TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. MATERI DAN METODE

EFEKTIVITAS PELET NPK ORGANIK BERBAHAN AMPAS TAHU, TEPUNG DARAH SAPI DAN ARANG SABUT KELAPA DALAM BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay out penelitian. Keterangan :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

S Ket : Tan 1 = Tanaman 1 Tan 2 = Tanaman 2 Tan 3 = Tanaman 3 K= Perlakuan Kontrol A = Perlakuan A B = Perlakuan B C = Perlakuan C

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2016. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas tahu, tepung darah sapi, arang sabut kelapa, tawas, tanah Regosol, benih Jagung Manis varietas Gendis, lempung Grumusol, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl dan air. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari mesin pembuat pelet, drum bekas, karung, cangkul, sekop, tali rafia, gembor, mika label timbangan analitik, penggaris, jangka sorong, sabit, oven, cupu, gunting, spidol dan pensil. C. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Percobaan disusun dalam Rancangan Lingkungan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dan menggunakan rancangan perlakuan faktor tunggal yaitu dosis pelet NPK organik yang terbuat dari campuran ampas tahu, tepung darah sapi, arang sabut kelapa dan perekat dari lempung Grumusol dengan perbandingan komposisi masing-masing bahan berturut-turut 2 : 1 : 1 : 1. 16

Adapun perlakuannya terdiri dari : A = Pelet NPK organik 50 gram/tanaman (3,3 ton/hektar). B = Pelet NPK organik 60 gram/tanaman (4 ton/hektar). C = Pelet NPK organik 70 gram/tanaman (4,7 ton/hektar). D = Urea 5,25 gram + SP-36 1,5 gram + KCl 1,5 gram/tanaman (Urea 350 kg + SP-36 100 kg + KCl 100 kg/hektar). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 12 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 28 tanaman Jagung Manis, yaitu 5 tanaman sampel dan 23 tanaman barrier. Dari 12 unit percobaan terdapat 336 tanaman Jagung Manis, yaitu 60 tanaman sampel dan 276 tanaman barrier (Lampiran 2). D. Cara Penelitian 1. Persiapan Bahan Pelet NPK Organik a. Pengeringan Ampas Tahu Ampas tahu diperas lalu dikering anginkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari. Setelah kering angin, dilakukan pengukuran kadar lengas ampas tahu dengan cara : i. Menimbang cupu kosong dan tutupnya (a gram). ii. Mengambil sampel ampas tahu kering angin sebanyak setengah volume cupu lalu ditimbang (b gram). iii. Cupu berisi ampas tahu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110 0 C selama 4 jam, setelah itu didinginkan dalam desikator lalu ditimbang lagi (c gram). Kemudian dihitung kadar lengasnya dengan rumus : b a x 100 %. c a 17

b. Pembuatan Tepung Darah Sapi dengan Metode Cooked Dried Blood Meal (Perebusan dan Pengeringan) Cara membuat tepung darah dengan metode cooked dried blood meal mula-mula darah segar dimasak selama 2 jam dengan suhu 80 0 C hingga mengantal, selanjutnya dikeringkan dengan sinar matahari selama 2-3 hari, setelah kering dan terbentuk gumpalan-gumpalan keras, selanjutnya ditumbuk hingga menjadi tepung darah dan diayak menggunakan mata saring 0,02 mm. c. Pembuatan Serbuk Arang Sabut Kelapa Pembuatan arang sabut kelapa dilakukan dengan metode pirolisis (pengarangan terkontrol). Mula-mula sabut kelapa dipotong menjadi bagian-bagian kecil, selanjutnya direndam dalam air yang dicampuri tawas dengan perbandingan 1 sendok tawas/20 liter air. Kemudian diamkan selama 1 hari, selanjutnya pisahkan sabut dan larutan air tawas. Rendam kembali sabut kelapa kedalam air bersi, dilakukan pengulangan beberapa kali sampai air rendaman tidak berwarna merah. Setelah proses perendaman selesai, sabut kelapa dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari. Setelah kering, sabut kelapa dimasukkan ke dalam drum bekas lalu dibakar hingga menjadi bara. Ketika semua bagian sabut kelapa telah menjadi bara, drum ditutup rapat dan ditunggu selama 60 menit hingga bara sabut kelapa menjadi arang. Selanjutnya arang sabut kelapa dihaluskan hingga menjadi serbuk arang. 18

2. Pembuatan Pelet NPK Organik a. Komposisi Pelet NPK Organik Pelet NPK organik dibuat dengan bahan ampas tahu, tepung darah sapi, arang sabut kelapa dan perekat dari lempung Grumusol dengan perbandingan berturut-turut 2:1:1:1. b. Cara Pembuatan Pelet NPK Organik Ampas tahu, tepung darah sapi, arang sabut kelapa dan perekat dari lempung Grumusol dimasukkan ke dalam nampan dan dicampur hingga homogen. Bahan yang sudah tercampur kemudian digiling dengan mesin pembuat pelet. Pupuk pelet yang sudah digiling diletakkan dalam wadah secara terurai kemudian dikering anginkan dalam suhu ruangan. 3. Persiapan Media Tanam Lahan dengan jenis tanah Regosol dibajak menggunakan traktor, setelah tanah gembur dan rata, biarkan selama 1 minggu, lalu dibuat blok dengan tali rafia. Setelah terbentuk blok-blok tanaman, dibuat bedengan dengan tinggi 30 cm dan lebar 40 cm untuk setiap barisan tanaman. Langkah terakhir adalah pembuatan saluran drainase mengelilingi lahan dengan menggunakan cangkul. 4. Penanaman Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang pada tanah dengan tugal sedalam 5 cm, lalu masukkan 1 benih Jagung Manis ke dalam setiap lubang tanam, setalah itu tutup kembali lubang tanam dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm 20 cm. 19

5. Pemeliharaan a. Penyulaman Penjarangan dilakukan pada 7 hari setelah tanam dengan cara mengganti tanaman Jagung Manis yang mati atau tidak normal. b. Penyiraman Peyiraman dilakukan saat sore hari ketika tanaman Jagung Manis membutuhkan tambahan air. Jumlah dan intensitas penyiraman disesuaikan dengan melihat kondisi tanah agar jumlah air yang disiramkan menjadi efektif. Penyiraman dilakukan dengan gembor. c. Aplikasi Pelet NPK Organik Pemberian pupuk pelet NPK organik dilakukan pada saat tanaman Jagung berumur 14 hari. Pupuk pelet NPK organik diberikan dengan metode placement atau lebih spesifiknya adalah ring placement. Caranya dengan menugal tanah berbentuk melingkar sedalam 5 cm dengan jarak 5 cm dari batang tanaman Jagung Manis, pupuk dimasukkan dan ditutup kembali dengan tanah. Dosis pelet NPK organik pada tanaman Jagung diberikan sesuai dengan masing-masing perlakuan, yaitu : A = Pelet 50 gram/tanaman (3,3 ton/hektar), B = Pelet 60 gram/tanaman (4 ton/hektar), C = Pelet 70 gram/tanaman (4,7 ton/hektar), dan D = Urea 5,25 gram + SP-36 1,5 gram + KCl 1,5 gram/tanaman (Urea 350 kg + SP-36 100 kg + KCl 100 kg/hektar). 20

Kebutuhan pupuk tanaman Jagung Manis adalah : Tabel 1. Kebutuhan Pupuk Tanaman Jagung Manis No Jenis Pupuk Per Hektar Per Tanaman (kg) (gram) 1 Urea 350 5,25 2 SP-36 100 1,50 3 KCl 100 1,50 Sumber : Fachrista dan Isuukindarsyah (2012) (Lampiran 3). Kebutuhan unsur NPK tanaman Jagung Manis adalah : Tabel 2. Kebutuhan Unsur NPK Tanaman Jagung Manis No Jenis Unsur Per Hektar Per Tanaman (kg) (gram) 1 Nitrogen 161 2,41 2 Phospor 36 0,54 3 Kalium 60 0,90 Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3. Kandungan unsur pada pelet NPK organik yang dibuat adalah : Tabel 3. Kandungan Unsur pada Pelet NPK Organik No Jenis Unsur Persentase dalam pelet 1 Nitrogen 3,15 % 2 Phospor 0,20 % 3 Kalium 2,71 % Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4. Sedangkan kandungan unsur NPK dari masing-masing perlakuan adalah : Tabel 4. Kandungan Unsur NPK dari Masing-Masing Perlakuan No Kandungan Unsur Perlakuan (gram) (gram/tanaman) N P K 1 (A) Pelet 50 1,58 0,10 1,35 2 (B) Pelet 60 1,90 0,12 1,63 3 (C) Pelet 70 2,20 0,14 1,90 4 (D) Urea 5,25 + SP-36 1,5 + KCl 1,5 2,41 0,54 0,90 Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6. 21

d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pengendalian terhadap hama dilakukan secara teknis dan juga secara kimiawi tergantung pada jenis hama dan tingkat kerusakannya. Pengendalian gulma dilakukan secara teknis dengan cangkul dan mencabut gulma dengan tangan. Pengendalian terhadap penyakit dilakukan secara kimiawi yang menyesuaikan pada penyakit yang menyerang. 6. Panen Jagung Manis dipanen dengan cara dipetik menggunakan tangan. Panen dilakukan ketika tanaman Jagung Manis berumur 70 hari, ditandai dengan tongkol yang sudah terisi penuh serta rambut Jagung telah berubah warna menjadi kecokelatan. E. Parameter yang Diamati 1. Parameter Pertumbuhan Vegetatif Tanaman : a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur setiap 7 hari sekali sejak tanaman berumur 7 hari sampai tanaman berumur 70 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman Jagung Manis menggunakan penggaris. b. Jumlah Daun (helai) Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua helai daun tanaman Jagung Manis, dilakukan setiap 7 hari sekali sejak tanaman berumur 7 hari sampai tanaman berumur 70 hari. 22

