25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

SKRIPSI. Memperoleh. Oleh : Nanda Permana C

I. PENDAHULUAN. berkembang, terlebih mengingat kondisi perekonomian negara yang tidak stabil

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

Diajukan oleh; RAGOWO ADE KURNIAWAN C

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN ASURANSI MITRA BEASISWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

KREDIT TANPA JAMINAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO STUDI TENTANG KREDIT MACET DI PD. BPR BKK PLUPUH SRAGEN

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan dari pembangunan terdahulu, yaitu pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SINAR MENTARI KABUPATEN KARANGANYAR

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

PENGARUH DAFTAR PERUSAHAAN TERHADAP PERMODALAN KOPERASI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisa Kredit dengan Agunan : Studi Kasus pada Koperasi Swamitra Tugu Sejahtera Semarang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BENDA JAMINAN SEBAGAI. AKIBAT WANPRESTASI (Study Kasus di Perum Pegadaian Jepara)

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. ASLI MOTOR DELANGGU KLATEN

PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA KECIL MIKRO DITINJAU DARI PEMBERIAN KREDIT OLEH PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT KECAMATAN KARANGANYAR PADA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang sebagfai Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sedikit jumlahnya, begitu pula halnya dengan Negara Indonesia saat ini, yaitu

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. makmur yang merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

Transkripsi:

PERJANJIAN KREDIT ANTARA PENGUSAHA KECIL MENENGAH DENGAN SWAMITRA PRIMKOPTI ( PRIMER KOPERASI TAHU TEMPE INDONESIA ) DI KABUPATEN KARANGANYAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG KOPERASI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakartaa Oleh : SEPTIAN ANDY SOERYONO C..100.040.1777 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam susana perkehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Maka dari itu untuk mencapai dan mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah Indonesia berusaha melaksanakan pembangunan di semua bidang, yaitu bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sesuai dengan keadaan ekonomi yang sekarang ini, pemerintah lebih menitikberatkan pada bidang pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan hal yang sangat vital untuk dapat mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Pembangunanan ekonomi di arahkan pada terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk memajukan kemakmuran seluruh rakyat secara selaras adil dan merata. Maka dari itu pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan atau penghasilan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Dalam rangka ini perlu ada perhatian kepada usaha kecil menengah yang termasuk golongan ekonomi lemah yang pada umumnya adalah golongan

pengusaha yang usaha produktif yang berskala kecil. Definisi usaha kecil dan menengah adalah perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa, dan terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. 1 Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha kecil menengah yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri. Jadi dalam rangka usaha untuk membina dan melindungi usaha kecil menengah tersebut, di perlukan suatu bantuan yang berupa pinjaman kredit guna untuk mengembangkan usahanya tersebut. Pembiayaan merupakan salah satu faktor yang menetukan bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Pembiayaan pembangunan berasal dari sumber antara lain dari kredit yang disalurkan baik oleh pemerintah maupun swasta. 2 Kredit bank pada dasarnya merupakan perputaran dana dari masyarakat kemudian di kembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dalam pemberian kredit tidak hanya bank yang dapat melakukan tetapi badan usaha lainya dapat melakukan penyaluran kredit tersebut, antara lain adalah Koperasi. 1 Profil Industri Kecil dan Kerajinan, BPS, 2001 2 Mariam Darus Baddrul Zaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung 1989, hal 5

Di dalam pasal 1 angka 1 Undang-undang No 25 tahun 1992 tentang koperasi menjelaskan pengertian tentang koperasi yaitu : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Perkembangan zaman sangat mempengaruhi bidang usaha perkoperasian. Koperasi yang dapat berkembang dengan baik jika mampu menjalankan usaha yang berorientasi pada pencapaian keuntungan. Artinya mempunyai kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan lain atau badan hukum lain yang mendatangkan keuntungan untuk kedua belah pihak Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya peran koperasi sebagai salah satu sektor usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih banyak orang yang menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun dari kenyataannya koperasi merupakan salah satu dari tiga sektor usaha formal dalam perekonomian Indonesia. Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan sosial dan ekonomi, juga menekankan pada kepentingan moral. Bank Bukopin sebagai salah satu lembaga perbankan di Indonesia sekarang ini berusaha untuk memfasilitasi Koperasi, dengan mengembangkan suatu lembaga Mikro Banking Bisnis yang disebut Swamitra, dengan adanya Swamitra ini yang berlatar belakang sebuah konsep terobosan dari Bank Bukopin, yang memungkinkan Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro

mengatasi masalah kelangkaan modal, kepercayaan dan manajemen melalui kerjasama Kemitraan dengan Bank Bukopin yang menggunakan teknologi mutakhir untuk menjamin pelayanan yang professional serta jaringan pelayanan yang terpadu. Definisi Swamitra adalah nama dari suatu bentuk kerjasama atau kemitraan antara Bank Bukopin dengan Koperasi untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap memperhatikan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Kerjasama atau kemitraan yang dibangun didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sama untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi Koperasi ataupun Bank Bukopin. 3 Swamitra sebagai suatu usaha yang dibentuk melalui kerjasama dengan Koperasi, tunduk pada Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dan penyaluran dana melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, serta koperasi lain dan atau anggotannya untuk selanjutnya disebut Anggota Swamitra. 3 www.bukopin. com. Senin, 29 Juni 2009. Jam 20.00 WIB

Tujuan di kembangkan Swamitra ini adalah sebaga berikut : 1. Menumbuhkembangkan simpan-pinjam di kalangan anggota Koperasi guna memacu pertumbuhan usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota tersebut. 2. Membuka peluang akses permodalan bagi Koperasi yang selama ini menghadapi banyak kendala dalam kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya 3. Mendukung terciptanya jaringan kerja antar kantor Swamitra diseluruh Indonesia, dengan harapan dapat menghasilkan Sinergi kerja antar Swamitra yang lebih luas, Volume transaksi keuangan yang lebih besar, Kecepatan dan keamanan transaksi yang lebih baik dan optimalisasi usaha yang lebih tinggi, serta kontrol yang lebih baik dalam pengelolaan dana Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai perjanjian antara Koperasi Swamitra dengan Primkopti (Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia) Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan halhal tersebut maka penulis mencoba untuk menijau lebih jauh melalui penulisan skripsi dengan Judul: PERJANJIAN KREDIT PENGUSAHA KECIL MENENGAH DENGAN SWAMITRA PRIMKOPTI KABUPATEN KARANGANYAR BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 25 TAHUN 1992 TENTANG KOPERASI

B. Pembatasan Masalah Pembatasan dimaksudkan untuk mempertegas dan mempersempit ruang lingkup masalah yang akan dibahas, sehingga lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan sesungguhnya. Dalam penelitian ini akan difokuskan kepada perjanjian kredit pengusaha kecil menengah dengan Koperasi Swamitra Primkopti Kabupaten Karanganyar berdasarkan Undangundang No 25 Tahun 1992 tentang koperasi C. Perumusan Masalah Guna menghindari permasalahan yang meluas yang dapat menimbulkan kekaburan dan kekacauan serta pembahasan yang tidak terarah maka penelitian hanya akan membahas permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pengusaha Kecil Menengah Dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi? 2. Bagaimanakah Cara Penyelesiaan Yang di Lakukan Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah di Kabupaten Karanganyar Bila Terjadi Wanprestasi? 3. Hambatan Apa Yang Dihadapi Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah di Kabupaten Karanganyar?

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit pengusaha kecil menengah dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi 2. Untuk mengetahui bagaimanakah cara penyelesian yang di lakukan oleh Swamitra Primkopti di dalam pelaksanan perjanjian kredit dengan pengusaha kecil menengah di Kabupaten Karanganyar bila terjadi wanprestasi 3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Swamitra Primkopti di dalam pelaksanan perjanjian kredit dengan pengusaha kecil menengah di Kabupaten Karanganyar E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat penulis ambil dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan gambaran sebagai bahan masukan kepada para pihak yang berkepentingan dalam hal pelaksanaan perjanjian kredit pengusaha kecil menengah dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar 2. Untuk pemahaman dan pengetahuan bagi penulis sendiri dalam meningkatkan pemikiran, tentang perkembangan mengenai Koperasi

F. Metode Penelitian Penelitian merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teori maupun praktek. Penelitian ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun skripsi. Suatu penelitian harus ditunjang dengan peraturan-peraturan yang menjadi dasar penelitian tersebut, sehingga penelitian yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam sesuatu yang ada. Menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada dirasa masih atau menjadi diragukan kebenarannya. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek apa yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian seperti di bawah ini 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis sosiologis, yaitu pendekatan secara kenyataan dalam praktek. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. 4 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di Koperasi Swamitra Primkopti Kabupaten Karanganyar. dengan pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau dan juga sebagai salah satu lembaga keuangan, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dan penyaluran dana melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, serta koperasi lain dan atau anggotannya, dan di sesuaikan dengan judul penelitan skripsi ini, agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang di teliti. 4. Sumber Data a. Data Primer Data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan sejumlah keterangan melalui wawancara secara terarah dan sistematis dengan pihak-pihak yang dipandang mengetahui serta memahami tentang objek yang diteliti. b. Data Sekunder Berupa keterangan atau fakta yang diperoleh tidak secara langsung, tetapi diperoleh melalui studi pustaka, literatur, peraturan perundang- 4 Soerjono Dan Abdulrahman, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hal 23.

undangan, karya ilmiah dan sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. 5. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan Metode ini merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dari literatur dan peraturan perundang-undangan, serta buku-buku yang ada kaitannya secara langsung maupun tidak langsung dengan objek yang diteliti. Cara ini dimaksudkan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat atau penemuan yang berhubungan erat dengan pokok permasalahan. b. Penelitian Lapangan 1. Observasi Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang di teliti dan sekaligus mencatat secara sistematis dan dengan demikian dapat di ketahui sebanyak mungkin tentang keadaan data dan objek yang di teliti. 2. Wawancara (Interview) Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara langsung pada pihak yang bersangkutan. Tipe wawancara yang digunakan oleh penulis yaitu wawancara terarah atau terstruktur yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan agar hasil wawancara sesuai dengan yang diteliti dan tidak menyimpang dari pokok masalah.

3. Responden Untuk dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode sampling. Sample adalah contoh representatife atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya. Didalam penelitian ini pengambilan sample yang digunakan adalah purposive non random sampling yaitu penarikan sample yang dilakukan dengan cara mengambil subyek, yang didasarkan pada tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dipilih karena alasan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, sehingga tidak seluruh responden diwawancarai semua. 6. Metode Analisis Data Berdasarkan data-data yang diperoleh dengan cara tersebut diatas, maka untuk dapat memecahkan masalah yang diteliti dilakukan tahap yang disebut analisis data. Pada tahap analisis data ini, data dimanfaatkan sedemikian rupa agar berhasil menyimpulkan kebenaran yang ada sehingga dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Analisis data yang penulis pakai adalah analisis data kwalitatif, yaitu suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskripstif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang

utuh. 5 Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengerti dan memahami gejala yang diteliti. G. Sistematika Skripsi Pada penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada suatu sistematika yang sudah baku. Sistematika skripsi memberikan gambaran dan mengemukakan garis besar skripsi agar memudahkan di dalam mempelajari seluruh isinya. Adapun skripsi yang penulis susun adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Asas-asas Hukum Perjanjian 3. Syarat Syahnya Perjanjian 4. Hapusnya perjanjian 5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, hal 250.

5. Wanprestasi B. Tinjauan Umum Tentang Koperasi 1. Pengertian Koperasi 2. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi 3. Jenis-jenis Koperasi 4. Organisasi Koperasi 5. Pengembangan Bidang Usaha Koperasi BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian A. Tinjauan Umum Tentang Swamitra Bank Bukopin 1. Struktur Organisasi 2. Latar Belakang Berdirinya Swamitra Bank Bukopin 3. Tujuan Swamitra Bank Bukopin 4. Manfaat Swamitra Bank Bukopin 5. Produk Dari Swamitra Bank Bukopin B. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pengusaha Kecil Menengah Dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi C. Cara Penyelesian Yang Di Lakukan Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah Di Kabupaten Karanganyar Bila Terjadi Wanprestasi D. Hambatan Yang Dihadapi Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah Di Kabupaten Karanganyar

b. Pembahasan 1. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pengusaha Kecil Menengah Dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi 2. Cara Penyelesian Yang Di Lakukan Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah Di Kabupaten Karanganyar Bila Terjadi Wanprestasi 3. Hambatan Yang Dihadapi Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah Di Kabupaten Karanganyar BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN