HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ISPA PADA BAYI DI PUSKESMAS KECAMATAN SEGEDONG.

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN ISPA PADA BAYI USIA 0-12BULAN DI PUSKESMAS PANDAAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

SUMMARY ABSTRAK BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan

Castanea Cintya Dewi. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

PENELITIAN GAMBARAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI PADA BALITA YANG MENGALAMI GIZI KURANG

PREVALENSI DAN POLA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI TIGA KELURAHAN KECAMATAN MEDAN BARU, KOTA MEDAN, 2005

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

PENGARUH PEER EDUCATION TENTANG ISPA TERHADAP KEMAMPUAN IBU DALAM PERAWATAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

GAMBARAN PRAKTIK/KEBIASAAN KELUARGA TERKAIT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS SIGALUH 2 BANJARNEGARA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT KERING BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMILIHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN DENGAN KECUKUPAN GIZI BALITA DI KELURAHAN DWIKORA HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA. Fithria

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

PENELITIAN PENGETAHUAN PEKERJA GILING BATU TENTANG ISPA Di Dusun Kajar Desa Krowe Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan. Oleh : YUSIANI NIM:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI USIA 6-9 BULAN DI KELURAHAN SOROSUTAN KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

ANALISIS SPASIAL KASUS ISPA AKIBAT KABUT ASAP DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bulawa terletak di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa. Puskesmas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BIDAN DESA DENGAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2011

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ISPA PADA BAYI DI PUSKESMAS KECAMATAN SEGEDONG. Dwi Yani Bidaya* Titan Ligita, S.Kp. MN** Meta Trissya, S. Kep.Ns*** Abstrak: Infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) merupakan salah satu penyebab kesakitan utama pada balita di negara berkembang. Di Kalimantan Barat tahun 2012 tercatat 1.148 bayi menderita ISPA dan 22 bayi yang menderita pnemonia berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan ISPA pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu ibu yang memiliki bayi 1 bulan hingga 2 tahun yang datang ke Puskesmas Kecamatan Segedong, yaitu sebanyak 95 orang. Sampel 76 orang diambil dengan teknik non probability sampling dengan rancangan sampling aksidental. Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang disebar ke reponden. Analisa data di lakukan dengan perangkat lunak atau software analysis. Hasil penelitian menunjukan dari 76 responden, 45 orang (59,21%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 19 orang (25%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 12 orang (15,79%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Perilaku ibu, 64 orang (84,21%) melakukan pencegahan dan 12 orang ( 15,79%) tidak melakukan pencegahan. Hasil uji statistik Chi Square menunjukan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan ISPA pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong dengan (p value = 0,00). Jadi dapat disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan ISPA pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong. Sehingga perluk dilakukan tindakan pencegahan ISPA pada balita dengan cara meningkatkan pengetahuan ibu dan menjaga kondisi lingkungan balita baik lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah. Kata Kunci : ISPA, Pengetahuan, Perilaku RELATIONSHIP WITH THE KNOWLEDGE LEVEL INFANT BEHAVIOR IN PREVENTION ARI HEALTH DISTRICT SEGEDONG. Abstract Acute respiratory infections (ARI) is one of the major causes of morbidity in children under five in developing countries, such as West Kalimantan in 2012, the data recorded 1,148 infants suffering from acute respiratory infection and 22 infants with severe pneumonia. This study aims to determine the relationship between the level of mother's knowledge and acute respiratory infections preventive behaviors in infants in sub-district health centers Segedong. The study was a descriptive cross sectional design. The population was all mothers who had one month to two years old baby and who came to the district health center Segedong. Seventy six samples were taken with a non-probability sampling technique such as accidental sampling design. The questionnaires were distributed to respondents in obtaining primary data. Data analysis was carried out by using software analysis. The results showed that from seventy six respondents, forty five mothers (59.21%) had good knowledge, nineteen mothers (25%) hade a sufficient level of knowledge and twelve people (15.79%) have less knowledge. It can be seen from the result that sixty four respondents ( 84,21% ) had attitudes to prevent ARI while twelve ( 15,79 % ) respondents did not. Chi Square statistical test results showed no correlation beetwen the level of knowledge mother's behavior in the prevention of respiratory infection in infants with Segedong District Health Clinics (p value = 0,00). It can be concluded that there is a relationship between the 1

