BAB I PENDAHULUAN. menjadi baik. Sistem perilaku tersebut dalam Islam disebut istilah muamalah. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya Off set Bandung, 2006, hlm, 160.


BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

PELAKSANAAN MUZARA AH MENURUT IMAM SYAFI I (STUDI KASUS DI GAMPONG MADAT KECAMATAN MADAT) Skripsi. Diajukan Oleh : AGUSNIATI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya dan selalu bekerja sama. Allah berfirman tengan surat Al-Mai dah

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Analisis Penerapan Akad Muzara'ah Perspektif Imam Syafi'i terhadap Penggarapan Kebun di Desa Cikole Kecamatan Lembang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini sudah dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakag Allah Swt. Telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Banyak orang-orang Islam dalam kehidupan sehari-harinya yang. mengerjakannya, mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain atau memang

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran terhadap adat akan berdampak pada ketidak seimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

ANALISA PENDAPAT IMÂM MÂLIK TENTANG SYARAT KONTAN DALAM JUAL BELI MATA UANG

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

MUZARA AH DAN APLIKASINYA PADA PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL DENGAN PEMBAGIAN TETAP DARI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KJKS KUM3 RAHMAT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup menyendiri bagaimanapun keadaannya, melainkan harus berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Apalagi sebagai seorang

MUZARA AH, MUKHABARAH, DAN MUSAQAH. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fiqih. Dosen Pengampu: Saifullah, M.

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah menjadikan manusia dengan saling membutuhkan satu sama lain. Supaya mereka dapat saling menolong, tukar menukar keperluan dalam segala urusan yang menyangkut kepentigan hidup masing-masing, baik dengan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam, atau perusahan dan lain-lain. Baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Dengan cara demikian kehidupan masyarakat menjadi teratur, pertalian antara yang satu dengan yang lain menjadi baik. Sistem perilaku tersebut dalam Islam disebut istilah muamalah. 1 Sesuai deskripsi di atas, yang dimaksud dengan muamalah dalam prespektif Islam adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan seperti jual beli, sewa-menyewa, upah-mengupah, pinjammeminjam, bercocok tanam, berserikat dan usaha-usaha lainnya. 2 Syariat Islam telah memberikan pokok-pokok aturan di dalam melaksanakan hubungan kerja yang baik, saling menolong, saling menguntungkan dan tanpa merugikan antara satu dengan lainnya, termasuk dalam bidang pertanian antara petani pemilik dengan petani penggarap harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Artinya bagian yang diterima petani harus sesuai dengan pengorbanannya dan sesuai 1 M. Abdul Mannan., Islamic Econimics Theory and Practice, Terj. M. Nastangin, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1997, hlm. 27. 2 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo, 1998, cet. Ke-32, hlm. 278.

2 dengan pekerjaannya. Tenaga merupakan satu-satunya modal bagi petani penggarap untuk mencari kebutuhan hidup. Maka dari itu, petani harus mendapatkan imbalan sesuai dengan tenaga yang telah dikeluarkan. Jumlah bagian atau imbalan yang harus diberikan kepada petani penggarap sesuai dengan perjanjian antara dia dan petani pemilik. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 1 : ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آ م ن وا أ و ف وا ب ال ع ق ود Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad (perjanjianperjanjian) itu. Di dalam Islam, bentuk kerjasama tersebut merupakan kerjasama ekonomi dalam bidang pertanian atau perkebunan yang disebut dengan istilah khusus. Para ulama, ada yang menyebut dengan istilah muzara ah, mukhabarah dan musaqah. Salah satu ulama yang membahas tentang kerjasama bidang pertanian adalah Imam Syafi i. Menurut Imam Syafi i Muzara ah tergolong dalam dua kategori hukum, yakni Muzara ah yang diperbolehkan dan yang tidak di perbolehkan. Muzara ah yang diperbolehkan Imam Syafi i yaitu apabila diikuti dengan Musaqah yakni kerjasama pemilik kebun/ladang dengan petani dalam mengelola pepohonan yang ada dikebun itu, yang hasilnya nanti dibagi menurut kesepakatan bersama. Sementara Muzara ah yang tidak diperbolehkan Imam Syafi i menyerahkan tanah

3 kosong dan tidak ada tanaman didalamnya kemudian tanah itu ditanami tanaman oleh (penggarap) dengan tanaman lain. 3 Sistem kerjasama dalam bidang pertanian terdapat pula di Indonesia, salah satunya terdapat di desa Cikole kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Kerjasama yang dipraktekan oleh masyarakat di desa Cikole para petani pemilik lahan menyerahkan lahan mereka untuk digarap oleh orang lain dengan sistem bagi hasil, yang didalam kehidupan masyarakat setempat dikenal dengan istilah paroan kebon. Yang dimaksud dengan kebun disana bukanlah perkebunan melainkan pertanian, karena mayoritas penduduk di desa Cikole berprofesi sebagai petani sayur. Para petani desa Cikole dalam malakukan perjanjian penggarapan kebun, dalam hal bibit, pupuk dan lain-lainnya yang digunakan untuk menunjang penggarapan kebun tidak hanya berasal dari pemilik lahan saja, tapi juga dari pihak petani penggarap, sehingga mereka berdua (petani dan penggarap) sama-sama memberikan bibit dan pupuk dalam satu lahan yang digarap oleh petani penggarap. Sedangkan biaya penggarapan kebun ditanggung oleh panggarap semua. 4 Dalam hal keagamaan desa Cikole termasuk desa yang religius, karena sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Apabila melihat praktik keagamaan, desa Cikole mayoritas penduduk disana bermadzhab Syafi i. Hal ini terlihat ketika Imam Sholat selalu melafalkan niat shalat usholli fardhu.. selain itu hal ini diperkuatkan oleh bapak wawan selaku pemilik lahan bahwa mayoritas 3 I mam Abi Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Safi i, al-umm, Juz III, Mesir : Dar al-fikr, t.th, hlm. 12. 4 Wawancara dengan Bpk. Wawan (salah satu pemilik lahan), tanggal 25-04-2015

4 petani pemilik maupun petani penggarap di desa cikole berpaham NU (Nadlatul Ulama). 5 Berdasarkan paparan diatas seharusnya keagamaan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Menurut Max Weber pemikiran agama sangat berpengaruh bagi perkembangan aspek material (kehidupan di dunia ini), baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Atau dengan kata lain, ada hubungan yang sangat signifikan antara kemajuan dalam bidang pemikiran (immaterial) dan kemajuan dalam bidang material. Setelah melihat penjelasan Max Weber diatas Bahwa keagamaan itu mempengaruhi perilaku. Selain itu, apakah keagamaan di desa cikole yang bermazhabkan syafi iyah dapat mempengaruhi perilaku atau tidak terutama dalam hal penggarapan kebun. sehingga penulis ingin mengetahui lebih lanjut apakah akad muzara ah perspektif Imam Syafi i diterapkan atau tidak pada penggarapan kebun di desa Cikole kecamtan Lembang melalui penelitian studi tokoh berjudul Analisis Penerapan Akad Muzara ah Perspektif Imam Syafi i Terhadap Kerja Sama Penggarapan Kebun di Desa Cikole Kecamatan Lembang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat beberapa rumusan masalah yang terkait, diantaranya: 1. Bagaimana akad Muzara ah perspektif Imam Syafi i? 5 Ibid.

5 2. Bagaimana pelaksanaan kerjasama penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang? 3. Bagaimana penerapan akad Muzara ah perspektif Imam Syafi i terhadap kerjasama penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui akad Muzara ah perspektif Imam Syafi i. 2. Mengetahui pelaksanaan kerjasama penggarapan kebun di Desa Cikole Kecamatan Lembang. 3. Mengetahui penerapan akad Muzara ah perspektif Imam Syafi i mengenai kerjasama penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, dapat memperkaya khazanah pemikiran keislaman pada umumnya dan civitas akademika jurusan Keuangan dan Perbankan Syariah khususnya. 2. Secara praktis, Memberikan informasi bagi penulis maupun pembaca mengenai akad muzara ah dan pelaksanaannya dalam masyarakat. 1.5 Kerangka Pemikiran Dalam hukum Islam, bagi hasil dalam usaha pertanian dinamakan Muzara ah dan Mukhabarah. Kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, hanya dibedakan dari benih dan bibit tanaman.

