PENGARUH PEMANFAATAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TERHADAP HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015

Panduan Pelaksanaan BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) APBNP TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

Panduan Pelaksanaan BANTUAN SISWA MISKIN(BSM) APBNP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

PROGRAM INDONESIA PINTAR DAN KARTU INDONESIA PINTAR

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI WARGA BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN (PAKET A, B, DAN C)

PENGARUS UTAMAAN GENDER DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2012 BATAM, 29 NOVEMBER 2012

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang

PROGRAM INDONESIA PINTAR 10 April 2015

PENGUMUMAN Nomor: 420/ 381 /2014

Kata kunci : Motivasi Mahasiswa, Seminar Geografi

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : 508 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHUN 2013

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA TANJUNGPINANG

PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Didik Suhardi, SH., M.Si NIP iii

PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK 2013

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) DI PROVINSI ACEH OLEH KEPALA DINAS PENDIDIKAN ACEH

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PROGRAM BANTUAN KULIAH SISWA MISKIN

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 T E N T A N G

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBERIAN BEASISWA BAGI SISWA TIDAK/KURANG MAMPU DI KABUPATEN KUDUS

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA BATAM

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2018 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan TTD. Intan Ahmad. ~ i ~

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

DINAS PENDIDIKAN Jl. ARIEF RAHMAN HAKIM NO.02 GRESIK,TELP(031) , Website :

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATAM

BUPATI BATANG. PENGUMUMAN Nomor 422.5/ 0888 /2015 TENTANG

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DAN BANTUAN BELAJAR MAHASISWA (BBM)

Pedoman Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik 2017 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) TAHUN 2016

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN / INDONESIA PINTAR UNTUK SISWA MADRASAH TAHUN 2015

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA NOMOR: 065/SK/R/III/2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm

PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA)

PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2017 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Intan Ahmad. ~ i ~

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

=================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

Transkripsi:

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 2, Maret 2016 Halaman 21-32 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGARUH PEMANFAATAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TERHADAP HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Oleh: Ibnu Setiawan 1, Sidharta Adyatma 2, Deasy Arisanty 2 INTISARI Penelitian ini berjudul Pengaruh Pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin Terhadap Hasil Ujian Akhir Semester Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin Terhadap Hasil Ujian Akhir Semester Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII sekarang berada di kelas VIII dan IX yang telah melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) penerima dana BSM di seluruh SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara berjumlah 270 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII sekarang berada di kelas VIII dan IX penerima dana BSM di seluruh SMP Negeri Kecamatan Banjarmasin Utara berjumlah 270 siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan metode angket (kuesioner), sedangkan pengumpulan data sekunder menggunakan metode studi dokumen dan studi pustaka. Analisis data penelitian ini adalah analisis data dengan menggunakan teknik persentase dan teknik korelasi Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak pengaruh signifikan antara pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin (BSM) terhadap hasil ujian akhir semester penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) siswa kelas VII, dan VIII SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi product moment yang memperoleh harga rxy = 0,024. Harga rxy lebih kecil daripada harga rtabel baik pada taraf signifikan 5% maupun 1%, yaitu 0,113> 0,024< 0,148. Kata Kunci: Pengaruh, Pemanfaatan, Bantuan Siswa Miskin, Hasil Ujian semester, Siswa I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam pembangunan manusia suatu bangsa. Pendidikan juga sarana paling efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat, serta dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemakmuran. Untuk itu, pemerintah tetap menjadikan bidang pendidikan sebagai agenda penting dalam 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat 2. Dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat 21

