KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 GRUJUGAN BONDOWOSO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

e-issn Vol.5. No.1 (2017) p-issn

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KERTAS ORIGAMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN IPS BERBANTUAN MULTIMEDIA DI KELAS IV DAN V SDN BANJARBARU UTARA 2. Normalasarie 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I TRUCUK DENGAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar adalah bagian dari system pendidikan yang merupakan lembaga pendidikan formal,

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

PENINGKATAN KREATIVITAS BERKARYA SENI KRIYA KERAMIK TEKNIK PINCHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 BONDOWOSO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan dan berguna untuk mencerdaskan masyarakat, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

PENGGUNAAN MEDIA UANG DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALISABUK 2

Army Rejanti dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 3 BUKITTINGGI

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

Penggunaan Metode Pembelajaran Penilaian Antar Kelompok untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 10 Probolinggo

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai keragaman dalam menjelaskan dan mendefinisikan makna

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Transkripsi:

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 GRUJUGAN BONDOWOSO Angga Satrya Atma Nagara Universitas Negeri Malang E-mail: The_godfight@yahoo.co.id ABSTRAK: This research is done in order to know about the Effectiness of Multimedia in shape drawing of learning on the VII A grade student at SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso and also to know whether or not the use of multimedia can improve the quality process and result of shape drawing learning. The research approach is descriptive qualitative which is the research done to know the real situation. The research s result shows that the use of multimedia in the learning process of shape drawing on the VII A grade students at SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso is effective since it can improve the quality process and product Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan multimedia dalam pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso. Serta untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menggambar bentuk. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam situasi wajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil. Kata Kunci: Keefektifan, Multimedia, Pembelajaran, Menggambar Bentuk Peningkatan kualitas pendidikan secara dominan dipengaruhi oleh sistem pembelajaran, untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran. Fungsi proses belajar-mengajar seni rupa dalam pembelajaran kelas formal adalah tertuju pada pengembangan pengalaman ekspresi emosional dalam bersikap, berpikir, berperhatian dan berminat (internal), melalui latihan kemampuan mewujudkan ekspresi estetika dalam perwujudan rupa dwimatra atau trimatra (eksternal). Pendidikan seni rupa sangat berhubungan erat 1

2 dengan istilah menggambar. Menggambar menurut Muharam dan Sundaryati (1991: 95) adalah penyajian ilusi optik atau manipulasi ruang dalam bidang datar dua dimensi. Guru harus mampu mengkondisikan lingkungan sebaik mungkin untuk menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Fakta di lapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik (Tohar, 2008). Setiap pengajar diharapkan tidak hanya menggunakan satu macam model pembelajaran. Hendaknya lebih bervariasi agar siswa lebih mudah dalam memahami suatu materi tanpa harus dipaksa untuk mendengarkan, mencatat atau menghafal kemudian mengerjakan sesuai contoh. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso yaitu Bapak Hari Prihandono menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk berlangsung kurang maksimal, Siswa mengalami kesulitan untuk mendeskripsikan prosedur kerja atau langkahlangkah kerja dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Cara penyajian guru yang kurang menyenangkan dan kurang menimbulkan motivasi bagi siswa. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa tidak terwujud. Hal itu dapat dilihat dari hasil menggambar bentuk siswa yang kurang maksimal. Guru dituntut untuk menyediakan sarana berlatih bagi siswa dan menciptakan situasi belajar yang dapat memberikan kebebasan siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk. Salah satu alternatif untuk mendukung latihan tersebut adalah penggunaan media pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2001: 2), ada beberapa alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya: pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Bahkan penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret ke berpikir abstrak. Oleh sebab itu penggunaan media

3 pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Berbagai pernyataan akan manfaat media dalam pembelajaran di atas, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berbasis multimedia. Multimedia pembelajaran adalah perangkat dan bahan ajar yang dibuat menggunakan teknologi komputer. Tidak seperti alat peraga pada umumnya, multimedia pembelajaran lebih mengedepankan simulasi berbasis komputer, yang pada akhirnya kelak akan dipraktikkan siswa pada kondisi yang sesungguhnya. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan multimedia pembelajaran dalam proses belajar mengajar menggambar bentuk dan akan dilihat sejauh mana keefektifan penggunaan multimedia dalam proses pembelajran tersebut. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam situasi wajar. Dengan demikian penelitian kualitatif merupakan suatu upaya dalam menjawab permasalahan dengan jalan mendeskripsikan data sebagaimana adanya, dari sudut pandang subjek sendiri yang tidak lepas dari setting subjek kajian. Dalam penelitian kualitatif-deskriptif peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sehingga kehadiran peneliti merupakan hal yang mutlak diperlukan. Peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, melakukan analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso kelas VII A, pada semester genap tahun ajaran 2011/2012, pada tanggal 7 Maret 2012 sampai dengan 4 April 2012. Sekolah ini terletak di jalan Patirana Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso. Untuk penelitian tentang keefektifan multimedia dalam pembelajaran menggambar bentuk di SMPN 2 Grujugan Bondowoso menggunakan teknik observasi, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Ada tiga tahap yang dilalui dalam menganalisis data penelitian ini yaitu (1) reduksi data (2) paparan data (3) verifikasi/penarikan kesimpulan. Datadata yang telah diperoleh perlu sekali dicek keabsahannya atau kebenarannya.

4 Untuk mendapat kebenaran data pada suatu penelitian, maka peneliti melakukan apa yang disebut triagulasi. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung, penggunaan multimedia pembelajaran ini dapat dikatakan efektif, hal ini terlihat dari keantusiasan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan menggunakan multimedia juga memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa memperhatikan materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh, siswa lebih memahami materi yang disampaikan, siswa tertarik karena dalam multimedia tersebut juga disajika contoh-contoh gambar dan video proses menggambar bentuk dengan berbagai teknik. Keaktifan siswa lebih nampak, siswa berani mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum ia pahami. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mulai senang dalam mengikuti pembelajaran, karena proses pembelajaran lebih variatif, berbeda dari sebelum diterapkannya penggunaan multimedia pembelajaran, sehingga siswa tidak cepat bosan. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan diketahui nilai aktivitas siswa secara klasikal sebesar 96, 87% dengan kategori taraf aktivitas siswa dikatakan sangat baik. Penggunaan multimedia sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, dari hasil pengamatan kehadiran siswa sudah baik karena tidak ada siswa yang absen hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena semua siswa dapat memperoleh perlakuan yang sama. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran cukup baik, siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Selain itu siswa juga termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan penggunaan multimedia pembelajaran hal ini terlihat dari keantusiasan siswa saat proses pembelajaran. Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran. Kegembiraan ini berdampak kepada semangat belajar siswa. Proses pembelajaran yang diikuti siswa dengan baik berdampak pada kemampuan siswa dalam menggambar bentuk hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang juga meningkat.

5 Penggunaan multimedia pembelajaran sangat membantu siswa dalam menggambar bentuk, dengan disajikan video menggambar bentuk dengan berbagai macam teknik siswa memiliki gambaran yang jelas, sehingga siswa lebih mudah dalam proses menggambar, siswa menjadi lebih berani dalam menggambar. Ketekunan dan daya kosentrasi siswa pada saat mengerjakan tugas sudah sangat baik meskipun ada beberapa siswa yang perlu mendapat perhatian khusus. Dari hasil gambar siswa dapat terlihat kemampuan siswa dalam meggambar semakin meningkat, kesesuaian proporsi benda yang digambar menjadi lebih baik walaupun masih perlu latihan rutin untuk kepekaan lebih lanjut. Siswa sudah mulai berani mencoba membuat dan menata cahaya, gelap terang, dan bayang-bayang. Keartistikan komposisi dalam menata benda sudah mulai terlatih, siswa mulai bisa menentukan arah sudut pandang yang tepat. Berdasarkan hasil penilaian siswa dalam menggambar bentuk ketuntasan siswa meningkat dari 40% menjadi 96, 42% setelah diterapkan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran meggambar bentuk. PEMBAHASAN Pengajaran atau proses belajar mengajar, adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan ini dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Tahap perencanaan harus diperhatikan bagaimana penyusunan rancangan kegiatan belajar mengajar, baik itu yang berkaitan dengan tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan belajar siswa itu sendiri (Asep Hery Hermawan, dkk 2008 : 99). Dari hasil paparan dan temuan yang diperoleh peneliti selama proses pembelajaran menggambar dengan menggunakan multimedia, kegiatan diawali dengan perencanaan. Guru dan peneliti menyusun rancangan tindakan berupa rencana pembelajaran yang meliputi: kompetensi dasar, rumusan indikator, tujuan, penyusunan skenario pembelajaran, materi dan multimedia pembelajaran, evaluasi proses dan evaluasi hasil, pengorganisasian kelas, dan penentuan alokasi waktu. Menyiapkan materi yang akan disampaikan pada siswa mengenai gambar bentuk yang disesuaikan dengan kurikulum. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi

6 dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya (Sudjana: 67). Dalam pencapaian tujuan pembelajaran media memegang peranan yang penting sebab dengan adanya media, materi dapat mudah dipahami oleh siswa. Menurut Sudjana (2009: 99) salah satu fungsi pokok dari media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempuyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran menggambar bentuk di kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso berupa multimedia yang berisi materi menggambar bentuk yang disajikan dalam beberapa slide. Untuk dapat menentuka tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran ini dengan menggunakan lembar observasi aktivitas sisawa dan lembar penilaian produk. Hasil yang diperoleh dari penilaian dalam bentuk hasil belajar. Pada saat tahap instruksional atau kegiatan inti guru menggunakan multimedia pembelajaran sebagai alat bantu agar pelaksanaan pembelajaran lebih variatif dan menimbulkan motivasi bagi siswa. Menurut Nana Sudjana (2001: 2) ada beberapa alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya, pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan hasil pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung, penggunaan multimedia pembelajaran ini dapat dikatakan efektif, hal ini terlihat dari keantusiasan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa memperhatikan materi yang disajikan dengan sungguh-sungguh, siswa lebih memahami materi yang disampaikan hal ini terlihat dari pada saat proses tanya jawab dan latihan sebagian besar siswa bisa menjawab dengan benar dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguhsungguh. Siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh karena dalam multimedia tersebut juga disajika contoh-contoh gambar dan video proses menggambar bentuk dengan berbagai teknik. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003: 215) ada beberapa cara untuk menumbuhkan

7 motivasi antara lain (1) Cara mengajar yang bervariasi; (2) mengadakan pengulangan informasi; (3) memberikan stimulus baru, misalnya melaui pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya; (4) menggunakan media dan alat yang menarik perhatian siswa seperti gambar, foto, diagram dan lain-lain. Secara umum siswa akan terangsang untuk belajar apabila situasi belajar cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu dalam pembelajaran menggambar bentuk, siswa diberi motivasi dengan cara penggunaan multimedia pembelajaran. Keberhasilan proses pengajaran banyak dipengaruhi oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran serta variabel lingkungan terutama sarana dan iklim yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran. Dari hasil pembahasan mengenai proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya dapat terlihat bahwa pengajaran telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan belajar siswa dimotivasi oleh guru sehingga mereka melakukan kegiatan dengan kesadaran, kesungguhan dan tanpa paksaan. Suasana pengajaran cukup menyenagkan dengan diterapkannya penggunaan multimedia pembelajaran. Menurut beberapa penelitian tentang penggunaan media dalam proses belajar mengajar menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media (Sadiman, 2002: 10). Bahkan penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret ke berpikir abstrak. Kualitas proses pembelajaran juga dapat dilihat dari aktivitas siswa dikelas. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan diketahui nilai aktivitas siswa secara klasikal sebesar 96, 87% dengan kategori taraf aktivitas siswa dikatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran meningkat. Di samping tinjauan dari segi proses keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Salah satu unsur dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu fasilitas dan

8 sumber belajar yang tersedia. Artinya kelas harus menyediakan bebagai sumber belajar seperti buku pelajaran, alat peraga atau media, dan lain-lain (Sudjana, 2009). Secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Dengan penggunaan multimedia yang di terapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa yang meningkat dari 40% menjadi 96, 42% setelah diterapkan penggunaan multimedia pembelajaran. Selain itu nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Dari hasil paparan data pada pembahasan sebelumnya, Ketekunan dan daya kosentrasi siswa pada saat mengerjakan tugas sudah sangat baik meskipun ada beberapa siswa yang perlu mendapat perhatian khusus. Penggunaan multimedia pembelajaran sangat membantu siswa dalam menggambar bentuk, dengan disajikan video menggambar bentuk dengan berbagai macam teknik siswa memiliki gambaran yang jelas, sehingga siswa lebih mudah dalam proses menggambar, siswa menjadi lebih berani dalam menggambar. PENUTUP Kesimpulan Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran menggambar bentuk pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Grujugan Bondowoso dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran menggambar bentuk. Hal ini didukung oleh hasil analisis terhadap perolehan data selama penelitian yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Aktivitas siswa mengalami peningkatan sebagai wujud dari perbaikan perilaku belajar siswa yang semakin memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi kepribadiannya secara optimal. Penerapan materi menggambar bentuk dengan menggunakan multimedia pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk. Kemampuan menggambar bentuk siswa semakin meningkat sebagai wujud perkembangan kecerdasan visual spasial, perkembangan kemampuan berkreasi dan apresiasi karya seni rupa. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan ketuntasan individu

9 dari 40% menjadi 96,42% setelah diterapkan penggunaan multimedia pembelajaran. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, diberikan saran sebagai berikut: bagi guru mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 2 Grujugan disarankan untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. Penerapan penggunaan multimedia pembelajaran hendaknya dilakukan dengan metode pembelajaran yang juga dapat memotivasi siswa, disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, lingkungan belajar siswa, dan ketersediaan waktu yang cukup. Bagi sekolah, untuk selalu mengevaluasi tingkat keefektifan pengelolaan dan pemanfaatan media pembelajaran di sekolah. Penelitian ini hendaknya dilakukan peneliti selanjutnya dengan kelas, sekolah dan materi yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, dan Supriyono.2003. Psikologi Belajar. Solo: PT Rineka Cipta. Tohar, Khumaidi. 2008. Peserta Didik dalam Menghadapi Kreativitas Anak Manajemen, (online), (http://forum.um.ac.id/index.php?topic=9001.0, diakses 8 september 2010). Muharram, dan Sundaryati. 1991. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Surakarta. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hermawan, A. H. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka