ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT LHOKSEUMAWE DALAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA LHOKSEUMAWE

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA SENGON, KLATEN

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengaruh, sosialisasi politik, orientasi politik, pemilih

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DESA TERHADAP PEMBANGUNAN YANG DIBIAYAI OLEH KEUANGAN DANA DESA DI KECAMATAN SEI DADAP KABUPATEN ASAHAN

Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Diterima: 22 April 2013 Disetujui: 21 Juni Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

ABSTRACT. Keywords: Performance Audit, Performance Accountability

KAJIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) PADA PERUSAHAAN TESIS

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA REMUNERASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD dr. SOEROTO NGAWI TESIS

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS UDAYANA TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA PADA REMAJA TENTANG SEKSUALITAS REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I TAHUN 2016

SKRIPSI. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN KARO TESIS. Oleh AJAREN /MAG

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYALURAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

Contribution of Marginal Farmers to Support Accomplishment of Agricultural Development

ABSTRACT. Keywords: Store Atmosphere, Exterior, Interior, Store Layout, Display Interior and buying interest. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENERAPAN SUMUR RESAPAN (Studi Kasus Di Kecamatan Mampang Prapatan Provinsi DKI Jakarta)

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, ETOS KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PT. ARUN NGL LHOKSEUMAWE ACEH

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

Tesis. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan DIAH AULIYANI

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA OLEH PENGURUS YAYASAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA/KEKAYAAN YAYASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KARTU E-MONEY BANK MANDIRI DI KOTA MEDAN OLEH. Harry Pratama

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATI TESIS

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

CUT ZULIATI MULI /IKM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang terjadi disekitar kita adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA DI PUSKESMAS KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN MULTI AKTIVITAS AGRIBISNIS (GEMAR) DI DESA SANDINGTAMAN, KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

Keywords: Community Participation, Residentials, Waste Management,

ANALISIS PERSPEKTIF PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOTA MEDAN, PENERAPAN TWIN CITY DENGAN MALIOBORO, KOTA YOGYAKARTA TESIS. Oleh

SKRIPSI. Oleh: Khoirul Muna. K

SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR

Analisis Kinerja Konsultan Berdasarkan Standard Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

HAMBATAN MAHASISWA REGULAR B PRODI PENJASKESREK FKIP UNTAN DALAM MENYELESAIKAN PROPOSAL SKRIPSI

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KEBUTUHAN GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TESIS. Oleh HENDRA ABDILLAH LUBIS /PWD

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA BUNGSUR KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK

ABSTRACT. Key words: product attributes, Blackberry and customer loyalty. viii. Universitas Kristen Maranatha

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan

ABSTRAK. Kata Kunci : Store Atmosphere, Kepuasan, Paris Van Java Mal

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembangunan Masyarakat Partisipasi Petani Dalam Kegiatan Pemberdayaan

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DAN ARAHAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PUSANEV_BPHN. : Rikky Fermana, S.IP. Mediator Tempat tanggal lahir : Belinyu, 26 September 1972 Alamat : Jl. RE. Martadinata no. 122 RT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: tax knowledge, tax fairness, tax compliance. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

ISSN 2302-0253 9 Pages pp. 39-47 ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT LHOKSEUMAWE DALAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA LHOKSEUMAWE Faisal 1, Alfiansyah Yulianur BC 2, Sugianto 2 1) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Abstract: Lhokseumawe is a city in the province of Aceh, the city is located between Banda Aceh and Medan, therefore, Lhokseumawe is distribution and trade channel that is very important for Aceh. Lhokseumawe was changed its status to be a City based on Law No. 2 of 2001 with an area of 181.10 km ², this can not be denied with limited land will affect the change the use of land due to the utilization of space no longer compatible with the existing spatial plans. The process of preparation of the revised general plan layout Lhokseumawe was conducted in 2007, to include a method of community participation through community aspirations and seminars draft plan with the community, but they also encountered problems deviations from the utilization of the spatial plan. The purpose of this research is to study the shape and level of community participation and the factors that influence the general planning process spatial Lhokseumawe. The research data were obtained from respondents by providing questionnaires and conducting interviews, then analyzed with SPSS program. The result showed that the form of public participation was strongly influenced by the factor income and factor the role of planners consultant, while the level of community participation was strongly influenced by the education and income factors. Stakeholders role was dominated by the role of government, while private and public s roles are relatively smaller. In this case the required transparency in every aspect and stage of planning to create trust between the government and the public. Keywords : Community Participation, Spatial General Plan Abstrak: Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota yang ada di Provinsi Aceh, kota ini berada diantara Kota Banda Aceh dan Medan, sehingga Kota Lhokseumawe merupakan jalur distribusi dan perdagangan yang sangat penting bagi Aceh. Lhokseumawe ditetapkan statusnya menjadi Kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 dengan luas wilayah 181,10 Km², hal ini tidak dapat dipungkiri dengan lahan yang terbatas akan berpengaruh kepada berubahnya fungsi lahan karena pemanfaatan ruang tidak sesuai lagi dengan rencana tata ruang yang ada. Proses penyusunan revisi rencana umum tata ruang Kota Lhokseumawe telah dilakukan pada tahun 2007, dengan menyertakan metode partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi masyarakat dan seminar rancangan rencana bersama masyarakat, tetapi masih juga dijumpai permasalahan penyimpangan terhadap pemanfaatan rencana tata ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan kajian bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam proses penyusunan rencana umum tata ruang Kota Lhokseumawe. Data penelitian yang diperoleh dari responden melalui kuesioner dan hasil wawancara dianalisis dengan program SPSS, didapatkan hasil bahwa bentuk partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor penghasilan dan faktor peran konsultan perencana, sedangkan tingkat partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan faktor penghasilan. Peran Stakeholder sangat didominasi oleh peran pemerintah, sedangkan peran swasta dan masyarakat relatif lebih kecil. Dalam hal ini diperlukan keterbukaan dalam setiap aspek dan tahap perencanaan untuk menciptakan kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat. Kata Kunci : Masyarakat, Rencana Umum Tata Ruang 39 - Volume 2, No. 1, Februari 2013

PENDAHULUAN Proses penyusunan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Lhokseumawe Tahun 2007 2016 telah dilaksanakan pada tahun 2007 yang lalu. Pada proses penyusunan tersebut untuk pertama kalinya telah dilaksanakan dengan menyertakan metode partisipasi masyarakat. Akan tetapi, dari semua kegiatan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat tersebut, belum diketahui bagaimanakah bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat tersebut dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Lhokseumawe. Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Lhokseumawe, sehingga diharapkan akan diperoleh bagaimana bentuk keterlibatan proses partisipasi dan bagaimana efektfitas dalam penyusunan serta hasil yang tercapai dalam RTRW. KAJIAN KEPUSTAKAAN Partisipasi Masyarakat Menurut FAO dalam Mikkelsen (2003) partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Dari definisi di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud partisipasi masyarakat dalam penataan ruang adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalam suatu proses kegiatan penataan ruang, dimulai dari proses penyusunan rencana tata ruang, pemanfatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Tipe-Tipe Partisipasi Masyarakat Dusseldorp dalam Slamet (1993), membuat klasifikasi tipe partisipasi yaitu penggolongan berdasarkan: 1. Derajad kesukarelaan 2. Cara keterlibatan 3. Keterlibatan di dalam berbagai tahap 4. Tingkatan organisasi 5. Intensitas dan frekuensi kegiatan 6. Lingkup liputan kegiatan 7. Efektivitas 8. Siapa yang terlibat 9. Gaya partisipasi Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Menurut Sherry Arnstein (1969) pada makalahnya yang termuat di Journal of the American Institute of Planners dengan judul A Ladder of Citizen Participation, bahwa terdapat 8 tangga tingkat partisipasi berdasarkan kadar kekuatan masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan, sebagaimana gambar 2.1 dibawah ini. Volume 2, No.1, Februari 2013-40

Gambar 1. Delapan Tangga Tingkat Partisipasi Masyarakat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Menurut Slamet (1993), faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan mata pencaharian. Faktor internal berasal dari individu itu sendiri. Secara teoritis, tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis. Sementara itu faktor-faktor eksternal dapat dikatakan sebagai stakeholder, yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program (Sunarti, 2003). Adapun faktor-faktor eksternal dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Lhokseumawe ini adalah: Pemerintah, Konsultan Perencana, dan Swasta (Pengembang, LSM). Pengertian Tata Ruang Definisi-definisi yang terkait dengan tata ruang menurut UU 26/2007 pasal 1: 1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. 2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 3. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 4. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang Perencanaan tata ruang merupakan suatu rencana yang mengikat semua pihak, yang berbentuk alokasi peruntukan ruang di suatu wilayah perencanaan. Bentuk tata ruang pada dasarnya dapat berupa alokasi letak, luas, dan atribut lain (misalnya jenis dan intensitas kegiatan) yang direncanakan dapat dicapai pada akhir periode rencana. Selain bentuk tersebut, tata ruang juga dapat berupa suatu prosedur belaka (tanpa menunjuk alokasi letak, luas, dan atribut lain) yang harus dipenuhi oleh para pelaku pengguna ruang di wilayah rencana. Namun tata ruang dapat pula terdiri dari gabungan kedua bentuk diatas (Haeruman, 2004). 41 - Volume 2, No. 1, Februari 2013

Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Partisipasi dapat diartikan sebagai bentuk keterlibatan seseorang secara sadar kedalam interaksi sosial tertentu. Menurut Rostika (2003) seseorang bisa berpartisipasi bila menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama. penduduk Gampong, tokoh masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait (LSM pendamping) yang terlibat dalam proses pemberdayaan masyarakat untuk penyusunan RTRW Kota Lhokseumawe. Salah satu cara untuk mengumpulkan data primer adalah dengan metode sampling. Sampling hanya mencatat atau menyelidiki sebagian dari objek, gejala atau peristiwa, tidak seluruhnya. Sebagian individu yang diselidiki itu disebut sampel. METODE PENELITIAN Metoda penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Mendasarkan pada pelaksanaan penelitian, maka metoda penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif analisis kualitatif dan kuantitatif. Metoda deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara aktual dan cermat, menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan cara: Data Primer Data Primer diperoleh secara langsung dengan mengirim kuesioner dan melakukan wawancara dengan menggali informasi secara langsung dari masyarakat di lokasi penelitian. Pemberi informasi terdiri dari masyarakat yang terkait, yaitu Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait dalam penelitian. Data yang diperlukan terdiri dari dokumen RTRW Kota Lhokseumawe dan data pertemuan dengan masyarakat Kota Lhokseumawe. Data ini diperlukan untuk memperoleh teori-teori, konsepkonsep serta variabel-variabel guna mendukung dan memperkuat penelitian ini. Metode Analisis Data Metoda analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda analisis deskriptif kualitatif didukung dengan deskriptif kuantitatif serta metoda tabulasi silang. Dari data kuantitatif yang telah diperoleh berupa skor atau nilai sebagai data primer kemudian dianalisa dan disajikan dalam distribusi frekuensi. Untuk mencari hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dengan bentuk dan tingkat partisipasi, dilakukan dengan Volume 2, No.1, Februari 2013-42

tabulasi silang dan data dari hasil wawancara pada responden sebagai data kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat partisipasi masyarakat serta sebagai pendukung analisa kuantitatif. Sementara itu, data sekunder disajikan untuk melengkapi dan memberi gambaran terhadap kondisi obyek penelitian. HASIL PEMBAHASAN Bentuk Partisipasi Masyarakat Berdasarkan hasil analisis bentuk Penjaringan Aspirasi Masyarakat I, tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II, dan tahap Seminar Rancangan Rencana maka dapat dikaji bentuk partisipasi masyarakat secara rata-rata dari ketiga tahap tersebut, sebagaimana Tabel 1 dan Gambar 2 berikut ini. Tabel 1. Bentuk Partisipasi Masyarakat Bentuk Partisipasi Pendengar Sumbangan/ masukan/sara n/usul Sumbangan Informasi data Bantuan memperjelas Penjaringan Penjaringan Seminar Rata-Rata Aspirasi I Aspirasi II N % N % N % N % 2 3.7 2 3.7 2 3.7 2 3.7 31 57.4 29 53.7 31 57.4 30 55.5 11 20.4 9 16.7 atas hak ruang Pengajuan keberatan terhadap rencana Bentuk lain 10 14 25.9 Sumber data : Hasil Analisis 11 1 1 8 20.4 14.8 10 1 1 10 Gambar 2. Diagram Atas dasar Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 diatas dapat dikatakan bahwa bentuk partisipasi masyarakat pada seluruh tahap pada prinsipnya sama dengan bentuk pada masing-masing tahap. Bentuk partisipasi paling dominan yaitu bentuk sumbangan masukan/saran/usul, kemudian diikuti bentuk sumbangan informasi/data, dan bentuk lain. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Analisis Faktor-Faktor Internal Faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat meliputi faktor-faktor yang berasal dari individu responden sendiri, meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. 3.7 55.5 Pendengar Sumbangan/masukan/saran/ usul Sumbangan Informasi data Bantuan memperjelas atas hak ruang Pengajuan keberatan terhadap rencana Bentuk lain Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi, faktor jenis kelamin pria sebanyak 52 orang (96,3%) dan wanita sebanyak 2 orang (3,7%). Faktor usia lebih dari 50 tahun sebanyak 24 orang (44,4%), usia 41-50 tahun sebanyak 23 orang (42,6%), usia 31-40 tahun sebanyak 7 orang (13,0%) dan tidak ada responden yang berusia 20-30 tahun. Faktor 43 - Volume 2, No. 1, Februari 2013

pendidikan SMA sebanyak 31 orang (57,4%), pendidikan Sarjana sebanyak 12 orang (22,2%), pendidikan Sarjana Muda/Diploma sebanyak 8 orang (14,8%), pendidikan SMP sebanyak 3 orang (5,6%), dan tidak ada responden yang berpendidikan tamat SD. Faktor pekerjaan sebagian besar sebagai kepala desa/kelurahan sebanyak 24 orang (44,4%), sedangkan sisanya 55,6% pekerjaan sebagai pensiunan, wiraswasta, PNS/TNI, pegawai swasta, dan lain-lain. Faktor penghasilan antara Rp.1.100.000, - Rp.1.400.000, sebanyak 19 orang (35,2%), penghasilan lebih dari Rp.1.400.000, sebanyak 19 orang juga (35,2%). Sehingga dapat dikatakan berdasarkan analisis faktor internal, sebagian besar responden adalah berjenis kelamin pria, berusia matang (antara 41-50 tahun dan lebih dari 50 tahun), berpendidikan lulus SMA, jenis pekerjaan sebagai tokoh masyarakat, dan berpenghasilan cukup tinggi. Analisis Faktor-Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat meliputi semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program kecuali masyarakat. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah peran pemerintah dalam pembinaan dan pemberian informasi kepada masyarakat, peranan konsultan perencana, dan peranan pihak swasta (Pengembang, LSM). Hasil perhitungan distribusi frekuensi peran pemerintah dalam pembinaan, responden sebanyak 35 orang (64,8%) berpendapat masih kurang, sisanya 19 orang (35,2%) menyatakan sudah cukup. Peran konsultan perencana responden 27 orang (50,0%) berpendapat sudah cukup, sedangkan 25 orang responden (46,3%) menyatakan sangat memperhatikan dan hanya 2 orang responden (3,7%) menyatakan masih kurang. Peran swasta responden 47 orang (87,0%) berpendapat masih kurang, sedangkan 7 orang responden (13,0%) menyatakan sudah cukup. Sehingga dapat dikatakan dari analisis faktor eksternal bahwa sebagian besar responden berpendapat peran pemerintah dalam pembinaan dan pemberian informasi masih kurang, peran konsultan perencana cukup dan sangat memperhatikan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat, serta peran pihak swasta masih kurang terlibat. Analisis Hubungan Antara Faktor- Faktor dengan Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada sub bab ini dibahas tentang hubungan antara faktor-faktor baik internal maupun eksternal dengan bentuk-bentuk Penjaringan Aspirasi Masyarakat I, tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II, dan tahap Seminar Rancangan Rencana. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah antara faktor dan bentuk ada Volume 2, No.1, Februari 2013-44

hubungannya dan bila ada hubungannya seberapa kuat hubungan tersebut. Berdasarkan perhitungan tabulasi silang antara variabel internal dengan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat pada tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat I, tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II, dan tahap Seminar Rancangan Rencana menunjukkan bahwa semua variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak memiliki hubungan yang signifikan, kecuali variabel penghasilan pada tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II. Dari hasil uji tabulasi silang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bentuk penjaringan aspirasi masyarakat II sangat dipengaruhi oleh faktor penghasilan, tetapi variabel internal yang lain tidak mempunyai pengaruh. Sedangkan bentuk penjaringan aspirasi masyarakat I dan tahap seminar rancangan rencana tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor internal. Hasil perhitungan tabulasi silang antara faktor eksternal dengan bentuk Penjaringan Aspirasi Masyarakat I, tahap Penjaringan Aspirasi Masyarakat II, dan tahap Seminar Rancangan Rencana menunjukkan bahwa hanya variabel peran konsultan yang memiliki hubungan yang signifikan pada semua tahap. Dari hasil uji tabulasi silang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat pada semua tahap 45 - Volume 2, No. 1, Februari 2013 sangat dipengaruhi oleh faktor peran konsultan. Sedang faktor peran pemerintah dan peran swasta tidak memberikan pengaruh pada bentuk partisipasi. Berdasarkan perhitungan tabulasi silang antara variabel internal dengan variabel tingkat partisipasi masyarakat, menunjukkan bahwa semua variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak memiliki hubungan yang signifikan. Dari hasil uji tabulasi silang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat partisipasi masyarakat pada variabel tingkat kehadiran dalam rapat sangat dipengaruhi oleh variabel penghasilan. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat pada variabel keaktifan mengemukakan masukan/saran/ usul sangat dipengaruhi oleh variabel pendidikan dan penghasilan. Hasil perhitungan tabulasi silang antara faktor eksternal dengan tingkat partisipasi masyarakat pada variabel tingkat kehadiran dalam rapat, keaktifan mengemukakan masukan/saran/usul, keterlibatan menetapkan konsep rencana, dan keterlibatan memberikan persetujuan pada rancangan rencana, menunjukkan bahwa hanya variabel peran konsultan perencana yang memiliki hubungan yang signifikan pada semua variabel tingkat partisipasi. Dari hasil uji tabulasi silang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada semua variabel sangat dipengaruhi oleh faktor peran konsultan. Sedang faktor peran pemerintah

dan peran swasta tidak memberikan pengaruh pada tingkat partisipasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Proses penyusunan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Lhokseumawe untuk pertama kalinya telah dilaksanakan dengan menyertakan metode partisipasi masyarakat, yaitu dengan cara melakukan penjaringan aspirasi masyarakat dan seminar rancangan rencana bersama masyarakat. 2. Bentuk partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor penghasilan dan faktor peran konsultan perencana, sedangkan tingkat partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan faktor penghasilan. Peran stakeholder sangat didominasi oleh peran pemerintah, sedangkan peran swasta dan masyarakat relatif lebih kecil. 3. Dalam proses penyusunan rencana umum tata ruang Kota Lhokseumawe dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor pendidikan masyarakat, faktor penghasilan masyarakat dan faktor peran konsultan perencana. 4. Tingkat partisipasi masyarakat yang hanya sampai pada tingkat konsultasi, akan berpengaruh pada kualitas perencanaan RTRW, hal ini terbukti masih adanya penyimpangan dalam pemanfaatan ruang oleh masyarakat dan swasta, serta masih adanya pelaksanaan program pembangunan oleh pemerintah yang tidak sesuai arahan dalam rencana tata ruang. Saran 1. Diperlukan keterbukaan dalam setiap aspek dan tahap perencanaan untuk menciptakan kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu dalam proses penyusunan rencana tata ruang, pemberian informasi pengumuman kepada masyarakat tentang rencana penyusunan tata ruang dan rancangan rencana tata ruang, hendaknya dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik disamping lewat forum pertemuan sampai ke wilayah perencanaan. 2. Dengan cara melakukan pengumuman melalui media cetak, elektronik, dan forum pertemuan, hendaknya sifat pelibatan masyarakat bukan lagi atas dasar inisiatif pemerintah semata tetapi ditingkatkan lagi menjadi partisipasi dengan inisiatif dari masyarakat sendiri. 3. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyusunan rencana tata ruang, dapat dilakukan lewat peningkatan pembinaan melalui penyuluhan atau sosialisasi, dan pemerintah perlu berinisiatif untuk meningkatkan kualitas seluruh stakeholder dalam Volume 2, No.1, Februari 2013-46

perencanaan, termasuk unsur pemerintah sendiri, karena dengan kualitas yang setara diantara para stakeholder akan menghindari konflik karena kepentingan individu maupun golongan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arnstein, S., 1969. A Ladder of Citizen Participation. Journal of the American Buku Panduan Penulisan Tesis tahun, 2010. Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Haeruman, H., 2004. Penataan Ruang dalam Era Otonomi Daerah yang Diperluas. Available from http://www.bktrn.org. Mikkelsen, B., 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Terjemahan Matheos Nalle. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010, tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang. Rostika, D., 2003. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) (Studi Kasus Di Gampong Margaluyu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang). Jakarta : FISIP, UI. Slamet, Y., 1993. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sunarti, 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Perumahan Secara Berkelompok. Jurnal Tata Loka. Volume 5, No. 1, Januari 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang. 47 - Volume 2, No. 1, Februari 2013