BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam pembentukan peserta didik untuk menjadi aset bangsa yang diharapkan dapat menjadi manusia yang produktif. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah diterapkan pada Undang undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya mewujudkan fungsi pendidikan nasional di atas, diperlukan suatu kesungguhan terutama dalam menghadapi perkembangan dunia pendidikan yang dewasa ini dikenal dengan istilah reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia.. Sugeng (2005 :1 ). Reformasi pendidikan tersebut mengacu pada kualitas pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Dengan kualitas pendidikan yang baik, tentunnya akan melahirkan manusia yang cerdas. Namun, dalam mencapai hal tersebut banyak

2 tantangan yang menjadi hambatan untuk memanjukan dunia pendidikan itu sendiri. Jadi pendidikan menjadi sangat penting terutama dalam fungsinya sebagai penyiap peserta didik dalam peranannya di masa yang akan datang sehingga dapat mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Dalam prakteknya pendidikan nasional dilaksanakan melalui satuan pendidikan dengan jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang beragam. Salah satu satuan pendidikan dengan jalur formal, pada jenjang pendidikan menengah adalah jenis pendidikan kejuruan. Peneliti tertarik menyoroti pendidikan kejuruan ini karena fungsinya yang secara langsung berhubungan dengan tuntutan masyarakat masa depan. Seperti diketahui bahwa pendidikan kejuruan berfungsi menyiapkan peserta didik untuk dapat bekerja secara langsung pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik, jasa boga, busana, perhotelan, akuntansi, kerajinan, administrasi perkantoran dan lain-lain. Karena fungsinya inilah kini pendidikan kejuruan banyak diminati masyarakat dengan anggapan bahwa setelah lulus sekolah, peserta didik dapat memiliki kemampuan atau kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja sehingga dapat terjun langsung ke lapangan sekalipun tanpa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada bidang keahlian apapun menjadi sangat penting, termasuk bidang keahlian Akuntansi.

3 Mutu pendidikan sering dinilai berdasarkan kualitas hasil keluarannya (output pendidikan), apakah output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai apakah output sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum adalah melalui pengukuran hasil belajar siswa yang diperoleh setelah melalui proses belajar dan pembelajaran. Karena hasil belajar siswa lebih mudah untuk dievaluasi. Untuk dapat melakukan evaluasi hasil belajar siswa maka di adakan pengukuran terhadap hasil belajar. Terdapat ragam evaluasi atau pengukuran hasil belajar yaitu dengan melakukan pretest, posttest, evaluasi bersyarat, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan UAN / UN. Untuk penggunaan jenis pengukuran tersebut tergantung pada penggunaan informasi evaluasinya. Namun pada kenyataannya masih terdapat maslah rendahnya hasil belajar siswa yang merupakan salah satu penghambat pencapaian tujuan pendidikan dalam upaya mengembangkan dunia pendidikan ke arah yang lebih baik. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Aimas khususnya untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI masih adanya diantara siswa yang belum lulus KKM. Berikut data mengenai hasil belajar siswa pada semester genap. Dengan KKM 75, hasil belajar menunjukan masih adanya nilai siswa yang belum memenuhi KKM, seperti pada tabel berikut :

4 Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMKN 1 Aimas No Kelas Siswa yang Sudah Siswa yang Belum Jumlah Memenuhi KKM Memenuhi KKM Siswa Jumlah % Jumlah % 1 XI 1 16 64 9 36 25 2 XI 2 13 56,5 10 43,5 23 Jumlah Siswa 29 60,42 19 39,58 48 Sumber : Diolah dari data nilai ulangan harian siswa kelas XI Akuntansi SMKN 1 Aimas Berdasarkan perolehan data pada Tabel 1.1 menunjukkan siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 19 orang atau 39,58% dan siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 29 orang atau 60,42%. Nilai KKM yang ditentukan untuk pelajaran akuntansi yaitu 75. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan khususnya oleh guru sebagai bahan evaluasi karena akan berakibat terhadap mutu pendidikan khususnya SMK. Oleh karena itu hasil belajar sangat penting untuk dikaji yang merupakan suatu hasil yang diperlukan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini dapat dikemukakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang, dan sebagainya. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi, perlu dilakukan identifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut para ahli pendidikan salah satunya yaitu model pembelajaran.

