Perbedaan Tekanan Darah setelah Pemaparan Cold Pressure Test antara Mahasiswa Tanpa dan dengan Riwayat Hipertensi di Keluarga

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SETELAH PEMAPARAN COLD PRESSOR TEST (CPT) ANTARA MAHASISWA DENGAN DAN TANPA RIWAYAT HIPERTENSI DI KELUARGA

ABSTRAK PREVALENSI HIPERTENSI ESSENSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BERDASARKAN UJI SARING COLD PRESSURE TEST

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

ABSTRAK PENGARUH SATE KAMBING TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA MUDA

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK MENTIMUN (Cucumis sativus) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

ABSTRAK EFEK SEMANGKA MERAH DAN KUNING (Citrullus lanatus) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK HUBUNGAN MANUVER VALSAVA TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH BUAH BLEWAH (Cucumis melo L. var. cantalupensis) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL DAN PREHIPERTENSI LAKI-LAKI DEWASA

PENGARUH HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI- LAKI DEWASA MUDA YANG DIINDUKSI COLD PRESSOR TEST

NI MADE AYU SRI HARTATIK

PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI. Oleh: FRIENDINA

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH COKLAT (Theobroma cacao) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

ABSTRAK. EFEK AIR REBUSAN TONGKOL DAN RAMBUT JAGUNG (Zea mays L) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang hipertensi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

ABSTRAK. EFEK KAPSUL SERBUK AKAR ALANG-ALANG (Imperta cylindrica Beauv.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK. EFEK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) P. Beauv) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK PENGARUH COKLAT HITAM (Theobroma cacao) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL WANITA DEWASA

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANGGUR MERAH BERBIJI DAN ANGGUR MERAH TIDAK BERBIJI (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

APEL MANALAGI (MALUS SYLVESTRIS MILL) SEBAGAI PENURUN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA POSISI DUDUK DAN BERBARING PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG.

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK EFEK MOZART SONATA K 448 FOR TWO PIANOS IN D-MAJOR 2 ND MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

APLIKASI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI DERAJAT I DI KOTA DENPASAR

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK. Kata kunci : Relaksasi Autogenik, SDB dan Tekanan Darah Referensi (118: ) vii

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ABSTRAK. EFEK KOMBINASI JUS STROBERI (Fragraria vesca) DAN JUS BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola Linn.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL WANITA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA DENGAN/DAN TANPA RIWAYAT HIPERTENSI DI KELUARGA SETELAH MELALUI PEMBEBANAN COLD PRESSOR TEST

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH KAFEIN PADA KOPI DAN COKLAT TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK INFUSA KULIT PISANG RAJA (Musa paradisisaca L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

ABSTRAK. PENGARUH PISANG KEPOK (Musa acuminata x balbisiana Colla) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN KAFEIN ORAL TERHADAP INTERVAL EKG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. PENGARUH JUS KOMBINASI BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola Linn.) DAN STROBERI (Fragaria vesca) TERHADAP TEKANAN DARAH

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Transkripsi:

