LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

BM506 USU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN Seri Rayani Bangun Melviana Lubis RABU/2 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 3 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL

TEKNIK DASAR LABORATORIUM: PIPET; TIMBANGAN; PEMBUATAN LARUTAN.

: ASTRID SISKA PRATIWI PRODI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK ( )

A. TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL

Oleh : Melya Susanti Kelompok: melya susanti dan Islah wahyuni Selasa, 3 maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. 0leh : Frenky Sorimuda dan Paska. Kamis, 26 September

: Adenin Dian Musrifani NIM : : Magister Ilmu Biolmedik : Teknik Dasar Pipet, Timbangan, dan Pembuatan Larutan TUJUAN :

TUGAS INDIVIDU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatn Larutan ALAT DAN BAHAN: Alat Bahan

LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL PRAKTIKUM: TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN IRA ASTUTI HASIBUAN PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK FK USU

Laporan praktikum Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan. : Mesrida Simarmata Nim :

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. oleh : Lucia Aktalina dan Selly Oktaria. Kamis, 26 September 2012

Tabel 1. Data Hasil Penggunaan Timbangan Manual dan Digital

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Agar Mahasiswa/i mampu memiliki kemampuan dan mengetahui teknik :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

PRAKTIKUM 2 : TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Rebecca Rumesty Lamtiar. Nunung Sri Mulyani

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

Latihan penggunaan pipet otomatik, pipet Mohr serta pipet spuit 3. Latihan membuat larutan 4. Latihan pembuatan dan interpretasi grafik

LAPORAN PRAKTIKUM TEHNIK DASAR : PENGGUNAAN PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

BIOMEDIK USU Laporan Praktikum 2 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

Kuliah 2: September Jadwal OpenWetWare Keamanan Bagaimanakah itu DeviasiStandar pada grafik? Praktikum 2 :Teknik Dasar: Pipet, Timbangan,

KESEIMBANGAN ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

: Kirana patrolina sihombing

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Leo Pardon Sipayung

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

Metodologi Penelitian

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

Jumlah point = 75 (10 poin per soal 5 min, 5 poin per soal 2 min dan 20 poin per soal 10min )

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

H 2 PO 4 H + + HPO 4 [H + ] [HPO 4 2- ] [H 2 PO 4 - ] K a = kalau disusun kembali... [H + ] = K a [H 2 PO 4 [HPO 4 2- ] bila diuraikan didapat rumus

BM 506 KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM 04 METABOLISME GLUKOSA, TRIGELISERIDA DAN UREA

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

Amin Fatoni, M.Si 2008

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

SOAL LATIHAN UAS MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM BIOMEDIK. Bentuk UAS tahun ini: Ada 3 bagian:

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

VOLUMETRI / TITRIMETRI

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016 SISKA MULYANI NIM : 157008009 DINO RILANDO NIM : 157008006 BAB I TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan adalah 1. Latihan menggunakan timbangan digital (Sartorius) dan menggunakan pipet otomatik, pipet Mohr serta pipet spuit 2. Membandingkan akurasi dan presisi penggunaan pipet otomatik, pipet Mohr serta spuit. 3. Uji kebocoran dan kinerja pipet otomatik 4. Latihan membuat larutan 5. Latihan membuat dan menginterpretasi grafik

BAB II PROSEDUR KERJA A. PENGGUNAAN TIMBANGAN DIGITAL SARTORIUS Skema digital sartorius 1. Poin-poin yang penting pada penggunaan timbangan digital: a. Timbangan dihidupkan paling sedikit 5 menit sebelum digunakan. b. Kalau ada bahan kimia yang ditumpahi di atas alas timbangan atau sekitarnya, pakailah brus, atau tisu, dan membersihkannya. Jagalah kebersihan alat maupun tempat kerja Anda.