pembangunan nasional sekaligus menjadi prioritas utama dalam rencana kerja pemerintah. (Hogantara, 2011). Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dan tidak memandang kaya ataupun miskin. Oleh karena itu dibuatlah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memberantas yang namanya anak putus sekolah. Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok miskin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi antara lain iuran sekolah, buku, seragam, dan alat tulis, sementara biaya tidak langsung meliputi antara lain biaya transportasi, kursus, uang saku (Muhammad, H. dan Jazidie, 2013). Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diharapkan dapat meningkatkan jumlah keikutsertaan peserta didik, tetapi masih banyak anak anak yang tidak dapat bersekolah, putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang pendidikan berikutnya. Salah satu penyebab hal tersebut adalah kesulitan orangtuan/keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lainnya seperti baju seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi maupun biaya pendidikan lainnya yang tidak ditanggung oleh dana BOS. Hal inilah yang melatarbelakangi dikembangkannya Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang bertujuan agar siswa dari kalangan tidak mampu dapat terus melanjutkan pendidikan di sekolah. Melalui Program BSM ini diharapkan anak usia sekolah dari rumah tangga/keluarga miskin dapat terus bersekolah, tidak putus sekolah, dan di masa depan diharapkan mereka dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orangtuanya. Program BSM juga mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan di Kabupaten/Kota miskin dan rentan kemiskinan. (Panduan Pelaksanaan BSM APBNP, 2014). Salah satu Provinsi di Indonesia yang sudah menjalankan kebijakan program pemberian dan Bantuan Siswa Miskin ini adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini sesuai dengan salah satu visi yang dicantumkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu terwujudnya pendidikan yang berkualitas. (Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, 2015). Kota Banjarmasin adalah kota dengan jumlah SMP Negeri paling banyak di provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kecamatan Banjarmasin Utara, dan Kecamatan Banjarmasin Timur. Banyaknya sekolah dan penerima bantuan siswa miskin yang berada di Kota Banjarmasin Tahun 2014(Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, 2014). Jumlah siswa penerima dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) paling banyak di Kota Banjarmasin adalah di Kecamatan Banjarmasin Utara. Kecamatan Banjarmasin Utara memiliki 9 satuan pendidikan tingkat SMP N (Sekolah Menengah Pertama Negeri) dan 293 siswa penerima dana Bantuan Siswa Miskin. Data dari Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kecamatan Banjarmasin Utara adalah Kecamatan dengan sekolah penerima dana BSM yang paling banyak dibandingkan dengan sekolah di Kecamatan lainnya di Kota Banjarmasin. Jumlah penerima dana BSM kelas VII 209 siswa, kelas VIII 61 siswa dan IX 23 siswa.hasil wawancara dengan beberapa guru SMP Negeri di Kecamatan 22

Banjarmasin Utara diketahui bahwa hampir seluruh siswa penerima BSM (Bantuan Siswa Miskin) motivasi belajarnya meningkat, tetapi ada beberapa siswa penerima BSM yang motivasi belajarnya masih kurang. Siswa yang motivasi belajarnya kurang di perkirakan karena tidak memanfaatkan dana BSM dengan baik seperti membeli buku dan peralatan sekolah lainnya. II. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Bantuan Siswa Miskin (BSM) Bantuan Siswa Miskin adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah. Bantuan ini memberi peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan di level yang lebih tinggi. Selain itu, bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya pendidikan. Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah.(tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2013). 2. Tujuan BSM Tujuan BSM menurut Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) Tahun 2014, yaitu: 1) Menghilangkan halangan siswa miskin untuk akses pelayanan pendidikan; 2) Mencegah angka putus sekolah dan menarik siswa miskin untuk bersekolah kembali; 3) Membantu siswa miskin untuk memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan pembelajaran; 4) Mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pendidikan menengah, dan pendidikan menengah universal (SMA). 3. Sasaran BSM Siswa yang menjadi sasaran program BSM APBNP menurut Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM)Tahun 2014 adalah siswa miskin yang pada tahun pelajaran 2014/2015 masih berstatus siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK serta memenuhi sekurang-kurangnya satu dari kriteria antara lain sebagai berikut: 1) Siswa yang orang tuanya penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS); 2) Siswa penerima kartu calon penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) khusus untuk SD/Mi dan SMP/MTs. 3) Orang tua siswa terdaftar sebagai program Peserta Keluarga Harapan (PKH); 4) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya; 5) Siswa yatim, piatu, atau yati piatu; 23

6) Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari runah tangga sangat miskin. 4. Pemanfaatan BSM Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) menurut Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM)Tahun 2014 dimanfaatkan oleh siswa untuk pembiayaan keperluan pribadi siswa dalam rangka penyelesaian pendidikan pada jenjang pendidkan masing-masing siswa penerima BSM, antara lain digunakan untuk: 1) Pembelian buku dan alat tulis sekolah; 2) Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll) 3) Biaya transportasi ke sekolah; 4) Uang saku siswa ke sekolah; 5) Biaya kursus/les tambahan. 5. Mekanisme Penentuan Pemberian BSM Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM)Tahun 2014 mekanisme penentuan pemberian dana BSM melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) Mekanisme Usulan menggunakan Kartu Perlindungan Sosial. a) Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan dimana jika rumah tangga tersebut memiliki anak-anak berusia sekolah, dapat membawa Kartu tersebut ke sekolah agar dapat dicalonkan sebagai Penerima Manfaat Program BSM. b) Anak-anak yang telah menerima KPS kemudian membawa foto copy kartu tersebut ke sekolah masing-masing untuk diserahkan ke Kepala/Wakil Kepala Sekolah (dapat disampaikan kepada Wali Kelas jika Kepala Sekolah sedang berhalangan/tidak berada di tempat). 2) Mekanisme penentuan sasaran siswa penerima BSM Tahun Pelajaran 2014/2015. a) Kementrian pendidikan dan kebudayaan melalui direktorat teknis menentukan dan menginformasikan kuota calon penerima bantuan siswa miskin ke Dinas Pendidikan provinsi dengan mempertimbangkan: (1) Data Pokok Pendidikan (Dapodik); (2) Basis data terpadu program pendataan perlindungan sosial (PPLS 2011); (3) Indeks kemiskinan; (4) Sasaran penerima kartu perlindungan sosial dan kartu calon penerima BSM. b) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menginformasikan dan mendistribusikan kuota ke sekolah-sekolah calon penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) masing-masing jenjang dengan mempertimbangkan: (1) Kondisi masyarakat tidak mampu/miskin; (2) Jumlah siswa miskin di sekolah; (3) Pemerataan; (4) Prinsip keadilan. c) Daftar usulan calon penerima BSM tingkat sekolah, yaitu: (1) Pendaftaran awal siswa calon peneriama bantuan siswa miskin (BSM) masing masing jenjang dilakukan oleh kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam petunjuk 24

pelaksanaan pemberian bantuan siswa miskin masing-masing jenjang. Daftar calon penerima BSM dibuat per kelas dan gender sesuai dengan urutan prioritas (urutan 1 berarti yang lebih membutuhkan BSM dibandingkan urutan ke 2 dan seterusnya); (2) Fotocopy kartu perlindungan sosial dan kartu calon penerima BSM yang diterima oleh kepala/wakil kepala sekolah atau wakil kelas (jika kepala sekolah berhalangan hadir), kemudian akan dikumpulkan dan direkapitulasi oleh sekolah; (3) Sekolah dapat mengusulkan siswa calon penerima BSM selain penerima kartu KPS maupun kartu BSM melalui rapat bersama dewan guru dan komite sekolah apabila kuota di kabupaten/kota masih tersedia menggunakan formulir 2 dengan persyaratan antara lain: (a) Orangtua siswa peserta Program Keluarga Harapan (PKH); (b) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya; (c) Siswa yatim, piatu, dan yatim piatu; (d) Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari rumah tangga sangat miskin. (4) Kepala sekolah menbuat Surat Keputusan (SK) penetapan siswa calon penerima BSM dan surat pengajuan calon penerima BSM disertai daftar siswa lengkap. SK dan lampirannya diajukan dan dikirim ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. a) Daftar usulan calon penerima BSM tingkat kabupaten/kota (1) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat daftar gabungan semua data usulan calon penerima BSM masing-masing jenjang sekolah sesuai formulir 1 dan 2, kemudian dilakukan penyelesaian terhadap kuta BSM yang diberikan Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan skala prioritas; (2) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan usulan penerima BSM sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan melalui direktorat-direktorat teknisnya; (3) Apabila terdapat siswa penerima kartu calon penerima BSM yang belum termasuk dalam usulan karena melebihi kuota yang telah ditetapkan, dapat diusulkan pada tahun berikutnya; (4) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat surat keputusan (SK) penetapan siswa calon penerima BSM untuk masing-masing satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK) dan surat pengajuan calon penerima BSM. SK beserta lampirannya diajukan dan dikirim kemasing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tembusan ke Dinas Penddiikan Provinsi (5) Direktorat Teknis (a) Direktorat SD/MI (b) Direktorat SMP/MTs (c) Direktorat SMA/MA (d) Direktorat SMK b) Masing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari setiap sekolah 25