5 Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya. Siswa menyadari model pembelajaran diperlukan dalam proses pembelajaran. Selain itu, karakteristik dari sebuah model pembelajaran yang baik adalah yang berorientasi pada siswa (student center). Namun, berdasarkan temuan dilapangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Akuntansi disekolah tersebut masih didominasi oleh pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher center). Sedangkan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik jika adanya interaksi dalam proses belajar mengajar. Interaksi selama proses belajar mengajar terjadi antara kedua belah pihak, yaitu antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang efektif. Kondisi seperti yang disebutkan di atas juga terjadi pada pembelajaran akuntansi. Siswa banyak yang menganggap pelajaran akuntansi sulit untuk dimengerti, sehingga mereka tidak menyukai mata pelajaran ini dan berakibat pada aktivitas siswa yang banyak tidur dan mengobrol dengan teman lain selama pelajaran berlangsung. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik jika adanya interaksi dalam proses belajar mengajar. Interaksi selama proses mengajar terjadi antara kedua belah pihak, yaitu antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang efektif, sedangkan siswa dituntut untuk memiliki semangat dan motivasi untuk aktif selama kegiatan belajar mengajar. Dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, maka akan adanya perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, salah satu model pembelajaran

6 yang mendukung hal tersebut adalaha model pembelajaran kooperatif. Menurut Isjoni (2011 :20) Model pembelajaran kooperatif adalah susatu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara satu sama lain dalam kelompok yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran berkelompok. Pembelajaran secara berkelompok mengakibatkan adanya interaksi dan kerja sama antar siswa. Dengan adanya kerja sama siswa akan lebih mudah memecahkan masalah yang mereka anggap sulit. Selama ini di lapangan ketika siswa di tuntut untuk bekerja secara individualistik, mereka bekerja sendiri sendiri dengan tingkat kecepatan masing masing untuk mencapai tujuan pembelajaran tanpa menghiraukan siswa lain. Dalam model pembelajaran kooperatif banyak teknik teknik pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. Guru yang profesional dapat menentukan teknik mana yang cocok untuk materi yang akan disampaikan. Salah satu teknik yang bisa diterapkan untuk pelajaran akuntansi yaitu teknik Team Accelerated Instruction yang dikenal dengan teknik TAI. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah dalam berpikir. Seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2005:189) bahwa Model pembelajaran kooperatif teknik Team Accelerated Instruction merupakan model pembelajaran yang membuat para siswa bekerja dalam tim-tim mengemban tanggung jawab

7 mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju Disamping itu, dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction mempunyai kekurangan dan kelebihan sendiri, dan dirancang agar hasil belajar siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Berdasar kan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMK (Studi Eksperimen Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK N 1 Aimas Pada Pokok Bahasan Laporan Rekonsiliasi Bank ) 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah akan memberikan arah terhadap kegiatan yang harus dilakukan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diungkapkan diatas, maka secara umum rumusan masalah yang akan di teliti sebagai berikut : 1. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Akuntansi di SMKN 1 Aimas 2. Sejauh mana hasil belajar siswa di SMKN 1 Aimas pada mata pelajaran Akuntansi

8 3. Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction dengan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction. 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Intruction dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Laporan Rekonsiliasi Bank. Adapun tujuan yang ingin dicapai untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Akuntansi di SMKN 1 Aimas. 2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa di SMKN 1 Aimas pada mata pelajaran Akuntansi. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction dengan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Aimas memiliki beberapa keguanaan atau manfaat, dapat dilihat dari 2 cara yaitu :

9 1.4.1 Secara Teoritis Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan dan pengajaran khususnya dalam studi keahlian akuntansi di SMK Negeri 1 Aimas 1. Dapat dijadikan keilmuan dalam model yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi 2. Peneliti ini diharapkan memberikan sumbangan dalam pembelajaran akuntansi, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif 1.4.2 Secara Praktis 1. Bagi guru akuntansi, sebagai bahan masukan agar dalam melakukan prakteknya guru akuntansi mampu melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari materi pelajaran akuntansi. 2. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam di masa yang akan datang. 3. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian dikemudian hari.