TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

PENELITIAN DAN NUKLIR ABSTRAK PEKERJA BKTPB 1,27. msv. BEM. merupakan. tahun. ABSTRACTT. for radiation. carried out. on radiation.

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

KAJIAN ASPEK KESELAMATAN DALAM PENANGANAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA BERLEBIH DI PRR

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

KAJIAN DAMPAK PENERAPAN BSS-115 DI FASILITAS RADIOTERAPI DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Dokumen yang Perlu Dipahami 1 Label Peringatan 2 ALARA 2 Dosimeter 3 Risiko Radiasi 3 Prinsip Proteksi Radiasi 5 Aturan Keselamatan Umum 6

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

Bab 2. Nilai Batas Dosis

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI.

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS

Dasar Proteksi Radiasi

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

PEMANTAUAN TERPUSAT KONTINYU PAPARAN RADIASI UDARA AMBIEN KAWASAN NUKLIR SERPONG

KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN.

KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE

Kata kunci: sumber radiasi, material, pascairadiasi

CONTOH FORMULIR PERSETUJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

UJI STATISTIK PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA PADA PEKERJA RADIASI PATIR BATAN PERIODE 2004 s.d 2008

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

KAJIAN KESELAMATAN RADIASI PADA PUSAT TEKNOLOGI BAHAN INDUSTRI NUKLIR BATAN

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

BAB V KETENTUAN KESELAMATAN RADIASI

PEMANTAUAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA SISI OPERASI DAN INTERVENSI HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI KAWASAN NUKLIR SERPONG

ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP Di Unit ICU Rumah Sakit X Tahun 2012

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

MONITORING DOSIS DAN KESEHATAN PEKERJA PPTN SERPONG TAHUN 2006

KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP

FUNGSI PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

KAJIAN PENERIMAAN OOSIS RADlASI EKSTERNA PEKERJA RADlASI PRSG-BATAN SERPONG. Sunarningsih, Mashudi, A.Lilik W, Yosep S.

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

SISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS. Arifin Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

bahwa semakin besar jarak ukur maka dosis serap yang diterima semakin kecil. Kata kunci :Kalibrasi, survei meter, dosis serap, faktor kalibrasi

EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

KAJIAN AWAL SISTEM PROTEKSI RADIASI PLTN

KAJIAN PROTEKSI RADIASI DALAM PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) BERDASARKAN NS-G-2.7

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN.. 01 A. Latar Belakang 01 Tujuan Instruksional Umum. 02 Tujuan Instruksional Khusus 02

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU K3 DAN DOSIS RADIASI PEKERJA DI PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PTRR) BATAN SERPONG

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DI PTNBR

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM FRZR

Transkripsi:

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS Mashudi, Unggul Hartoyo, Suhartono, Sunarningsih Kawasan Puspiptek, Gd 31, Serpong, Tangerang-Selatan Email untuk korespondensi: masdi@ batan.go.id ABSTRAK TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS. Telah dilakukan tinjauan dosis radiasi eksternal terhadap pekerja dalam perbaikan detektor Neutron JKT03 CX821. Pengendalian dosis yang dilakukan berpedoman pada peraturan perundangan rekomendasi ICRP publikasi 60 dan safety series No. 115, IAEA yaitu 20 msv/tahun. Metode tinjauan dosis radiasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : Melakukan pengukuran paparan radiasi pada detektor, menentukan lama waktu bekerja, mengendalikan paparan radiasi dengan memperhitungkan faktor jarak, waktu dan penahan radiasi, menggunakan peralatan pengendalian, alat pengukur dosis perorangan, pakaian kerja serta mematuhi instruksi petugas proteksi radiasi dengan prinsip ALARA selama melakukan perbaikan. Diperoleh hasil penerimaan dosis pekerja radiasi yang tertinggi sebesar 0,2011 msv dalam batas aman di bawah batas yang di ijinkan yaitu sebesar 20 msv/tahun (sesuai dengan peraturn perundang undangan). Kata kunci: Tinjauan, dosis radiasi ABSTRACT REVIEWING OF EXTERNAL RADIATION DOSE ON WORKERS OF IMPROVEMENT OF NEUTRON DETECTOR JKT03 CX821 at RSG-GAS. Reviewing of external radiation dose on workers of improvement of neutron detector JKT03 CX821 at RSG-GAS has been done. Controlling of dose has been done due to regulation recomended by ICRP publication 60 and safety series NO.115, IAEA which is 20 msv/ year. Reviuwing of radiation dose has been done through same steps as : measuring of radiation exposure on detector, determining duration of work, Controlling radiation exposure by calculating distance factor, duration and radiation shielding, using controlling devices, individual dose meter, uniforms and following regulations to instructions radiation protection officers based on ALARA principles during improvement is carried out. The highest dose received by radiation worker is 0,2011 msv, it is far from the allowed dose which is 20 msv/year ( means that is fulfiells the regulation). Keyword: Reviewing, dose of radiasi. PENDAHULUAN Pada suatu instalasi nuklir seperti reaktor G.A Siwabessy pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi adalah suatu hal yang mutlak dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi agar tidak menerima dosis radiasi yang berlebih. Radiasi yang ditimbulkan akibat adanya reaksi pembelahan inti uranium (reaksi berantai yang berkesinambungan) di dalam reaktor dan aktivasi neutron dengan peralatan dan bahan yang berada di dalam kolam reaktor maupun di fasilitas iradiasi. Salah satu peralatan yang terpasang di kolam raktor adalah detektor JKT03 CX821 digunakan untuk mengukur fluk neutron yang dibutuhkan dalam pengoperasian reaktor, sehingga detektor JKT mengalami aktivasi dengan neutron yang mengakibatkan timbulnya radiasi permanen pada detektor tersebut. Pengoperasian detektor secara terus menerus mengakibatkan beberapa detektor mengalami kerusakan. Untuk memenuhi kebutuhan di dalam pengoperasian reaktor, detektor JKT sangat dibutuhkan sehingga untuk memenuhi hal tersebut, detektor yang rusak perlu dilakukan perbaikan. 272

