BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

dokumen-dokumen yang mirip
REALITY DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU R.I. No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas, BAB II Pasal 3). Pendidikan merupakan sarana pemerintah dan bangsa dalam membentuk generasi pemimpin yang berkualitas dan mulia (Haryono, 2014: 1). Pendidikan sangat penting dilakukan oleh anak guna mengalami sebuah proses yang akan membawa perubahan pada dirinya. Kunci dalam setiap kegiatan pendidikan yaitu belajar dan pembelajaran. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2009: 68). Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik (Majid, 2014: 15). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan harapan siswa dapat mengalami perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, 1

2 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU R.I. No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas, BAB II Pasal III). Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya komponen tujuan, materi atau bahan, strategi, alat dan media, serta evaluasi. Salah satu yang terlihat dari beberapa komponen tersebut yaitu komponen media. Media merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa untuk menambah informasi baru (Haryono, 2014: 48). Media pembelajaran yang menarik akan mempermudah proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran menjadi menarik karena tidak terpacu dengan buku teks dan buku catatan (Sadiman dkk, 2010: 14). Media pembelajaran menjadi salah satu upaya menimbulkan semangat belajar dan berinteraksi secara langsung antara siswa dan sumber belajar (Daryanto, 2011: 5). Oleh karena itu, media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Siswa membutuhkan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Karakteristik dari masing-masing media pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru agar dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi siswa (Daryanto 2011:6). Siswa akan cenderung pasif saat mengikuti proses pembelajaran apabila pengembangan guru untuk merencanakan proses pembelajaran tidak disesuaikan dengan kondisi siswa. Media pembelajaran pada era kemajuan teknologi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan kualitas manusia yang tidak hanya

3 bergantung melalui transfer ilmu secara verbal. Kemajuan teknologi membuat dunia pendidikan dituntut untuk berkembang, maka perangkat pembelajaran yang ada di dalamnya termasuk media pembelajaran juga harus dikembangkan. Guru tidak hanya dibatasi dengan kemampuan membelajarkan siswa tetapi guru juga harus mampu mengelola informasi untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran pada era perkembangan teknologi yang pesat saat ini (Daryanto, 2011: 3). Manfaat aktivitas dalam pembelajaran yang disebabkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi adalah agar siswa dapat mencari sendiri untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam, serta dapat langsung mengalami proses pembelajaran. Berdasarkan observasi awal pada tanggal 11 November 2015 di SDN Lowokwaru 3 kecamatan Lowokwaru kota Malang yang dilakukan oleh peneliti, sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut menggunakan pembelajaran tematik yang pembelajarannya menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa muatan mata pelajaran. Data yang diperoleh saat proses pembelajaran berlangsung yaitu guru menyampaikan materi dengan media cetak yang berupa gambar dan buku teks untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Media pembelajaran yang digunakan hanya untuk satu muatan mata pelajaran dan belum memperlihatkan keterpaduan antar muatan mata pelajaran. Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan, kurangnya respon siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, siswa bermain dengan peralatan belajarnya masingmasing, serta siswa merasa bosan terbukti dengan adanya siswa yang mengucapkan bosan pak, ganti materi sama permainan yang lain.

4 Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VA dan VB di SDN Lowokwaru 3 kecamatan Lowokwaru kota Malang pada tanggal 12 November 2015 yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mendapatkan informasi bahwa banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran khususnya penggunaan media untuk pembelajaran tematik. Minimnya guru dalam menggunakan media pembelajaran mengakibatkan masih adanya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah juga menjadi kendala dalam pembelajaran. Berkenaan dengan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran tersebut, maka dibutuhkan suatu media pembelajaran sebagai sarana pendukung supaya tidak terjadi transformasi belajar secara konvensional di dalam kelas. Memenuhi tuntutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang pendidikan, penggunaan media pembelajaran menjadi semakin beragam dan interaktif, salah satunya yang sedang marak saat ini adalah dengan teknologi berbasis Augmented Reality. Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya baik 2D maupun 3D ke dalam lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata menggunakan webcam (Roedavan, 2014: 3). Oleh karena itu penulis tertarik jika hal ini dapat menjadi suatu terobosan baru atau inovasi dalam mengatasi kekurangan media interaktif. Media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dirancang khusus berupa buku edukasi yang didesain sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar, disertai dengan kode khusus agar dapat menampilkan objek 3D berupa

5 organ tubuh manusia dan hewan dengan memadukan visual 3D, tulisan, dan suara sehingga siswa tidak hanya mendengar tetapi juga berperan aktif selama proses pembelajaran. Pembuatan media interaktif ini menggunakan software Unity Game Engine, sedangkan untuk menampilkan objek 3D dari buku menggunakan marker yang dideteksi oleh software Vuvoria SDK (Saputro, 2014: 158). Adanya media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality yang menarik akan meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan serta siswa akan lebih mengenal gagasan teknologi khususnya penggunaan komputer maupun teknologi lainnya dalam pengembangan pendidikan. Selain itu penerapan konsep yang akan digunakan diharapkan dapat meningkatkan daya nalar dan daya imajinasi siswa. Bertolak dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran tematik kelas V dengan desain yang sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar. Penelitian ini sangat penting untuk mengurangi keterbatasan penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Maka peneliti dapat merumuskan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul Pengembangan Media Interaktif KURARU Berbasis Augmented Reality dalam Pembelajaran Tematik Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan kelas V Sekolah Dasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian pengembangan ini adalah:

