KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG EDWARD ALFIN FTMIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI. Abstrak.

dokumen-dokumen yang mirip
KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG

Studi Makrozoobenthos di Perairan Situ Pamulang

STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. *

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

Studi Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Hilir Sungai Lematang Sekitar Daerah Pasar Bawah Kabupaten Lahat

108 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR PULAU SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TRI WULANDARI

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR MERAK BANTEN DAN PANTAI PENET LAMPUNG

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Pesisir Pulau Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau ABSTRACT

KELIMPAHAN MAKROZOOBHENTOS DITINJAU DARI AKTIVITAS ANTROPHOGENIK DI PERAIRAN SUNGAI JANG

DIVERSITAS GASTROPODA (MOLUSKA) DARI SUNGAI BATANG KUMU PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU RIAU. Rofiza Yolanda 1

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Indeks Keanekaragaman (H )

FITOPLANKTON DI PERAIRAN AREAL PERTAMBANGAN NIKEL BULI HALMAHERA TIMUR PHYTOPLANKTON IN NICKEL AREA GULF OF BULI EAST HALMAHERA

Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Desa Mangunharjo Kecamatan Tugu Semarang

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Makrozoobenthos di Sugai Wonorejo, Surabaya

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

Burhanuddin. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK SEDIMEN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN PERAIRAN PANTAI TANJUNG UBAN KEPULAUAN RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN PANTAI PRAWEAN BANDENGAN, JEPARA

DIVERSITAS GASTROPODA DI SUNGAI SUKAMADE, TAMAN NASIONAL MERU BETIRI, JAWA TIMUR

DINAMIKA NUTRIEN DENGAN SEBARAN MAKROZOOBENTOS DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA (MOLUSKA) DI PERAIRAN BENDUNGAN MENAMING KABUPATEN ROKAN HULU RIAU

Bionature Vol. 12 (2): Hlm: , Oktober 2011 ISSN: Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Tingkat Pencemaran 103

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI BINGAI KECAMATAN BINJAI BARAT KOTA BINJAI

Struktur Komunitas Makrozoobentos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatera Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN ANALISA STRUKTUR KOMUNITAS SPESIES PLANKTON. Encik Weliyadi, 2) Dedy Harto

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

Struktur Komunitas Zooplankton pada Malam Hari di Perairan Teluk Riau Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

STUDI PENDUGAAN STATUS PECEMARAN AIR DENGAN PLANKTON DI PANTAI KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS PERAIRAN SUNGAI SAIL KOTA PEKANBARU

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI TALAWAAN MINAHASA UTARA, SULAWESI UTARA

Unnes Journal of Life Science. Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa Weleri Kabupaten Kendal

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Struktur Komunitas Zooplankton Secara Horisontal Di Desa Mangunharjo, Kec. Tugu, Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS GASTRPODA DI SUNGAI SANGKIR ANAK SUNGAI ROKAN KIRI KABUPATEN ROKAN HULU

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN INTERTIDAL BUKIT PIATU KIJANG, KABUPATEN BINTAN

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH. Skripsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PANTAI KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

3. METODE PENELITIAN

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN :

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN HILIR SUNGAI MUSI DONI SETIAWAN

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

Keterkaitan Antara Kelimpahan Zooplankton dengan Fitoplankton dan Parameter Fisika-Kimia di Perairan Jailolo, Halmahera Barat

Struktur Komunitas Plankton Di Perairan Mangrove Kota Rebah Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

STUDI KELIMPAHAN DAN SEBARAN PHYTOPLANKTON SECARA HORIZONTAL (KASUS SUNGAI KURI LOMPO KABUPATEN MAROS) Abdul Malik dan Saiful ABSTRAK

STUDI KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA ALIRAN SUNGAI SURABAYA

I. PENDAHULUAN Latar belakang. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan dan secara

Struktur Komunitas Zooplankton di Ekosistem Lamun Alami dan Berbagai Lamun Buatan Perairan Teluk Awur, Jepara

KUALITAS PERAIRAN DI SEKITAR BBPBAP JEPARA DITINJAU DARI ASPEK PRODUKTIVITAS PRIMER SEBAGAI LANDASAN OPERASIONAL PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG DAN IKAN

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR PERUBAHAN KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI BELAWAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

ANALISIS MAKROZOOBENTOS PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN BARRU

3. METODE PENELITIAN

PENGARUH AKTIVITAS MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI SUNGAI BELAWAN MEDAN

KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS SEBAGAI PENENTU KUALITAS AIR SUNGAI MRUWE YOGYAKARTA

VIS VITALIS VIS VITALIS ISSN DAFTAR ISI

3. METODE PENELITIAN

Diversity of Plankton in the Part of Downstrem Siak River, Tualang Village, Tualang Sub-Regency, Siak Regency, Riau Province. By :

PERBANDINGAN KELIMPAHAN JENIS ZOOPLANKTON PADA BULAN PURNAMA DAN BULAN GELAP DIPERAIRAN LAUT PULAU PUCUNG DESA MALANG RAPAT KABUPATEN BINTAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI ESTUARI SUNGAI BANYUASIN SUMATRA SELATAN

KOMUNITAS DAN PREFERENSI HABITAT GASTROPODA PADA KEDALAMAN BERBEDA DI ZONA LITORAL DANAU SINGKARAK SUMATERA BARAT TESIS OLEH: YULI WENDRI

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

Isnasia Dayuwati 1), Syafril Nurdin 2), Efawani 2) Keywords : The types of phytoplankton, Segati River

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DIBEBERAPA MUARA SUNGAI KECAMATAN SUSOH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Modul Pelatihan Teknik Analisis Kuantitatif Data *

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG EDWARD ALFIN FTMIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Abstrak. Penelitian tentang kelimpahan makrozoobenthos di perairan Situ Pamulang dilakukan pada bulan Agustus 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis makrozoobenthos dan kelimpahannya di kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pengambilan sampel di 3 (tiga) stasiun secara purposive random sampling di perairan Situ Pamulang. Hasil penelitian diperoleh 9 jenis makrozoobenthos yang secara keseluruhan terdapat dalam 4 ordo yaitu 5 jenis dari ordo Sorbeoconcha, 2 jenis dari ordo Viviparoidea dan masing-masing 1 jenis dari ordo Architaenioglossa dan Hygrophyila. Kelimpahan makrozoobenthos antara 25 2225 individu/m 2. Indeks keanekaragaman makrozoobenthos termasuk sedang yaitu 1,48. Rata-rata indeks keseragaman makrozoobenthos di Situ Pamulang adalah tinggi. Indeks dominansi makrozoobenthos 0,25 sehingga dapat dikatakan tidak ada jenis yang mendominasi wilayah tersebut. Kata kunci: Perairan Situ Pamulang, Makrozoobenthos, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks dominansi Abstract Research on the abundance of macrozoobenthos in Situ Pamulang waters conducted in August 2014. This study aims to determine the types of macrozoobenthos and abundance in the region. This study used survey method with sampling at three (3 ) points purposive random s ampling in Situ Pamulang waters. The results were obtained nine types of macrozoobenthos that overall there in 4 orders are 5 types of orders Sorbeoconcha, 2 types of orders Viviparoidea and each one kind of order Architaenioglossa and Hygrophyila. Abundance of macrozoobenthos between 25 2225 individuals/m 2. Macrozoobenthos diversity index includes medium is 1.48. The average index of macrozoobenthos in Situ Pamulang uniformity is high. Macrozoobenthos dominance index of 0.25 so that it can be said there is no type that dominates the region. Keyword: Situ Pamulang waters, macrozoobenthos, abundance, diversity index, domination index.

2 P a g e PENDAHULUAN Situ Pamulang merupakan salah satu daerah tangkapan air. Pemanfaatn Situ Pamulang untuk berbagai kegiatan manusia sangat tinggi seperti dimanfaatkan untuk perikanan, pertanian dan perkebunan serta merupakan daerah buangan aliran limbah domestik dari perumahan penduduk yang ada di sekitarnya. Sehingga Situ Pamulang merupakan Situ yang menjadi bagian vital bagi masyarakat sekitarnya. Kegiatan penduduk yang ada lambat laun akan berpengaruh terhadap kualitas airnya sehingga akan berpengaruh pada makhluk hidup yang ada. Walaupun alam mempunyai kemampuan membersihkan diri ( self purification) akan tetapi bila melebihi kemampuan perairan tersebut maka akan menimbulkan masalah lingkungan yang pada akhirnya memberikan dampak bagi kehidupan biota perairan serta mempengaruhi kesehatan penduduk yang memanfaatkan air situ tersebut. Adanya gangguan aktifitas antropogenik dapat memberikan dampak negatif terhadap kualitas air terutama kualitas air Situ Pamulang dan selanjutnya akan berdampak juga terhadap kehidupan biota air. Perubahan biota air merupakan indikator adanya gangguan ekologi yang terjadi pada Situ tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis makrozoobenthos dan kelimpahannya pada daerah masukan air di kawasan tersebut. METODE Penelitian dilakukan dengan metode survey di perairan Situ Pamulang. Alat dan bahan yang dipergunakan meliputi ekman dredge, mikroskop, botol sampel dan formalin. Populasi penellitian meliputi makrozoobenthos yang diperoleh dari 3 (tiga) titik pengambilan sampel yaitu daerah masukan air, menggunakan ekman dredge secara purpossive random sampling. Populasi yang tertampung diidentifikasi untuk mengetahui jenis-jenisnya. Setiap jenis makrozoobenthos dianalisis kelimpahan ( abudance) makrozoobenthos, keanekaragaman ( heterogenitas) makrozoobenthos, keseragaman (average) makrozoobenthos dan indeks dominansinya (dominance). Analisis data meliputi

3 P a g e kelimpahan makrozoobenthos, indeks keanekaragaman, keseragaman dan indeks dominansi. Tabel 1. Lokasi Pengambilan sampel dan deskripsi stasiun pengamatan di Situ Pamulang Lokasi Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Koordinat S 06 O 21 06,5 E 106 O 43 27,1 S 06 O 21 00,2 E 106 O 43 30,9 S 06 O 20 34,0 E 106 O 43 22,3 Deskripsi Stasiun Pengamatan Stasiun ini merupakan daerah buangan air dari perumahan penduduk, pepohonan masih secara alami dapat tumbuh dan terletak di pinggir jalan raya Stasiun ini merupakan daerah saluran air dari perikanan/tambak, pepohonan masih secara alami dapat tumbuh dan terletak di pinggir jalan raya Stasiun ini merupakan daerah saluran air dari peternakan, pepohonan masih secara alami dapat tumbuh. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh 9 jenis makrozoobenthos yang terbagi dalam 4 ordo dan 1 klass. Terbagi dalam 5 jenis dari ordo Sorbeoconcha, 2 jenis dari ordo Viviparoidea dan masing-masing 1 jenis dari ordo Architaenioglossa dan Hygrophyila. Besarnya nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H ), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi Simpsons (C) pada masing-masing stasiun ditampilkan dalam table 2. Tabel 2. Indeks Keanekaragaman (H ), Indeks Keseragaman (E), Indeks Dominansi (C) setiap stasiun di Situ Pamulang Stasiun Makrozoobenthos (H ) Keterangan (E) Keterangan (C) Keterangan 1 1.34 Sedang 0.58 Keseragaman tinggi 0.29 Tidak ada yang mendominasi 2 1.53 Sedang 0.55 Keseragaman tinggi 0.25 Tidak ada yang mendominasi 3 1.16 sedang 0.50 Keseragaman sedang 0.36 Tidak ada yang mendominasi

4 P a g e Kelimpahan Kelimpahan makrozoobenthos dapat dilihat pada gambar 1 berikut: 2500 Kelimpahan Makrozoobenthos 2000 1500 1000 500 jumlah individu/m2 0 Gambar 1. Kelimpahan jenis makrozoobenthos di perairan Situ Pamulang Kelimpahan makrozoobenthos pada setiap stasiun pengamatan pada stasiun 1, 2 dan 3 berkisar antara 1150 3725 individu/m 2. Kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 2 yaitu 3725 individu/m 2 yang merupakan daerah masukan air perikanan/tambak dan tumbuhan masih ada secara alami. Kelimpahan terendah terdapat pada stasiun 3 yaitu 1150 individu/m 2 yang merupakan daerah masukan air peternakan menunjukkan adanya tekanan ekologis pada stasiun tersebut sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan tempat makrozoobenthos hidup.. Kelimpahan taksa pada tingkat spesies pada stasiun pengamatan di Situ Pamulang adalah 9 jenis, ini menandakan bahwa tingkat kelimpahan spesies tersebut tergolong rendah. Perkins (1974) mengatakan bahwa total 0 sampai 10 jenis yang ditemukan di suatu lokasi menunjukkan bahwa lokasi tersebut sudah mengalami gangguan yang berarti dan sebaliknya semakin baik kualitas air maka akan semakin tinggi keanekaragaman jumlah taksanya serta kondisinya akan semakin bagus. Hal ini merupakan akibat dari gangguan antropogenik yang memberikan

5 P a g e pengaruh terhadap kualitas air sehingga berdampak pada kehidupan spesies makrozoobenthos. Berdasar gambar 1 diatas diketahui bahwa kelimpahan makrozoobenthos tertinggi dari jenis Filopaludina javaniva sebesar 2225 individu/m 2, sedangkan kelimpahan terendah dari jenis Thiara cancellata, Melanoides requerti dan Indohanorbis exustus sebesar 25 individu/m 2. Indeks keanekaragaman Nilai indeks keanekaragaman pada level sedang terdapat pada setiap stasiun pengamatan menunjukkan bahwa stasiun pengamatan mulai mengalami tekanan ekologis sehingga berpengaruh terhadap keanekaragaman makrozoobenthos yang ada. Tekanan yang ada mulai mempengaruhi kehidupan makrozoobenthos sehingga keanekaragaman berada pada level sedang. Lee et al., (1978) mengatakan bahwa Indeks keanekaragaman juga dapat mencerminkan derajat pencemaran suatu perairan. Jika perairan memiliki indeks keanekaragaman kurang dari 1, maka digolongkan sebagai perairan tercemar berat. Menurut Legendre dan Legendre (1983), Jika keanekaragaman (H ) sama dengan nol maka komunitas akan terdiri atas spesies tunggal. Nilai keanekaragaman (H ) akan mendekati maksimum jika semua spesies terdistribusi secara merata dalam komunitas sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai indeks keanekaragaman sangat dipengaruhi oleh faktor jumlah spesies, jumlah individu dan pola penyebaran pada masing-masing spesies. Indeks keanekaragaman masing-masing spesies tercantum dalam tabel 1 berikut: Tabel 3. Indeks keanekaragaman spesies makrozoobenthos di Situ Pamulang NO NAMA SPESIES INDEKS KEANEKARAGAMAN 1 Melanoides tuberculata 0,26 2 Pomacea canaliculata 0,29 3 Filopaludina sumatrensis 0,35 4 Thiara cancellata 0,022 5 Filopaludina javanica 0,36 6 Melanoides maculata 0,116 7 Melanoides punctata 0,039

