BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang popular di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan

Eko Risdianto 1 Fitri Handayani 2 Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP UNIB

MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian Thomas Fuchs dan Ludger Woessman (2004) yang berjudul Computers and Student

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berkualitas akan memperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai keragaman dalam menjelaskan dan mendefinisikan makna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut pendidikan untuk tingkat

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena

BAB II MODEL PEMBELAJARAN PAKEM DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GEOGRAFI. 1. Pengertian Model Pembelajaran PAKEM

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan produk kemajuan teknologi yang mampu. melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

PENGEMBANGAN COURSEWARE

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang bermutu mampu membekali peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. usaha (Depdikbud, 1997:343). Sedangkan pengertian belajar adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wajib ditempuh khususnya jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

NERIS PERI ARDIANSYAH,

DASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Media Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

2015 KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN SISWA SUNARYO SOENARTO

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB KEPADA GURU IPA SMP KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. National Cauncil of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) menyebutkan. masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib, 2004:34) dalam Daryanto (2013:1). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Purwanto, 2002:10). Dalam arti lain menurut Daryanto (2013:1) pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini adalah peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik, peningkatan mutu peserta didik dan perbaikan kurikulum. Peningkatan sarana dan prasarana diantaranya adalah pengadaan ruang kelas yang memadai, laboratorium, alat-alat yang membantu proses belajar mengajar dan lain-lain (Depdikbud, 1999:17). Peningkatan mutu peserta didik dapat dilakukan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Pemilihan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat merupakan faktor pendukung keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah pemilihan media yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan sejalan dengan kurikulum yang diterapkan dalam hal ini kurikulum 2013. Media dikatakan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Jadi pada prinsipnya media bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, hal ini bukan saja membuat penyajian menjadi lebih konkrit, tetapi juga ada beberapa kegunaan yang lain. Media yang 1

2 dipergunakan dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan materi pelajaran, karena melalui media siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih lengkap. Keluasan materi yang didapat oleh siswa ini akan menimbulkan minat belajar yang baru. Konsep yang dijelaskan oleh media dapat disajikan dengan rekreatif dan menarik.(prasetya, 2014:2) Media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) salah satunya adalah media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning merupakan salah satu media dengan bantuan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara siswa dan guru dalam pembelajaran di ruang belajar kelas online (Munir, 2009:170). Dengan adanya kemudahan akses internet di lingkungan sekolah sehingga mendorong para pendidik untuk memanfaatkan kemajuan tersebut. Namun yang terjadi hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Penggunaan komputer dalam pembelajaran biasanya dapat dimanfaatkan dalam dua bentuk pembelajaran yaitu Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Bassed Instruction (CBI). Kedua bentuk model pembelajaran ini mengharuskan setiap peserta didik untuk berinteraksi dengan perangkat komputer. Perbedaan yang mendasar pada keduanya adalah keluasan fungsinya. Menurut Rusman (2008: 218) dalam pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI), perangkat lunak yang digunakan berfungsi untuk membantu proses pembelajaran, seperti sebagai alat multimedia, sebagai alat bantu didalam demonstrasi atau sebagai alat bantu di dalam latihan. Computer Assisted Instruction (CAI) pada dasarnya merupakan perangkat lunak (software) program pembelajaran dengan media komputer sebagai alat penyampai pesannya, yang didesain sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik dapat melakukan aktifitasnya secara langsung dengan berinteraksi melalui komputer. Menurut Hick dan Hyde (dalam Wena, 2011:203), CAI atau pembelajaran berbasis komputer adalah a teaching process directly involving a computer in the presentation of instructional matenals in an interactive mode to provide and control the individualized learning environment for each individual student. Dalam definisi