6 1. Bagaimana pengembangan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V Sekolah Dasar? 2. Bagaimana efektifitas media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V Sekolah Dasar? 1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menjelaskan pengembangan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V Sekolah Dasar. 2. Menjelaskan keefektifan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V Sekolah Dasar. 1.4 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran pada pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan di kelas V Sekolah Dasar dalam bentuk media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality. Modifikasi dari media pembelajaran berbasis Augmented Reality dituangkan dalam bentuk KURARU yang dikembangkan menjadi sebuah

7 buku dengan desain sesuai karakteristik anak Sekolah Dasar dengan menggunakan beberapa warna untuk memberikan pengaruh positif, dapat membangkitkan motivasi, perasaan, perhatian, dan kesediaan siswa dalam belajar menggunakan media ini. Sisi 3D terbuat dari sebuah perangkat lunak 3DSMax2013 kemudian dijadikan sebuah build application yang dapat install di handphone android dan laptop sehingga mudah diaplikasikan untuk pembelajaran. Siswa akan dapat memahami pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan dalam bentuk 3D yang menarik. Media ditayangkan dalam bentuk teks, gambar, suara, gambar 3D dan durasi media pembelajaran ini tergantung penggunaan media bisa ditayangkan sesuai kebutuhan. Media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality mengajak anak untuk belajar mengenal bentuk, bagian, dan fungsi dari organ tubuh manusia dan hewan dalam bentuk 3D sehingga media ini diharapkan dapat membantu guru dan siswa saat proses pembelajaran. Media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality ini secara langsung akan membuat siswa dapat belajar sambil bermain sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. 1.5 Pentingnya Penelitian Pengembangan Pentingnya melakukan penelitian pengembangan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan dapat dilihat secara teoritis dan praktis.

8 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis media yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu penunjang tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa kelas V Sekolah Dasar dan guna mengurangi kejenuhan serta kebosanan dalam pembelajaran di kelas, yang mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi berkurang untuk memahami materi yang disampaikan guru. 1.5.2 Secara Praktis Secara praktis mengembangkan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V Sekolah Dasar dapat dirasakan secara langsung oleh: 1.5.2.1 Siswa Pentingnya penelitian pengembangan bagi siswa adalah untuk memudahkan siswa kelas V Sekolah Dasar dalam pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan, serta meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar mata pelajaran IPA, PJOK, dan Bahasa Indonesia dalam sebuah tema. 1.5.2.2 Guru Pentingnya penelitian pengembangan bagi guru adalah untuk mempermudah penyampaian pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan dengan menggunakan sebuah media interaktif yang telah dikembangkan, serta menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam mengembangkan dan menyediakan media pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. 1.5.2.3 Sekolah Pentingnya penelitian pengembangan bagi sekolah adalah pengembangan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality sebagai media yang

9 memperlancar pelaksaan pembelajaran tematik tema organ tubuh manusia dan hewan, membantu konsentrasi siswa, mengurangi kejenuhan, serta menambah jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 1.5.2.4 Pengembang lain Pentingnya penelitian pengembangan bagi pengembang lain adalah menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan media interaktif yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. 1.6 Keterbatasan Penelitian Pengembangan Keterbatasan penggunaan media interaktif KURARU berbasis Augmented Reality yang dihadapi yaitu: 1.6.1 Pengembangan media interaktif ini hanya dirancang untuk kelas V Sekolah Dasar tema 6 (organ tubuh manusia dan hewan) subtema 2 pembelajaran 2 dengan perpaduan beberapa muatan mata pelajaran yaitu IPA, PJOK, dan Bahasa Indonesia dikarenakan terbatasnya segi kemampuan dan waktu. 1.6.2 Pengembangan media interaktif ini melakukan seluruh langkah penelitian pengembangan, tetapi pada langkah 10 yaitu produksi masal tidak menyebarluaskan produk pada perusahaan atau wilayah yang luas, tetapi media dapat diberikan kepada sekolah yang menjadi tempat penelitian untuk digunakan dan dimanfaatkan dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti. 1.6.3 Media interaktif ini hanya berpusat pada materi menyebutkan dan menjelaskan fungsi organ tubuh manusia dan hewan (pencernaan),

10 menyebutkan bahaya merokok, menjelaskan penyakit dari kebiasaan merokok, membaca, dan menulis menggunakan kata baku tentang organ tubuh manusia dan hewan. 1.6.4 Media interaktif ini hanya dapat digunakan di Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria penggunaan media yang dikembangkan, seperti kebutuhan akan materi, tujuan pembelajaran yang dicapai, dan perangkat yang digunakan dalam mengaplikasikan media interaktif KURARU. 1.7 Definisi Istilah Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan, maka perlu definisi yang dipakai dalam pengembangan media pembelajaran: 1.7.1 Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 407). 1.7.2 Media adalah alat perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima pesan (Sadiman dkk, 2010: 6) 1.7.3 Media interaktif adalah media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Sadiman dkk, 2010: 53) 1.7.4 KURARU merupakan sebuah media yang didesain seperti buku yang dapat menampilkan bentuk, bagian, dan fungsi dari organ tubuh manusia dan hewan dalam bentuk 3D.

11 1.7.5 Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya baik 2D maupun 3D kedalam lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata (Roedavan, 2014: 3). 1.7.6 Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik antara mata pelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara utuh dan pengalaman yang lebih bermakna (Trianto, 2011: 147) 1.7.7 Tema organ tubuh manusia dan hewan merupakan tema ke-6 untuk pembelajaran kelas V semester 2 Sekolah Dasar yang terdiri dari 3 subtema, masing-masing subtema terdapat 6 pembelajaran. Subtema 2 pembelajaran 2 memperpaduan beberapa muatan mata pelajaran yaitu IPA KD 3.2 dan 4.7, PJOK KD 3.11 dan 4.11, dan Bahasa Indonesia KD 3.2 dan 4.2 (Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD)