PENGARUH KATALITIK KONVERTER KUNINGAN TERHADAP PENURUNAN EMISI HC DAN CO MESIN OTTO MULTI SILINDER. Oleh, Samuel P.

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

Spesifikasi Bahan dan alat :

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Analisa Pengaruh Penggunaan Logam Tembaga sebagai Katalis pada Saluran Gas Buang Mesin Bensin Empat Langkah Terhadap Konsentrasi Polutan Co DAN HC*

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

KAJIAN UNJUK KERJA MESIN BENSIN TOYOTA TIPE KE20F DENGAN VARIASI PENAMBAHAN TEKANAN DAN SUHU UDARA MASUK PADA KARBURATOR

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN TORAK 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA-X 125 CC

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Grafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly.

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20

APLIKASI TEKNOLOGI CATALYTIC CONVERTER SISTEM SERABUT BAJA KARBON RENDAH PADA KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI PEREDUKSI POLUSI UDARA. Andi Sanata.

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

CATALITYC CONVERTER JENIS KATALIS KAWAT KUNINGAN BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

PENGARUH PENGGUNAAN CATALYTIC CONVERTER TEMBAGA BERLAPIS MANGAN TERHADAP KADAR POLUTAN GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

I. PENDAHULUAN. Kata kunci - Bioetanol, Electronic Control Unit, Honda CB150R, rasio kompresi, RON.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

KAJIAN PENAMBAHAN ADITIF NABATI PADA MESIN GENERATOR SET BENSIN TYPE EC 2900L

PENGARUH PROSENTASE ETANOL TERHADAP TORSI DAN EMISI MOTOR INDIRECT INJECTION DENGAN MEMODIFIKASI ENGINE CONTROLE MODULE

ANALISIS VARIASI TEMPERATUR LOGAM KATALIS TEMBAGA

PENGARUH PENGGUNAAN THREE WAY CATALYTIC CONVERTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA KENDARAAN TOYOTA KIJANG INNOVA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BIODIESEL BIJI NYAMPLUNG PADA MESIN DIESEL MULTI INJEKSI DENGAN VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BIODIESEL DAN BIOSOLAR

BAB II LANDASAN TEORI

CAPABILITY TEST ON ZEOLITES AS CATALYTIC CONVERTERS TO REDUCE AIR POLLUTANTS FROM GASOLINE ENGINES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab ini dibahas tentang jenis serta spesifikasi motor bakar dan Pemakaian Motor Bakar Sebagai Bahan Penggerak

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

EFEKTIFITAS KATALIS MATERIAL SUBSTRAT PADUAN CuZn (KUNINGAN) DALAM MEREDUKSI EMISI GAS KARBON MONOKSIDA MOTOR BENSIN * RM Bagus Irawan*) Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

KAJIAN VARIASI KUAT MEDAN MAGNET PADA ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI MESIN SINJAI 2 SILINDER 650 CC

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PERBANDINGAN PERUBAHAN DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN BE50

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN TEMBAGA BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG PADA SUPRA X 125

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

STUDI KARAKTERISTIK GENERATOR GAS HHO DRY CELL DAN APLIKASINYA PADA KENDARAAN BERMESIN INJEKSI 1300 CC

Transkripsi:

PENGARUH KATALITIK KONVERTER KUNINGAN TERHADAP PENURUNAN EMISI HC DAN CO MESIN OTTO MULTI SILINDER Oleh, Samuel P. Siregar Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Jl. Kampwolker Kampus Uncen Waena Jayapura Papua email: samuel_srg@yahoo.com ABSTRAK Konsentrasi emisi gas buang karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) merupakan hasil pembakaran tidak stoichiometri yang keluar dari muffler pada mesin Otto multi silinder sehingga membahayakan lingkungan sekitar. Rancangan penempatan massa katalis yang tepat akan memperbaiki unjuk kerja mesin dan menurunkan emisi gas buang khususnya HC dan CO pada kendaraan bermotor. Katalitik konverter berisi katalis serabut kuningan dan pipa perforated kuningan yang ditempatkan pada muffler sebagai media untuk mempercepat laju reaksi kimia dengan prinsip adsorpsi. Pengujian kendaraan mesin bensin enam silinder dilakukan dengan variasi putaran dan menempatkan variasi massa katalis 100gr, 150gr, 200gr, 250gr,. Hasil pengujian dengan variasi massa katalis dikomparasi terhadap data standar tanpa katalis. Hasil uji terbaik dengan massa katalis kuningan dapat mereduksi konsentrasi polutan gas CO sebesar 15,33%, HC sebesar 14,98%, tekanan efektif rata-rata sebesar 7,49 %, effisiensi termal sebesar 17,51%, dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 11%. Kata kunci : Emisi, Katalitik konverter, Kuningan. 1. PENDAHULUAN Polusi udara sangat berdampak bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, dimana salah satu penyebab dari polusi udara adalah emisi gas buang kendaraan bermotor. Emisi tersebut antara lain berupa karbon monoksida (CO), hidro karbon (HC), nitrogen oksida (NO x ), dan lain lain. Motor bensin atau yang lebih dikenal dengan motor pembakaran nyala (spark ignition engine) bekerja berdasarkan siklus Otto adalah mesin penghasil daya yang paling efisien hingga saat ini. Ironisnya, motor bensin juga memiliki andil yang besar pada problem lingkungan berupa polusi udara. Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa polusi udara yang dihasilkan kendaraan roda empat sangat signifikan. Sedangkan besar kandungan polutan mobil bensin mencapai 29% gas CO dari total polutan yang terjadi, sementara bus dan truk memberikan kontribusi 18% CO. Polutan HC dari mobil bensin 39% sedangkan dari bus dan truk memberikan kontribusi 20% (Paul Butarbutar, 2005). Pencemaran udara ini bila melebihi ambang batas dari WHO, resikonya sangat besar baik bagi kehidupan manusia maupun lingkungan, seperti gas CO mengurangi oksigen dalam darah, mengganggu hati dan sakit kepala, dapat memperlambat refleksi dan radang tenggorokan. Gas HC menyebabkan iritasi mata, batuk, rasa mengantuk dan bercak kulit (Larderel at.all, 2003) Banyak hal yang telah dilakukan untuk mengurangi tingkat emisi tersebut dimulai dari penyempurnaan proses pencampuran bahan bakar, saat pembakaran, sampai setelah pembakaran. Pada proses sebelum pembakaran dapat dilakukan melalui modifikasi bahan bakar, seperti penggunaan ethanol sudah bisa dikatakan dapat mengurangi emisi CO dan HC. Hal ini membuktikan bahwa penurunan emisi masih 26

belum cukup hanya dengan modifikasi bahan bakar. Oleh karena itu perlu disertakan modifikasi lain seperti pada saluran buang yang bertujuan untuk memberikan perlakuan pada gas buang sehingga emisi yang ditimbulkan serendah mungkin. Dengan memasang katalis pada muffler rata - rata emisi CO dan HC bisa turun sekitar 20%- 50% tergantung jenis katalis yang digunakan. Salah satu alternatif teknologi pengurangan emisi kendaraan bermotor adalah dengan menambahkan katalitik konverter pada sistim saluran gas buang. katalitik konverter terdiri atas bahan yang bersifat katalis yaitu bahan yang dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia dan tidak mempengaruhi keadaan akhir kesetimbangan reaksi dan komposisi kimia katalis tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan katalitik konverter kuningan pada saluran gas buang terhadap penurunan emisi HC dan CO pada mesin Otto multi silinder. 2. TINJAUAN PUSTAKA Kuningan merupakan logam paduan antara Cu (tembaga) dan Zn (seng), dengan komposisi campuran 70% Cu dan 30% Zn. Secara umum katalis hanya mengubah laju suatu reaksi tetapi tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi. Operasi dari sebuah katalis adalah berdasarkan pada kemampuan untuk menurunkan energi aktivasi dari oksidasi atau reduksi menuju level rendah. Temperatur reaksi diturunkan menjadi sangat rendah. Reaksi dimulai dengan adsorpsi komponen polutan gas buang dan oksigen pada permukaan katalis. Hasil proses adsorpsi adalah memperlemah ikatan antar atom-atom molekul yang diadsorpsi, karena sebagian energi diberikan pada permukaan katalis. Semakin sedikitnya ikatan atom yang kuat, lebih mempermudah menarik atom lainnya, sehingga reaksi menjadi lebih mudah dan lebih cepat (Jenbacher, 2000). Pembakaran yang normal pada motor bensin akan membakar semua hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam campuran udara dan bahan bakar, akan tetapi dalam pembakaran yang tidak normal misalnya pembakaran yang kekurangan oksigen, akan mengakibatkan CO yang berada didalam bahan bakar tidak terbakar dan keluar bersama-sama dengan gas buang. Gas CO terendah tercapai pada saat pembakaran mendekati stokiometri (gbr 1) dan gas CO akan beroksidasi selama proses ekspansi. Gambar 1. Emisi gas buang versus AF ratio pada motor bensin (Sumber : Bernard J. Feldman, 2004) Unjuk Kerja Mesin Unjuk kerja mesin merupakan indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu motor bakar, dengan persamaan berikut: - Daya efektif (Ne) Daya efektif merupakan ukuran kemampuan dari suatu mesin untuk menghasilkan kerja yang berguna per satuan waktu. T. n Ne = (1) 716,2 - Tekanan efektif rata-rata (b mep ) Tekanan efektif rata-rata, (break mean effective pressure) merupakan tekanan tetap rata-rata teoritis yang bekerja sepanjang volume langkah piston sehingga mengasilkan daya yang besarnya sama dengan daya efektif pengamatan. 60. Ne. z bmep (2) A. L. n. i.1,34 - Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc) Konsumsi bahan bakar spesifik (spesific fuel consumption) adalah jumlah bahan bakar yang dikonsumsi mesin untuk menghasilkan daya efektif 1 (satu) hp selama 1(satu) jam. 3600. mbb sfc (3) Ne. s 27