Karena detektor JKT03 CX821 yang rusak telah menjadi sumber radiasi permanen selama proses perbaikan diperlukan pengendalian radiasi bagi pekerja yang akan melakukan perbaikan, agar penerimaan dosis radiasi bagi pekerja radiasi terkendali. Metode yang dilakukan dengan cara sebagai berikut - Mengukur paparan radiasi pada detektor JKT03 CX821 - Menentukan lama waktu bekerja - Memberikan shielding Pb - Menggunakan Apron - Menggunaan Peralatan Pengendalian dan pakaian kerja - Mematuhi nstruksi dengan prinsip ALARA ( As Low As Reasonably Archievable) Dalam tulisan ini akan diuraikan teknis tinjauan dosis radiasi eksternal terhadap pekerja dalam kegiatan melakukan perbaikan detektor JKT03 CX821 sehingga selama melakukan perbaikan pekerja radiasi tidak menerima dosis radiasi yang berlebih. Deskripsi Pekerja radiasi di dalam gedung reaktor RSG- GAS dimungkinkan terkena paparan radiasi akibat dari pengoperasian reaktor, perbaikan (perawatan) peralatan yang telah menjadi sumber radiasi. Sumber radiasi dapat berupa radiasi gamma, beta dan alpa serta neutron. Pemantauan paparan radiasi diperlukan untuk mengendalikan penerimaan dosis pekerja radiasi, kontaminasi dan masuknya bahan radioaktif ke dalam tubuh (interna) agar pekerja radiasi yang melakukan kegiatan di dalam gedung reaktor tidak menerima dosis radiasi yang berlebih. Metode yang dilakukan dalam perbaikan detektor JKT03 CX 821, mengukur untuk mengetahui besar paparan dengan menggunakan alat monitor radiasi gamma RADIAGEM dengan posisi seperti pada gambar lampiran 1.a, sehingga dari data paparan dapat dihitung waktu lama bekerja, peralatan yang digunakan untuk mengukur paparan radiasi detektor JKT03 CX 821 dan alat mengukur dosis, TLD cincin dapat dilihat pada lampiran 2, Dalam melakukan perbaikan detektor sebelum membuka tutup bagian atas detektor, detektor JKT03 CX821 ditempatkan dalam shielding dengan posisi detektor vertikal, seperti pada gambar lampiran 1.c. dan ditempatkan dalam shielding seperti pada gambar lampiran 3, Perbaikan di lakukan dengan mendistribusikan pekerjaan perbaikan kepada sejumlah pekerja radiasi, sehingga dapat meminimalisir waktu melakukan kegitan perbaika, Dalam melakukan perbaikan detektor memakai pakaian kerja seperti apron, sarung tangan dll, seperti terlihat dalam lampiran 4, Dengan mengikuti alur pengendalian radiasi seperti di atas, maka pekerja radiasi yang melakukan perbaikan akan menerima dosis lebih kecil dari hasil perhitungan pada tabel 3.[1] Untuk tercapainya pengendalian radiasi terhadap pekerja dilakukan tiga faktor pengendalian yaitu: Faktor Jarak Faktor jarak Faktor waktu Faktor penahan radiasi Di dalam perhitungan faktor jarak ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan antara lain paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber radiasi, maka laju paparan radiasi pada jarak r dari sumber ini berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Untuk mengatasi penerimaan dosis radiasi dalam pekerjaan, maka harus diusahakan berada pada jarak yang sejauh mungkin. Apabila tidak diperlukan maka janganlah berada dekat sumber radiasi. Faktor Waktu Didalam perhitungan faktor waktu ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan antara paparan radiasi berkurang dengan bertambah cepatnya waktu yang dipergunakan untuk berada dekat dengan sumber radiasi. Untuk mengatasi penerimaan dosis radiasi dalam pekerjaan, maka harus diusahakan berada pada waktu yang sesingkat-singkatnya. Apabila tidak diperlukan maka janganlah berada dekat sumber radiasi. Dosis radiasi yang diterima pada waktu t dapat dihitung dengan rumus D = d x t, dalam satuan Sv [2] dimana: D = Dosis total, dalam satuan Sv d t = Laju dosis, dalam satuan Sv/h = Waktu penyinaran, dalam satuan jam Faktor Penahan Radiasi Laju dosis dapat dikurangi dengan memasang penahan radiasi diantara sumber radiasi dengan pekerja radiasi. Dengan cara ini maka pekerja radiasi dapat bekerja pada jarak yang tidak terlalu jauh dari sumber radiasi dengan dosis yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Tebal dan jenis bahan penahan yang diperlukan bergantung pada jenis dan energi radiasi, aktivitas sumber, dan laju dosis yang diinginkan setelah radiasi menembus penahan. Tabel 1. Adalah NBD menurut rekomendasi IAEA yaitu NBD 20 msv/tahun di gunakan disebagian oleh anggota IAEA. BATAN sampai saat ini masih menggunakan NBD 50 msv/tahun 273

karena BATAN masih mengacu pada SK.BAPETEN No. 01/SK/BAPETEN/V-99 [3] Tabel 1. Nilai Batas Dosis Pekerja Radiasi berdasar IAEA No Batas dosis NBD (msv/tahun) Dewasa 1 Seluruh tubuh 20 2. Lensa mata 150 3. Tangan, lengan, kaki dan tungkai 500 4. Kulit 500 5. Setiap organ atau jaringan 500 Batasan khusus 1. Wanita hamil 13 2. Magang dan Siswa diatas 18 tahun (siswa antara 16-18 tahun) 3. Masyarakat umum Detektor JKT03 CX821 6 1 Keterang an Pada abdomen selama 3 bulan sama dengan pekerja radiasi Detektor JKT03 CX821 adalah detektor untuk mengukur fluk neutron kepentingan pengoperasian RSG-GAS, yang terinstal tetap di dalam kolam reaktor. Selama pengopersaian reaktor detektor tersebut akan mengalami aktivasi dengan neutron yang mengakibatkan detektor tersebut akan teraktivasi dan menjadi sumber radiasi permanen. METODOLOGI Tata Kerja tinjauan dosis radiasi eksternal terhadap pekerja dalam kegiatan perbaikan detektor JKT03 CX821 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pengukuran paparan radiasi pada detektor JKT03 CX821 2. Mempersiapkan shielding, menghitung lama waktu bekerja dan jarak 3. Peralatan pengendalian dan pakaian kerja 4. Mematuhi Instruksi dengan prinsip ALARA ( As low As Reasonably Archievable) Pengukuran Paparan Radiasi JKT03 CX821 pada detektor Pengukuran paparan radiasi pada perbaikan detektor neutron JKT03 CX821 menggunakan alat ukur RADIAGEM dan untuk mengetahui dosis yang diterima secara langsung untuk pekerja menggunakan pendosimeter TERRA. Mempersiapkan shielding, menghitung lama waktu bekerja dan jarak Dalam melakukan perbaikan, detektor JKT03 CX821 diletakkan dalam shielding Pb yang telah disiapkan setelah itu dilakukan perhitungan untuk menentukan lama waktu bekerja dan juga memperlebar jarak dari sumber. Peralatan dan pakaian kerja Peralatan dan pakaian kerja pekerja radiasi dalam melakukan perbaikan adalah sebagai berikut: - Menggunakan shielding - Menggunakan TLD cincin - Pakaian keselamatan antara lain sarung tangan, masker, apron, kacamata - Alat ukur radiasi, pendosimeter digital - Dekontaminasi peralatan yang digunakan Instruksi dengan prinsip ALARA ( As low As Reasonably Archievable) Pengendalian radiasi yang dilakukan selama perbaikan detektor JKT03 CX821 dengan prinsip ALARA adalah sebagai berikut : - Petugas Proteksi Radiasi (PPR) melakukan pemantauan selama kegiatan perbaikan berlangsung. - Pengendali radiasi mengintruksikan dengan prinsip ALARA yaitu seluruh kegiatan perbaikan, pekerja radiasi yang melakukan perbaikan dengan mempersingkat waktu dalam melakukan perbaikan, memperlebar jarak dari sumber dan menggunakan shilding agar dosis radiasi yang diterima serendah mungkin. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengukuran paparan radiasi pada detektor JKT 03 CX 821. 274

