Fitriati Endah Aryaning F

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

I. PENDAHULUAN. menginginkan sang buah hati terlahir dengan selamat dan sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Klinik Bersalin di Gianyar 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembagunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BIDAN SAAT MENOLONG PERSALINAN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi Disusun oleh : Fitriati Endah Aryaning F 100 030 008 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidan adalah seorang tokoh masyarakat yang selalu siap membantu masalahmasalah perempuan, khususnya mulai dari masa kehamilan pertama sampai pasca persalinan. Bidan merupakan seorang tenaga medis profesional yang cukup kompeten dan mampu menangani kehamilan resiko rendah dan persalinan tanpa komplikasi. Bidan tidak kalah dengan dokter dalam menolong persalinan. Seorang bidan cukup terdidik tentang pengetahuan kehamilan dan persalinan. Membicarakan bidan tidak lepas dari persalinan. Ketersediaan tenaga bidan terlatih yang dapat melaksanakan pertolongan persalinan yang aman dan bersih, mengenal dan menangani komplikasi obstetri akan mampu mengurangi angka kematian ibu. Namun demikian, di negara berkembang hanya 55% wanita ditolong tenaga terampil saat persalinan (Shane, 2007). Di Indonesia, sekitar 20.000 perempuan meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup masih merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan ASEAN, dan penurunan angka kematian ini masih menjadi prioritas tinggi dalam isu pembangunan. Sebagian besar kasus kematian ibu sebenarnya bisa dicegah dengan peningkatan akses ke layanan kesehatan reproduktif yang bermutu serta penggunaan tenaga persalinan yang trampil (Rotigliano, 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu di Indonesia yang masih enggan meminta pertolongan tenaga penolong persalinan terlatih untuk memberikan asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian dari mereka memberikan alasan bahwa penolong persalinan terlatih tidak benar-benar memperhatikan kebutuhan atau kebudayaan, tradisi dan keinginan pribadi para ibu dalam persalinan dan kelahiran bayinya. Alasan lain yang juga berperan adalah bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan memiliki peraturan dan prosedur kurang bersahabat dan menakutkan bagi para ibu. Peraturan dan prosedur tersebut misalnya tidak memperkenankan ibu untuk berjalan-jalan selama proses persalinan, tidak mengijinkan anggota keluarga menemani ibu, membatasi ibu hanya pada posisi tertentu selama persalinan dan kelahiran bayi serta memisahkan ibu dari bayi segera setelah bayi dilahirkan. Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk mendalami permasalahan yang dihadapi oleh pasien atau klien, dan kemudian merumuskan permasalahan tersebut serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya. Manajemen bidan membantu proses berpikir bidan di dalam melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan. Setelah bidan menemukan masalah pada pasien maka seorang bidan merumuskannya ke dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosa. Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosa kebidanan. Dalam menentukan diagnosa

kebidanan, pengetahuan keprofesionalan bidan diperlukan. Diagnosa kebidanan mencakup: kondisi pasien/klien yang terkait dengan masalah, masalah utama dan penyebab utamanya (tingkat resiko), masalah potensi, dan prognosa (Depkes, 2004). Tidak jarang seorang bidan mengalami masalah dalam menangani pasiennya. Pasien yang tidak mau mendengarkan saran dari bidannya itu akan menjadi masalah buat sang bidan, contohnya pasien yang tidak mau untuk dibedah Caesar padahal kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk bersalin secara normal, ini akan menjadi masalah besar bagi bidan, karena seorang bidan harus mampu meyakinkan pasiennya untuk bersalin secara Caesar. Menghadapi kondisi seperti itu, dibutuhkan kemampuan mengambil keputusan yang tepat dari seorang bidan demi menjaga keselamatan pasien (Depkes, 2004). Manullang, (1996) berpendapat kemampuan mengambil keputusan yang efektif merupakan persyaratan dasar, baik untuk keberhasilan yang profesional maupun untuk kebahagiaan pribadi. Keputusan yang efektif ialah keputusan yang kurang lebih menghasilkan keadaan yang diharapkan. Lebih dari itu keputusan yang efektif dapat menghasilkan perubahan yang mengejutkan tetapi yang diharapkan bagi kehidupan pasien. Moesono (2001) mengatakan bahwa aktivitas pengambilan keputusan dilakukan individu untuk memecahkan berbagai masalah, mulai dari masalah sederhana sampai masalah yang lebih kompleks, baik persoalan yang menyangkut kehidupan diri pribadi maupun persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak. Kenyataannya, masih banyak kasus malpraktek yang dilakukan bidan, terutama bidan yang berpraktek secara pribadi, karena ketidakmampuan mengambil keputusan

dengan cepat dan tepat saat menghadapi kesulitan dalam upaya menolong persalinan ibu. Adanya kasus kematian ibu karena pendarahan yang tidak dapat langsung tertangani dengan baik, bayi mati di dalam dan lain-lain salah satunya karena ketidakmampuan bidan mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Tri Murtini Rahayu, Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Pati yang juga bidan pelatih, mengungkapkan bahwa umumnya bidan baru merujuk ibu bersalin kalau benar-benar sudah tidak bisa mengatasi masalah. Saat dirujuk seringkali ibu sudah mengalami perdarahan berat atau penyulit lain, yang dalam istilah bidan atau dokter rumah sakit "sudah bosokan" (Walujani, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan mengambil keputusan pada bidan saat menolong persalinan. Seperti dikemukakan Hasan (Roy, 2005) dalam faktor yang mempengaruhi keputusan secara eksternal antara lain situasi, kondisi, dan tujuan yang hendak dicapai. Kameda dan Sugimori (1993) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan secara internal yaitu Kematangan atau kemasakan dan motivasi. Faktor lain yang berperan terhadap pengambilan keputusuan yaitu kepercayaan diri.. Kepercayaan diri memegang peranan yang sangat penting dalam meraih kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik, individu akan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang terdapat di dalam dirinya. Menurut Anthony (1992), kepercayaan diri merupakan sikap pada diri individu yang dapat menerima keyakinan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Rasa takut menerima kegagalan, berhadapan atau berdampingan dengan

orang hebat yang memiliki keunggulan-keunggulan, sering membuat orang merasa rendah, kalah dan minder. Orang yang mempunyai kepercayaan diri tidak merasa perlu membandingkan dirinya dengan orang lain, karena dia lebih tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, mereka semakin merasa yakin terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi serta mempunyai sikap positif yang didasari oleh keyakinan dan kemampuannya. Seperti halnya pendapat Affiatin dan Martaniah (1998), bahwa kepercayaan diri sebagai suatu perasaan yang berisi kekuatan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang dilandasi keyakinan untuk sukses. Kepercayaan diri akan membuat individu mampu menerima pikiran dan perasaan orang lain serta mampu membedakan antara pengetahuan dan perasaan orang lain, sehingga keputusan yang diambil tidak terlepas dari intelektualnya, dan diharapkan seseorang mampu bekerja keras, menghadapi tantangan, tidak ragu-ragu, mandiri serta kreatif. Kepercayaan diri merupakan sifat kepribadian yang sangat penting dimiliki oleh bidan, karena kepercayaan diri merupakan salah satu kemampuan dasar bidan untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam pengambilan keputusan khususnya saat menolong persalinan. Bidan yang mempunyai kepercayaan diri, optimis dan yakin dengan kemampuan sendiri merupakan salah satu indikasi bahwa bidan tersebut akan dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik, sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya terutama pada saat menolong persalinan. B. Rumusan Masalah Bidan yang telah merencanakan untuk menolong persalinan harus memiliki kepercayaan diri untuk mengambil keputusan ketika menghadapi risiko yang terjadi

selama menolong persalinan, misalnya adanya kemungkinan terjadinya kematian pada ibu atau bayi yang ditolong, sehingga penyebab kematian pada saat melahirkan dapat dicegah dengan penanganan yang adequat, yakni salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesiapan psikologis. Namun pada kondisi tertentu bidan dapat mengalami kesulitan mengambil keputusan dalam mengatasi persalinan yang akan dilakukan. Kondisi ini semakin menjadi ketika bidan kurang percaya diri dan lebih percaya pada cerita tahayul dan terpengaruh pada informasiinformasi tentang bayi dan kehamilan serta masalah yang berkaitan dengannya, meskipun sumber informasi tersebut tidak jelas bahkan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan permasalahan di atas, muncul pertanyaan penelitian yaitu apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kemampuan mengambil keputusan saat menolong persalinan pada bidan? Bertitik tolak dari permasalahan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara kepercayaan diri dengan Pengambilan Keputusan Bidan Saat Menolong Persalinan. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kepercayaan diri dengan pengambilan keputusan bidan saat menolong persalinan 2. Tingkat kepercayaan diri dan pengambilan keputusan bidan saat menolong persalinan 3. Peran atau sumbangan kepercayaan diri terhadap pengambilan keputusan bidan saat menolong persalinan

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi subjek (bidan) Memberikan pengetahuan sumbangan informasi dan pemahaman bagi bidan mengenai keterkaitan kepercayaan diri dengan pengambilan keputusan bidan saat menolong persalinan. 2. Bagi rumah bersalin Penelitian ini dapat memberikan wacana pemikiran bagi Rumah Bersalin tentang khususnya keterkaitan kepercayaan diri dengan pengambilan keputusan bidan saat menolong persalinan sehingga pihak rumah bersalin dapat bekerja sama secara baik dengan para bidan agar dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien. 3. Bagi peneliti lain Memberikan informasi serta data-data empiris tentang keterkaitan antara kepercayaan diri dengan pengambilan keputusan bidan untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya.