BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

Hubungan antara Olahraga Futsal dengan Konsentrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan, maka kebugaran jasmani sangat perlu dipelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan. dan efisien, tidak mudah terserang penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat adalah keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak kemasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Memori yang digunakan adalah memori jangka pendek. pada fungsi otak. Ketika seorang anak belajar memerlukan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan sesuatu yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

I.PENDAHULUAN. perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. anak remaja yang dimulai pada usia 12 tahun yaitu pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer, lift, escalator, dan peralatan canggih lainnya menyebabkan keadaan hipokinetik, low body movement, atau kurang bergerak (Hasibuan, 2010). Prevalensi penduduk Indonesia pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dengan kategori aktivitas fisik yang kurang pada umur 15 19 tahun dan 20 24 tahun berturut turut sebanyak 35,4% dan 26,1%. Selain itu, prevalensi aktivitas fisik yang kurang 24,8% ditemukan pada penduduk Indonesia tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA). Terdapat 22 provinsi di Indonesia yang aktivitas fisik penduduknya tergolong kurang aktif di atas rerata Nasional, salah satunya provinsi Sumatera Barat dengan perilaku sedentary 6 jam per hari sebanyak 30,3% (Kemenkes RI, 2013). Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan mengakibatkan pengeluaran energi (World Health Organization (WHO), 2013a). Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), aktivitas fisik sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik atau latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) dan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani (Wardani dan Roosita, 2008). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Selain bermanfaat dalam kesehatan, aktivitas fisik atau olahraga dapat memengaruhi keadaan psikologi termasuk depresi, kecemasan, dan stress (Paiman, 2009). Aktivitas fisik juga dapat memengaruhi fungsi kognitif yang berhubungan dengan perhatian dan proses mengingat, yaitu dengan cara meningkatkan suplai darah ke otak, massa otak, memori, dan juga penghantaran sinaps ke otak pada orang dewasa (Toit et al., 2011). Berdasarkan intensitasnya, aktivitas fisik dibagi menjadi 4 jenis, antara lain aktivitas fisik berat, sedang, ringan, dan inaktivasi (World Cancer Research Funds, 2007). Departemen Kesehatan RI (2007) menyarankan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit dalam sehari. Aktivitas fisik dapat berupa olahraga seperti push up, lari ringan, tenis, yoga, fitness, senam, bermain bola, bermain tenis, dan angkat beban. Selain olahraga, aktivitas fisik dapat berupa kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berkebun, bermain, dan menari (WHO, 2012). Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja otak. Penelitian oleh Coe et al. (2006) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan, sehingga dapat meningkatkan perhatian terhadap pelajaran. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Grissom (2005), kesegaran jasmani berhubungan positif dengan prestasi belajar. Siswa dengan kesegaran jasmani yang baik cenderung mendapatkan prestasi belajar yang baik. Indikator keberhasilan pembelajaran seorang mahasiswa salah satunya dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajarnya (Sadler, 2010). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2

Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan nilai hasil tes belajar (Nurmasyita, 2007). Bagi remaja, prestasi belajar merupakan hal yang penting. Remaja mulai melihat kesuksesan dan kegagalan sebagai gambaran keberhasilan di masa depan (Santrock, 2003). Remaja merasa bangga dengan prestasi yang diraih. Keinginan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik akan memotivasi remaja untuk lebih berusaha (Gunarsa, 2004). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas merupakan salah satu universitas di Indonesia yang menerapkan sistem pembelajaran problem based learning (PBL). Dalam PBL, mahasiswa mempunyai beban kuliah yang meningkat karena mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri di luar jam kuliah, sehingga kerap kali tidak sempat untuk melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya. Alasan pelajar tidak melakukan aktivitas fisik menurut penelitian di Mexico, antara lain lelah (31%), sibuk (19%), dan mempunyai banyak pekerjaan rumah (13%) (Guerrero et al., 2012). Padahal, peningkatan beban kuliah ini harus diimbangi dengan kesegaran jasmani untuk membantu meningkatkan konsentrasi belajar. Pada penelitian oleh Anindita (2014) di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, terdapat hampir sebagian mahasiswa angkatan 2011 2013 memiliki kategori aktivitas fisik yang kurang, yaitu sebanyak 40%. Selain itu, survei awal yang penulis lakukan pada 20 mahasiswa angkatan 2015 di blok 1.4 menunjukkan 40% memiliki aktivitas fisik yang kurang dan 15% dari 20 orang tersebut di samping aktivitas fisik kurang juga prestasi belajarnya kurang. Padahal, delapan survei kesehatan yang melibatkan populasi yang mewakili anak anak dan remaja dari Amerika, Inggris, Hongkong, dan Australia mendapatkan korelasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3

positif antara partisipasi dalam aktivitas fisik dan prestasi akademik (Trost, 2007). Apakah ada hubungan kurangnya aktivitas fisik dengan prestasi belajar yang kurang pada mahasiswa angkatan 2015 perlu diteliti lebih lanjut. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan prestasi belajar blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang ditegakkan peneliti, antara lain: 1. Bagaimana gambaran aktivitas fisik selama blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015? 2. Bagaimana gambaran prestasi belajar blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015? 3. Apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015? Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menilai aktivitas fisik selama blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015. 2. Menilai prestasi belajar blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015. 3. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar blok 1.5 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan tentang pentingnya aktivitas fisik dan hubungannya dengan prestasi belajar, sehingga termotivasi untuk meningkatkan aktivitas fisik. 2. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan mengenai hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar dan dapat dijadikan kepustakaan bagi penelitian selanjutnya. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5