paparan (mr/h) SEMINAR NASIONAL IX Pengukuran dilakukan pada bagian ujung depan, tengah dan ujung belakang detektor, pengukuran dilakukan tanpa shielding. Grafik paparan dan waktu bekerja Data hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data pengukuran paparan radiasi detektor JKT 03 CX821 Jarak (cm) A B C 10 8,62 2,46 1,84 20 2,12 0,58 0,42 30 0,94 0,25 0,18 50 0,32 0,08 0,07 80 0,11 0,03 0,02 100 0,07 0,02 0,01 2. Perhitungn waktu bekerja (waktu melakukan perbaikan) Dari data pada tabel 2 dihitung lamanya waktu bekerja yang disajikan dalam tabel 3 dan grafik 1. No A B C Tabel 3 Waktu bekerja (waktu melakukan perbaikan) Jarak (cm) Paparan radiasi Paparan radiasi (mr/h) Waktu bekerja (menit) 1 10 8,62 862 1.40 2 20 2,12 212 5.66 3 30 0,94 94 12.80 4 50 0,32 32 37.50 5 80 0,11 11 109.09 Grafik 1. Paparan radiasi dan lama waktu bekeja 3. Perhitungan dosis pekerja. Hasil perhitungan dosis pekerja berdasarkan data pada tabel 2, hasil perhitungan dosis disajikan pada tabel 4. No 1 2 3 4 5 6 paparan 862 212 94 32 11 7 waktu 1,4 5,6612,837,5109 171 Tabel 4. Dosis yang diterima pekerja Jarak (cm) Doserate Waktu bekerja (menit) Dosis (mrem ) Dosis msv 1 10 8,62 1,40 20,11 0,2011 2 20 2,12 5,66 19.99, 0,1999 3 30 0,94 12,8 20,05 0,2005 4 50 0,32 37,5 20,00 0,2000 5 80 0,11 109,09 19,99 0,1999 6 100 0,07 171,42 19,99 0,1999 Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya dosis tertinggi sebesar 0,2011 msv sedangkan dari hasil pembacaan TLD cincin dosis tertinggi adalah sebesar 0,62 msv. Terdapat perbedaan hasil perhitungan dan hasil bacaan TLD cincin, karena pada perhitungan ada unsur waktu dalam melakukan perbaikan, sedangkan pembacaan TLD cincim dilaksanakan tiap 3 ( tiga ) bulan yang kemungkinan sebelum dilakukan pembacaan TLD cincin pekerja radiasi menerima dosis radiasi dari pekerjaan lain. 6 100 0,07 7 171.42 275

KESIMPULAN Dari hasil kegiatan perbaikan detektor JKT03 CX821 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Besarnya dosis yang diterima oleh pekerja dalam satu hari adalah 0,2011 msv. 2. Perbaikan selesai dilakukan selama 5 hari kerja sehingga dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi dalam melakukan perbaikan detektor JKT03 CX821 adalah 1,005 msv. Terhadap pengukuran flux neutron, alat sudah terkalibrasi oleh pembuat dan juga dilakukan kalibrasi pengukuran CT dan CF (Control temperature, Control Flow). DAFTAR PUSTAKA 1. PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, (2007). 2. SK. BAPETEN No: 01/SK/BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, Jakarta, (1999). 3. IAEA, 1996, Safety Series No. 115, International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources, Vienna. 4. Recommendation of the International Comission on Radiological Protection, 1991, Publication 60, Annal of the ICRP vol. 21 No. 1 3, Peryamon Press, Oxford. TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Mengapa detector ini tidak diganti dengan yang baru saja? (Yadi Yunus) 2. Berapa usia detector saat dilakukan perbaikan? Apakah ada pengaruh terhadap performansi detector neutron (kehandalan)? (Sukarman) 3. Detektor JKT03 CX821 yang digunakan untuk mengukur flux neutron teraktivasi. Berapa besar pengaruhnya terhadap hasil pengukuran neutron? Apakah alat itu dikalibrasi? Berapa tahun dikalibrasi? (Husnil Sofyan) Jawaban 1. Harganya mahal, diupayakan untuk diperbaiki dengan tujuan efisiensi. 2. Usia saat dilakukan perbaikan adalah 2 tahun. Jika diperbaiki berhasil maka tidak ada pengaruh performan (kehandalannya). 3. Detektor JKT03 CX821 adalah detector untuk mengukur daya reactor pada daya tinggi > 1 MWatt, detector tersebut bekerja 50 % dari daya optimum. Jika daya optimal 30 MWatt menjadi 15 MWatt. Jadi tidak ada pengaruhnya. 276

Lampiran 1. Gambar detektor JKT03 CX821 Gambar 1a Gambar 1b Gambar 1c Gambar1d 277

Lampiran 2. Gambar peralatan monitor radiasi. 278

Lampiran 3. Shielding perbaikan detektor JKT03 CX821 Tampak Atas Kaca Pb tebal 1 cm Pb tebal 0,9 cm Tampak Samping Kaca Pb tebal 1 cm Detektor Dudukan detektor Pb breck lead tebal 5 cm 279

Lampiran 4. Gambar pakaian perlengkapan kerja 280