3 tersebut, dengan pembelajaran berbasis komputer peserta didik akan berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami peserta didik lain. Perangkat lunak selain dimanfaatkan sebagai fungsi CAI juga dapat dimanfaatkan sebagai sistem pembelajaran individual atau disebut CBI (Computer Based Instruction). CBI (Computer Based Instruction) adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media utama untuk menyampaikan materi pebelajaran kepada peserta didik serta CBI menjadi pusat pembelajaran dimana peserta didik dapat berperan lebih aktif dalam mempelajari suatu materi pemebelajaran. Dalam hal ini komputer dijadikan sebagai alat untuk membantu peserta didik mempelajari berbagai materi pelajaran yang akan disajikan oleh guru. Dalam penelitian ini lebih mengarah untuk memperbaiki media pembelajaran dengan pertimbangan bahwa media pembelajaran yang digunakan disekolah masih bersifat konvensional, sehingga peneliti memunculkan gagasan untuk membuat media pembelajaran yang menarik dan interaktif. Dengan membuat media pembelajaran yang menarik dan interaktif diharapkan supaya peserta didik dapat memperoleh semangat baru untuk belajar. Dalam penelitian ini yang diperbaiki media pembelajaran bukan metode pembelajaran dikarenakan berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan disekolah yang terlampir pada lampiran 2 telah disebutkan bahwa metode yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan sudah baik namun dalam aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan masih terjadi komunikasi satu arah terlihat bahwa guru masih kurang mendapat respon oleh peserta didik. Dari hal tersebut peneliti membuat media pembelajaran yakni E-learning Geografi berbasis Web. Dipilihnya media E-learning berbasis Web dalam penelitian ini supaya pembelajaran menjadi lebih interaktif, informasi-informasi dalam pembelajaran dapat disajikan secara up to date dan real-time sehingga peserta didik dapat mengakses bahan-bahan pelajaran setiap saat dan berulang-ulang, serta peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat dalam forum diskusi yang dapat dilakukan secara online. Interaksi para peserta didik dengan guru tidak lagi

4 terbatas hanya diruang kelas tetapi dapat dilanjutkan diruang maya (virtual room). Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas yang tinggi. Manakala peserta didik menghadapi masalah atau kesulitan memahami materi pelajaran maka peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat sesuai dengan tuntunan kebutuhan, selain itu peserta didik juga dapat belajar mandiri secara cepat untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasan. Namun pembelajaran dengan menggunakan media e-learning berbasis web tidak boleh dilakukan secara terus menerus setiap saat tetapi harus di kombinasikan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline). Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Sumaatmaja, 1997:11). Materi yang diajarkan pada mata pelajaran geografi meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan biosfer. Objek kajian geografi bersifat konkrit dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun akan menjadi abstrak jika tidak didukung dengan media pembelajaran yang jelas seperti salah satunya pada kompetensi dasar 3.3 yakni materi Potensi Geografis Indonesia yang mengkaji tentang luas dan batas teritorial Indonesia, potensi fisik dan sosial wilayah Indonesia, potensi geografis Indonesia untuk ketahanan pangan, dan potensi geografis Indonesia untuk pengembangan energi alternatif. Materi pembelajaran ini akan semakin mudah dipahami jika disertai dengan media pembelajaran berupa peta, gambar, dan video untuk menunjukan persebaran keruangannya, namun apabila materi pembelajaran hanya disampaikan dengan berceramah peserta didik hanya bisa membayangkan dalam pikirannya sehingga terkadang menjadi abstrak. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab pasifnya peserta didik dan rendahnya hasil belajar Geografi. Penelitian ini menggunakan kompetensi dasar 3.3 pada materi Potensi Geografis Indonesia dengan pertimbangan materi tersebut menarik untuk dipelajari dan dapat menarik minat baca peserta didik apabila disajikan dalam media pembelajaran berbasis web. Dengan menggunakan media pembelajaran

