Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lapisan Berpotensi Akuifer Berdasarkan Analisis Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Di Kertajati, Majalengka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

INVESTIGASI GERAKAN TANAH DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI SEKITAR LERENG BGG JATINANGOR

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

METODE EKSPERIMEN Tujuan

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Abstrak

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

III. METODE PENELITIAN

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 88 Oktober 2016

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Bab IV Akuisisi, Pengolahan dan Interpretasi Data

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

Unnes Physics Journal

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

Studi Geolistrik Untuk Mengidentifikasi Kedudukan Lumpur dan Air Dalam Rangka Optimalisasi Timbunan Lowwall

ANALISIS POTENSI LONGSORAN PADA DAERAH RANU PANI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DESA SUMBERBRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

PENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

Unnes Physics Journal

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

Identifikasi Zona Rekahan di Bendungan Sutami Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

* ) Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNP ** ) Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP

Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Alpha Arya Pratama Putra 1

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Model Laboratorium Lapangan Identifikasi Limbah Cair Menggunakan Metode Cross-Hole Geolistrik Resistivitas

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

PENENTUAN POTENSI SUMBERDAYA HIPOTETIK TIMAH PRIMER DI DAERAH AIR INAS KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

Transkripsi:

Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner Studi Kasus Bendung Alam Wae Ela, Ambon Gumilar Utamas Nugraha 1, Andi Agus Nur 2, Boy Yoseph CSSSA 2, Pulung Arya Pranantya 3 Nanang Dwi Ardi 4, 1 Program Magister Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Jl.Dipati Ukur no.35 Gedung 2 lt.2 Bandung, 40132, Jawa Barat Email:gumilar15001@mail.unpad.ac.id 2 Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363, Jawa Barat Email:noor_geo79@yahoo.co.id 3 Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Jl.Ir.H.Djuanda no.193 Bandung, 40135, Jawa Barat Email:poel_pranantya@yahoo.com 4 Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl.Dr.Setiabudi no.229 Bandung, 40154, Jawa Barat Email:nanang1212@gmail.com Abstrak Bendung alam Wae Ela adalah bendung yang terbentuk karena proses longsornya bukit disekitar sungai Wae Ela yang kemudian menutup aliran sungai tersebut. Terdapat tiga puluh delapan titik rembesan (seepage) disekitar bendung alam tersebut. Rembesan (seepage) adalah salah satu penyebab utama dari kerusakan suatu bendungan, hal ini karena rembesan mengakibatkan suatu erosi internal pada suatu tubuh bendung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis aliran rembesan (seepage) di bendung alam Wae Ela melalui pemodelan 3D sebagai bahan evaluasi. Metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner dengan enam lintasan pada area sekitar bendung alam Wae Ela dilakukan untuk memetakan kondisi bawah permukaan area rembesan. Hasil inversi menunjukkan bahwa kedalaman rembesan di bendung Wae Ela berada pada kedalaman sekitar 5 sampai 35 meter dengan nilai resistivitas 5-40 Ωm. Visualisasi model penampang 2D (mapping) dan penampang 3D (solid model) menunjukkan bahwa pola aliran rembesan memiliki kecenderungan yang dominan ke arah timur laut. Dengan berhasilnya pemodelan 3D data resistivitas untuk kasus rembesan ini, maka diharapkan dapat menjadi model untuk bendung lainnya guna tindakan preventif sebelum terjadinya bencana jebolnya bendung. Kata Kunci : Bendung, Rembesan (seepage), Geolistrik Resistivitas, Konfigurasi Wenner

Pendahuluan Bendung Alam Wae Ela adalah bendung yang terbentuk karena proses alamiah, yang bermula dari longsor bukit terjal akibat curah hujan yang tinggi. Material longsoran berupa tanah dan bebatuan dengan volume yang sangat besar, menutup aliran sungai Wae Ela. Longsoran tersebut telah mengakibatkan sungai Wae Ela membentuk bendung alam. Tiga puluh delapan titik rembesan ditemukan tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Maluku pada bendungan alamiah tersebut. Rembesan (seepage) adalah salah satu penyebab utama dari kerusakan suatu bendung, hal ini karena rembesan mengakibatkan suatu erosi internal pada bendung dan sebanyak 46 % kerusakan bendung yang ada disebabkan oleh rembesan (seepage) (Ikard, 2009). Metode geolistrik resistivitas digunakan untuk penyelidikan bawah permukaan (Sjodahl, 2006). Metode ini banyak dipergunakan di bidang geoteknik (Dahlin, 1993)(Dahlin, 1996) misalnya untuk monitoring rembesan (seepage) yang terdapat di satu bendung (Sjodahl, 2006) lalu Monitoring rembesan (seepage) dalam media berpori menggunakan geolistrik di Earthen DAM (Ikard, 2009). Dengan memperhatikan sifat listrik batuan yang tersaturasi fluida di bawah permukaan maka keberadaan aliran rembesan (seepage) dapat diprediksikan. Tinjauan Pustaka Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner Metode geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode geolistrik yang mempelajari sifat-sifat aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. Besaran fisis yang dipelajari adalah resistivitas batuan akibat adanya medan potensial dan arus yang terjadi di bawah permukaan bumi. Prinsip kerja metode resistivitas ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus. Beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda potensial, dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu dapat ditentukan variasi harga resistivitas masing-masing lapisan batuan di bawah titik ukur. (Modul, 2002) Konfigurasi Wenner diambil dari nama Frank Wenner yang mempelopori penggunaannya di Amerika Serikat. Pada susunan elektroda Wenner posisi elektroda arus AB dan elektroda potensial MN yang simetri terhadap titik pusat pada kedua sisinya. Jarak antara keempat elektroda sama, yaitu a dengan dipol potensial P1 dan P2 berada di tengah-tengah antara C1 dan C2. Gambar 1. Konfigurasi Wenner Pengambilan data dengan metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner. Pada konfigurasi ini jarak antara keempat elektroda sama, yaitu a dengan dipol potensial P 1 P 2 berada di tengah-tengah C 1 dan C 2. Besarnya nilai resistivitas dirumuskan pada persamaan dibawah ini: (Telford et al.,1990) ρ = V K (1) I Dengan : ρ = resistivitas batuan (Ohm meter) ΔV = beda potensial antara elektroda P 1 dan P 2 I = arus dua elektroda C 1 dan C 2 (Ampere) K = faktor geometri (meter)

Pada penelitian ini menggunakan konfigurasi Wenner sehingga harga K dapat diperoleh sebagai berikut: V 1 = Iρ 2π [ 1 r 1 1 r 2 ] (2) V 2 = Iρ 2π [ 1 r 3 1 r 4 ] (3) V = V 1 V 2 (4) Dengan mensubtitusikan persamaan (2) dan (3) ke persamaan (4) diperoleh persamaan (5) V = Iρ 2π [ 1 r 1 1 r 2 1 r 3 + 1 r 4 ] (5) Jika nilai spasi antar elektroda adalah a maka diperoleh nilai hambatan jenis pada persamaan (6) ρ = V 2π I [1 1 1 + 1 a 2a 2a a ] 1 (6) ρ = 2πr V (7) I ρ = V K (8) I Dari persamaan (2.28) maka diperoleh nilai faktor geometri pada konfigurasi Wenner adalah: K = 2πa (9) Longsor Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Bendung Merupakan bangunan (komplek bangunan) melintasi sungai yang berfungsi mempertinggi elevasi air sungai dan membelokkan air agar dapat dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22-24 Oktober 2012. Daerah penelitian adalah Bendung Alam Wae Ela yang terletak di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Pulau Ambon. Alat geolistrik resistivitas yang digunakan jenis S-FIELD Earth Resistivity Instrument Multichannel Resistivity Meter 16 elektroda. Pada penelitian ini dipilih metode Wenner karena metode ini memiliki detail lateral yang baik untuk profiling, sedangkan pemilihan metode sehingga metode ini bisa memberikan informasi yang cukup untuk kedalaman dan variasi lateral yang baik. Pengukuran dilakukan di enam lintasan. Setelah diperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengolahan data.untuk mengolah data geolistrik resistivitas tomografi ini diperlukan software Res2DInv. Res2DInv adalah program komputer yang secara automatis menentukan model resistivitas 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey geolistrik resistivitas. Setelah pengolahan data menggunakan software Res2DInv selesai dilanjutkan pengolahan data menggunakan software Surfer 12 untuk mendapatkan sebaran resistivitas secara lateral (Visualisasi model 2D) di setiap kedalamannya. Software RockWorks 15 digunakan untuk mendapatkan Visualisasi model 3D aliran rembesan di Bendung Alam Wae Ela. Hasil Dan Pembahasan Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara langsung (primer) yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Gambar 2. Penampang resistivitas Lintasan 1

Gambar 3. Penampang resistivitas Lintasan 2 Gambar 4. Penampang resistivitas Lintasan 3 Gambar 5. Penampang resistivitas Lintasan 4 Gambar 6. Penampang resistivitas Lintasan 5 Gambar 7. Penampang resistivitas Lintasan 6 cokelat hingga ungu tua, zona dengan resistivitas menengah memiliki nilai yang berkisar antara 40 Ωm 105 Ωm yang ditandai oleh warna hijau muda hingga cokelat tua, sedangkan untuk zona dengan resistivitas rendah memiliki nilai yang berkisar antara 5 Ωm 40 Ωm yang ditandai dengan warna biru tua hingga biru muda. Dari keenam lintasan diatas zona zona dengan resistivitas yang rendah (low resistivity zone) memiliki nilai yang berkisar antara 5 Ωm 40 Ωm yang ditandai dengan warna biru tua hingga biru muda. Zona ini diduga merupakan zona jenuh air (saturation zone). Zona ini umumnya berada dibagian kanan bawah penampang setiap lintasan zona ini diduga merupakan zona terdapat aliran air rembesan. Pada zona ini diduga terdiri dari sedimen yang tidak terkonsolodasi yang memiliki porositas serta permeabilitas yang tinggi, sehingga mudah untuk menyimpan serta meloloskan air. Zona resistivitas menengah memiliki nilai yang berkisar antara 40 Ωm 105 Ωm yang ditandai oleh warna hijau muda hingga cokelat tua, zona ini diduga terdiri dari batuan konglomerat. Zona yang memiliki resistivitas tinggi memiliki nilai 105 Ωm 230 Ωm yang ditandai dengan warna cokelat hingga ungu tua. Zona ini diduga terdiri dari batuan breksi. Pengolahan data menggunakan Res2DInv hanya memberikan informasi tentang kedalaman serta nilai resistivitasnya, untuk mengetahui sebaran (distribusi) aliran rembesan digunakan software Surfer 12. Berikut hasil pengolahan data menggunakan software Surfer 12 Dari keenam lintasan di atas secara umum kontras resistivitas di lokasi penelitian dapat digolongkan memiliki 3 zona resistivitas, yaitu zona dengan resistivitas tinggi (high resistivity zone), zona dengan resistivitas menengah (mid resistivity zone), dan zona dengan resistivitas yang rendah (low resistivity zone). Zona yang memiliki resistivitas tinggi memiliki nilai 105 Ωm 230 Ωm yang ditandai dengan warna

Gambar 8. Distribusi aliran rembesan berdasarkan nilai resistivitas Dari penampang hasil pengolahan software Surfer 12 diketahui bahwa aliran rembesan cenderung mengarah ke arah timur laut, hal ini ditandai oleh harga resistivitas yang kecil (5 40 Ωm) dengan indikasi warna biru pada penampang. Untuk lebih memudahkan visualisasi dan mendapatkan suatu tubuh (body) dari pola aliran rembesan maka dibuatlah visualisasi model 3D dari data geolistrik dan data surfer yang telah ada sebelumnya. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan Software RockWorks 15 untuk mendapatkan suatu visualisasi model 3D dari zona penelitian juga untuk mendapatkan suatu tubuh (body) dari suatu aliran rembesan, berikut adalah hasil visualisasi model 3D menggunakan Software RockWorks 15. Gambar 9. Solid model Sebaran resistivitas di lokasi penelitian Gambar 10. zona dengan resistivitas 5-40 ohm.m yang diduga sebagai aliran rembesan Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software Res2DInv, Surfer 12 dan RockWorks 15 kedalaman rembesan di bendung Wae Ela memiliki kedalaman yang bervariasi di setiap lintasan pengukuran dimulai dari kedalaman 5 hingga 35 meter, aliran rembesan secara dominan terdapat di bagian kanan penampang geolistrik resistivitas, aliran rembesan ini secara dominan mengarah ke arah timur laut bendung, dimana zona ini diduga merupakan bagian yang terdiri dari material batuan yang tidak terkonsolidasi yang disebabkan oleh jenis longsoran yang terjadi yaitu berupa longsor blok yang terjadi akibat adanya rekahan dan bidang gelincir, yang memungkinkan air untuk mengalir pada zona tersebut. Blok yang padat menempati bagian barat bendung, dan bagian runtuhan yang tidak terkonsolidasi menempati bagian timur hingga timur laut bendung. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data penelitian aliran rembesan (seepage) di Bendung Alam Wae Ela menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner, dapat disimpulkan sebagai berikut: Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner dapat memetakan kondisi bawah permukaan khususnya aliran rembesan pada

suatu tubuh bendung alam dengan sangat baik Rembesan secara dominan terdapat di bagian kanan setiap penampang hasil pengolahan software Res2DInv. Berdasarkan interpretasi, bagian ini merupakan bagian yang terdiri dari material batuan yang tidak terkonsolidasi berupa alluvium yang kemudian tersaturasi air dimana pada zona ini memiliki nilai resistivitas yang rendah (low resistivity zone) yaitu 5 40 Ωm. Hal ini disebabkan oleh jenis longsoran yang terjadi yaitu berupa longsor bidang. Dimana blok padat mengisi bagian barat bendung sementara runtuhan yang tidak terkonsolidasi mengisi bagian timur bendung. Berdasarkan visualisasi model 2D dan 3D, maka kondisi rembesan di Wae Ela cenderung mengarah ke arah timur laut (north east) bendung, hal ini didukung oleh kondisi topografi bendung yang semakin curam ke arah timur laut. Kedalaman rembesan di bendung Wae Ela berada pada kedalaman sekitar 5 sampai 35 meter. Pustaka Ikard, J Scott. (2013). Geoelectric Monitoring Of Seepage In Porous Media With Engineering Applications To Earthen Dams. (Tesis). Colorado School of Mines. Sjodahl, Pontus. (2006). Resistivity Investigation And Monitoring For Detection Of Internal Erosion And Anomalous Seepage In Embankment Dams. (Disertasi). Faculty of Engineering, Lund University. Dahlin T. (1993). On the automation of 2D resistivity surveying for engineering and environmental applications. (Ph.D. Thesis). Lund University. Dahlin T. (1996). 2D resistivity surveying for environmental and engineering applications. First Break 14(7) hlm.275-283. Modul. (2002). Pelatihan dan Pengukuran Dasar Metode Geofifika ITB. Bandung: Laboratorium Fisika Bumi Institut Teknologi Bandung. Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff, R.E. (1990). Applied geophysics. New York:Cambridge University Press