HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017


HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Nisa khoiriah INTISARI

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Kata kunci: Pengetahuan, Peran Orang Tua Dalam Mencegah Terjadinya Resiko Kehamilan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Achmad Setya Roswendi 1, Wandi Suhandi 2

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ABORSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Usia mahasiswa berkisar antara tahun. Menurut

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Eni Fitrotun Imbarwati*) Dewi Elliana*) *)Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: elliana_dewi@yahoo.com ABSTRAK Angka kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja cukup tinggi, berdasarkan data SDKI (2007) menunjukan 81 remaja atau 11% dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilannya dengan melakukan aborsi. Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Ngemplak Simongan pada 10 responden remaja usia 16-19 tahun mendapatkan hasil bahwa 2(20%) responden berpengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan baik, 3(30%) responden berpengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan cukup, dan 5(50%) responden berpengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan kurang. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan kurang. Tujuan umumnya untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Semarang. Kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi ketika pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ketika seorang perempuan mengalami kehamilan tidak diinginkan, diantara jalan keluar yang ditempuh adalah melakukan upaya aborsi, baik dilakukan sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan analisa univariat dan bivariat dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua remaja putri usia 16-19 tahun di Kelurahan Ngemplak Simongan Semarang sebanyak 931 orang. Sedangkan sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 91remaja dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 52 (57,1%) responden, sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak 76 (83,5%) responden. Sebagian besar responden menunjukkan bahwa dari 52 reponden dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 38 (73.1%). Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Fisher's Exact Test sebesar 9.427 dengan p value sebesar 0.006 (P = 0,001 < 0,05). Saran yang diberikan kepada remaja diharapkan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang wawasan dan pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan dan aborsi, sehingga remaja mengetahui tentang bahaya dan apa saja yang harus dihindari supaya tidak terjadi hal tersebut. Dan remaja juga dapat menentukan bagaimana harus bersikap dengan pengetahuan yang mereka dapat. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan dan sikap terhadap aborsi PENDAHULUAN Masa puber adalah bagian dari masa remaja, sebab masa remaja diawali dengan pubertas. Ketika seorang anak telah mengalami pubertas maka ia dianggap sudah memasuki masa remaja mereka (Depkes RI, 2005).

Masa remaja secara fisik sebagai masa ketika terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual dan reproduksi.maka, wajar apabila saat ini, remaja sudah mulai timbul rasa tertariknya pada lawan jenisnya.hal tersebut dapat beresiko menimbulkan kehamilan tidak diinginkan karena pada umumnya tingkat pola pikir remaja belum matang (Sastriyani,dkk, 2006 ) Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu kehamilan yang terjadi karena suatu sebab sehingga keberadaanya tidak diinginkan oleh calon orangtua bayi. Hal yang memperberat adalah terkadang orang tua atau orang yang mengetahui tidak mampu menghadapi persoalan tersebut secara proposional. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan (Kusmiran, 2011). World Health Organization ( WHO ) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman ( unsafe abortion ) di dunia. 9,5% ( 19 juta dari 20 juta kejadian aborsi yang merupakan tindakan aborsi tidak aman) diantaranya terjadi di negara berkembang. Sekitar 13% dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 berbanding 3700 ( Soetjiningsih, 2004 ). Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilannya dengan melakukan aborsi ( Tukiran, 2010). Dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010, hamil diluar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%; sama-sama mau sebanyak 12,9 % dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6%. Data yang

diperoleh dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), kejadian aborsi di Jawa Tengah meningkat sangat tinggi pada tahun 2009 jumlah remaja putri yang melakukan aborsi ada 166 orang, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 224 remaja putri yang melakukan aborsi. Di Semarang pilar PKBI Jateng mencatat terjadi 24 kasus kehamilan tidak diinginkan pada tahun 2010, namun pada tahun 2011 meningkat menjadi 42 kasus kehamilan tidak diinginkan. Mengidentifikasi perilaku aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang.(Tukiran, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2012, jumlah remaja di kota Semarang pada tahun 2012 mencapai sekitar 246.521 jiwa dan di Wilayah Kota Semarang sekitar 72 jiwa mengalami hamil di luar nikah. Dari 37 Puskesmas didapatkan Puskesmas Ngemplak Simongan menunjukan kasus kehamilan diluar nikah cukup tinggi yaitu terdapat 9 (12,5 %) kasus dibandingkan dengan Puskesmas lainnya. Dari data yang diperoleh pada tahun 2012 dari Puskesmas kelurahan Ngemplak Simongan terdapat remaja sebanyak 2.175 orang. Pada tahun 2011 terdapat Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) sebanyak 5 orang dan pada tahun 2012 terdapat 15 orang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu data yang menyangkut variable bebas atau resiko variable berikut atau variable akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, sedangkan variable bebas yaitupengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dan variable terkaitnya yaitu sikap terhadap aborsi. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi, yaitu merupakan penelitian penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek (Notoatmodjo, 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Pengetahuan Kehamilan Tidak Diinginkan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Tingkat Jumlah Presentase (%) Pengetahuan Kurang Cukup 52 22 57,1 24,2 Baik 17 18,7 Jumlah 91 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan kategori kurang sebanyak 52 (57,1%) responden. b. Sikap Terhadap Aborsi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan sikap remaja terhadap aborsi di Ngemplak Simongan Kota Semarang Sikap Jumlah Presentase Tidak mendukung 76 83,5 Mendukung 15 16,5 Jumlah 91 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak76 (83,5%) responden. 2. Analisis Bivariat Tabel 3. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Pengetahuan Sikap Tidak Mendukung Mendukung Jumlah

N % N % N % Kurang 38 73.1 14 26.9 52 100.0 Cukup 21 95.5 1 4.5 22 100.0 Baik 17 100.0 0.0 17 100.0 Total 76 83.5 15 16.5 91 100.0 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak76 (83,5%) responden. 3. Analisis Bivariat Tabel 4. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Sikap Pengetahuan Tidak Mendukung Mendukung Jumlah N % N % N % Kurang 38 73.1 14 26.9 52 100.0 Cukup 21 95.5 1 4.5 22 100.0 Baik 17 100.0 0.0 17 100.0 Total 76 83.5 15 16.5 91 100.0 Berdasarkan tabel 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 reponden dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 38 (73.1%) lebih besar dibanding responden yang memiliki sikap mendukung yaitu sebanyak 14 (26.9%). Kemudian dari 22 responden dengan tingkat pengetahuan cukup memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 21 (95,5%) lebih besar dibanding responden yang memiliki sikap mendukung yaitu sebanyak 1(4.5%). Sedangkan dari 17 responden dengan tingkat pengetahuan baik memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 17 (100,0%) lebih besar dibanding responden yang memiliki sikap mendukung yaitu sebanyak 0(.0%). Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square tetapi tidak memenuhi syarat karena terhadap expected value kurang dari 5 > 20% sehingga

di gunakan fisher s exact test. Hasil analisis statistic dari uji fisher s exact sebesar 9.427 dengan p value 0,006 ( p = 0,00 < 0,05 ), sehingga Ha diterima Ho ditolak, berarti ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di DesaNgemplak Simongan Kota Semarang. Pembahasan a. Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 52 (57,1%) responden dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 (24,2%) responden dan yang berpengetahuan baik hanya 17 (18,7%) responden. Hal ini sesuai pendapat (Notoatmodjo, 2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi seorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain pendidikan, pekerjaan dan umur.dari gambaran diatas bahwa hal ini menunjukan bahwa remaja putri belum memiliki pengetahuan yang baik tentang kehamilan tidak diinginkan.karena dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang kehamilan tidak diinginkan. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai factor seperti factor pendukung (pengetahuan, pendidikan, lingkungan, Usia), factor pemungkin (Peran orang tua, agama) dan factor penguat (Media, Teman bergaul). Menurut hasil penelitian sebagian besar responden

tidak mengetahui akibat kehamilan tidak diinginkan yaitu apabila dipetahankan akan terjadi penyulit / komplikasi kehamilan yang cukup besar dan apabila di aborsi akan terjadi perdarahan, kerusakan alat reproduksi remaja, dan infeksi yang dapat mengakibatkan kematian.sehingga sebagian besar remaja putri di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang terhadap terjadinya kehamilan. b. Sikap Remaja Putri Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden memiliki sikap tidak mendukung yaitu sebanyak 76 responden (83.5%).Hal ini menunjukan bahwa sikap tidak mendukung biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo (2003), seseorang yang bersikap baik (positif) biasanya mempunyai pengetahuan yang baik. Sedangkan seseorang yang bersikap tidak baik biasanya mempunyai pengetahuan kurang baik, ini dikarenakan sikap yang salah dalam perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih, factor dari luar yaitu pergaulan bebas tanpa terkendali orang tua yang menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja yang diinginkan.ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.kehamilan yang tidak diinginkan. Dari gambaran diatas bahwa remaja putri bersikap kurang mendukung. Menurut hasil penelitian sebagaian besar responden remaja putri Ngemplak Simongan Kota Semarang mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap abosi Dan remaja yang berpengetahuan kurang tersebut memiliki sikap tidak mendukung.walaupun pengetahuan mereka kurang tentang kehamilan tidak diinginkan tetapi mereka tahu tentang sikap terhadapa borsi.dan mereka mempunyai sikap tidak mendukung terhadap aborsi 2. Analisa bivariat

a. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa ada hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang, didapatkan dari uji Fisher Exact sebesar 9.427 dengan p value sebesar 0,006 maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian menyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Ngemplak Simongan Kota Semarang. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo, (2010) kepercayaan( keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak. Ketiganya membentuk sikap yang utuh yaitu pengetahuan.pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibanding perilaku yang tanpa didasari oleh pengetahuan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Notoadmodjo (2003), seseorang yang bersikap baik (positif) biasanya mempunyai pengetahuan yang baik. Sedangkan seseorang yang bersikap tidak baik biasanya mempunyai pengetahuan kurang baik, ini dikarenakan sikap yang salah dalam perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih, faktor dari luar yaitu pergaulan bebas tanpa terkendali orang tua yang menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja yang diinginkan.ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan. Kehamilan yang diakibatkan pemerkosaan.

Menurut Widyastuti, (2009) Kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi ketika pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengatahuan yang kurang tentang kehamilan tidak diinginkan. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor seperti faktor pendukung, faktor pemungkin dan faktor penguat. Menurut hasil pengamatan peneliti selama penelitian dilaksanakan sebagian besar responden mempunyai latar belakang budaya yang masih berpendapat bahwa pengatahuan tentang kehamilan tidak diinginkan adalah suatu hal yang masih tabu untuk dipelajari. Sehingga sebagian besar remaja putri di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang.hal ini juga mempengaruhi tentang sikap remaja terhadap aborsi.walaupun pengetahuan mereka kurang tentang kehamilan tidak diinginkan tetapi mereka tahu tentang sikap terhadap aborsi. Dan mereka mempunyai sikap tidak mendukung terhadap aborsi.dan sebagian besar remaja yang berpengetahuan kurang dan mempunyai sikap tidak mendukung terhadap aborsi. KESIMPULAN responden Sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 52 (57,1%) Sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak 76 (83,5%) responden.

Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang,dengan p value sebesar 0.006 (P = 0,001 < 0,05). KEPUSTAKAAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta: Jakarta Azwar, S. 2009. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta. BKKBN. 2006. Profil Kesehatan Kota Semarang : BKKBN Dariyo, Agoes. 2004. PsikologiPerkembanganRemaja. Ghalia Indonesia: Bogor. Depkes RI. 2005. Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta Depkes Jakarta I. 2010.Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta Dinkes. 2012. Profil Kesehatan Kota Semarang :Dinkes Fadlun Dan Achmad Feryanto. 2011.Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika: Jakarta. Hidayat, Alimul.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika:Jakarta. Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-ruzz Media: Yogyakarta Irianto, Koes. 2010. Memahami Seksologi. SinarBaru Algensindo: Bandung. Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Salemba Medika: Jakarta. Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta. Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta:Jakarta. Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta:Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Riyanto, A. 2011.MetodologiPenelitianKesehatan. NuhaMedika.: Yogyakarta Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. SagungSeto :Jakarta.

Tukiran.2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Wawan A,Dewi. 2010. Teoridan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika :Yogyakarta. Widyastuti.2009.Kesehatanreproduksi.Fitramaya: Yogyakarta Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta