii Satuan dan Tata Nama... xix Bab 1. Persiapan Perawatan... 1 1.1 Isolasi, 1 1.2 Identifikasi, 11 1.3 Menghilangkan bahaya, 17 1.4 Prosedur tak diikuti, 25 1.5 Mutu perawatan, 33 1.6 Catatan pribadi penulis, 46 Bab 2. Modifikasi... 50 2.1 Modifikasi startup, 50 2.2 Modifikasi kecil, 51 2.3 Modifikasi dibuat saat perawatan, 57 2.4 Modifikasi sementara, 58 2.5 Modifikasi mahal, 60 2.6 Modifikasi proses,62 2.7 Perkakas baru, 66 2.8 Perubahan organisasi, 67 2.9 Perubahan perlahan, 68 2.10 Modifikasi berantai, 69 2.11 Modifikasi dibuat untuk menyempurnakan lingkungan kerja, 72 2.12 Pengaturan modifikasi, 77 Bab 3. Kejadian yang Disebabkan Kesalahan Manusia... 81 3.1 Pengantar, 81 3.2 Kejadian karena kelengahan biasa. Untuk mencegahnya kita harus merubah rancangan pabrik atau cara kerja., 82 3.3 Kejadian yang bisa dicegah dengan pelatihan lebih baik, 93 Bab 4. Pelabelan... 101 4.1 Pelabelan peralatan, 101 4.2 Pelabelan instrumen, 104 4.3 Pelabelan bahan kimia, 106

4.4 Label tak dimengerti, 109 Bab 5. Tangki penyimpanan... 111 5.1 Kepenuhan, 111 5.2 Kelebihan tekanan, 113 5.3 Kempot, 117 5.4 Ledakan, 120 5.5 Tangki atap-apung, 128 5.6 Kecelakaan lain, 133 5.7 Tangki FRP, 137 Bab 6. Cerobong... 140 6.1 Ledakan cerobong, 140 6.2 Cerobong tersekat, 144 6.3 Radiasi panas, 146 Bab 7. Bocor... 148 7.1 Beberapa sumber bocor yang biasa, 149 7.2 Mengendalikan bocor, 158 7.3 Bocor ke air, tanah basah, atau insulasi, 164 7.4 Pendeteksian bocor, 166 7.5 Emisi hantu, 166 Bab 8. Gas bisa-terbakar dicairkan... 169 8.1 Bocor besar, 170 8.2 Bocor kecil, 178 8.3 Bocor lain, 179 Bab 9. Kegagalan pipa dan bejana... 183 9.1 Kegagalan pipa, 183 9.2 Kegagalan bejana tekan, 199 Bab 10. Peralatan lain... 210 10.1 Sentrifus, 210 10.2 Pompa, 211 10.3 Pendingin udara, 213 10.4 Keran pelepas, 214 10.5 Penukar panas, 224 10.6 Menara pendingin, 227 10.7 Tungku, 227 Bab 11. Masuk bejana... 235 11.1 Bejana tidak bebas dari bahan berbahaya, 235 11.2 Material berbahaya dimasukkan, 237 11.3 Bejana tidak diisolasi dari sumber bahaya, 239 11.4 Masuk tanpa izin, 243 11.5 Masuk bejana yang atmosfernya tak bisa dipakai bernafas, 244

11.6 Penyelamatan, 245 11.7 Analisa atmosfer bejana, 247 11.8 Apa itu ruang terbatas?, 248 11.9 Semuanya salah, 248 Bab 12. Bahaya bahan biasa... 251 12.1 Udara-tekan, 251 12.2 Air, 253 12.3 Nitrogen, 255 12.4 Minyak berat (termasuk minyak penukar panas), 262 Bab 13. Mobil dan truk tangki... 269 13.1 Kepenuhan, 269 13.2 Selang pecah, 270 13.3 Kebakaran dan ledakan, 272 13.4 Gas bisa-terbakar dicairkan, 273 13.5 Udara-tekan, 273 13.6 Terjungkit, 274 13.7 Mengosongkan ke atau mengisi dari salah ruang, 275 13.8 Bersentuhan dengan jalur listrik hidup, 277 Bab 14. Mengetes sistem-mati dan sistem perlindungan lain... 278 14.1 Mengetes harus menyeluruh, 278 14.2 Semua peralatan perlindungan harus dites, 281 14.3 Pengetesan bisa jadi berlebihan, 285 14.4 Sistem pelindung harus tak te-reset sendiri, 285 14.5 Sistem-mati harus tidak dimatikan tanpa izin, 287 14.6 Instrumen harus mengukur langsung apa yang ingin diketahui, 289 14.7 Sistem-mati hanya untuk darurat, bukan untuk pemakaian rutin, 290 14.8 Tes mungkin menemukan kesalahan, 292 14.9 Beberapa kecelakaan lain, 292 14.10 Beberapa kecelakaan di laut, 293 Bab 15. Listrik statik... 296 15.1 Listrik statik dari cairan mengalir, 297 15.2 Listrik statik dari semburan air dan gas, 299 15.3 Listrik statik dari bubuk dan plastik, 300 15.4 Listrik statik dari pakaian, 302 Bab 16. Bahan konstruksi... 305 16.1 Salah bahan dipakai, 305 16.2 Hidrogen dihasilkan oleh karat, 309 16.3 Akibat lain karat, 311 16.4 Lenyapnya lapisan pelindung, 311 16.5 Beberapa kecelakaan lain yang disebabkan karat, 312

16.6 Kebakaran, 313 16.7 Pemilihan bahan, 313 Bab 17. Cara operasi... 316 17.1 Tekanan terjebak, 316 17.2 Membersihkan jalur mampet, 318 17.3 Kesalahan memposisikan keran, 320 17.4 Tanggung jawab tak jelas, 321 17.5 Kegagalan komunikasi, 322 17.6 Bekerja di lubang-orang terbuka, 325 17.7 Satu jalur, dua fungsi, 325 17.8 Isolasi tak sengaja, 326 17.9 Penyimpanan tak-cocok, 327 17.10 Perawatan, benar-benar diperlukankah?, 327 17.11 Kegagalan sistem saling-kunci, 328 17.12 Pemecahan emulsi, 329 17.13 Efek cerobong, 330 Bab 18. Aliran balik dan penyimpangan tak terduga lain... 334 18.1 Aliran balik dari penerima produk atau jalur penguras kembali masuk pabrik, 335 18.2 Aliran berlawanan masuk ke jalur utama layanan, 337 18.3 Aliran berlawanan melewati pompa, 338 18.4 Aliran berlawanan dari reaktor, 339 18.5 Aliran berlawanan dari parit, 340 18.6 Penyimpangan lain, 341 18.7 Cara memperkirakan penyimpangan, 342 18.8 Beberapa perangkap dalam hazop, 344 18.9 Hazop untuk pabrik batch, 346 18.10 Hazop truk tangki, 347 Bab 19. Aku tidak tahu bahwa.... 350 19.1 Amonia bisa meledak, 350 19.2 Uji tekan hidrolik bisa berbahaya, 352 19.3 Mesin diesel bisa memantik bocoran, 353 19.4 Karbon dioksida bisa memantik campuran bisa-terbakar, 354 19.5 Embun bisa meledak, 355 19.6 Sumber masalah ada di tempat lain, 356 Bab 20. Masalah kendali komputer... 359 20.1 Kegagalan pada peranti keras dan lunak, 359 20.2 Memperlakukan komputer sebagai kotak hitam, 360 20.3 Salah memperkirakan bagaimana operator akan bertindak, 365 20.4 Masalah lain, 366 20.5 Interferensi tak sengaja, 368 20.6 Aplikasi baru, 369 20.7 Kesimpulan, 371

Bab 21. Rancangan lebih selamat sejati... 373 21.1 Bhopal, 374 21.2 Contoh lain rancangan lebih selamat sejati, 378 21.3 Rancangan ramah-pemakai, 384 Bab 22. Reaksi, terencana dan tak terencana... 387 22.1 Kurang pengetahuan, 387 22.2 Pencampuran jelek, 390 22.3 Tercemar, 392 22.4 Reaksi dengan bahan pendukung, 394 22.5 Pelatihan atau prosedur buruk, 394 22.6 Termakan usia, 395 Lampiran 1. Frekuensi relatif kecelakaan... 399 Lampiran 2. Pendapat akhir... 402 Lampiran 3. Bacaan yang dianjurkan... 405 Indeks... 406