BAB IV ANALISIS KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA TAHUN 1989 TENTANG VASEKTOMI. A. Analisis Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 1989 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS KEPUTUSAN MUKTAMAR NU KE-28 TENTANG PERHITUNGAN IDAH BAGI WANITA YANG DITALAK SUAMINYA DI PENGADILAN AGAMA

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB III KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA TAHUN 1989 TENTANG VASEKTOMI. A. Sekilas Tentang Muktamar Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

Oleh: M. Taufik. N.T

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB I PENDAHULUAN. mencegah proses kehamilan pada pasangan suami istri yang memiliki usia subur.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

ISLAM IS THE BEST CHOICE

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

HUKUM-HUKUM SEPUTAR N I F A S حفظه هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Iman Kepada KITAB-KITAB

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Bacaan Tahlil Lengkap

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

YAKIN TIDAK HILANG DENGAN KERAGUAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

PERAYAAN NATAL BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB DAN TENTANG STATUS WALI DALAM PERKAWINAN

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

االخاص (Khusus) A. Pengertian lafal Khash (khusus)

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

BAB III ABORSI BAGI IBU HAMIL PENDERITA HIV/AIDS DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

PENETAPAN PRODUK HALAL

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

2. Hadits-hadits Nabi SAW, antara lain:

Warisan Untuk Janin, Wanita, Huntsa Musykil dan Yang Mati Bersamaan

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IDDAH CERAI MATI PEREMPUAN KARIER YANG BEKERJA DALAM MASA IDDAH DAN BEKERJA DENGAN BERHIAS DIRI

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

Akidah Akhlak peserta didik kelas III-B dengan nilai t hitung > t tabel atau 3,395 > 2,030 pada taraf positif signifikan 5%, (2) Ada pengaruh yang

BAB IV. Berdasarkan Hasil Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dalam menetapkan. hukum aborsi terkait dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 61

Kaidah Fiqh MENUTUP JALAN MENUJU KEMUNGKARAN. Publication: 1434 H_2013 M

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA TAHUN 1989 TENTANG VASEKTOMI A. Analisis Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 1989 tentang Vasektomi Indonesia beragam suku budaya maupun agama, produk hukum yang ada di Negara ini yakni peraturan perundang-undangan dimana masyarakat harus patuh terhadapnya. Kenyataannya peraturan perundang-undangan (hukum positife) dapat dikatakan sulit untuk bisa disatukan dengan hukum Islam agar dapat berjalan secara beriringan. Legislasi terhadap hukum Islam menjadi sebuah ketetapan atau aturan yang legal tentunya telah melalui proses-proses sedemikian rupa, sehingga tidak mustahil aturan itu agak berubah dari hukum asalnya. Hal ini dilakukan agar dapat dipatuhi oleh semua warga pada era sekarang. Sedangkan hukum Islam merupakan produk hukum pada zaman dahulu yang codong mengacu kepada kitab-kitab kuning klasik sehingga dalam beberapa masalah ataupun kasus terkadang tidak dapat memberikan solusi pada era sekarang. Sehingga perlu adanya pengkajian ulang atau mereview terhadap hukum Islam agar dapat menjamah dan mampu memberikan kontribusi pada era masa kini. Itulah salah satu alasan yang memungkinkan 73

74 mengapa peraturan perundang-undangan khususnya yang menyangkut kepentingan Islam sebagai produk masa kini dan hukum Islam sebagai produk dahulu sulit untuk bisa berjalan secara beriringan. Sebagai sebuah gerakan, Nahdlatul Ulama hadir seiring dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih terhegemoni oleh kekuasaan penjajahan asing (Belanda). Pada masa itu pula, setiap gerakan rakyat yang muncul selalu berdedikasi kepada keinginan untuk merubah keadaan bangsa dan meningkatkan kualitas warga bangsa melalui peningkatan kualitas keagamaannya. Merespon dan mengkaji masalah-masalah kontemporer yang sedang berkembang merupakan salah satu peran penting Nahdlatul Ulama. Keputusan sebuah organisasi, apalagi organisasi besar tentu akan memberikan dampak besar pula bagi para anggotanya. Meskipun hal itu bukan merupakan suatu undang- undang ataupun qa}nun yang dapat mengikat dan wajib ditaati serta memiliki akibat hukum. Keputusan Nahdlatul Ulama sering diidentikkan dengan kaul-kaul para Imam yang terkenal pada masanya, sehingga hukum yang dihasilkan Nahdlatul Ulama juga tidak jarang diidentikkan dengan hukum Islam masa dahulu meski hal itu tidak seluruhnya. Nahdlatul Ulama lebih bersikap hati-hati untuk menetapkan suatu permasalahan dengan tetap berpegang pada referensi yang sudah ada.

75 Keputusan Nahdlatul Ulama mengenai idah istri sebagai akibat pengikraran talak suami di depan sidang pengadilan menjadi pembahasan penting tatkala dihadapkan dengan peraturan perundangan yang masing-masing tidak sejalur dan saling bertolak belakang. Tidak bermaksud untuk melemahkan satu sama lain ataupun membenarkan satu dengan yang lainnya, namun penulis mencoba menganalisa satu persatu melalui perspektif kemaslahatan umat dalam era masa kini. Pertama perlu kita pahami mengenai keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama yang menyatakan bahwa: Penjarangan kelahiran melalui cara apapun tidak dapat diperkenankan, kalau mencapai batas mematikan fungsi berketurunan secara mutlak. Karenanya sterilisasi yang dapat diperkenankan hanyalah yang bersifat dapat dipulihkan kembali kemampuan berketurunan dan tidak sampai merusak atau menghilangkan bagian tubuh yang berfungsi. Kedua pembedaan obat seperti obat yang mencegah secara total dan obat yang mencegah sementara waktu, haram apabila obat yang mencegah secara total tidak akan kembali hamil, mubah sama dengan azl (apabila mengeluarkan sperma diluar vagina. Dimakruhkan penggunaan obat yang mencegah kehamilan sebelum mani keluar saat persetubuhan maka itu tidak tercegah dan haram penggunaan obat yang menunda atau memutus kehamilan sama sekali (sehingga tidak hamil selamanya). Apabila dalam kondisi darurat maka berlaku kaidah

76 fiqhiyah, jika dua mafsadah bertentangan maka diperhatikan yang paling berbahaya dengan melakukan yang kecil resikonya. Keputusan tersebut dapat kita misalkan, jika seorang istri bagian dari pelayan kepemerintahan seperti Polwan, TNI wanita dan sebagainya, tentunya dalam hal ini lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta tuntutan pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan. Keputusan muktamar ini tidak sejalan dengan Undang-undang (UU) No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) tentang perkembangan dan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujutkan keluarga yang berkualitas. Keluarga berencana menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

77 Peraturan perundang-undangan sendiri dibentuk karena tuntutan zaman yang mengharuskan ditetapkannya aturan idah yang berbeda dengan ketetapan yang telah ada. Di dalam kaidah fikih pun tidak diingkari adanya perubahan hukum tersebut. ال ي ن ك ر أ ن ت غ ي ر اال ح ك ام ب ت غ ي ر األ ز م ان Artinya; Tidak diingkari perubahan hukum karena adanya perubahan zaman. Dari sini diketahui bahwa Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 1. Adanya kesulitan untuk diimplementasikan, karena terkadang para suami lebih memilih beristri kembali dengan adanya program seperti ini yaitu vasektomi. 2. Tidak adanya relevansi dengan hukum positif. 3. Kebebasan bergerak baik dalam mencari nafkah maupun sebagai pelayan publik (bekerja) bagi kaum isteri. Meskipun begitu, satu kelebihan yang pasti dari keputusan tersebut adalah dapat membuat orang lebih berhati-hati untuk melakukan vasektomi, karena vasektomi bukan sekedar program biasa. Maka dari itu vasektomi digunakan ketika sudah tidak ada alternatife lain sebagaimana disebutkan dalam BKKBN macam-macam alat kontrasepsi.

78 B. Analisis Metode Istinbat} Hukum Terhadap Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 1989 Tentang Vasektomi Sudah dipaparkan oleh penulis pada bab sebelumnya, sehubungan dengan metode istinbat} hukum yang digunakan oleh Nahdlatul Ulama dalam muktamar mengenai hukum vasektomi dalam keluarga Islam khususnya, Nahdlatul Ulama menggunakan aqwa>l mujtahidi>n yang bersumber dari kitabkitab seperti Jika dalam penelitian ini vasektomi, terdapat dua metode yang digunakan dalam menetapkan keputusan tersebut. Pertama, berdasarkan pada kitab Hasyiya>h al-bajuri> ala> Fa>th al-qari>b, kitab Niha>ya>h al-muhta>j ila> Sya>rh al-minha>j, adalah menggunakan metode qauly, karena mengambil hukum secara langsung dari kitab tersebut tanpa ada Ilh}a>q. Hal ini masih adanya penetapan hukum antara makruh dan haram, antara boleh dan tidak boleh sedangkan kitab Gha>yah Talkhi>sh al-mura>d min Fatawa> Ibn Ziya>d menggunakan metode Ilh}a>q karena sudah ada ketetapan hukumnya yaitu membolehkan. Nahdlatul Ulama dalam menetapkan suatu hukum Islam merujuk kepada kitab-kitab mazhab karena ini sudah menjadi ciri khas dan juga sebagai cara pandang Nahdlatul Ulama. Hal ini tidak terlepas karena adanya suatu prosedur paten yang telah menjadi aturan baku di lingkungan Nahdlatul Ulama. Keputusan bahtsul masail dibuat dalam kerangka bermazhab kepada salah satu mazhab empat yang disepakati dan mengutamakan bermazhab secara

79 qauli>. Oleh karena itu, prosedur menjawaban masalah disusun dalam urutan sebagai berikut: 1. Dalam kasus ketika jawaban bisa dicukupi oleh ibarat kitab dan di sana terdapat hanya satu qaul/wajah, maka dipakailah qaul/wajah sebagaimana diterangkan dalam ibarat tersebut. 2. Dalam kasus ketika jawaban bisa dicukupi oleh ibarat kitab dan di sana terdapat lebih dari satu qaul/wajah, maka dilakukan taqrir jama i untuk memilih satu qaul/wajah. 3. Dalam kasus tidak ada satu qaul/wajah sama sekali yang memberikan penyelesaian, maka dilakukan prosedur ilha>qul masa>il bi nazha> iriha> secara jama> i oleh para ahlinya. 4. Dalam kasus tidak ada satu qaul/wajah sama sekali dan tidak mungkin dilakukan ilha>q, maka bisa dilakukan istinbat} jama> i dengan prosedur bermazhab secara manhaji oleh para ahlinya. Dari empat prosedur itulah yang menjadi faktor bagaimana Nahdlatul Ulama sama sekali tidak bisa terpisahkan dengan kitab-kitab kuning. Kitab mazhab menjadi urutan teratas sebagai referensi dalam penentuan suatu hukum. Apalagi Nahdlatul Ulama memandang mazhab Syafi i lebih diunggulkan dari pada mazhab lainnya. Kefanatikan Nahdlatul Ulama terhadap salah satu mazhab ini sebagai bentuk adaptasi terhadap masyarakat muslim di Indonesia yang mayoritasnya adalah bermazhab Syafi i dan menjadi kebiasaan bagi

80 masyarakat, sehingga mau tidak mau Nahdlatul Ulama lebih mengunggulkan mazhab ini. Menurut penulis, dasar yang digunakan oleh Nahdlatul Ulama yang terdapat kitab Nihayah al-muhtaj ila Syarh al-minhaj karangan Muhammad bin Syihabuddin al-ramli dijelaskan baik pria dan wanita mencegah kehamilan dihukumi haram, juga apabila keduanya menyetujui untuk tidak hamil dan mengkonsumsi obat pencegah haid maka dihukumi tidak boleh. أم ا اس ت ع م ال الر ج ل و ال م ر أ ة د و اء ل م ن ع ال ح ب ل ف ق د س ئ ل ع ن ه ا الش ي خ ع ز الد ي ن ال ي ج و ز ل ل م ر أ ة ذ ل ك و ظ اه ر ه الت ح ر ي م و ب ه أ ف ت ى ال ع م اد ب ن ي ون س ف س ئ ل ع م ا إ ذ ا ت ر ض ى الز و ج ان ال ح ر ان ع ل ى ت ر ك ال ح ب ل ه ل ي ج و ز الت د او ي ل م ن ع ه ب ع د ط ه ر ال ح ي ض أ ج اب ال ي ج و ز اه و ق د ي ق ال ه و ال ي ز ي د ع ل ى ال ع ز ل و ل ي س ف ي ه س و ى س د ب اب الن س ل ظ ن ا و ا ن الظ ن ال ي غ ن ي م ن ال ح ق ش ي ئ ا و ع ل ى ال ق و ل ب ال م ن ع ف ل و ف ر ق ب ي ن م اي م ن ع ب ال ك ل ي ة و ب ي ن م اي م ن ع ف ي و ق ت د ن و ق ت ف ي ك و ن ك ال ع ز ل ل ك ان م ت ج ه ا و ف ي ش ر ح الت ن ب يه ل ل ب ل س ي ن ح و ه ذا اه ي ك ل م الز ر ك ش Artinya: Adapun penggunaan obat seorang pria dan wanita untuk mencegah kehamilan, maka Syaikh Izzuddin telah ditanyakan hal itu. Lalu ia jawab: Bagi wanita hal itu tidak boleh. Makna lahiriyah jawaban itu adalah mengharamkan. Al-Imad bin Yunus berfatwa dengan hukum haram. Kemudian Syaikh Izzuddin ditanya bila kedua suami istri yang merdeka saling menyetujui untuk menghindari hamil, Apakah boleh mengkonsumsi obat untuk mencegahnya setelah suci dari haid? beliau jawab: Tidak boleh. Sampai disini ungkapan beliau. Dan terkadang bisa disanggah: Cara tersebut tidak melebih azl, dan dalam cara itu hanya menutup adanya keturunan secara zhan (prasangka). Sedangkan zhan sama sekali tidak selevel dengan kenyataan. Berdasarkan pendapat yang mencegah, bila antara obat yang mencegah kehamilan secara total dan obat yang mencegahnya sementara waktu dibedakan hukumnya, maka pembedaan itu cukup kuat. Dalam Syarh al-tanbih karya al- Balisi terdapat pertimbangan semacam ini.

81 Ketentuan dari ketiga dasar vasektomi dalam keputusan muktamar baik dalam kitab Hasyiyah al-bajuri ala Fath al-qarib, kitab Nihayah al-muhtaj ila Syarh al-minhaj, dan kitab Ghayah Talkhish al-murad min Fatawa Ibn Ziyad sebagai berikut: Muhammad bin Syihabuddin al-ramli pengarang kitab Nihayah al- Muhtaj ila Syarh al-minhaj, makruh hukumnya melakukan azal meskipun dengan izin pasangan baik pasangan istri atau pun hamba sahayanya. Karena yang demikian termasuk dalam bagian mencegah keturunan. Syaikh Izzuddin bin Abdussalam, pernah menjawab sebuah pertanyaan mengenai hukum penggunaan obat untuk mencegah kehamilan, yaitu tidak boleh dan haram hukumnya. Ibrahim al-bajuri kitab Hasyiyah al-bajuri ala Fath al-qarib, haram menggunakan alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan secara permanen. Adapaun alat kontrasepsi yang bersifat temporer (sementara) maka hukumnya boleh tetapi makruh. Vasektomi dari keterangan Muhammad bin Syihabuddin al-ramli yang dijadikan dasar Muktamar Nahdlatul Ulama ini sebenarnya diharamkan ketika sperma atau janin selama belum ditiupkan ruh kedalam janin tersebut atau sebaliknya. Dalam hal ini kaitannya dengan mengobati maupun mencegah serta mengeluarkan sperma diluar rahim (janin) telah dikemukakan oleh para ulama

82 dalam beberapa literatur klasik. Yaitu, masalah hukum mematikan sperma setelah terjadinya penetrasi kedalam vagina disebut dengan ilqāù al-nuthfah. Sedangkan Ilqā`ual-nuthfah merupakan suatu usaha untuk menghambat terjadinya pembuahan didalam rahim setelah terjadinya penetrasi. Usaha ini lebih dikenal dengan aborsi apabila usaha pencegahan tersebut terjadi setelah terbentuknya spermatozoa (nuthfah) menjadi segumpalan daging ( alaqah) atau telah ditiupkannya ruh. Dari pemahaman diatas tidak ada pembedaan antara mengobati mencegah dan mengeluarkan sperma diluar vagina. Namun, Nahdlatul Ulama mengambil illat, adanya suatu persamaan, yakni sama-sama menunda dan penjarangan untuk bisa hamil. Penulis berasumsi bahwa kasus diatas bisa dikategorikan dalam bagian formulasi fikih Imam Syafi i yang yang tertuang dalam satu kaidah Ushul fiqh yang berbunyi: Apabila terjadi kontradiksi antara dua mafsadah (yang membahayakan) dan saling mengancam, maka yang diperhatikan adalah (mengesampingkan) yang paling besar bahayanya. Dari penerapan dasar hukum di atas, penulis membuat beberapa analisa sebagai hasil penelitian terhadap dasar hukum dan metode yang digunakan oleh Muktamar ini. 1. Meskipun Muktamar Nahdlatul Ulama menggunakan metode ilhaq yakni menyamakan hukum suatu kasus yang belum dijawab oleh kitab dengan kasus atau masalah serupa yang telah dijawab oleh kitab, namun masih

83 jauh untuk bisa dikatakan sinkron antara keputusan Muktamar dengan dasar yang digunakan mengenai masalah vasektomi ini. 2. Metode bahtsul masail yang sangat terikat dengan kitab-kitab kuning, sering kehilangan relevansinya dengan aturan-aturan yang juga mengikat warga Indonesia. 3. Metode manhajy yang hanya digunakan untuk menetapkan hukum yang telah ada di dalam kitab, tidak untuk menggali hukum dari sumber aslinya atau menetapkan hukum baru, akan membuat Nahdlatul Ulama tidak berkembang dan hukum-hukum yang dihasilkan hanya itu-itu saja. Padahal, hukum yang tertuang dalam teks itu mauquf (sudah berhenti) sedangkan persoalan hukum terus berlangsung dan tidak akan berhenti.