Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

Syafneli,Eka Yuli Handayani : Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Pasir Jaya Tahun 2014

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Alhidayati. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Hang Tuah Pekanbaru

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF. Risa Devita Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang

2014, sebagai penjabaran operasional

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

JURNAL OBSESI Research & Learning in Early Childhood Education

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI KOTA JAMBI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Transkripsi:

1 Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012 Factors Associated With Practice of Exclusive Breastfeeding in The Area of Rambah Hilir I Public Health Center, Rokan Hulu District 2012 Herlina Susmaneli Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru ABSTRAK Target nasional pemberian ASI eksklusif adalah 80 %. Laporan Dinas Kesehatan Propinsi Riau, cakupan pemberian ASI Eksklusif untuk wilayah Riau tahun 2010 adalah 25,40%. Puskesmas Rambah Hilir I merupakan salah satu dari 4 puskesmas di Kabupaten Rokan Hulu dengan angka pencapaian yang rendah yaitu 26,% %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan keluarga dengan dengan pemberian ASI Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan jenis desain cross sectional, penelitian dilakukan selama 2 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu, dengan jumlah sampel sebanyak 81 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data bivariat dengan uji Chi_Square. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu, informasi tenaga kesehatan, dan dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p value masing-masing adalah 0,001, 0,006 dan 0,029. informasi dari tenaga kesehatan berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p value 0,006 dan dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p value adalah 0,029. ibu tidak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p value 0,590. Diharapkan bagi Puskesmas agar memberikan informasi tentang ASI Eksklusif mengacu pada sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga. Kata Kunci : ASI Eksklusif, pengetahuan ibu, informasi dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga. ABSTRACK National target for practice exclusive breastfeeding is 80 %. Riau Provincial health Department in 2010 reported that the scope of exclusive breastfeeding at 25.40%. Report Rokan Hulu District Health Office, Rambah Hilir I public health center was one of four health centers that target attainment is still low at 26.5%. This study aims to determine the relationship of maternal knowledge, maternal employment, information from health and family support to exclusivfeeding. The results obtained frequency of exclusive breastfeeding in the Rambah Hilir I public health center 35.8%, p value of knowledge capital variable maternal work, information from health and family support are 0.001, 0.590, 0.006 and 0.029. In conclusion, the frequency of exclusive breastfeeding in the Work Area Rambah Hilir I public health center at 35.8% in 2012, the variables associated with exclusive breastfeeding is the variable of maternal knowledge, information from health and family support, and variables that are not related to the variable job mother. Keywords: Exclusive breastfeeding, factors associated PENDAHULUAN Pemberian ASI secara Eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13%. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6 % sehingga pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia > 2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19% ( Roesli, 2008). Dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 36 tentang kesehatan, khususnya pada Bab VII tentang gizi, pada pasal 142 ayat 1, menyatakan : upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan, meliputi bayi dan balita, remaja perempuan, ibu hamil, dan ibu menyusui. Bayi, salah satu yang termasuk kedalam usia kelompok rawan gizi. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk memperhatikan keadaan gizi penerus bangsa pada usia bayi, balita dan seterusnya. Masih dalam Undang Undang yang sama, di dalam pasal 128 ayat 1 menyatakan setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis (UU RI No 36 tentang kesehatan tahun 2009). Alamat Korespodensi: Herlina Susmaneli, LPPM STIKes Hang Tuah Pekanbaru, HP: 08572842500, Email: neli_herlina@yahoo.co.id Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 67

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 menyatakan bahwa bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selanjutnya untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan secara Eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukan bahwa pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan hanya mencapai 31%. Hal ini masih jauh dari target pencapain pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% (Riskesdas, 2010) Laporan Dinas Kesehatan Propinsi Riau, cakupan pemberian ASI Eksklusif untuk wilayah Riau tahun 2008 adalah 36,50%, tahun 2009 sebesar 45,50% dan tahun 2010 adalah 25,40%, Terjadi penurunan pada tahun 2010 (Dinkes Provinsi Riau 2010). Di Kabupaten Rokan Hulu, pada tahun 2008 dari jumlah bayi 9.884 hanya 1.809 (18.30%) bayi yang mendapat ASI Pada tahun 2009, dari jumlah bayi 4.867 hanya 725 (14,90%) bayi yang mendapat ASI Tahun 2010 pemberian ASI Eksklusif sebesar 47,4%. Dari data tersebut dapat dilihat terjadi penurunan dari tahun 2008 ke tahun 2009, namun cakupan ASI Eksklusif masih di bawah target nasional yaitu 80%. Di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2008 dari jumlah bayi 231 hanya 2 orang (0,9%) bayi yang diberi ASI Pada tahun 2009 dari jumlah bayi 222 hanya 12 (5,4%) bayi yang diberi ASI Pada tahun 2010 dari dari jumlah bayi 240 hanya 64 (26,5%) Bayi yang diberi ASI eksklusif Hal ini menggambarkan masih rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Rambah Hilir I dibandingkan dengan target nasional (Dinkes Kab Rokan Hulu 2010). Semua Puskesmas yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu belum mencapai target nasional cakupan ASI Eksklusif (80%). Puskesmas tertinggi pencapaian target ASI Eksklusif tahun 2010 adalah Puskesmas Tambusai Utara yaitu 61,1% ( Dinkes Kab Rokan Hulu, 2010). Sudah banyak penelitian yang mengungkap tentang pentingnya pemberian ASI. Pemberian ASI Eksklusif dapat mencegah 13% kematian balita. Anak yang mendapat ASI memiliki resiko lebih rendah menderita penyakit infeksi, diare maupun alergi (Puslitbang gizi dan makanan, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulisma (2009) bahwa pengetahuan tentang ASI memiliki hubungan terhadap pemberian ASI Pawenrusi (2009) mengatakan, pekerjaan ibu memiliki hubungan terhadap pemberian ASI Leoska (2009) menyebutkan informasi dari tenaga kesehatan memiliki hubungan dengan pemberian ASI Nuraini (2010) mengatakan dukungan keluarga memiliki hubungan terhadap pemberian ASI Berdasarkan survei pendahuluan yang sudah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I, dari 10 ibu yang ditanyakan tentang pemberian ASI Eksklusif hanya 4 orang ibu (40%) yang memberikan ASI Eksklusif, dan 6 orang ibu (60%) tidak memberikan ASI Mereka beralasan ASI belum keluar, sehingga memberikan susu formula dan makanan salah satu contohnya pisang. Penelitian tentang pemberian ASI Eksklusif belum pernah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I. METODE Penelitian ini analitik kuantitatif dengan jenis disain cross sectional. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei-Juni tahun 2012. Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I, dengan sampel 81 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan cara angket, analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. HASIL Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 81 responden diperoleh data tentang umur, pendidikan dan jenis pekrjaan. Secara lengkap deskripsi distribusi responden dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisis Univariat Variabel Jumlah Persen Kurang Baik 43 53,1% Baik 38 46,9% Tidak Bekerja 60 74,1% Bekerja 21 25,9% Informasi dari Tenaga Kesehatan Kurang 51 63% Baik 30 37% Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 68

Lanjutan Tabel 1 Tidak mendukung 53 65,4% Mendukung 28 34,6% Pemberian ASI Tidak Eksklusif 52 64,2% Eksklusif 29 35,8% Hasil uji univariat bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang ASI Ekslusif, banyak (74,1%) responden yang tidak bekerja, 51 responden (63,0%) yang kurang mendapat informasi dari tenaga kesehatan tentang ASI Eksklusif, sebagian besar responden tidak mendapat dukungan dari keluarga dalam memberikan ASI Eksklusif dan sebagian besar responden di wilayah penelitian tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Variabel Tabel 2 Analisis Bivariat Pemberian ASI Tidak Eksklusif Eksklusif Total n % n % n % P Value OR (CI 95%) Kurang 35 81,4 8 18,6 43 100 0,001 5,404 Baik 17 44,7 21 55,5 38 100 (1,989-14,686) Tidak Bekerja 37 61,7 23 38,3 60 100 0,590 1,554 Bekerja 15 71,4 6 28,6 21 100 (0,528-4,578) Informasi dari nakes Kurang 39 76,5 12 23,5 51 100 0,006 4,250 Baik 13 43,3 17 56,7 30 100 (1,612-11,207) Tidak ada 39 73,6 14 26,4 53 100 0,029 3,214 Ada 13 46,4 15 53,6 28 100 (1,229-8,407) Hasil uji bivariat bahwa variabel pengetahuan ibu berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif (pvalue = 0,001), dengan OR = 5,404 (95% CI 1,989-14,682) artinya ibu yang memiliki pengetahuan kurang lebih resiko 5,4 kali tidak memeberikan ASI Eksklusif dibandingkan ibu yang berpengetahuan baik. Tidak ada hubungan antara variable pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif (pvalue = 0,590) dengan OR = 1,554 (95% CI 0,528-4,578 ). Ada hubungan antara informasi dari nakes dengan pemberian ASI Eksklusif (pvalue = 0,006) dengan OR= 4,250 (95% CI 1,612-11,207). Ibu yang kurang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan lebih berisiko 4,2 kali tidak memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif (pvalue= 0,029) dengan OR = 3,214 (95% CI 1,229-8,407), ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga mempunyai peluang 3,2 kali tidak memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan keluarga. PEMBAHASAN Dari hasil uji bivariat penelitian bahwa pemberian ASI Eksklusif lebih banyak pada ibu yang mempunyai pengetahuan baik (55,3%) dibandingkan ibu yang mempunyai pengetahuan kurang (18,6%). Hasil uji statistik diperoleh p value 0,001 berarti p < 0,05, maka ada hubungan yang bermakna pengetahuan dengan pemberian ASI Dari hasil penelitian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa faktor pengetahuan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu, maka semakin tinggi pula kesadarannya untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Yulisma (2009) di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru diperoleh hasil yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif, dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan responden maka semakin tinggi pula tingkat pemberian Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 69

ASI Eksklusif dan sama dengan penelitian Rohani (2009), Mailiza (2008), Nurul (2008), yang menyatakan ada hubungan yang bermakna pengetahuan dengan pemberian ASI kesehatan akan berdampak kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Selanjutnya prilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu yang cukup dapat mendasari untuk tindakan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya, dimana ibu dengan pengetahuan baik akan lebih memahami pentingnya pemberian dan manfaat ASI Kemudian ibu tersebut akan mengaplikasikan dan merealisasikan secara langsung pemberian ASI Eksklusif kepada bayi mereka. Dalam Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui, petugas kesehatan mempunyai peranan untuk memberikan informasi kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan pelaksanaannya, sehingga ibu hamil mempunyai pengetahuan tentang ASI Untuk memberikan informasi petugasi perlu diberi pelatihan dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan peningkatan pemberian ASI. Dari hasil uji bivariat penelitian bahwa pemberian ASI Eksklusif lebih banyak pada ibu yang tidak bekerja yaitu 38,3% dibandingkan dengan ibu yang bekerja yaitu 28,6%. Hasil uji statistik diperoleh pvalue 0,590 berarti p > 0,05, maka tidak ada hubungan yang bermakna pekerjaan dengan pemberian ASI Penelitian ini sejalan dengan penelitian Candriasih (2010), Asma (2009), Aswa (2009) yang menyatakan tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI Menurut Roesli (2008) bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seseorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif. Dalam SKB 3 Menteri tentang hak ibu bekerja yang menyusui, tempat kerja yang mempuyai fasilitas menyusui, dan pemberian izin kepada ibu untuk menyusui bayinya akan bisa menerapkan kebijakan peningkatan pemberian ASI. Informasi dari Tenaga Kesehatan Dari hasil uji bivariat bahwa pemberian ASI Eksklusif lebih banyak pada ibu yang mendapat informasi baik dari tenaga kesehatan yaitu 56,7% dan ibu yang kurang mendapat informasi dari tenaga kesehatan dan memberikan ASI Eksklusif yaitu 23,5%. Hasil uji statistik p value 0,006 berarti p value < 0,05, kesimpulannya ada hubungan yang bermakna informasi dari tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Leoska (2009) dimana hasil uji statistiknya p value 0,022 berarti nilai p value < 0,05 sehingga terdapat hubungan informasi dari tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makan alamiah. Namun sering kali ibu ibu kurang mendapatkan informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI ekskusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli, 2000). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif butir b menyatakan semua tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI Informasi dari tenaga kesehatan tentang ASI Eksklusif bisa menambah pengetahuan ibu, sehingga ibu mempunyai motivasi untuk memberikan ASI Dari hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga sebagian besar memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. P value yang diperoleh adalah 0,000 nilai ini menunjukkan bahwa P value 0,000 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Nilai OR 6,786 (CI = 2,432-18,932) menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapat dukungan keluarga berisiko untuk tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 6,786 kali dibandingkan dengan responden mendapat dukungan keluarga. Pada penelitian Nuraini (2010), Lean (2011) menyatakan bahwa dukungan keluarga memiliki hubungan dengan pemberian ASI Dalam pemberian ASI Eksklusif dukungan keluarga sangat penting, terutama suami. Dikarenakan menyusui kadang tidak mudah dan sangat melelahkan. Dari semua dukungan bagi ibu menyusui, dukungan suami adalah dukungan paling berarti bagi ibu. Suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara emosional dan bantuan praktis lainnya (Roesli,2000) Berdasarkan Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan BabVII tentang gizi, pasal 28 butir b menyatakan pihak keluarga, pemerintah daerah Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 70

dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyedian waktu dan fasilatas khusus. Faktor dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Semakin besar dukungan keluarga baik suami, orang tua dan mertua, maka semakin besar motivasi ibu untuk memberikan ASI KESIMPULAN Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rambah Hilir I masih rendah sebesar 35,8%. Ada 3 variabel independen yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif adalah pengetahuan ibu, informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan keluarga sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu pekerjaan ibu. SARAN Diharapkan bagi Puskesmas agar dapat memberikan informasi tentang ASI Eksklusif mengacu pada sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dan meningkatkan kerjasama program gizi, program KIA/KB dan program Promkes dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang ASI DAFTAR PUSTAKA Ambarwati. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Depkes RI. ( 2005). Ibu Bekerja Tetap Memberikan Air Susu Ibu (ASI). Jakarta. Depkes RI. (2007). Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta Depkes RI. (2009). Pemberian Air Susu Ibu dan Makanan Pendamping ASI: Jakarta Handayani, A. (2012). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogjakarta: FlashBooks Kristiyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Kementrian Pemberdayaan Perempuan. (2010). Pedoman Peningkatan Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang Responsif Gender bagi Pusat dan Daerah. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmomodjo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmomodjo, S.(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Pawenrusi. (2011). Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Tamamaung Kota Makasar. Jurnal Media Gizi Pangan Vol XI Edisi 6. PP-ASI, (2009). Strategi Nasional (online) (www.gizi.net/kebijakan Gizi/download/ doc diakses 01 April 2011). Puskesmas Rambah Hilir I. (2011). Profil Puskesmas Rambah Hilir I. Puslitbang Gizi dan Makanan. (2010). Ibu Yakin ASI Pasti Lancar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Rizki, A. (2009). Hubungan, Sikap Ibu dan terhadap Pemberian ASI eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan. FKM Universitas Airlangga. Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Jakarta: Trubus Agriwidya Roesli, U. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: FKU Rohani. (2007). Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. USU Repository Sriningsih, I. (2010). Faktor Demografi, Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pemberian ASI Jurnal Kesehatan Msyarakat 6(2) 100-106 Undang Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. (2009). Jakarta Walker, A. (2006). Makan yang Sehat untuk Bayi dan Anak Anak. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 71