2. Prosedur kerja timbangan digital sartorius adalah : a. Nolkan timbangan dengan menekan tombol Tare yang kiri atau kanan 0.00 akan muncul dilayarnya weight display b. Membuka tutup timbangan c. Meletakkan bahan sesuai kebutuhan resep dengan menggunakan sendok yang bersih dan kering d. Membaca hasil timbangan pada layar. 3. Prosedur kerja penggunaan pipet sekaligus penimbangan Penggunaan Pipet-pipet: Pada bagian ini Anda akan menggunakan timbangan digital utk mengukur berat akuades, yaitu 1 ml akuades yang diukur dengan pipet Mohr, spuit dan otomatik. (ingatlah densitas H2O = 1g/mL) Sediakan beaker kaca yang sedang dan isilah dengan akuades. Sediakan wadah yang cocok sebagai tempat akuades saat ditimbangkan dan taruh pada alas timbangan digital. a. Nolkan alat timbangan b. Pakailah salah satu macam pipet dan ambil 1 ml akuades dari beaker. c. Keluarkan 1mL akuades pada wadahnya dan bacalah beratnya pada layar digital. d. Masukkan hasilnya pada tabel 2 di halaman hasil praktikum titrasi e. Nulkan alat timbangan dan ulang 4 kali lagi langkah a-d dengan pipet yang sama (supaya Anda mendapat 5 hasil untuk pipet yang digunakan) f. Ulang lagi langkah a-e dengan dua macam pipet yang lain 4. Perhitungan-perhitungan untuk pembuatan larutan: Langkah-langkah: Dengan satuan M (molar atau moles/litre; mol/l) Jumlah bahan kimia yg diperlukan = kadar (mol/l) x volume (l) x berat molekul (g/mol) = g + akuades sampai dengan volume yang diinginkan Dengan satuan M tapi dengan larutan pekat (seperti HCl atau H2SO4) jumlah larutan yg pekat = kadar (mol/l) x volume (l) x berat HCl (g/mol) dibagi %(w/w) x specific gravity (g/1000ml) = ml + akuades sampai dengan volume yang diinginkan Sebagai % w/v (% w/v berarti g/100ml) Untuk buat larutan x% bahan (misalnya NaCl, sucrosa dll) = x g x volume yang ingin disiapkan (ml) dibagi 100 = g + akuades sampai dengan volume yang diinginkan Sebagai % v/v (% v/v berarti ml/100ml) dipakai ketika bahan kimia merupakan cairan

Untuk buat larutan x% bahan (misalnya gliserin, etanol, dll) = x ml x volume yang ingin disiapkan (ml) dibagi 100 = ml + akuades sampai dengan volume yang diinginkan 5. Langkah-langkah pembuatan Larutan a. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan perhitungan dulu. b. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan taruh dekat dengan timbangan digital. c. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas,sendok, sarung tangan, tisu, beaker, dll) d. timbang umlah bahan kimia yang dibutuhkan dengan hati-hati e. Ketika semua bahan kimia ditimbangkan, kembalikan bahan kimia ke tempatnya, bersihkan alat timbangan serta tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja kerja. f. Tuangkan aquades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam beaker dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat otomatik stirer dengan kecepatan sedang untuk melarutkan bahan kimia. g. Dengan gelas ukur yang sesuai dengan volume yang ingin dibuat, tuangkan larutan dan bilas beakernya dengan aquades. Tuangkan bekas bilasan tersebut kedalam gelas ukur. Tambah aquades sampai mencapai volume larutan yang ingin dibuat. h. Bersihkan Semua alat yang pernah dipakai dan rapikan tempat kerja.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tabel Catatan dalam penggunanan Pipet Jenis Pipet Catatan Pipet Mohr - Dibutuhkan waktu untuk trampil dalam menggunakan pipet Mohr - Pipet memiliki 2 ukuran : 5 ml dan 10 ml. - Butuh ketelitian dan kehati-hatian dalam pekerja, sehingga faktor human error tinggi - Penggunaannya tidak praktis, balon penghisap perlu dipencet terlebih dahulu untuk meutmbuat tekanan negatif, lalu dengan menghisap dengan ujung-ujung S, E dan O. (ujung O untuk mengempiskan balon mengisi tekanan, E untuk menghisap cairan, S untuk melepaskan cairan yang telah dihisap). Pipet Otomatik - Pipet ini lebih akurat dari pada yang lain. - Dapat digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah yang sedikit. - Pipet mempunyai banyak ukuran diantaranya : 1-10 µl, 10-100 µl, 10-200 µl, 100 1000 µl - Menggunakan tekanan penghisap, pertama (setengah tekan/jangan dipaksa) dan kedua (tekanan penuh). - Tekanan pertama untuk menghisap cairan, sementara kedua untuk melepaskan cairan. - Pipet ini memerlukan tip Pipet Spuit - Dapat terjadi emboli udara, sehingga alat ini kurang akurat dibanding kedua pipet yang lain - Penggunaannya lebih praktis dibanding pipet Mohr - Cairan dihisap, kemudian cairan dilepaskan sesuai penunjuk, dengan skala 1 ml pada spuit ukuran 3 ml - Sering terjadi kesalahan pembacaan skala dengan melihat meniskus bawah

2. Hasil pengukuran dengan Pipet Otomatik Hasil ( Pipet Otomatik Beratan I ml aquades) Dino Siska Reza Bina Karin Henny Rahmi Yuli Irma 1 1,015 1,004 0,995 0,995 1,009 1,011 1,001 1,009 1,009 2 1,014 1,026 1,000 0,998 1,007 1,009 0,994 1,016 1,002 3 0,996 1,007 1,001 1,111 1,009 1,014 0,999 1,011 1,001 4 1,004 1,018 0,999 1,126 1,007 1,011 1,000 1,017 1,003 5 1,007 1,041 1,005 1,126 1,006 1,016 0,991 1,018 1,004 Rata-rata 1,007 1,019 1,000 1,071 1,008 1,012 0,997 1,014 1,004 SD 0,008 0,013 0,004 0,068 0,001 0,003 0,004 0,004 0,003 3. Hasil pengukuran dengan Pipet Mohr Hasil ( Pipet Mohr Beratan I ml aquades) Dino Siska Reza Bina Karin Henny Rahmi Yuli Irma 1 1,027 0,958 0,979 0,959 1,000 0,998 0,968 0,967 0,968 2 1,000 1,000 0,969 0,969 0,996 0,924 0,978 0,957 0,950 3 0,977 1,150 0,977 0,977 1,007 0,984 1,011 0,985 1,009 4 1,032 1,145 0,987 0,987 0,989 0,982 0,999 0,989 1,003 5 1,011 1,051 0,989 0,989 0,985 0,981 0,964 0,981 0,995 Rata-rata 1,010 1,061 0,980 0,976 0,995 0,974 0,984 0,976 0,985 SD 0,022 0,086 0,008 0,013 0,009 0,029 0,020 0,013 0,025

4. Hasil pengukuran dengan Pipet Spuit Hasil ( Pipet Spuit Beratan I ml aquades) Dino Siska Reza Bina Karin Henny Rahmi Yuli Irma 1 1,069 1,116 1,069 1,124 1,001 0,998 0,967 0,992 0,961 2 0,967 1,150 0,967 1,092 0,996 0,959 0,985 1,000 1,008 3 1,016 1,145 1,015 1,169 1,007 0,991 0,998 0,966 0,998 4 1,104 1,051 1,104 1,138 0,989 0,945 1,005 0,993 1,005 5 1,084 1,117 1,084 1,145 1,004 1,002 0,981 0,916 1,003 Rata-rata 1,048 1,116 1,048 1,134 0,999 0,979 0,987 0,973 0,995 SD 0,056 0,039 0,056 0,028 0,007 0,025 0,015 0,036 0,019 5. Grafik perbandingan antara Rata-rata pengukuran dengan pipet otomati, mohr dan spuit Hasil 1 ml aquades ( gram ) Grafik I. Perbedaan Antara Rata-rata Hasil Pengukuran Dengan Pipet Otomatik, Mohr, Spuit 1,150 1,100 1,050 1,000 0,950 0,900 0,850 Dino Siska Reza Bina Karin Henny Rahmi Yuli Irma Pipet Otomatik 1,007 1,019 1,000 1,071 1,008 1,012 0,997 1,014 1,004 Pipet mohr 1,010 1,061 0,980 0,976 0,995 0,974 0,984 0,976 0,985 Pipet Spuit 1,048 1,116 1,048 1,134 0,999 0,979 0,987 0,973 0,995 Keterangan : a. Micropipet atau pipet otomatik memiliki tingkat akurasi tinggi dibandingkan pipet mohr dan pipet spuit. Hal ini dapat dibuktikan melalui grafik pengukuran 1ml aquades menggunakan pipet otomatis diatas yang menunjukkan standar error pengukuran paling kecil. Sebagian besar praktikan dapat mencapai hasil pengukuran mendekati 1,00 ml

