WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 40 Tahun 2004 Tahun : 21 Juli 2004

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 41 TAHUN 2004 LAMPIRAN : 1 (satu) berkas TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI KOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2015

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI, PEMANFAATAN, DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIOOARJO NOMOR 20 TAHUN 2009

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR,

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI LAMPUNG BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTAHANAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG IZIN LOKASI

: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

j. PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG k. PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG l. NOMOR 3 TAHUN 2009

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 1 TAHUN 2016

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 429 /KPTS/013/2016 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIMEULUE dan BUPATI SIMEULUE

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2009 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG IJIN LOKASI DENGAN RAHMAAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 819 /KPTS/013/2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2011

MENTERI KEHUTANAN, MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 391 /KPTS/013/2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR : /133/KEP/ /2015 TENTANG

PENGUMUMAN Nomor : 590 / 5419 /06

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 944 /KPTS/013/2013 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Jakarta, 1 Nopember 1993

RANCANGANRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PELEPASAN TANAH ASET PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 249 /KUM/2011 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI IJIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

- 1 - BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 05 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LOKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI

PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTAHANAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG IZIN LOKASI

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 838 /KPTS/013/2013 TENTANG

BUPATI LAMPUNG BARAT

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 13 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 2/P/2008

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

TENTANG PELEPASAN TANAH ASET PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 464 /KPTS/013/2015 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

Transkripsi:

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) huruf a Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan dan menindaklanjuti ketentuan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi PMA/PMDN, maka perlu ditetapkan Ketentuan Teknis Tata Cara Pemberian Izin Lokasi di Kota Banjar; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu diatur tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Banjar; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4246); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Prp 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643); Jalan Siliwangi KM 03 Telp (0265) 744800 Fax (0265) 747131 Kota Banjar 1

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); 12. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan; 13. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; 14. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi PMA/PMDN; 15. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1993 jo Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; 16. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2004 Nomor 6); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATACARA PEMBERIAN IZIN LOKASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Banjar. 2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Banjar. 3. Walikota adalah Walikota Banjar. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Banjar. 5. Badan adalah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Banjar. 6. Kepala Badan adalah Kepala Badan Perencanaaan dan Pembangunan Daerah Kota Banjar. 7. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah selanjutnya disebut BKPRD. 8. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tesebut guna keperluan usaha penanaman modalnya. 9. Perusahaan adalah perseorangan atau badan hukum yang telah memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal di Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku. 10. Group perusahaan adalah dua atau lebih badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki oleh seorang atau oleh badan hukum yang sama baik secara langsung maupun melalui badan hukum lain, dengan jumlah atau sifat pemilikan sedemikian rupa, sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya badan usaha. 11. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. 2

12. Hak Atas Tanah adalah hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 13. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar penerbitan Izin Lokasi yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya. Pasal 2 (1) Setiap perusahaan yang telah memperoleh persetujuan penanaman modal wajib mempunyai Izin Lokasi untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal yang bersangkutan. (2) Izin Lokasi tidak diperlukan dan dianggap sudah dipunyai oleh perusahaan yang bersangkutan dalam hal : a. tanah yang akan diperoleh diperlakukan dalam rangka melaksanakan usaha industri dalam suatu Kawasan Industri; b. tanah yang akan diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal tidak lebih dari 25 Ha (dua puluh lima hektar) untuk usaha pertanian atau tidak lebih dari 10.000 m 2 (sepuluh ribu meter persegi) untuk usaha bukan pertanian; atau c. tanah yang akan dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal adalah tanah yang sudah dipunyai oleh perusahaan yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa tanah-tanah tersebut terletak di lokasi yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang bersangkutan. (3) Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perusahaan yang bersangkutan memberitahukan rencana perolehan tanah dan atau penggunaan tanah yang bersangkutan kepada Walikota Banjar. BAB II TANAH DAPAT DITUNJUK DENGAN IZIN LOKASI Pasal 3 Tanah yang dapat ditunjuk dalam Izin Lokasi adalah tanah yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku sesuai peruntukkan pemanfaatan tanah untuk jenis rencana usaha yang akan dilaksanakan oleh perusahaan menurut persetujuan Badan selaku BKPRD. Pasal 4 Izin Lokasi dapat diberikan kepada perusahaan yang sudah mendapat persetujuan penanaman modal dari BKPM dan/atau Walikota untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal yang bersangkutan. BAB III TATA CARA PERMOHONAN IZIN LOKASI Pasal 5 (1) Permohonan Izin Lokasi ditujukan kepada Walikota melalui Kepala Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar. (2) Persyaratan untuk pengajuan permohonan Izin Lokasi adalah : a. akta pendirian perusahaan dan pengesahannya serta akta perubahan (bila ada); b. photocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 3

c. peta/sketsa tanah yang dimohon; d. pernyataan kesanggupan akan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat bagi pemilik tanah/yang berhak atas tanah; e. uraian rencana proyek yang akan dibangun; f. surat persetujuan dari BKPM bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas dan/atau surat persetujuan prinsip dari Walikota; dan g. persyaratan lainnya yang masih diperlukan. (3) Permohonan izin lokasi dengan mengisi formulir permohonan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Permohonan Izin Lokasi yang sudah memenuhi persyaratan diteliti kelengkapannya. (5) Apabila berkas permohonan sudah lengkap dicatat dalam buku pendaftaran dan pemohon diberi tanda terima. (6) Apabila Permohonan belum lengkap atau ada yang belum benar, berkas permohonan dikembalikan kepada Pemohon untuk dilengkapi/diperbaiki. (7) Apabila dipandang perlu BKPRD dapat melaksanakan peninjauan lapangan, yaitu dalam keadaan data yang disajikan pemohon diragukan dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan. BAB IV TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI Pasal 6 (1) Izin Lokasi diberikan berdasarkan pertimbangan mengenai aspek lingkungan, penguasaan tanah dan teknis tata guna tanah yang meliputi keadaan hak serta penguasaan tanah yang bersangkutan, penilaian fisik wilayah, penggunaan tanah, kemampuan tanah serta lingkungan. (2) Izin Lokasi dapat diberikan kepada perusahaan setelah diadakan rapat koordinasi oleh BKPRD dan dituangkan dalam berita acara rapat koordinasi serta sudah mendapat rekomendasi dan pertimbangan teknis dari Badan Pertanahan Nasional. (3) Laporan hasil rapat koordinasi sebagaimana ayat (2) disampaikan kepada Walikota sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian izin lokasi. (4) Bahan pertimbangan sebagaimana dimaksud ayat (3) meliputi : a. kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah atau Rencana Lainnya yang dipakai acuan; b. kemungkinan adanya tumpang tindih peruntukan; c. kepastian lokasi dan luasnya yang dapat diberikan; d. status tanah yang dimohon; e. kepentingan pihak ketiga yang ada dilokasi yang dimohon; dan f. persyaratan yang masih diperlukan. (5) Keputusan Izin Lokasi sebagaimana Lampiran II ditandatangani oleh Walikota. (6) Izin Lokasi berlaku 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali. (7) Pengajuan permohonan perpanjangan dilakukan satu bulan sebelum berakhir masa berlaku izin. (8) Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu izin lokasi termasuk perpanjangannya, maka perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh pemegang izin lokasi, dan terhadap bidang-bidang tanah yang sudah diperoleh dilakukan tindakan sebagai berikut : a. dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal dengan penyesuaian mengenai luas pembangunan; dan b. dilepaskan kepada perusahaan atau pihak lain yang memenuhi persyaratan. Pasal 7 (1) Walikota dapat melimpahkan kewenangan penandatanganan Izin Lokasi kepada Organisasi Perangkat Daerah yang mengelola Perizinan. 4

(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana di maksud pada ayat (1) di tetapkan dengan Keputusan Walikota. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN LOKASI Pasal 8 (1) Pemegang izin lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal izin lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Pemegang izin lokasi wajib menghormati kepentingan pihak-pihak lain atas tanah yang belum dibebaskan, tidak menutup atau mengurangi aksesibilitas yang dimiliki masyarakat di sekitar lokasi, dan menjaga serta melindungi kepentingan umum. (3) Pemegang izin lokasi dapat diberikan hak atas tanah sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan kepentingan lain. Pasal 9 Pemegang izin lokasi berkewajiban untuk melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Walikota melalui Kepala Badan mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakannya berdasarkan izin lokasi dan pelaksanaan penggunaan tanah tersebut. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Ketentuan lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Walikota ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar. Pasal 11 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Banjar. Ditetapkan di Banjar pada tanggal 11 Oktober 2011 Diundangkan di Banjar pada tanggal 11 Oktober 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJAR, HERMAN SUTRISNO YAYAT SUPRIYATNA BERITA DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2011 NOMOR 5

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR : 27 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 Oktober 2011 TENTANG : TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI FORMULIR PERMOHONAN PERMOHONAN IZIN LOKASI Nomor Lampiran Perihal : : : - Permohonan Izin Lokasi Banjar... Kepada : Yth. Bapak Walikota Banjar di- BANJAR Yang bertanda tangan di bawah, kami... alamat dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama... dengan ini mengajukan permohonan Izin Lokasi untuk... dengan keterangan sebagai berikut : I. KETERANGAN TENTANG PEMOHON : 1. Nama Badan Usaha :... 2. Alamat :... 3. Akta Pendirian :... 4. NPWP :... II. KETERANGAN TENTANG TANAHNYA : 1. Luas :... 2. Letak :... a. Desa :... b. Kecamatan :... c. Kabupaten/Kodya :... d. Propinsi :... 3. Sketsa/Gambar kasar :... 4. Status :... 5. Penggunaan sekarang :... Untuk melengkapi permohonan ini, bersama ini kami lampirkan : a. Akta pendirian perusahaan dan pengesahannya serta akta perubahan (bila ada) b. Photocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) c. Peta/Sketsa tanah yang dimohon d. Pernyataan kesanggupan akan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat bagi pemilik tanah/yang berhak atas tanah e. Uraian rencana proyek yang akan dibangun f. Surat Persetujuan dari BKPM bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas dan/atau surat persetujuan prinsip dari Walikota g. Persyaratan lainnya yang masih diperlukan Atas perhatiannya, disampaikan terima kasih. Banjar,... 20... Hormat Kami Pemohon (...) Tembusan : 1. Yth. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Kota Banjar 2. Yth. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Banjar 6 HERMAN SUTRISNO

LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR : 27 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 Oktober 2011 TENTANG : TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI KEPUTUSAN IZIN LOKASI WALIKOTA BANJAR KEPUTUSAN WALIKOTA BANJAR NOMOR :.../Kpts..../... LAMPIRAN : 1 (satu) Berkas TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI KEPADA... UNTUK KEPERLUAN... Membaca : Surat permohonan tanggal,... Nomor... dari... Alamat di... yang berisi permohonan Izin Lokasi Tanah seluas... M 2, terletak di..., Desa/Kelurahan...,Kecamatan..., Kota Banjar, untuk keperluan... Memperhatikan : Berita Acara Rapat Koordinasi Izin Lokasi tanggal... Nomor... Menimbang : a. bahwa pemohon telah memperoleh Surat Persetujuan Penanaman Modal/Persetujuan Prinsip dari...tanggal...nomor...; b. bahwa rencana pembangunan dari pemohon telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah; c. bahwa atas dasar pertimbangan di atas, permohonan tersebut dapat dikabulkan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 51 Prp 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya; 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4246); Jalan Siliwangi KM 03 Telp (0265) 744800 Fax (0265) 747131 Kota Banjar 7

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); 12. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan; 13. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; 14. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; 15. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1993 jo Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; 16. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2004 Nomor 6); MEMUTUSKAN : Menetapkan KESATU : KEPUTUSAN WALIKOTA TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI KEPADA... UNTUK KEPERLUAN... : Memberikan izin lokasi kepada... beralamat di... untuk keperluan... tanah seluas... Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kota Banjar sebagaimana tercantum dalam peta lokasi tanah pada lampiran Surat Keputusan ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : 1.... 2.... 8

KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH 3.... 4.... 5.... 6.... 7.... : Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan pada Diktum PERTAMA Surat Keputusan ini dilaksanakan oleh Walikota Banjar melalui Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Banjar. : Pemegang Izin Lokasi dilarang mengalihkan Izin Lokasi ini kepada pihak lain dengan dalih apapun tanpa izin tertulis dari Pemerintah Kota Banjar. : Keputusan Izin Lokasi ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak ditetapkan. : Apabila dimungkinkan dapat diperpanjang, permohonan perpanjangan selambatlambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum masa berakhir Keputusan ini. : Keputusan ini batal demi hukum apabila terdapat penyimpangan dan/atau kelalaian dalam pemenuhan atas ketentuan-ketentuan dalam Keputusan ini. : Keputusan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Banjar pada tanggal... HERMAN SUTRISNO Tembusan disampaikan Kepada Yth. : 1. Ketua DPRD Kota Banjar 2. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Banjar 3. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Banjar 4. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Banjar 5. Inspektur Inspektorat Kota Banjar HERMAN SUTRISNO 9