mother's level of knowledge and the attitudes of mother in preventing of acute respiratory infection at Segedong District Health Clinics. There is a necessary in prevention of acute respiratory infection in infants by increasing knowledge of the mother and maintaining good environmental conditions at either home or outside the house. Keywords : ARI, Knowledge, Behavior LATAR BELAKANG Penyakit Infeksi adalah penyakit yang paling banyak ditemukan pada anak-anak dan paling sering menjadi satu-satunya alasan untuk datang ke doktek untuk menjalani perawatan inap maupun rawat jalan. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat, yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak umur di bawah 5 tahun (22, 30%). Infeksi saluran pernafasan akut menempati urutan pertama 10 penyakit rawat jalan di rumah sakit tahun 2010 dan menempati urutan 9 dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2010. Hal ini diduga karena penyakit ini termasuk penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai ( Kemenkes RI, 2012 ). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme `dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2005 ). Di Indonesia kasus Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab 32,1% kematian bayi pada tahun 2009, serta penyebab 18,2% kematian pada balita pada tahun 2010 dan 38,8% tahun 2011. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Berdasarkan data dari P2 program ISPA tahun 2009 cakupan penderita ISPA melampaui target 13,4%, hasil yang di peroleh 18.749 kasus sementara target yang ditetapkan hanya 16.534 kasus. Survey moralitas yang dilakukan di subdit ISPA tahun 2010 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita ( Kemenkes RI, 2012). Di Puskesmas Kecamatan Segedong Kabupaten Pontianak, terdapat 1028 orang pada tahun 2011 dan 1350 0rang pada tahun 2012 dan 10 % dari penderita tersebut adalah anak-anak dan bayi. Dari data tersebut di temukan bahwa jumlah penderita penyakit ispa pada bayi masih banyak dan perlu penanganan yang serius untuk mencegah jumlah penderita agar tidak meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan ispa pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong. METODE PENELITIAN Penelitian ini di lakukan dengan metode deskriptif korelasi melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel di lakukan secara non probability sampling dengan rancangan sampling aksidental dengan sampel berjumlah 76 orang. Kriteria sampel adalah ibu ibu yang memiliki bayi 1 bulan hingga 2 tahun yang datang ke Puskesmas Kecamatan Segedong. Variabel independen adalah pengetahuan dan variabel dependen adalah perilaku pencegahan ISPA. Instrumen penelitian ini menggunakan 2 jenis kuesioner, yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner

perilaku. Uji validitas dan reliabelitas dilakukan pada 20 responden. Uji validitas menggunakan Corrected Item - Total Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Conbcach dengan keseluruhan instrumen bernilai 0,7 yang berarti reliabel. Pengambilan data dilakukan kepada ibu ibu yang datang ke Puskesmas Kecamatan Segedong yang memiliki bayi 1 bulan hingga 2 tahun. Etika penelitian menggunakan prinsip yang menghormati harkat martabat responden dimana responden memperoleh penjelasan tentang penelitian dan tiap responden mengisi informed consent atas kesediaan untuk terlibat dalam penelitian. Penelitian ini juga menjunjung prinsip kerahasiaan identitas dan data responden serta kemanfaatan bagi responden. Peneliti tidak mencantumkan nama responden melainkan hanya menggunakan kode. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Gambaran karakteristik penelitian berdasarkan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, keluhan ibu, suku ibu, pengetahuan ibu, dan perilaku ibu. Karakteristik N Persentase (%) Pendidikan Ibu SD 32 42,10% SMP 28 36,84% SMA 14 18,42% DIPLOMA 1 1,32% SARJANA 1 1,32% Pekerjaan Ibu Bekerja 14 18,40% Tidak Bekerja 62 81,60% Jumlah Anak 1 33 43,40% 2 27 35,50% 3 10 13,20% > 3 6 7,90% Alasan ke Puskesmas Demam 18 23,68% ISPA 16 21,06% Diare 4 5,26% Imunisasi 38 50% Suku Ibu Melayu 35 46,05% Bugis 29 38,16% Madura 6 7,89% Dayak 4 5,26% Cina 1 1,32%