b. Pipet spuit memiliki akurasi yang rendah, terdapat variasi dari hasil pengukuran dan sebagian besar hasil pengukuran jauh dari angka 1,00 ml. Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat kesulitan menggunakan pipet spuit untuk mencapai pengukuran yang tepat. c. Terdapat variasi angka dari hasil pengukuran. Variasi sangat tampak pada penggunaan pipet spuit yang dapat dilihat melalui grafik. Variasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kalibrasi alat, kesulitan penggunaan pipet spuit, dan faktor subjektif dimana semakin terlatih seorang praktikan menggunakan pipet pengukuran maka semakin akurat hasil yang akan dicapai. d. Pada pengukuran menggunakan pipet otomatis, melalui grafik dapat diketahui bahwa praktikan no. 3 (Reza) memiliki rata-rata pengukuran 1,00 ml. e. Pada pengukuran menggunakan pipet mohr, melalui grafik dapat dilihat bahwa tidak praktikan yang memiliki rata-rata pengukuran 1,00 ml. f. Pada pengukuran menggunakan pipet spuit, melalui grafik dapat dilihat bahwa 4 orang praktikan yang memiliki rata-rata pengukuran sedikit melebihi 1,00 ml. g. Dari grafik diatas hanya 1 praktikan yang rata-rata pengukuran 1,00 ml, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor sensitifitas kerja dan teknik pengambilan larutan yang belum maksimal dikuasai. 6. Penilaian akurasi dan presisi menggunakan mikropipet 100-1000 µm Hasil ( Beratan Pipet Otomotik 100-1000 I ml aquades) 1 2 3 4 5 1 1,009 0,995 1,015 1,009 0,995 2 1,002 1,000 1,014 1,016 0,998 3 1,001 1,001 0,996 1,011 1,111 4 1,003 0,999 1,004 1,017 1,126 5 1,004 1,005 1,007 1,018 1,126 Rata-rata 1,004 1,000 1,007 1,014 1,071 SD 0,003 0,004 0,008 0,004 0,0068

1,080 Grafik II Hasil Pengukuran Rata-rata Micropipet 100-1000 µl 1,060 1,071 1,040 1,020 1,000 0,980 1,004 1,000 1,007 1,014 Rata-rata 0,960 1 2 3 4 5 7. Penilaian akurasi dan presisi menggunakan mikropipet 10-100 µm Hasil ( Beratan Mikropipet 10-100 I ml aquades) 1 2 3 4 1 0,098 0,098 0,099 0,099 2 0,092 0,092 0,103 0,103 3 0,099 0,099 0,099 0,095 4 0,099 0,099 0,100 0,092 5 0,099 0,099 0,095 0,097 Rata-rata 0,097 0,097 0,099 0,097 SD 0,003 0,003 0,003 0,004 Grafik III. Hasil Pengukuran Rata-rata Micropipet 10-100 µl 1,080 1,060 1,040 1,020 1,000 0,980 0,960 1,071 1,014 1,004 1,007 1,000 1 2 3 4 5 Rata-rata