36 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 Perbedaan Tekanan Darah setelah Pemaparan Cold Pressure Test antara Mahasiswa Tanpa dan dengan Riwayat Hipertensi di Keluarga Blood Pressure Differences after Exposure of Cold Pressure Test between Student with Family History of Hypertension and Student without Family History of Hypertension Hadi Sarosa 1, Muktasim Billah 2, Bagus Herlambang 3, Muslimah 4 ABSTRACT Background: Recently the number of hypertension cases has become increase; about 90% of them are idiopathic hypertension. An investigation was carried out to find out the difference of the activity of simphatic tonus between the group with the family history of hypertension and group without the family history of hypertension. Design and Methods: The 28 subjects (mean of age=20 years) of this research were randomly included and divided into 2 groups: group I (students with family history of hypertension) and group II (students without family history of hypertension). Blood pressure was recorded before and after Cold Pressure Test (CPT) by mercurial sphygmomanometer. The difference of blood pressure before and after CPT was analyzed by Wilcoxon s test and Mann-Whitney test. Result: There was an increased in either systolic or diastolic blood pressure mean before and after CPT for the two groups. Statistically, this was not significant. Conclusion: There was difference in systolic and diastolic blood pressures before and after CPT for the two groups, (Sains Medika, 1 (1) : 36-43). Keywords: Cold Pressure Test (CPT), diastolic, systolic, blood pressure ABSTRAK Pendahuluan: Kasus hipertensi akhir-akhir ini semakin meningkat, dimana 90% diantaranya adalah hipertensi essensial yang penyebabnya tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan aktivitas tonus simpatis antara kelompok dengan atau tanpa riwayat hipertensi di keluarga. Metode Penelitian: Dua puluh delapan subjek penelitian yang dipilih secara random (usia rata-rata 20 tahun) dikelompokkan menjadi 2 kelompok; kelompok I (mahasiswa dengan riwayat hipertensi di keluarga) dan kelompok II (mahasiswa tanpa riwayat hipertensi di keluarga). Tekanan darah diukur dengan menggunakan sfigmomanometer air raksa. Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah Cold Pressure Test (CPT) dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil Penelitian: Pada kedua kelompok uji menunjukkan peningkatan rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah CPT, baik sistolik maupun diastolik, Secara statistik, perbedaan tersebut tidak signifikan. Kesimpulan: Ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah CPT pada kedua kelompok uji, (Sains Medika, 1 (1) : 36-43). Kata Kunci: Cold Pressure Test (CPT), diastolik, sistolik, tekanan darah PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah medik kronik karena prevalensinya cukup tinggi dan mengakibatkan banyak penyakit kardiovaskuler seperti stroke, penyakit jantung 1 2 3 4 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang, (hadi_sarosa@plasa.com) Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Bagian Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Tekanan Darah dan Riwayat Hipertensi 37 koroner, dan gangguan fungsi ginjal. Dari kelompok penyakit kardiovaskuler hipertensi paling banyak ditemui, 10-15% orang dewasa menderita kelainan ini (Tagor, 2001). Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, tetapi telah dibuktikan bahwa peningkatan tekanan darah akan menaikkan mortalitas dan morbiditas. Menurut penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal dan hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik (Sidabutar & Wiguno, 1990). Hipertensi essensial meliputi lebih kurang 90% dari seluruh hipertensi dan 10% sisanya merupakan hipertensi sekunder. Patofisiologi hipertensi essensial terus berkembang, karena belum terdapat jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Berbagai hal seperti genetik, aktivitas saraf simpatis, faktor hemodinamik, gangguan mekanisme pompa natrium (sodium pump), faktor renin, angiostensin dan aldosteron dilaporkan mempunyai kaitan dengan peningkatan tekanan darah pada hipertensi essensial (Sidabutar & Wiguno, 1990). Faktor genetik dibuktikan bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot daripada heterozigot. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa faktor neurogenik secara genetik diturunkan dan merupakan faktor penting timbulnya hipertensi. Pada tahap awal terjadinya hipertensi essensial, peningkatan aktivitas tonus simpatis menyebabkan peningkatan curah jantung sedangkan tahanan perifer normal. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat akibat terjadinya refleks autoregulasi. Aktivitas tonus simpatis dapat dibangkitkan dengan beberapa tes, salah satunya adalah Cold Pressure Test (CPT). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hasil tes ini dapat memperkirakan kecenderungan untuk terjadinya hipertensi di waktu yang akan datang (Best & Tailor, 1973). Faktor neurogenik merupakan salah satu faktor yang diturunkan dan berperan dalam terjadinya hipertensi essensial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil dari CPT antara mahasiswa yang mempunyai riwayat hipertensi pada keluarga dengan mahasiswa yang tidak mempunyai riwayat hipertensi pada keluarganya.

38 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian case control design dengan subjek penelitian adalah mahasiswa usia 20 25 tahun dan jenis kelamin laki-laki. Subjek penelitian dibagi 2 kelompok yaitu kelompok pertama terdiri dari mahasiswa yang mempunyai riwayat orangtua yang hipertensi dan kelompok kedua adalah mahasiswa yang orangtuanya tidak mempunyai riwayat hipertensi. Pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. CPT dilakukan di laboratorium Ilmu Fisiologi, Fakultas Kedokteran UNISSULA, Semarang. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa merk Reister. Sebelum dilakukan penelitian, subjek penelitian diberi penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan dan menandatangani persetujuan untuk menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian dicatat tekanan darahnya sebelum tes, kemudian salah satu tangan dicelupkan ke dalam air es, ditunggu 3 menit, kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah kembali. Variabel dalam penelitian ini adalah perubahan tekanan darah sebagai variabel dependen dan variabel genetik dari orangtua sebagai variabel independen. Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah CPT dianalisa menggunakan uji Wilcoxon. Perbedaan peningkatan tekanan darah antara kelompok dengan dan tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga dianalisa dengan Mann-Whitney test (p<0,05). HASIL PENELITIAN Mahasiswa sebanyak 28 orang (usia 19,5 ± 0,5 tahun) dikelompokkan menjadi kelompok I sebanyak 15 orang dengan riwayat orangtua yang hipertensi dan kelompok II sebanyak 13 orang mahasiswa dengan orang tua tidak mempunyai riwayat hipertensi. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan dengan subjek penelitian duduk dalam keadaan rileks. Tekanan Darah Sistolik Perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah Cold Pressure Test (CPT) pada sampel disajikan pada Tabel 1. Sebanyak 5 sampel penelitian mengalami peningkatan tekanan darah sistolik > 20 mmhg (hiperreaksi), 3 sampel meningkat 10 mmhg

Tekanan Darah dan Riwayat Hipertensi 39 (normoreaksi), 7 sampel hiporeaksi, dan 1 sampel mengalami penurunan tekanan darah. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum tes: 111,7 ± 9,2 mmh dan tekanan sistolik setelah tes: 120 ± 14,1 mmhg, terjadi peningkatan 8 mmhg. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan riwayat hipertensi dalam keluarga berbeda secara bermakana (p = 0,013). Tabel 1. Perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah Cold Pressure Test (CPT) pada sampel yang mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga Tabel 2. Perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah Cold Pressure Test (CPT) pada sampel yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga

40 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 Perubahan tekanan darah sistolik pada kelompok yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga disajikan pada Tabel 2. Tiga sampel mengalami penurunan tekanan darah, 5 sampel tetap, dan 4 sampel mengalami peningkatan tekanan darah sebesar 10 mmhg. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum tes: 112,7 ± 11,31 mmhg dan sesudah tes: 135 ± 10,3 mmhg. Hasil uji Wilcoxon berpasangan antara sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan dan tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dengan nilai p = 0,76. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah CPT antara kelompok tanpa riwayat hipertensi dibandingkan dengan riwayat hipertensi dalam keluarga, tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Pada kelompok dengan riwayat hipertensi terdapat 5 sampel hiperreaktif dan terjadi perubahan yang bermakna antara sebelum dan sesudah CPT, sedangkan pada kelompok tanpa riwayat hipertensi tidak ada yang mengalami hiperreaksi. Tekanan Darah Diastolik Tabel 3 menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata tekanan darah diastolik antara sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan riwayat hipertensi dalam keluarga dimana 4 sampel mengalami peningkatan tekanan darah diastolik yang hiperreaksi, 3 sampel normoreaksi, dan 8 sampel hiporeaksi. Ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. Pada kelompok yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga, 6 sampel meningkat 10 mmhg (normoreaksi) dan 1 sampel meningkat 20 mmhg (hiperreaksi), sedangkan 6 sampel tetap dan 1 sampel mengalami penurunan tekanan darah diastolik (hiporeaksi). Peningkatan rata-rata tekanan darah diastolik antara sebelum dan sesudah CPT berbeda secara bermakna (p>0,05). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) pada peningkatan tekanan darah diastolik antara kelompok dengan riwayat dan tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga.

Tekanan Darah dan Riwayat Hipertensi 41 Tabel 3. Perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah Cold Pressure Test (CPT) pada sampel yang mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga Tabel 4. Perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah Cold Pressure Test (CPT) pada sampel yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga PEMBAHASAN Tekanan darah dapat diformulasikan secara mudah sebagai: tekanan darah = curah jantung tahanan perifer. Curah jantung dipengaruhi oleh frekuensi denyut jantung, kontraktilitas otot jantung, afterload dan preload, sedangkan tahanan perifer diperankan oleh pembuluh darah resisten yaitu arteriola (Berne & Levy, 2000).

42 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 Hasil pengukuran tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pasien, faktor alat, dan tempat pengukuran. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat, sedikitnya 5 menit berbaring dan dilakukan pada posisi berbaring, duduk, dan berdiri, sebanyak 3 4 kali pemeriksaan dengan interval 5 10 menit. Ukuran manset sebaiknya sesuai dengan umur dengan lebar 2/3 panjang lengan atas. Balon dipompa sampai di atas tekanan sistolik, kemudian dibuka perlahan-lahan dengan kecepatan 2 3 mmhg per denyut jantung. Tekanan sistolik dicatat saat terdengar bunyi yang pertama (Korotkoff I), sedangkan tekanan diastolik dicatat apabila bunyi tidak terdengar lagi (Korotkoff IV) (Sidabutar & Wiguno, 1990). Sampai saat ini tidak ada kesatuan pendapat mengenai definisi hipertensi (Tagor, 2001). Membicarakan hipertensi seringkali hanya membicarakan organ target akibat peningkatan tekanan darah yaitu jantung, otak, ginjal, pembuluh darah, dan mata (Suryadipraja, 2002). Patogenesis hipertensi adalah adanya kelainan dalam sistem pengawasaan yang gagal menurunkan tekanan arteri menjadi normal. Ada perbedaan patofiologi hipertensi essensial labil, borderline dan ringan, dan dengan hipertensi essensial sedang dan berat (Tagor, 2001). CPT merupakan tes yang berfungsi untuk menimbulkan perangsangan simpatis. Tes ini dilakukan untuk mengetahui efek vasokonstriksi yang ditimbulkan akibat perangsangan simpatis pada seseorang yang secara genetik mempunyai riwayat hipertensi, atau sudah dalam permulaan proses hipertensi. Perangsangan dingin akan meningkatkan epinefrin dan menurunkan kontrol mekanisme umpan balik negatif baroreseptor (Paparek et al., 1991). Pada orang dengan riwayat hipertensi dalam keluarga CPT akan meningkatkan tekanan sistolik. Pada kelompok dengan riwayat hipertensi dalam keluarga, peningkatan tekanan sistolik maupun diastolik lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga. Patofisiologi hipertensi terus berkembang, karena belum terdapat jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Berbagai hal seperti genetik, aktivitas saraf simpatis, faktor hemodinamik, gangguan mekanisme pompa natrium (sodium pump) dan faktor renin, angiostensin, aldosteron dibuktikan mempunyai kaitan dengan peningkatan tekanan darah pada hipertensi essensial (Sidabutar & Wiguno, 1990). Paparek et al. (2005) melaporkan bahwa reseptor AT 1A berperan dalam patogenesis perangsangan dingin yang menyebabkan

Tekanan Darah dan Riwayat Hipertensi 43 peningkatan tekanan darah melalui sistem NO dan meningkatkan respon terhadap ANG II. Perangsangan dingin akan menyebabkan penurunan tekanan darah melalui penurunan aktivitas barorefleks yang dapat dilihat pada kelompok tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga mengalami penurunan tekanan darah diastolik 1 sampel dan tekanan darah sistolik 3 sampel. KESIMPULAN Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik antara sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan dan tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga mengalami peningkatan, akan tetapi perbedaan keduanya tidak bermakna. Tekanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah CPT pada kelompok tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah CPT pada kelompok tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga berbeda bermakna (p<0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) tekanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. Ada perbedaan yang bermakna (p<0,05) tekanan darah diastolik antara sebelum dan sesudah CPT pada kelompok dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. SARAN Diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan memonitor perubahan gelombang EKG untuk menilai perubahan interval. DAFTAR PUSTAKA Berne and Levy,1998, The Cardiovascular System, Dalam: Berne & Levy (eds): Physiology, Mosby, Toronto. Best and Taylor, 1973, Physiology Basic of Medical Practices, The Williams and Wilkins Company Baltimore. Paparek, P.E., Wood, C.E., and Fregly, M.J., 1991, Role of the Sympathetic Nervous System in Cold Induced Hypertension in Rat, Journal of Applied Physiology 71: 300-6. Sidabutar, R.P., dan Wiguno, P., 1990, Hipertensi Essensial, Dalam: Suparman dan Sarwono Waspadji: Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Suryadipraja, M., 2002, Peran CCB dan Beta Blokers, Dalam: The First Symposium an Integrated Thinking on Circulation Problems Basic to Clinical Implementation, Jakarta. Tagor, G.M., 2001, Hipertensi Essensial, Dalam: Lily Ismadiarti dkk (eds.): Buku Ajar Kardiologi, Penerbit FK UI, Jakarta, hal. 197-205.