5 berbasis web dapat menyajikan peta, gambar dan video menyangkut isi materi yang akan disampaikan. Peneliti memilih menggunakan web yang bersifat berbayar supaya dapat memasukkan semua bahan ajar yang diperlukan dan dapat mendesain sesuai dengan kebutuhan. Apabila menggunakan web yang tidak berbayar maka akan ditemui adanya iklan yang kurang sesuai dan untuk menghindari adanya iklan tersebut dapat diantisipasi dengan berlangganan hosting secara premium / berbayar. SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu sekolah unggulan dan maju di Kabupaten Karanganyar yang telah menerapkan kurikulum 2013. Sekolah tersebut berbasis ICT (Information Communication Technology) yakni pembelajaran berasaskan konsep pembelajaran komputer dan multimedia. Sekolah berbasis ICT membutuhkan sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang proses pembelajaran. Kemampuan peserta didik di sekolah tersebut dapat dikategorikan baik dibandingkan dengan beberapa sekolah unggulan lain yang ada di Karanganyar. Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang dapat dikategorikan sangat mendukung ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal, seperti pemanfaatan internet yang hanya dapat diakses diwaktu-waktu tertentu dan terbatas. Mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Karanganyar sebagaimana disekolah-sekolah lainnya diberikan waktu tatap muka 3 x 45 menit dalam 1 minggu untuk kelas X, dan untuk kelas XI dan kelas XII waktu tatap muka 4 x 45 menit dalam 1 minggu. Waktu untuk tatap muka kelas X dirasakan sangat kurang terlebih dalam sekali tatap muka hanya 45 menit dan materi ajar yang cukup luas mengakibatkan proses pembelajaran kurang optimal. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan yang tercantum pada lampiran 2, untuk kelas XI dan kelas XII waktu tatap muka dirasakan cukup banyak untuk menyampaikan materi ajar yang tidak terlalu luas namun peserta didik membutuhkan variasi dikarenakan peserta didik kurang tertarik dengan materi ajar yang disampaikan sehingga peserta didik tidak menyimak dan mendengarkan guru ketika mengajar menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Sebagian peserta didik

6 juga dapat dikatakan masih kurang aktif dan kritis dalam aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga terjadi komunikasi yang dibangun pendidik kurang mendapat respon oleh seluruh peserta didik. Komunikasi terjadi satu arah yakni dari guru ke peserta didik. Selain itu, guru mengganggap bahwa bagi peserta didik menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran hasil belajar dan spatial ability peserta didik. Pengukuran hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sampai pada level/ tingkat mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang sudah disampaikan. Hal tersebut yang melandasi diperlukan kegiatan untuk mengukur dan menilai hasil belajar peserta didik. Dengan mengetahui tingkat pemahaman masing-masing peserta didik dalam proses pembelajaran maka dapat dilakukan berbagai usaha tindak lanjut dengan harapan hasil belajar dapat meningkat. Sedangkan, konsep dari spatial ability yaitu cara berpikir yang digunakan untuk memahami arti dalam suatu bentuk, ukuran, lokasi, arah/ tujuan, dari objek, fenomena atau gejala, atau posisi relatif di ruangan dari berbagai objek, proses atau gejala (National Research Council, 2006). Dengan mengukur spatial ability memiliki tujuan untuk memahami secara mendalam dan menyeluruh mengenai sejauh mana kemampuan/ kecapakan spasial (spatial ability) peserta didik dikarenakan kecakapan spasial merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk peserta didik, hal tersebut berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam mengkaji dan mengkaitkan fenomena-fenomena yang terjadi dimuka bumi. Bagi pembelajaran Geografi strategi apapun yang digunakan tanpa menggunakan media tidak akan dapat berhasil dengan optimal. Untuk itu diperlukan media pembelajaran yang dapat memberikan gambaran dan wawasan secara luas dalam sajian yang representatif. Adapun judul penelitian yang penulis lakukan PENGEMBANGAN E-LEARNING GEOGRAFI BERBASIS WEB PADA MATERI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA KELAS XI IPS 1 DI SMA N 2 KARANGANYAR TAHUN 2015 / 2016.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Tatap muka antara guru dengan peserta didik di kelas X diberi waktu 3 x 45 menit/minggu tidak sebanding dengan banyaknya materi yang harus disampaikan oleh peserta didik sehingga kurang optimal sedangkan untuk kelas XI dan XII waktu tatap muka 4 x 45 menit/minggu dirasakan cukup banyak untuk menyampaikan materi ajar yang tidak terlalu luas namun peserta didik membutuhkan variasi dikarenakan peserta didik kurang tertarik dengan materi ajar yang disampaikan menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. 2. Materi Potensi Geografis Indonesia membutuhkan pemahaman, daya ingat dan analisis jika disampaikan tanpa dukungan media pembelajaran yang jelas maka peserta didik hanya bisa membayangkan dalam pikirannya sehingga terkadang menjadi abstrak. 3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran online meskipun fasilitas memadai. 4. Komunikasi terjadi satu arah yaitu dari guru ke peserta didik. Guru mengganggap bahwa bagi peserta didik menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir. 5. Kurangnya media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran Geografi. 6. Belum pernah diterapkan penggunaan E-learning pada mata pelajaran Geografi sehingga perlu dikembangkan E-learning berbasis Web untuk mendorong hasil belajar peserta didik yang lebih baik. C. Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada upaya pengembangan E- Learning Geografi berbasis Web dalam pembelajaran untuk diujicobakan di kelas XI IPS 1 pada kompetensi dasar 3.3 Potensi Geografis Indonesia yang disesuaikan dengan standar isi dan kompetensi pada kurikulum 2013.

8 D. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang diatas maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana mengembangkan E-Learning Geografi berbasis Web di SMA N 2 Karanganyar? 2. Bagaimana penerapan E-learning Geografi berbasis Web terhadap hasil belajar kognitif dan Spatial Ability peserta didik di SMA N 2 Karanganyar? 3. Bagaimana tingkat efektivitas penggunaan E-Learning Geografi berbasis Web dibandingkan dengan penggunaan E-Learning Geografi berbasis Moodle di SMA N 2 Karanganyar? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan E-Learning Geografi berbasis Web di SMA N 2 Karanganyar. 2. Untuk mengetahui penerapan E-learning Geografi berbasis Web terhadap hasil belajar kognitif dan Spatial Ability peserta didik di SMA N 2 Karanganyar 3. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan E-Learning Geografi berbasis Web dibandingkan dengan penggunaan E-Learning Geografi berbasis Moodle di SMA N 2 Karanganyar. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan kreativitas dan inovatif guru dalam mengembangkan media pembelajaran Geografi di SMA baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Dengan adanya pengembangan E-learning Geografi berbasis Web dapat meningkatkan minat baca peserta didik untuk mempelajari secara mendalam kajian dari disiplin ilmu Geografi.

9 b. Kajian dari disiplin ilmu Geografi membutuhkan pemahaman, daya ingat dan analisis jika disampaikan tanpa menggunakan dukungan media pembelajaran maka sulit untuk dipahami dikarenakan peserta didik hanya bisa membayangkan, namun dengan adanya media pembelajaran E-learning Geografi berbasis Web dapat memberikan kontribusi yang besar untuk kelangsungan proses kegiatan belajar mengajar. c. Memberikan kontribusi terhadap implementasi kurikulum 2013 yang mengharuskan semua mata pelajaran terintegrasi dengan ICT (Information and Communication Technology). d. Memberikan masukan dalam perkembangan media pembelajaran khususnya pengembangan E-learning Geografi berbasis Web. e. Menjadi bahan referensi bagi peneliti di masa yang akan datang di bidang yang bersangkutan atau sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini peneliti dapat mengembangkan dan mengetahui penggunaaan media E-learning Geografi berbasis Web dalam proses pembelajaran. Peneliti juga dapat mengembangkan dan memperkenalkan E-learning Geografi berbasis Web untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. b. Bagi Guru 1. Dengan adanya pengembangan E-learning Geografi berbasis Web waktu tatap muka di kelas yang kurang dapat teratasi. 2. Komunikasi pembelajaran menjadi efisien dan efektif sehingga dapat membangun diskusi-diskusi dengan peserta didik. 3. Materi dapat tersampaikan dengan tidak terbatas oleh waktu. c. Bagi Peserta Didik 1. Peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa harus dibimbing oleh guru.

10 2. Pembelajaran dapat berlangsung menarik dan menyenangkan, sehingga dapat membangkitkan minat belajar peserta didik secara mandiri. 3. Peserta didik diberi kemudahan dalam mengakses materi-materi pembelajaran. 4. Membangun komunikasi yang efektif antara guru dan peserta didik sehingga kesulitan dalam proses pembelajaran dapat teratasi. d. Bagi Sekolah Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat memberikan masukan positif dan menjadi alternatif model media pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah sebagai lembaga pendidikan di masyarakat. e. Bagi Pengembangan Ilmu Geografi Memberikan alternatif media pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi di SMA N 2 Karanganyar.