8. Hasil perhitungan dalam penyiapkan larutan yang dibutuhkan NO Resep Perhitungan 1 400 ml 0,25 M Na 2 HPO 4 ( Natrium Monohidrogen Fosfat atau Natrium Fosfat 2- Dibasik ( HPO 4 )) BM: [ 2 (Na) + (H) + (P) + 4 (O) ] [ 2 (23) + (1) + (31) + 4 (16) ] [ 46 + 1 + 31 + 64 ] = 142 gram/mol 0,25 M 400 ml Na 4 HPO 4 0,25 mol/l x 0,4 L x 142 gram/mol = 14,2 g 14,2 g + aquadest sampai volume yang diinginkan 400 ml 400 ml 0,25 M NaH 2 PO 4 ( Natrium Monohidrogen Fosfat atau Natrium Fosfat 2- Monobasik ( H 2 PO 4 )) BM: [ (Na) + 2(H) + (P) + 4 (O) ] [ (23) + 2(1) + (31) + 4 (16) ] [ 23 + 2 + 31 + 64 ] = 120 gram/mol 0,25 M 400 ml NaH 2 PO 4 0,25 mol/l x 0,4 L x 120 gram/mol = 12 g 12 g + aquadest sampai volume yang diinginkan 400 ml 50 ml 5% glukosa Larutan 5 % glukosa : 5 g Dalam 100 ml larutan 50 ml 5% glukosa : 50 ml/100 ml x 5 g = 2,5 g 2,5 g glukosa aquades sampai volume yang diinginkan 50 ml 100 ml 0,7 M Cu SO 4 5H 2 O BM: [ (Cu) + (S) + 4 (O) + 5(H) ] [ (63,5) + (32) + 4(16) + 5 (18) ] [ 63,5 + 32 + 64 + 90 ] = 249,5 g 0,7 M 100 ml M Cu SO 4 5H 2 O 0,7 g/mol x 0,1 L x 249,5 gram/mol = 17,5 g 17,5 g + aquadest sampai volume yang diinginkan 100 ml 100 ml 1M NaOH BM: [ (Na) + (O) + (H) ] [ (23) + (16) + (1) ]

[ 23 + 16 + 1 ] = 40 g/mol 1,5 x 10-1 liter 70 % etanol ( etanol absolute berada pada konsentrasi 95% ) 500 ml 1,2 M Na-sitrat (Na 3 C 6 H 6 O 7 ), 1,6 M Na 2 CO 3 H 2 O 1mol/ 100 ml 1 M x 0,1 L x 40 gram/mol = 4 g 4 g + aquadest sampai volume yang diinginkan 100 ml Etanol sediaan berada pada konsentrasi 95% Untuk membuat 150 ml 70% etanol: V1.C1=V2.C2 150 ml x 70% = V2. 95% V2= 110 ml 110 ml/ 110 gram etanol + aquades sampai volume yang diinginkan 150 ml BM1: [ 3(Na) + 6 (C) + 6(H) + 7(O) ] [ 3 (23) +6 (12) + 6 (1) + 7(16) ] [ 69 + 72 + 6 + 112 ] = 259 g/mol BM 2 : [ 2(Na) + (C) + 3(O) + 2(H) + (O) ] [ 2(23) + (12) + 3(16) + 2(1) + (16) ] [ 46 + 12 + 48 + 2 + 16 ] = 124 g/mol 500 ml 1,2 M : Na 3 C 6 H 6 O 7 0,5 L x 1,2 mol/l x 259 g/mol= 155,4 g 500 ml 1,6 M : Na 2 CO 3 H 2 O 0,5 L x 1,6 mol/l x 124 g/mol= 99,2 g 155,4 g + 99,2 g + aquadest sampai volume yang diinginkan 500 ml

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Sikap teliti dan kehati-hatian dari pratikan sangat diperlukan dalam mendapat hasil yang maksimal ( akurat ) 2. Dengan latihan yang berulang-ulang dapat membuat praktikan lebih terampil dalam melaksanakan pekerjaan laboratorium. B. SARAN Diharapkan tersedianya air yang lebih memadai, sehingga alat alat yang sesudah dapat dibersihkan kembali dan ruangan yang nyaman