BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Singgih Pratomo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMPN 4 Kepanjen Kabupaten Malang / Havid Yusuf

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB II KONSEP TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN HASIL BELAJAR. sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikhis. Melalui pendidikan jasmani, siswa diperkenalkan dengan

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya. hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya waktu dan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL. Mia Kusumawati*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan siswa di luar kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan pengaruh terhadap minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga tambahan di lingkungan sekolah siswa dapat memenuhi kebutuhan yang diminatinya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti dapat bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan ekstrakurikuler ini khususnya dalam kegiatan olahraga dikembangkan pengalaman-pengalaman yang bersifat nyata yang dapat membawa siswa pada kesadaran atas pribadi, sesama, dan lingkungan. Dengan kata lain bahwa kegiatan tambahan olahraga diharapkan dapat meningkatkan Emotional Quitient (EQ) yang didalamnya terdapat aspek sosial. Sehubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986 : 12) bahwa: Program ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra dan ekstra kedua-duanya tak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi didik hingga mencapai taraf maksimum. Kebutuhan belajar anak didik diharapkan terpenuhi melalui kegiatan ekstrakurikuler selain juga belajar dalam intrakurikuler. Bakat dan minat terhadap

2 suatu kegiatan yang diprogramkan dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan pula dapat tersalurkan, sehingga potensi anak didik dapat berkembang secara maksimal. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dapat memberikan nilai-nilai positif bagi siswa dalam pemanfaatan waktu luang siswa sehingga siswa selalu mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya. Peranan pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler mempunyai dampak yang besar terhadap tujuan dan kegiatan ekstra tersebut. Pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sangat penting, selain berdampak pada prestasi yang diraih, namun juga terdapat sikap dan karakter siswa yang didalamnya termasuk perilaku sosial. Program aktivitas yang diselenggarakan oleh siswa di SMPN 1 Sukasari Kab. secara umum adalah bentuk kegiatan organisasi yang meliputi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pasukan Kibar Bendera (Paskibra), Pendidikan Kesehatan Sekolah (PKS), Praja Muka Karana (Pramuka) dan Palang Merah Remaja (PMR), dan Olahraga. Bentuk program kegiatan ektrakurikuler olahraga diantaranya; bola voli dan bola basket. Menurut pengamatan penulis serta pelatih kegiatan ekstrakurikuler khususnya di lingkungan SMP Negeri 1 Sukasari Kab. mengenai perilaku sosial siswa seperti yang telah dijelaskan diatas terdapat kesamaan nilai-nilai yang terkandung antara kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler pramuka, Ekstrakurikuler olahraga yang pelaksanaan kegiatannya lebih mengarah pada pemberian pengalaman hidup di lingkungan sekolah seperti pengalaman hidup

3 berkelompok, pembentukan keterampilan gerak dan penanaman nilai-nilai kehidupan. Selain itu juga terdapat ekstrakurikuler Pramuka yang didalamnya hampir mirip dengan ekstrakurikuler olahraga yaitu menerapkan pengalaman hidup berkelompok, bersosial dan penanaman nilai-nilai kehidupan. Namun dibalik beberapa jenis perbedaan yang telah dijelaskan diatas, terdapat pula beberapa persamaan karakteristik dalam kedua ekstrakurikuler tersebut, persamaannya diantaranya yaitu bahwa didalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler pramuka terdapat salah satu faktor yaitu faktor fair play atau saling menghargai dan kerjasama tim atau kelompok. Faktor ini sangat erat kaitannya dalam hal interaksi antara individu satu dengan individu lainnya sebagai makhluk sosial yang harus menghargai, menghormati, mengakui keunggulan lawan, dan saling menjaga dari hal-hal yang dapat merugikan tim atau kelompok tersebut tersebut. Ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler olahraga berkaitan dengan aktivitas fisik siswa, sebelum melakukan ekstrakurikuler olahraga biasanya pelatih atau pembina memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti, fair play, empati, bekerjasama, toleransi, sikap, dan lain sebagainya seperti menurut Suseno (1989:53) mengatakan bahwa: Moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul-salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.

4 Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik siswa melalui permainan atau pertandingan. Sedangkan ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler pramuka memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah untuk merubah perilaku sosial siswa, selain itu juga agar siswa mempunyai rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka akan memiliki karakter atau kepribadian yang baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka didalamnya mengajarkan mengenai berbagai macam pertolongan terhadap bencana ataupun kecelakaan, misalnya sebelum praktek langsung terhadap korban siswa diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh pembina mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan kegiatan, pada saat kegiatan pembina masih memberikan instruksi kepada siswa. Mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan dengan tujuan ekstrakurikuler yaitu membentuk manusia yang berkualitas baik secara kognitif, psikomotorik, maupun afektif, nampak ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan ditanggapi oleh para pelatih ekstrakurikuler berkenaan dengan perilaku sosial siswa tersebut, karena apabila diabaikan akan menyebabkan siswa tidak memiliki keterampilan sosial yang baik. Seperti yang dijelaskan oleh Mu tadin dalam www.e-psikologi.com (diakses tanggal 23 juli 2012) menjelaskan bahwa: Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini

5 disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb. Sehubungan dengan terdapatnya beberapa perbedaan maupun persamaanpersamaan yang dapat diamati secara langsung serta menyikapi teori-teori serta pendapat-pendapat diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian apakah benar terdapat perbedaan perilaku sosial antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMPN 1 Sukasari kab.. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan diatas penulis mengajukan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SMPN 1 Sukasari Kab.? 2. Bagaimana perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMPN 1 Sukasari Kab.? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai perilaku sosial antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMPN 1 Sukasari Kab.?

6 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang serta permasalahan penelitian yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SMPN 1 Sukasari Kab.. 2. Untuk mengetahui gambaran perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMPN 1 Sukasari Kab.. 3. Untuk mengetahui tingkat perbedaan perilaku sosial antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMPN 1 Sukasari Kab.? D. Manfaat Penelitian Telah penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka penulis mengharapkan manfaat ataupun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan kajian dalam penelitian dan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh. 2. Sebagai sumbangan pemikiran untuk pihak-pihak yang terkait khusunya pembina kegiatan ekstrakurikuler untuk dapat lebih memperhatikan perkembangan perilaku sosial siswa didiknya dan membantu mengarahkannya kearah yang lebih baik. E. Asumsi dan Anggapan Dasar

7 Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah bahwa perilaku sosial tidak timbul dengan sendirinya, melainkan timbul karena faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan terdapatnya perbedaan maupun persamaan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga maupun kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diantaranya yaitu pada dasarnya jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga memiliki perbedaan dalam aspek afektif atau karakter bila dibandingkan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, hal ini tampak dari kegiatan itu sendiri. Serta persamaan dalam hal sama-sama membutuhkan kerjasama dan nilai-nilai fair play atau saling menghargai, maka peneliti menganggap bahwa persamaan maupun perbedaan tersebut menjadi faktor pembeda antara perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan ekstrakurikuler pramuka, mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial. Sesuai pendapat Skinner dalam buku Sarlito Wirawan (2002:20) dalam Yusti (2010) bahwa: tingkah laku manusia berkembang dan dipertahankan oleh anggota masyarakat yang memberi penguat pada individu untuk bertingkah laku secara tertentu. Selain itu Yusup (1984: 65) dalam Yusti (2010) mengemukakan bahwa Perilaku sosial sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Siswa dalam lingkungan sekolahnya akan berhubungan dengan teman sebaya, guru dan dengan segala yang menyangkut proses kegiatan belajar mengajar. Dari penjelasan diatas penulis berpendapat, sosialisasi yang dilakukan oleh siswa di sekolah akan terlihat dari partisipasi siswa dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

8 Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler pramuka siswa secara langsung berinteraksi antara dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya sehingga hal tesebut berpotensi menimbulkan dan menumbuhkan perilaku sosial yang positif. F. Hipotesis Dari uraian anggapan dasar di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai perilaku sosial antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di lingkungan SMPN 1 Sukasari Kab.. G. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka penulis perlu menentukan suatu metode yang tepat terhadap permasalahan tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Mengenai metode deskriptif sebagimana dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989:64) dalam Yusti (2010) sebagai berikut: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Sedangkan metode komparatif yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:36) adalah: Penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.

9 Sedangkan teknik yang diambil yaitu dengan angket yang tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden. Mengenai angket atau kuesioner, Arikunto (2002:128) berpendapat bahwa: Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dengan menggunakan angket tertutup, skala Likert. H. Lokasi dan Sampel penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih tempat berlangsungnya proses penelitian yaitu di SMP Negeri 1 Sukasari Kab.. Untuk mengetahui besar kecilnya sample penelitian, Sugiyono dalam bukunya (2009:215) menjelaskan : Sample adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Merujuk pada pendapat diatas maka yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebanyak 30 orang dari siswa yang mengikuti olahraga bola basket dan bola voli. Sedangkan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebanyak 30 orang dari siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler pramuka. I. Defini Operasional 1. Ekstrakurikuler Menurut Rusli Lutan (1986:72) ekstrakurikuler adalah: Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum.

10 2. Olahraga Giriwijoyo (2007:7) menjelaskan bahwa Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga agar menjadi sesuai dengan persyaratan atau tujuan tertenyu yang dikehendakinya. 3. Pramuka Dalam surat keputusan Presiden RI no. 238 tahun 1961 tentang gerakan pramuka (1985:3) dijelaskan bahwa pramuka adalah kegiatan untuk menjadikan manusia dan warga Negara Indonesia yang berkepribadian dan berakhlak luhur, yang cerdas, cakap, tangkas, terampil dan rajin serta sehat jasmani dan rohani, yang berpancasila dan setia patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam membina dan mengembangkan sikap demokratis siswa pramuka harus mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab, kebersamaan serta kesetiakawanan antar siswa. 4. Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah susasan saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001).