c. Bobot Segar Brangkasan (gram) Brangkasan adalah bagian tajuk tanaman Jagung Manis setelah diambil tongkolnya (batang + daun). Bobot segar brangkasan diukur pada saat tanaman Jagung Manis berumur 70 hari. Berat segar brangkasan yang ditimbang adalah brangkasan dari tanaman korban. Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang bagian brangkasan tanaman Jagung Manis ketika baru dicabut, namun sudah dibersihkan dari kotoran yang menempel seperti tanah, pasir, dll. d. Bobot Kering Brangkasan (gram) Penimbangan bobot kering brangkasan dilakukan saat tanaman Jagung Manis berumur 70 hari dengan cara mengeringkan brangkasan di bawah sinar matahari, selanjutnya brangkasan dibungkus dengan kertas dan dioven pada suhu 70 0 C hingga bobotnya konstan, selanjutnya brangkasan ditimbang dengan timbangan analitik. e. Bobot Segar Akar (gram) Bobot segar akar diukur dengan cara mencabut secara perlahan tanaman Jagung Manis agar akarnya tidak putus dan tertinggal di dalam tanah, setelah dicabut, akar dicuci dan dibersihkan dari tanah atau kotoran yang masih menempel. Setelah bersih, akar Jagung Manis dipisahkan dari bagian tanaman dengan cara dipotong, selanjutnya akar Jagung Manis ditimbang. Penimbangan berat segar akar dilakukan ketika tanaman Jagung Manis berumur 70 hari. 23

f. Bobot Kering Akar (gram) Pengukuran bobot kering akar dilakukan saat tanaman Jagung Manis berumur 70 hari dengan cara mencabut tanaman Jagung Manis, mencuci akarnya hingga bersih, dikeringkan di bawah sinar matahari lalu membungkusnya dengan kertas, selanjutnya akar dioven pada suhu 70 0 C hingga beratnya konstan. Penimbangan berat kering, baik brangkasan maupun akar bertujuan untuk mengetahui berapa banyak akumulasi bahan kering hasil dari proses fotosintesis tanaman Jagung Manis, karena ketika masih segar, akumulasi bahan hasil fotosintesis masih bercampur dengan air yang terkandung dalam tubuh tanaman. 2. Parameter Hasil Jagung Manis : a. Panjang Tongkol (cm) Pengamatan panjang tongkol dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hari dengan cara mengukur panjang tongkol berkelobot menggunakan penggaris. b. Bobot Segar Tongkol (gram) Pengamatan bobot segar tongkol dilakukan pada saat tanaman Jagung Manis berumur 70 hari dengan cara menimbang tongkol masingmasing tanaman percobaan dengan timbangan analitik. c. Diameter Tongkol (cm) Pengukuran diameter tongkol dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hari dengan cara mengukur diameter bagian tongkol Jagung 24

Manis yang paling menggembung (diasumsikan yang diameternya paling besar) dengan jangka sorong. d. Jumlah Larikan Biji Per Tongkol Pengamatan jumlah larikan biji per tongkol dilakukan setalah panen dengan cara mengupas kelobot Jagung dari tongkolnya. Setelah kelobot dikelupas, selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah larikan biji per tongkol. e. Rerata Jumlah Biji Per Larik Pengamatan rerata jumlah biji per larik dilakukan setelah panen dengan cara mengupas kelobot Jagung dari tongkolnya. Setelah kelobot dikelupas, selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah biji per larik. Hasil perhitungan jumlah biji dari beberapa larik selanjutnya direrata. f. Potensi Hasil Panen (ton/hektar) Penghitungan potensi hasil panen dilakukan dengan cara mengkonversi hasil panen dari 4 tanaman Jagung Manis yang ditanam dengan jarak tanam 75 cm 20 cm. Dengan jarak tanam tersebut, maka dapat dihitung potensi hasil panen (ton/hektar) dengan rumus : Keterangan : 10000 : luas lahan 1 hektar (dalam m 2 ). 6 : luasan lahan (m 2 ) untuk 4 tanaman Jagung Manis dengan jarak tanam 75 cm 20 cm. 25

F. Analisis Data Data hasil pengamatan selanjutnya dianalisis sidik ragam pada taraf kesalahan 5 % untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan yang diberikan. Jaika ada pengaruh nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJGD) pada taraf kesalahan 5 % untuk mengetahui beda nyata dari pengaruh antar perlakuan. 26