6 Muzara ah adalah kerjasama pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, yakni pemilik lahan memberikan lahan pertaniannya kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. 6 Mukhabarah ialah kerjasama pengolahan pertanian antara lahan dan penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu (presentase) dari hasil panen yang benihnya berasal dari penggarap. Bentuk kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi menurut kesepakatan. Biaya dan benihnya dari pemilik tanah. 7 Sementara Musaqah adalah memberikan pekerjaan orang yang memiliki pohon tamar dan anggur kepada orang lain untuk kesenangan keduanya dengan menyiram, memelihara, dan menjaganya dan pekerja memperoleh bagian tertentu dari buah yang dihasilkan pohon-pohon tersebut. 8 Ada bukti yang menunjukkan bahwa Islam mendorong untuk membudidayakan tanah kosong. Hal itu bersumber pada Aisyah yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah berkata : م ن ا ع م ر ا ر ض ا ل يس ت ا لٴح د ف ه و ٲح ق 9 Artinya : Orang yang mengolah lahan yang tidak dimiliki siapa pun lebih berhak (untuk memilikinya). 6 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syari ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, cet. ke-1, 2001, hlm. 99. 7 Muhammad solehudin, Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, Dan Bisnis Syari ah. Jakarta: IKAPI, hlm 180 8 Hendi suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada hlm 147 9 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari, Bandung: Mizan, cet ke 3,hlm 430.

7 Hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang yang mengelola, menanami dan mendirikan bangunan di atas tanah yang tidak diketahui pemiliknya maka tanah tersebut menjadi miliknya, akan tetapi bersamaan dengan itu dianjurkan agar seorang yang mampu sebaiknya meminjamkan tanahnya tanpa sewa kepada saudarasaudaranya yang miskin. Setelah melihat kenyataan ini dalam masyarakat, maka pemilik lahan pertanian menyerahkan lahannya kepada petani (pengolah) untuk ditanami hingga kedua belah pihak saling diuntungkan. Dengan demikian rasa tolong menolong, saling memperdulikan akan tumbuh dan berkambang dalam masyarakat. 10 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-maidah: 2 و ت ع او ن وا ع ل ى ال ب ر و الت ق و ى و ل ت ع او ن وا ع ل ى ا ل ث م و ال ع د و ان Artinya :.. Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah tolong menolong dalam keburukan dan kejahatan.. (QS. Al-Maidah: 2) Dalam perspektif Imam Syafi i, Muzara ah tergolong dalam dua katagori hukum, yakni Muzara ah yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Muzara ah yang diperbolehkan adalah penyerahan ladang beserta tanamannya (kurma) oleh pemilik lahan/ladang, kemudian pemilik lahan memberi izin pada penggarap untuk menanami kurma diantara celah-celah pohon yang telah ada, dan penyiramannya mengikuti air yang mengalir pada pohon yang telah ada. Dan penggarap berhak atas buah dan ranting kurma yang ditanam sendiri. Jadi Muzara ah 10 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 271.

8 yang diperbolehkan adalah apabila diikuti dengan Musaqah yakni kerjasama pemilik kebun/ladang dengan petani dalam mengelola pepohonan yang ada dikebun itu, yang hasilnya nanti dibagi menurut kesepakatan bersama. Jadi akad Muzara ah ini tidak berdiri sendiri, tetapi mengikut pada akad Musaqah (sewa tenaga). 11 Kemudian Muzara ah yang tidak diperbolehkan oleh Imam Syafi i adalah apabila pemilik lahan menyerahkan tanah kosong tanpa ada tanaman didalamnya, kemudian tanah itu ditanami tanaman oleh penggarap dengan tanaman lain, kemudian pembagiannya 1/4 dan 1/3 atau sebagian dengan sebagian (separo-separo). Jadi kerjasama semacam ini tidak diperbolehkan karena modal tidak seimbang, yakni pemilik hanya menyerahkan tanah kosong, kemudian bibit dan perawatan dari penggarap, sementara hasilnya dibagi 1/2-1/2 (fifty-fifty) atau sebaliknya pemilik tanah menanggung bibit dan perawatan tanah. Cara seperti ini tidaklah adil. 12 Oleh sebab itu Imam Syafi i melarang adanya Muzara ah, karena modal tidak imbang/tidak adil dan pembagian hasilnya juga dikhawatirkan tidak adil. Pengertian tidak adil disini adalah apabila bibit dan perawatan dari pemilik ladang sedangkan penggarap hanya mengelola saja kemudian dibagi separo-separo. Paroan merupakan salah satu sarana tolong menolong bagi sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pihak yang mempunyai lahan menyerahkan lahanya kepada pihak petani atau penggarap untuk diusahakan sebagai lahan yang 11 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Idris asy-syafi I, al-umm, Juz III, Mesir: Dar al-fikr, t. th, hlm. 230. 12 Ibid, hlm 230

9 menghasilkan, sehingga pihak pemilik lahan dapat menikmati dari hasil lahanya, dan petani yang sebelumnya tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam juga dapat berusaha serta dapat memperoleh hasil yang sama dari lahan tersebut. Kerjasama semacam ini juga dipraktekan oleh masyarakat di desa Cikole. Para petani pemilik lahan menyerahkan lahan mereka untuk digarap oleh orang lain dengan sistem bagi hasil, yang didalam kehidupan masyarakat setempat dikenal dengan istilah paroan kebon. Yang dimaksud dengan kebun disana bukanlah perkebunan melainkan pertanian, karena mayoritas penduduk di desa Cikole berprofesi sebagai petani sayur. Para petani desa Cikole dalam malakukan perjanjian penggarapan kebun, dalam hal bibit, pupuk dan lain-lainnya yang digunakan untuk menunjang penggarapan kebun tidak hanya berasal dari pemilik lahan saja, tapi juga dari pihak petani penggarap, sehingga mereka berdua (petani dan penggarap) sama-sama memberikan bibit dan pupuk dalam satu lahan yang digarap oleh petani penggarap. Sedangkan biaya penggarapan kebun ditanggung oleh panggarap semua. 13 13 Wawancara dengan Bpk. Wawan (salah satu pemilik lahan), tanggal 25-04-2015

10 Penerapan akad Muzara ah perspektif Imam Syafi i Penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang Penerapan Akad Muzara ah Perspektif Imam Syafi i pada penggarapan kebun di Desa Cikole Kecamatan Lembang 1.6 Metodologi Penelitian Dalam sebuah penelitian ilmiah, Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. 14 Oleh karena itulah peneliti harus memilih dan menentukan metode yang tepat guna mencapai hasil yang maksimal dalam penelitiannya. Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam mendekati obyek yang diteliti, cara-cara tersebut merupakan pedoman bagi seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga dapat dikumpulkan secara efektif 14 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Erlangga, Jakarta, 1999, hlm. 51.

11 dan efisien guna dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Suatu rancangan penelitian atau pendekatan penelitian dipengaruhi oleh banyaknya jenis variabel. Selain itu dipengaruhi oleh tujuan penelitian, waktu dan dana yang tersedia, subyek penelitian dan minat atau selera peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau praktis untuk menjelaskan dan menjabarkan akad muzara ah perspektif Imam Syafi i pada penggarapan kebun di desa Cikole Kecamatan Lembang. 1.6.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yakni pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. 15 Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian analisis kualitatif. 1.6.2 Sumber Data Ada dua jenis sumber data yang diguanakan dalam penlitian ini, yaitu data primer dan sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber utama baik individu ataupun perseorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner yang bisa 15 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta, 2008, hlm. 17

12 dilakukan oleh peneliti. 16 Dalam penelitian ini yang menjadi data primer yaitu para pemilik lahan dan petani penggarap di Desa Cikole Kecamatan Lembang. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui buku-buku, brosur, dan artikel yang didapat dari website yang berkaitan dengan penelitian. 17 Atau data yang berasal dari orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara langsung. Data ini mendukung pembahasan dan penelitian, untuk itu beberapa sumber buku atau data yang diperoleh akan membantu dan mengkaji secara kritis penelitian tersebut. 18 Untuk memperoleh data tersebut peneliti mengambil beberapa buku terutama buku yang bersumber dari Imam Syafi i dalam kitab al- Umm, brosur, website, dan contoh penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.6.3 Metode pengumpulan data Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Dalam usaha pengumpulan data, yang penulis gunakan dalam penlitian ini adalah : 16 Husen Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005, hal. 42 17 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, h. 119 18 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Off set, 2006, h. 160

13 a. Metode Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. 19 Pada dasarnya terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu jenis wawancara yang disusun secara terperinci. Wawancara tidak terstruktur yaitu jenis wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. 20 Metode ini penulis gunakan dengan cara Tanya jawab langsung secara lisan antara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan bagi hasil, yaitu para pemilik lahan dan petani penggarap. b. Studi literatur Dalam studi literatur ini penulis mencari referensi teori yang relevan untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk menganalisa penerapan akad Muzara ah perspektif Imam Syafi i pada penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang. 1.6.4 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 21 Pada penelitian ini populasi 19 Suliyanto, Metode Riset Bisnis, (Yogyakarta : C.V. Andi Offset, 2006), h. 137 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : PT. Rineka Putra, 2006), h. 227 21 Sugiono, Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung; ALFABETA, 2008, hlm. 80

14 yang digunakan adalah petani penggarap di desa Cikole. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 1700 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan teknik pengambilan probabilitas atau acak, di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. 22 Teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling dengan cara sistematis atau ordinal. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari 1700 anggota populasi, sehingga total yang diperoleh menggunakan teknik tersebut dari 1700 orang adalah 170 Orang yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. 1.6.5 Teknik analisis data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang (subyek) itu sendiri. Dengan pendekatan penelitian kualitatif ini, peneliti akan membuat deskripsi tentang gambaran objek yang diteliti secara sistematis, baik itu mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta berbagai hal yang terkait dengan tema penelitian. 22 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 137

15 Dalam hal ini peneliti akan menggali data dengan mencari informasi terkait dengan akad muzara ah perspektif Imam Syafi i dalam hal penggarapan di desa Cikole kecamtan Lembang. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam melakukan penulisan dan memahami penelitian akan ditulis dalam sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN, Pada Bab Ini Membahas Tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Kerangka Pemikiran dan Metodelogi Penelitian dan Sistematika Pembahasan. BAB II : TINJAUAN UMUM AKAD MUZARA AH PERSPEKTIF IMAM SYAFI I, meliputi : Biografi dan Karya Imam Syafi i, Metode Istinbath Hukum Imam Syafi i, Pendapat Imam Syafi i tentang Muzara ah. Bab III : PELAKSANAAN PENGGARAPAN KEBUN DI DESA CIKOLE KECAMATAN LEMBANG, dalam bab ini membahas tentang pelaksanaan penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang yang terdiri atas: Letak Geografis, batas wilayah, kondisi tanah, kondisi demografi dan pelaksanaan akad muzara ah di desa Cikole kecamatan Lembang. BAB IV : ANALISIS PENERAPAN AKAD MUZARA AH PERSPEKTIF IMAM SYAFI I PADA PENGGARAPAN KEBUN DI DESA CIKOLE KECAMATAN LEMBANG Dalam bab ini dimuat analisis penerapan akad

16 Muzara ah perspektif Imam Syafi i dengan kerjasama penggarapan kebun di desa Cikole kecamatan Lembang. BAB V : PENUTUP, Kesimpulan dan Saran