CO (%) - Efisiensi Thermal (ŋ th ) Effisiensi thermal adalah ukuran besarnya pemanfaatan energi panas yang tersimpan dalam bahan bakar untuk diubah menjadi daya efektif oleh motor pembakaran dalam. 632 th 100% (4) Sfc.Q 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini berdasarkan metode laboratory experimental comparation test, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan uji dengan cara membandingkan terhadap kelompok standar. Dalam pengujian dilakukan dengan wide open throtle (WOT), dengan variabel massa katalis kuningan (Cu- Zn),,,,, yang ditempatkan pada muffler dari saluran gas buang mesin bensin enam silinder, mesin Toyota Crown, 2563 cc. Pengujian dilakukan di Laboratorium Motor Pembakaran Dalam, Jurusan Teknik Mesin ITS, Surabaya. 3.1. Rangkaian Peralatan Penelitian Rangkaian pengujian yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada gambar berikut: Gambar 3. Katalitik converter 3.3. Logam katalis kuningan (Cu-Zn) (a) (b) Gambar 4. (a) serabut kuningan, dan (b) pipa perforated kuningan straight through Katalis kuningan (Cu-Zn) yang digunakan berbentuk potongan lembaran plat kuningan menyerupai bentuk spiral dan pipa perforated kuningan straight through. Hasil potongan kemudian diisikan ke dalam muffler berdasarkan massa kuningan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) Hasil pengujian menunjukan kecenderungan emisi gas CO yang dihasilkan oleh mesin meningkat pada saat idle dan menurun dengan naiknya kecepatan. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 2. Skema Pengujian Keterangan gambar : A= mesin, B= Rol chasis dynamometer, C= Exhaust gas analyzer, D= Panel dynamometer, E= Tabung bensin, F= Gelas ukur, G= Thermocouple, H= Manometer, I= Katalitik converter, J= Tachometer, K= Blower. 3.2. Rancangan katalitik konverter Rancangan katalitik konverter untuk penempatan katalis kuningan seperti pada gambar dibawah ini: 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 Gambar 5. Grafik konsentrasi CO terhadap putaran mesin Gambar 5 terlihat rata-rata penurunan konsentrasi CO pada kelompok uji dibanding 28