6 P a g e 8 Melanoides riquerti 0,022 9 Indohanorbis exustus 0,022 Keanekaragaman spesies makrozoobenthos di Situ Pamulang dapat dikatakan sedang yaitu 1,48. Nilai keanekaragaman sedang dapat dikarenakan distribusi atau penyebaran spesies makrozoobenthos yang tidak merata dalam komunitas. Distribusi makrozoobenthos yang tidak merata kemungkinan disebabkan karena pengaruh lingkungan tempat sampling dilakukan. Indeks Keseragaman Indeks keseragaman berkisar antara nol sampai satu. Semakin mendekati nol semakin kecil keseragaman populasi, artinya penyebaran jumlah individu setiap spesies tidak sama dan ada kecenderungan satu spesies mendominasi. Semakin mendekati nilai satu, maka penyebarannya cenderung merata dan tidak ada spesies yang mendominasi. Hasil penghitungan setiap stasiun menunjukkan bahwa stasiun 1 dan 2 nilai keseragamannya tinggi dan stasiun 3 nilai keseragaman sedang. Keadaan pada stasiun 1 dan 2 menunjukkan bahwa daerah stasiun ini mulai terjadi tekanan akibat perubahan lingkungan yang ada. Sedangkan pada stasiun 3 tekanan lingkungan mulai ada tetapi belum mempengaruhi secara langsung. Basmi (2000) mengatakan bahwa indeks keseragaman yang mendekati 0, cenderung menunjukkan komunitas yang tidak stabil, komunitas dalam keadaan stess, karena mengalami tekanan lingkungan; kondisi lingkungan labil. Sedangkan nilai indeks keseragaman tinggi menunjukkan bahwa komunitas dalam keadaan stabil, jumlah individu antar spesies relative sama. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi habitat yang dihuni relative serasi (baik) untuk pertumbuhan dan perkembangan masingmasing spesies. Indeks Dominansi Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa tidak ada yang mendominasi pada setiap stasiun pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas dalam keadaan stabil, belum terjadi tekanan ekologis (stess) yang mengakibatkan perubahan lingkungan. Purnama dkk (2011) mengatakan bahwa adanya dominansi

7 P a g e menunjukkan tempat tersebut memiliki kekayaan jenis yang rendah dengan sebaran yang tidak merata, berarti di dalam komunitas yang diamati dijumpai spesies yang mendominasi spesies lainnya. Dengan demikian, kondisi tersebut mencerminkn struktur komunitas dalam keadaan labil. Perhitungan indeks dominansi Simpson didapatkan nilai dominansi spesies makrozoobenthos sebesar 0,25. Berdasarkan kriteria nilai Simpson, bila indeks dominansi mendekati 1 ( C > 0,5), berarti ada spesies yang mendominasi pada wilayah tersebut. Namun sebaliknya bila indeks dominansi mendekati angka 0 (C < 0,5), maka diindikasikan bahwa dalam wilayah tersebut tidak ada spesies yang mendominasi sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat jenis yang secara ekstrim mendominasi jenis lainnya. komunitas perairan cukup stabil. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi Odum (1971) mengatakan bahwa penilaian tercemar tidaknya suatu ekosistem tidak sedemikian mudah terdeteksi dari hubungan antara keanekaragaman dan kestabilan komunitasnya. Sistem yang stabil dalam pengertian tahan terhadap gangguan atau bahan pencemar dapat saja memiliki keanekaragman yang rendah atau tinggi, hal ini bergantung dari fungsi aliran energy yang terdapat pada perairan tersebut. SIMPULAN Simpulan yang didapatkan yaitu: 1. Diperoleh 9 jenis spesies makrozoobenthos di Situ Pamulang. 2. Kelimpahan spesies makrozoobenthos berkisar antara 25 individu/m 2 sampai 2225 individu/m 2. 3. Indeks keanekaragaman makrozoobenthos di Situ Pamulang dapat dikatakan sedang yaitu 1,48. 4. Rata-rata indeks keseragaman makrozoobenthos di Situ Pamulang adalah tinggi. 5. Tidak ada jenis makrozoobenthos yang mendominasi pada wilayah Situ Pamulang. DAFTAR PUSTAKA Basmi, J. 2000. Planktonologi: Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institu Pertanian Bogor. Bogor.

8 P a g e Lee, C.D, S.B. Wang, and C.L. Kuo. 1978. Benthic Macroinvertebrate and Fish as Biological Indicator of Water Quality, with reference to Community Diversity Index. dalam Onano, E.A.R., B.N. Lohani and Thanh. Water Pollution Control in Developing Countries, Asians INSt. Tech. Bangkok. Legendre, C and P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. New York: Elsevier Scientific Publisher Company. Odum, EP. 1971. Dasar-dasar Ekologi (Edisi ke-3). Terjemahan oleh: Tjahyono Samingan dan B Srigandono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Perkins, E.J. 1974. The Biologycal Of Estuaries and Coastal Waters. Academic Press. Co. New York. Purnama, P.R., N.W. Nastiti, M.E. Agustin, M. Affandi. 2011. Diversitas Gastropoda di Sungai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. Surabaya