Jawa 1 1,32% pengetahuan ibu Baik 45 59,21% Cukup 19 25% Kurang 12 15,79% Perilaku Ibu Melakukan 64 84,21% Tidak Melakukan 12 15,79% Gambaran karakteristik penelitian yang terdiri dari pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, keluhan ibu, suku ibu, pengetahuan ibu, dan perilaku ibu di peroleh bahwa pendidikan SMP lebih banyak, pekerjaan ibu yang lebih banyak tidak bekerja, jumlah anak ibu yang lebih banyak adalah satu, alasan datang ke Puskesmas yang banyak imunisasi, suku terbanyak melayu, pengetahuan yang lebih banyak baik dan perilaku banyak yang melakukan pencegahan Tabel 2 Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan ISPA pada bayi di Puskesmas kecamatan Segedong ( n = 76 ) Pengetahuan Responden Tidak Melakukan Perilaku Melakukan Total P value X² n % n % n % Kurang 12 100 0 0 12 100 Cukup 0 0 19 100 19 100 Baik 0 0 45 100 45 100 Total 12 15,79 64 84,21 76 100 ( p = 0,000 ) 0,00 76,00 Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan ISPA pada bayi (p < 0,005). Uji korelasi chi square di gunakan untuk mengetahui hubungan masing masing variabel independen dengan variabel dependen. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, di ketahuai bahwa pada ibu ibu yang datang ke Puskesmas Kecamatan Segedong yang memiliki bayi 1 bulan hingga 2 tahun di dapat bahwa proporsi ibu yang memiliki pendidikan SD sebanyak 42,10%, pendidikan SMP 36,84%, pendidkan SMA 18,42%, D-1 (Diploma) 1,32% dan S-1 (Sarjana) 1,32%. Dari status pendidikan ibu ibu yang datang ke Puskesmas dapat di kelompokan bahwa yang memiliki pendidikan rendah yang terdiri dari SD sebesar 42,10%, pendidikan cukup

SMP sebesar 36,84% dan yang memiliki pendidikan tinggi yang terdiri dari SMA, D- 1, dan S-1 sebesar 21,06%. Penelitian lain yang di lakukan Huriah dan Lestari di Dusun Lemah Dadi Kasih Bantul Yokyakarta Tahun 2008, di ketahui bahwa tingkat pendidikan Ibu menunjukan bahwa persentase jumlah ibu yang memiliki tingkat pendidikan termasuk rendah, dari 36 sampel penelitian diketahui ibu yang menempuh pendidikan hinggal SMP sebanyak 41,7% lebih banyak dari ibu yang memiliki tingkat pendidikan SMA maupun Sarjana ( Hurainah Dan Lestari, 2008 ). Hal ini sejalan dengan Penelitian di Puskesmas Kecamatan Segedong, hanya yang berbeda dalam penelitian di Puskesmas Kecamatan Segedong rata rata pendidikan terendah adalah SD sedangkan di Lemah Dadi Kasih Bantul Yokyakarta pendidikan terendah adalah SMP Hasil analisis univariat menunjukan bahwa bahwa proporsi ibu yang memiliki pekerjaan 18,4% lebih rendah di banding dengan proporsi ibu yang tidak memiliki pekerjaan 81,6%. Penelitian lain yang di lakukan Sulistyoningsih dan Rustandi (2010) di wilayah kerja Puskesmas DPT Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 di ketahui, proporsi ibu yang memiliki sosial ekonomi kurang 82,9% lebih tinggi dibanding dengan proporsi ibu dengan sosial ekonomi cukup 34,1% (Sulistyoningsi dan Rustandi, 2010 ). Salah satu penyebab utama masalah kesehatan anak di indonesia adalah keadaan sosial ekonomi atau budaya masyarakat yang kurang memadai. Kondisi ekonomi keluarga sangat berpengaruhi pada kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi, mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai juga menciptakan kondisi lingkungan rumah yang sehat. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa proporsi ibu yang memiliki 1 anak sebanyak 43,4% lebih banyak dari proporsi ibu yang memiliki 2 anak 35,5%, proporsi ibu yang memiliki 3 anak 13,2% dan proporsi ibu yang memiliki anak lebih dari 3 anak, sedikit sebesar 7,9%. Dari beberapa penelitian yang telah di lakukan, tidak ada yang membahas tentang jumlah bayi atau anak yang di miliki ibu yang menjadi responden penelitian. Beberapa penelitian hanya menjelaskan tentang distribusi bayi berdasarkan jenis kelamin, salah satunya adalah Wati ( 2005 ), Jumlah Bayi laki laki dalam penelitian sebanyak 50,8% sedangkan bayi perempuan 49,2% yang di jadikan sampel penelitian. Informasi mengenai jumlah anak perlu di ketahui, karena jumlah anak dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam menangani permasalahan penyakit pada anak. Berdasarkan hasil penelitian, di ketahui bahwa proporsi ibu yang membawa anaknya dengan keluhan paling banyak adalah untuk imunisasi sebanyak 50%, lebih banyak dari proporsi ibu yang membawa anaknya dengan keluhan demam sebanyak 23,68%, ISPA sebanyak 21,06% dan diare sebanyak 5,26 %. Penelitian lain yang di lakukan oleh Wardhani dkk di Kelurahan Cidadas Kota Bandung Tahun 2010, di ketahui bahwa dari 100 orang ibu ibu yang memiliki anak balita yang berada di Kelurahan Cicadas Kota Bandung, di ketahui bahwa 71% bayi menderita ISPA lebih tinggi dari anak balita yang tidak menderita ISPA sebanyak 29%.bayi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian di Puskesmas Kecamatan Segedong bahwa penderita ISPA hanya 21,06% bayi ( Wardhani dkk, 2010 ). Berdasarkan hasil penelitian, di ketahui bahwa proporsi ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak 59,21% di banding proporsi ibu yang pengetahuan cukup sebesar 25% dan proporsi ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 15,79%. Jawaban responden terhadap