HC (ppm) Torsi (kg.m) dengan standar, yaitu terjadi penurunan terbesar pada kelompok uji massa kuningan 220 gr. Prosentase penurunan konsentrasi CO lebih efektif pada putaran sedang dibanding putaran rendah dan putaran tinggi. Fenomena ini terjadi karena kecenderungan pada putaran sedang menghasilkan air-fuel ratio mendekati A/F stoichiometry. A/F terbaik pada putaran mesin sekitar 3750-4000 RPM yaitu A/F 14,5-14,8, sehingga menghasilkan konsentrasi polutan CO sebesar 4,23-4,20% yang jauh lebih rendah dari kondisi standar pada putaran mesin 3750-4000 rpm yang menghasilkan konsentrasi CO sebesar 5,15-5,10%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembakaran pada katalis 220 gr lebih baik dari standar dengan A/F yang lebih mendekati stoichiometry, sehingga menghasilkan konsentrasi polutan CO yang rendah. 4.2. Konsentrasi Polutan Hidrokarbon (HC) 1500 1400 1300 1200 1100 1000 900 800 700 600 500 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 Gambar 6. Grafik HC terhadap putaran mesin Gambar 6 menujukan penurunan konsentrasi polutan HC terbaik pada massa kuningan 220 gr. Volume ideal katalis pada ruang mufller mempengaruhi proses reduksi polutan. Prosentase penurunan konsentrasi HC lebih efektif pada putaran sedang. Hal ini terjadi karena kecenderungan pada putaran sedang menghasilkan air-fuel ratio mendekati A/F stoichiometry. Saat terjadi campuran kaya (A/F<12,9), sebagian HC tidak terbakar karena belum mencapai temperatur yang diinginkan ketika terjadi campuran udara dan bahan bakar. Mendekati kondisi A/F stoichiometry, menghasilkan konsentrasi HC sebesar 608-613 ppm yang jauh lebih rendah dari kondisi standar pada putaran mesin sekitar 3750-4000 rpm yang menghasilkan konsentrasi HC sebesar 698-740 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembakaran pada katalis 220 gr lebih baik dari pada standar dengan A/F yang lebih mendekati stoichiometry. 4.3. Torsi (T) 14.000 13.500 13.000 12.500 12.000 11.500 11.000 10.500 10.000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 55 Gambar 7. Grafik torsi terhadap putaran mesin Penggunaan straight through muffler dengan pipa kuningan (Cu-Zn) berpengaruh cukup baik dalam meningkatkan torsi yang dihasilkan oleh mesin pada masing-masing perlakuan dari kondisi standarnya. Prosentase torsi terhadap kelompok uji terlihat bahwa pada putaran sedang lebih tinggi dibanding putaran rendah dan putaran tinggi. Hal ini terjadi karena maximum torsi berada pada putaran sedang. Selain itu, torsi juga dipengaruhi oleh A/F yang terjadi. Pada A/F yang lebih mendekati stoichiometry maka torsi yang terjadi akan lebih tinggi, yang berarti unjuk kerja menjadi tinggi. 29

Bmep (kpa) Daya (HP) 4.4. Daya Efektif Grafik daya terhadap putaran mesin dapat dilihat pada grafik berikut: 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 Gambar 8. Grafik daya terhadap putaran mesin Dari gambar diatas tren grafik terlihat bahwa daya efektif mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan putaran yang secara otomatis memperbesar intake bahan bakar. Peningkatan pemasukan bahan bakar ini mengakibatkan pembakarannya semakin meningkat sehingga energi kalor yang diubah menjadi energi mekanik untuk menghasilkan daya akan semakin meningkat pula. Ratarata terjadi kenaikan daya pada berbagai perlakuan pengujian bila dibandingkan dengan kelompok standar. Kenaikan daya rata-rata terbesar pada kelompok uji 4 dengan menggunakan straight through muffler yang diisikan katalis kuningan dengan masa 220 gr, dari kondisi standar. 4.5. Tekanan Efektif Rata-Rata (bmep) Tekanan Efektif Rata-Rata mempunyai hubungan yang linear terhadap daya mesin. Untuk daya yang tetap, Bmep akan turun dengan putaran yang semakin besar. Bmep akan cenderung konstan bila kenaikan daya diikuti oleh kenaikan putaran mesin. 640 620 600 Gambar 9 terlihat rata-rata terjadi kenaikan bmep pada berbagai perlakuan pengujian bila dibandingkan dengan kelompok standar. Kenaikan bmep rata-rata terbesar pada pengujian ini adalah dengan masa 220 gr. Terlihat bahwa semakin bertambahnya putaran maka tren grafik akan semakin naik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin besarnya beban maka semakin banyak bahan bakar yang dimasukkan untuk mengatasi penurunan putaran, sehingga pembakaran yang terjadi akan semakin banyak. Kenaikan energi kalor yang diakibatkan oleh pembakaran tersebut menyebabkan tekanan di ruang bakar akan semakin naik. 4.6. Konsumsi Bahan bakar Spesifik (Sfc) Peningkatan grafik Sfc seiring dengan peningkatan putaran yang menunjukkan bahwa bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan daya dalam waktu 1 jam dapat efektif terbakar. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya beban maka bahan bakar akan semakin banyak dimasukkan keruang bakar untuk mengatasi penurunan putaran engine dan menghasilkan daya. Akan tetapi setelah putaran rendah sfc mulai mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan adanya bahan bakar yang tidak terbakar atau unburned fuel akibat campuran bahan bakar dengan udara (A/F) terlalu kaya Adanya unburned fuel mengakibatkan energi kalor dari bahan bakar tidak dapat maksimal untuk dijadikan energi mekanik. Seperti pada Gambar 10 terlihat tren grafik akan mengalami penurunan pada putaran rendah dan kemudian mengalami kenaikan mulai pada putaran sedang. Setelah itu grafik akan naik seiring dengan peningkatan putaran. Secara rata-rata terjadi penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada berbagai perlakuan pengujian. 580 560 540 520 500 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 550 Gambar 9. Grafik bmep terhadap putaran mesin 30

Eff thermal (%) SFC (kg/hp.jam) 5. KESIMPULAN 0.310 0.290 0.270 0.250 0.230 0.210 0.190 0.170 0.150 Gambar 10. Grafik Sfc terhadap putaran mesin 4.7. Effisiensi Thermal (η th ) Kecenderungan bertambahnya putaran mesin maka semakin bertambah pula efisiensi thermisnya. Hal ini terlihat pada gambar 11 yaitu dengan semakin meningkatnya pembebanan maka semakin meningkat pula bahan bakar yang dimasukkan ke ruang bakar untuk mengatasi penurunan putaran. Dengan bertambahnya bahan bakar maka energi panas yang terjadi akan semakin besar sehingga daya yang dihasilkan akan besar, efisiensi thermis akan meningkat. Setelah mencapai putaran menengah maka grafik terlihat mengalami penurunan. Hal itu terjadi karena bahan bakar yang diinjeksikan keruang bakar terlalu banyak (campuran kaya) sehingga ada bahan bakar yang tidak terbakar (unburned fuel) sehingga energi kalor yang tersimpan dalam bahan bakar tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan daya, hal itu menjadikan efisiensi thermis turun. Penggunaan katalitik konverter dengan katalis kuningan (Cu-Zn) pada saluran gas buang mampu menurunkan kadar emisi gas buang HC dan CO dari kendaraan uji. Katalitik konverter dapat efektif berfungsi bila penempatan massa katalisnya ideal. Penempatan massa katalis kuningan sebesar 220 gr pada muffler sangat efektif dalam mereduksi emisi gas buang HC dan CO terhadap unjuk kerja mesin. Penurunan CO sebesar 15,33 %, HC sebesar 14,98 %, sedangkan perubahan daya efektif terbaik naik 4,79 %, tekanan efektif rata-rata sebesar 7,49 %, effisiensi termal sebesar 17,51%, dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 11%. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, W., 2002, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi 5, ITB, Bandung. Bernard J. Feldman, (2004), A Physicist s View of the Automobile Engine, St. Louis, MO Funk, S (2006), CO2 adsorption on the bimetallic Zn-on-Cu (110) system, Surface Science 600, 1870 1876 Jenbacher, (2000), Internal Combustion Engine II. Vol I, Lecturing Scrips for Technical Universities in Indonesia, Jenbach. 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 Manuel Presti, (2005), Optimisation Development of Advanced Exhaust Gas Aftertreatment Systems for Automotive Applications, Jurnal SAE International. Martyn, V. (1996), Catalist Handbook, Second Edition, Manshon Publising Ltd, London. 20.00 Gambar 11. Grafik effisiensi thermal terhadap putaran mesin Oky M.P (2006), Pengaruh Penggunaan Kuningan pada Straight Through Muffler Motor Bensin Empat Langkah Satu Silinder Dalam Upaya 31

Pengurangan Emisi Gas Buang, T.A S-1 Teknik Mesin FTI-ITS, Surabaya Samuel P. Siregar, (2007), Analisa Pengaruh Penggunaan Katalis Kuningan (CuZn) terhadap Polutan Gas Buang Spark Ignition Engine Empat Langkah Multi Silinder, Seminar Nasional PascaSarjana VII, ITS Surabaya. Pulkrabek, W.W, (2004) Engineering Fundamental of The Internal Combustion Engine, Pearson Prentice-Hall, New Jersey. 32