yang ditandatangani oleh Direktorat masing-masing Direktorat Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 6. Mekanisme Pencairan, Penyaluran dan Pengambilan Dana BSM Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin Tahun 2014 mekanisme pencairan, penyaluran dan pengambilan Dana BSM sebagai berikut: 1) Mekanisme pencairan dan penyaluran dana BSM, yaitu: a) Lembaga penyalur menerbitkan rekening atas nama siswa penerima BSM sesuai dengan data yang diperoleh dari Direktorat Teknis; b) Lembaga penyalur menyalurkan dana dengan cara pemindah bukuan ke rekening atas nama siswa penerima; c) Lembaga penyalur menyalurkan dana BSM sampai ke rekening siswa penerima paling lambat 30 hari kalender terhitung sejak dana ditransfer dari rekening kas umum ke rekening lembaga penyalur, apabila ada dana yang belum ditransfer dalam kurun waktu tersebut maka sisa dana tersebut harus segera disetor ke kas negara dengan persetujuan Direktorat Teknis; d) Menginformasikan ke Dinas Pendidikan kabupaten/kota berdasarkan pemberitahuan dari Direktorat Teknis tentang penerbitan SP2D bahwa dana BSM dapat diambil oleh siswa; e) Apabila dalam waktu 3 bulan sejak dana dipindahkan ke rekening sisiwa penerima, siswa tidak melakukan konfirmasi ke lembaga penyalur, maka lembaga penyalur wajib membekukan dan mengembalikan ke kas negara dengan persetujuan tertulis dari masing-masingg Direktorat Teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan; f) Menyampaikan laporan kemajuan penyaluran secara berkala (mingguan) atau sewaktu-waktu diminta sesuai dengan kebutuhan kepada masingmasing Direktur Teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan; g) Menyampaikan laporan akhir pertanggungjawaban penyaluran dana dan sisa dana tidak tersalur ke masing-masing Direktorat Teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan paling lambat tanggal 20 desember 2014. h) Pengambilan dana bantuan siswa miskin (1) Pengambilan dana BSM dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Siswa bersama orangtua/ wali murid membawa kartu identitas dan mengisi slip penarikan tabungan; (b) Pengambilan tidak dapat diwakilkan selain oleh pihak yang bersangkutan (sesuai spesimen); (c) Dapat diambil alih oleh orang tua/wali murid apabila siswa penerima BSM masih dibawah umur (belum memiliki KTP) dan ststus rekeningnya QQ (d) Dapat diambil alih oleh siswa penerima BSM sendiri apabila sudah memiliki KTP. (2) Lembaga penyalur wajib mendekatkan/mendatangi lokasi penerima BSM jika siswa mengalami kesulitan mengambil dana secara langsung seperti pada point 1 dengan ketentuan: (a) Lokasi sekolah/rumah sangat jauh, terpencil, dan terisolir secara geografis; (b) Lokasi sekolah/rumah terisolir karena bencana alam. 26

7. Tata tertib pengelolaan 1) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam peneyelenggaraan BSM dari pemerintah pusat adalah: a) Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan BSM yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014; b) Tidak melakukan pungutan dalam bentuk apapun dari sekolah dan siswa penerima BSM; c) Tidak melakukan intervensi penggunaan dana kepada siswa penerima BSM. 2) Sekolah Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah dalam penyelenggaraan BSM dari pemerintah pusat adalah: a) Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan BSM yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2014; b) Tidak melakukan manipulasi data jumlah siswa miskin dengan maksud untuk memeperoleh bantuan yang lebih besar; c) Usulan siswa miskin harus didasarkan pada kriteria sesuai ketentuan; d) Tidak melakukan pungutan/pemotongan dalam bentuk dan alasan apapun terhadap siswa penerima BSM; e) Mengumumkan daftar siswa penerima dana BSM di papan pengumuman sekolah. III. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di seluruh SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Lingkungan daerah penelitian ditinjau dari letak astronomis dan lokasi diuraikan sebagai berikut: a. Letak astronomis Letak astronomis adalah letak suatu tempat di permukaan bumi berdasarkan pada garis lintang dan garis bujur (P. Ginting, 2007). Letak astronomis SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Global Positioning System (GPS) secara astronomis. b. Letak administratif Letak administratif adalah letak suatu daerah terhadap kedudukan daerah lainnya secara administratif pemerintahan. Kota Banjarmasin berada di sebelah selatan Provinsi Kalimantan Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala di sebelah utara, Kabupaten Banjar di sebelah timur, Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat, dan Kabupaten Banjar di sebelah selatan (Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2014). Kecamatan Banjarmasin Utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Utara di sebelah tengah, Kecamatan Banjarmasin Timur di sebelah timur, Kecamatan Banjarmasin Selatan di sebelah selatan, dan Kecamatan Banjarmasin Barat di sebelah barat. 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Program Bantuan Siswa Miskin Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) dimanfaatkan oleh siswa untuk pembiayaan keperluan pribadi siswa dalam rangka penyelesaian pendidikan pada jenjang pendidikan masing-masing siswa penerima BSM, antara lain digunakan untuk: 1) Pembelian buku Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara memanfaatkan dana Bantuan Siswa Miskin yang diberikan oleh pemerintah untuk membeli buku. Buku yang dibeli oleh siswa adalah buku paket mata pelajaran dan buku LKS. Buku pelajaran yang dibeli seperti buku IPS Terpadu, IPA Terpadu, Matematika, B.Inggris, B.Indonesia, Pendidikan Agama Islam (PAI). Buku LKS yang dibeli oleh siswa seperti IPS Terpadu, IPA Terpadu, Matematika, B.Inggris, B.Indonesia, Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Kewarganegaraan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, hal ini sesuai dengan tujuan diadakannya program bantuan siswa miskin. Siswa yang mendapatkan Dana BSM namun tidak digunakan untuk membeli buku, dimanfaatkan sebagai tabungan atau keperluan lainnya. Siswa yang memanfaatkan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai tabungan atau keperluan lainnya bukanlah pemanfaatan yang dimaksudkan oleh pemerintah, namun jika yang dimaksudkan siswa dengan tabungan adalah untuk pembelian buku tahun ajaran berikutnya, hal ini tidak dilarang selama pemanfaatannya masih sesuai dengan tujuan pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin (BSM). 2) Alat tulis sekolah Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara memanfaatkan dana Bantuan Siswa Miskin untuk membeli alat tulis sekolah seperti pulpen, buku tulis, buku gambar, penggaris, pensil, pensil warna, kotak pensil, dan jangka, serta alat tulis sekolah yang lainnya yang diperlukan oleh siswa sehingga diharapkan dapat menunjang hasil belajar siswa. Tujuan dari memanfaatan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) salah satunya adalah pembelian alat tulis sekolah. 3) Pembelian pakaian Pemanfaatan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) digunakan untuk membeli pakaian sekolah (seragam sekolah) seperti seragam sekolah putih biru, dan pramuka. Dengan ada seragam sekolah baru diharapkan siswa merasa enak dan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa SMP Negeridi Kecamatan Banjarmasin Utara yang mendapatkan dana BSM telah memanfaatkan dana BSM sesuai dengan tujuan dari pemanfaatan BSM yaitu untuk membeli seragam sekolah. 4) Perlengkapan sekolah Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara memanfaatkan dana Bantuan Siswa Miskin untuk membeli perlengkapan sekolah sekolah seperti 28

sepatu sekolah, tas sekolah, serta perlengkapan sekolah lainnya yang diperlukan oleh siswa. Tujuan dari memanfaatan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) salah satunya adalah pembelian perlengkapan sekolah. 5) Biaya transportasi ke sekolah Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara memanfaatkan dana Bantuan Siswa Miskin sebagai biaya transportasi ke sekolah biaya angkot, ojek, dan biaya pembelian bahan bakar minyak untuk sepeda motor bagi siswa yang berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor pribadi. Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara yang mendapatkan dana BSM juga banyak yang menggunakan sepeda dan diantar oleh orangtuanya ke sekolah dan dana BSM yang mereka dapatkan tidak digunakan untuk biaya transportasi melainkan untuk ditabung. Tujuan dari memanfaatan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) salah satunya adalah pemanfaatan untuk biaya transportasi ke sekolah. 6) Uang saku siswa ke sekolah Pemanfaatan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) digunakan untuk uang saku ke sekolah. Siswa SMP di Kecamatan Banjarmasin Utara yang mendapatkan dana BSM diharapkan memanfaatkan dana BSM sesuai dengan tujuan dari pemanfaatan BSM yaitu sebagai uang saku ke sekolah. 7) Biaya kursus Pemanfaatan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) digunakan untuk biaya kursus seperti les private, primagama, ganesha, kursus B.Inggris, kursus komputer. Siswa SMP Negeri di Kecamatan banjarmasin Utara yang mendapatkan dana BSM diharapkan memanfaatkan dana BSM sesuai dengan tujuan dari pemanfaatan BSM yaitu untuk biaya kursus. b. Hasil Ujian Akhir Semester (UAS) Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara memiliki hasil belajar yang baik, Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil ujian akhir semester (UAS) seorang siswa tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Salah satu faktor penentu hasil belajar siswa adalah metode-metode yang dilakukan oleh guru selama pelaksanaan proses pembelajaran, siswa tidak hanya menerima pengetahuan tetapi mengkonstruk pengetahuan tersebut dengan berbagai aktivitas pembelajaran. Sehingga dalam proses belajar Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara memiliki hasil belajar yang baik. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil pencapaian dari tujuan belajar. Hasil belajar yang meliputi bidang keilmuan dan pengetahuan (kognitif), bidang personal (afektif) serta bidang kelakuan (psikomotorik) (Sardiman, 2009). Dengan adanya Bantuan Siswa Miskin (BSM) diharapkan oleh siswa dapat memanfaatkan untuk pembiayaan keperluan pribadi siswa dalam rangka penyelesaian pendidikan pada jenjang pendidkan masing-masing siswa penerima BSM, antara lain digunakan untuk:pembelian buku dan alat tulis 29

sekolah, Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll), Biaya transportasi ke sekolah, Uang saku siswa ke sekolah, dan Biaya kursus/les tambahan. c. Pengaruh Pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin (BSM) Terhadap HasilUjian Akhir Semester Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin (BSM) terhadap hasil ujian akhir sekolah (UAS) siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) kelas VII, VIII, SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi product moment yang memperoleh harga rxy = 0,024. Harga rxylebih kecil daripada harga rtabelbaik pada taraf signifikan 5% maupun 1%, yaitu 0,113> 0,024< 0,148. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarakan penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin (BSM) Terhadap Hasil Ujian Akhir Semester Siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara yang dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi product moment, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan BantuanSiswa Miskin (BSM) terhadap hasil ujian akhir semester (UAS) siswa SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin Utara karena nilai rxy bernilai 0,024 lebih besar r Tabel dari 1%,Tabel nilai r menghasilkan angka 0,113 dan 5% Tabel nilai r menghasilkan angka 0,148 atau nilai rxy 0,024 lebih besar dari r tabel 5% dan 1 % yaitu 0,113 >0,024 < 0,148. Saran-saran yang dapat peneliti berikan terkait penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: 1. Bagi para siswa, diharapkan agar bisa memanfaatkan Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebaik-baiknya untuk tujuan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. 2. Orang tua, diharapkan memperhatikan dan membimbing anaknya dalam memanfaatkan Bantuan Siswa Miskin agar hasil belajar anaknya meningkat. 3. Guru, diharapkan membimbing dan mengawasi siswa dalam pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin di sekolah agar hasil belajar siswa meningkat. 4. Bagi pemerintah Kota Banjarmasin untuk bisa mengawasi dan mengembangkan pemanfaatan Bantuan Siswa Miskin ditingkat satuan pendidikan lebih banyak lagi. 30

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rieneka Cipta. Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bungin. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin.Jumlah Penerima BSM SMPN Kota Banjarmasin.2014. Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan.Jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Provinsi Kalimantan Selatan.2015. Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rieneka Cipta. Hogantara, S.A. 2011. Evaluasi Bantuan Operasional Sekolah Di Kota Semarang, (Online),(http://web&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F %2Feprints.undip.ac.id%2F29257%2F1%2FSkripsi012.pdf diakses 4 Maret 2015). Muhammad, H.danAchmadJazidie. 2013. Panduan (BSM) bantuan siswa miskin SD, SMP, SMA, dan SMK. Jakarta: Kemdikbud. Mustamin, hasmimiah ST.2010. Meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan asesmen kinerja, (online), (http://ejurnal.uin- alauddin.ac.id/artikel/03%20meningkatkan%20hasil%20belajar%20- %20St%20Hasmiah%20Mustamin.pdfhttp://ejurnal.uin- alauddin.ac.id/artikel/03%20meningkatkan%20hasil%20belajar%20- %20St%20Hasmiah%20Mustamin.pdf diakses 4 maret 2015). Panduan Pelaksanaan BSM APBNP. 2014. Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta. PT Bumi Aksara. Sudijono, A. 2010. Pengantar Statisik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineke Cipta. Tim Dosen Pendidikan Geografi. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: EjaPubliser. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2013. Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Jakarta: TNP2K. Utami, Hanifatul Sari. 2011. Pengaruh Pemberian Bantuan Dana BSM (Beasiswa Miskin) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 31

VII SMP Terbuka Batu kliang 2, (Online), (http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=th_viewer&page=1&id=chapter_i/07130078.pdf, diakses 3 Maret 2015). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Yusuf, Muh. Mappeasse. 2009. Pengaruh cara dan motivasi belajar terhadap hasil belajar program mable controller (PLC) siswa kelas III jurusan listrik SMK Negeri 5 Makassar, (online), (http://www.ftunm.net/medtek/jurnal%20medtek%20vo.%201_no.2_oktober%202009 /M.%20Yusuf%20Mappeasse.pdfdiakses tanggal 5 maret 2015). 32