kuesioner menunjukan bahwa sebagian besar responden mengetahui pengertian ISPA, penyebab ISPA, tanda dan gejala serta pencegahan yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya ISPA. Penelitian lain yang di lakukan oleh Murhayati ( 2010 ), diketahui dari 94 responden penelitian, 51,1% memiliki pengetahuan baik dan 48,9% berpengetahuan cukup atau kurang. Pada penelitian ini pendidikan terakhir mereka adalah SMP, pengetahuan yang mereka miliki tinggi dan sikap perawatannya juga baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan di Puskesmas Kecamatan Segedong, pengetahuan yang di miliki responden terbanyak termasuk dalam katagori baik, meskipun pendidikan yang mereka miliki tergolong rendah. Berdasarkan hasil penelitian, di ketahui bahwa proporsi ibu yang tidak melakukan pencegahan ispa lebih sedikit 15,79% dibandingkan dengan proporsi ibu yang melakukan pencegahan 84,21%. Berdasarkan penelitian Oktaviani dkk di Kelurahan Cambai Kota Prabumulia Tahun 2010, Proporsi keluarga yang memiliki perilaku baik 56,1% lebih besar dari proporsi keluarga yang memiliki perilaku yang tidak baik 43,9%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Segedong. Berdasarkan Uji statistik Chi Square menunjukan signifikan p value = 0,000 (p < 0,05), maka Ho di tolak (Ha diterima) artinya terdapat hubungan antara pengetahuan ibu terhadap perilaku pencegahan ISPA pada bayi di puskesmas kecamatan Segedong. Dari seluruh item pertanyaan pengetahuan 0 % dari 12 responden berpengetahuan kurang dapat menjawab dengan benar dan 100 % dari 19 responden yang berpengetahuan cukup dapat menjawab dengan benar, sedangkan 100 % dari 45 responden yang berpengetahuan baik dapat menjawab dengan benar. Dari penelitian yang di lakukan di Puskesmas Kecamatan Segedong dan beberapa penelitian yang telah di lakukan, peneliti berasumsi bahwa kejadian ISPA di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : pengetahuan, dan perilaku orang tua. Terlepas dari faktor pengetahuan dan perilaku, kondisi lingkungan (baik lingkungan di luar rumah maupun di dalam rumah) juga mempengaruhi terjadinya ISPA. Di mana kondisi lingkungan Kecamatan Segedong, masyarakatnya masih membakar lahan untuk persawahan, menggunakan kayu bakar saat memasak di rumah, penggunaan obat nyamuk bakar dalam rumah, serta banyaknya perusahanan kelapa kopra yang asap pembakarannya mencemari lingkungan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran pernafasan akut. Maka dari itu perlu di lakukan penelitian lebih lanjut menganai faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian ISPA di Puskesmas kecamatan Segedong. Sehingga dapat di lakukan pencegahan untuk menghindari kejadian ISPA pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong. KESIMPULAN Hasil penelitian diperoleh gambaran pendidikan ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong, yang memiliki pendidikan terakhir lebih besar adalah SD sebanyak 42,10%. Gambaran status pekerjaan ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong yaitu tidak bekerja sebanyak 81,6%. Gambaran status jumlah anak ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong yang lebih banyak adalah ibu yang memiliki anak satu sebanyak 43,4%. Gambaran status keluhan ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong, yang banyak adalah demam sebesar 23,68%. Gambaran suku ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong yang banyak adalah melayu

sebesar 46,05%. Gambaran pengetahuan ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong yang banyak adalah dengan pengetahuan baik sebesar 59,21%. Gambaran perilaku ibu yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Segedong yang banyak adalah melakukan pencegahan sebesar 84,21%. Dan Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap perilaku pencegahan ISPA pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong dengan nilai p value 0,00. * Mahasiswa Prodi Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak. ** Staf Akademik Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak. *** Perawat Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. KEPUSTAKAAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan, Depkes RI, Jakarta. Huriah, T. Dan Lestari, R., 2008, Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang infeksi saluran pernafasan atas ( ISPA ) terhadap kemampuan ibu dalam perawatan ISPA pada balita di dusun lemahdadi kasihan bantul yokyakarta.lecturer at community nursing, schoolbof nursing muhammadiyah universitas of yokyakarta. Sulistyoningsih, H. dan Rustandi, R., 2010, Faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas dpt jamanis kebupaten tasik malaya tahun 2010. Prosiding seminar nasional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, profil data kesehatan indonesia, Depkes RI, Jakarta. Murharyati, A., 2010, Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan praktik cara perawatan balita yang menderita ISPA nono pneumonia di wilayah kerja puskesmas mojolaban I kabupaten sukoharjo. Jurnal kesmadeska, Vol.1 no 1. Oktaviani, D, Fajar, N.A dan Purba, G.I., 2010. Hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA pada balita di kelurahan cambai kota prabumulih. Jurnal Pembangunan Manusia, Vol. 4 no 12. Wardhani, E, Dkk., 2010, Hubungan faktor lingkungan, sosial ekonomi, dan pengetahuan ibu dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) pada balita di kelurahan cicadas kota bandung. Prosiding, Seminar nasional dan teknologi III universitas lampung. Wati, E.K., 2005, Hubungan episode infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA) dengan pertumbuhan bayi umur 3 sampai 6 bulan. Tensis, Universitas diponogoro semarang.