BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan Zoon Politicon

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Berpikir Kritis. Poerwadarminta (dalam Ekawati Juliani & Nuryanti, 2005) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Skripsi

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi dalam kehidupan setiap manusia. Inti dari pendidikan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

PEDOMAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN INDONESIA TELKOM MUQADDIMAH

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

Bab II Pengembangan Area Emosional

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lulusan dalam bidang matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Sulthan Syarif Qasim melalui seminar Cendekiawan Muslim (1985), Seminar

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. direnungkan, dan dijadikan sebagai dasar hukum. Al-Qur an juga. yang dikehendaki oleh Allah SWT dalam menurunkannya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan pengetahuannya. Kedua hal tersebut berperan penting dalam. mampu bersaing dengan lingkungan baru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuat manusia terus berpikir di dalam hidupnya. Kemampuan berpikir ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Siti Solihah, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah scaffolding memang tidak terlalu asing akhir-akhir ini. Hammond

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN LAMANYA BERORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DI KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan Zoon Politicon (makhluk yang hidup berkelompok). Hal itu mengandung makna bahwa manusia senantiasa menginginkan hubungan-hubungan dengan orang lain. Herbert G. Hicks menyajikan sejumlah alasan mengapa manusia menciptakan organisasiorganisasi (Winardi, 2009). Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan ( Umam, 2010). Anggota dalam organisasi terdiri dari beberapa individu dan memiliki karakter yang berbeda. Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap anggota maka disusun suatu struktur organisasi, di mana dalam struktur tersebut akan terlihat jelas pola hubungan antara pemimpin dengan bidang atau departemen yang ada dibawahnya. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui tugas dari masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya dalam organisasi tersebut. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota suatu organisasi tidak lepas dari adanya kemampuan berpikir. Bagi anggota yang memiliki kecenderungan pemikiran yang kritis akan dapat memahami suatu permasalahan dengan mudah. Bagi anggota yang tidak memiliki kecenderungan

2 berpikir yang kritis maka akan susah untuk memahami suatu permasalahan dengan cepat. Menurut Sarwono (1982) Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis. Seperti, jika manusia makan berarti bukan berpikir. Tetapi jika manusia membayangkan mengenai suatu makanan yang tidak ada, maka manusia menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir. Firman Allah swt tentang keutamaan berpikir dapat di lihat pada ayat Alquran, antara lain Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (Qs al-rum [30]:8). Santrock ( 2009) juga menjelaskan bahwa berpikir melibatkan kegiatan memanipulasi dan mentransformasi informasi dalam memori. Kita berpikir untuk membentuk konsep, menalar, berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir secara kreatif, dan memecahkan masalah. Kemampuan berpikir merupakan salah satu modal yang harus dimiliki mahasiswa sebagai bekal dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh kemampuan berpikirnya, terutama dalam memecahkan masalah masalah kehidupan yang dihadapinya (Ibrahim dalam Dwijananti & Yulianti, 2010).

3 Selain itu, kemampuan berpikir juga sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu agar siswa mampu memecahkan masalah taraf tingkat tinggi (Nasution dalam Dwijananti & Yulianti, 2010). Mahasiswa harus peka terhadap lingkungan sekitarnya terutama lingkungan kampus. Berbagai kebijakankebijakan kampus terkadang kurang tepat dan cenderung memberatkan serta pelayanan yang kurang baik terhadap mahasiswa. Anggota organisasi yang kritis akan menyikapi hal ini dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari kebijakan serta pelayanan dengan mengajukan bukti-bukti yang dapat menguatkan gagasan mereka. Wade & Tavris (2007) Berpikir kritis merupakan kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap sejumlah pernyataan dan membuat keputusan objektif berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang sehat dan fakta-fakta yang mendukung, bukan berdasarkan pada emosi dan anekdot. Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2008 ), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Menurut Harsanto (dalam Ekawati, Juliani & Nuryanti, 2005) berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis. Pikiran harus terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Indikatornya ialah: a) memberi alasan atas pilihan keputusan yang diambilnya, b) menjawab pertanyaan mengapa keputusan seperti itu diambil, c) terbuka terhadap perbedaan keputusan dan pendapat orang lain, serta d) sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain memiliki pendapat dan keputusan yang berbeda.

4 Salah satu hal penting yang akan dipelajari di perguruan tinggi adalah berpikir kritis. Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang telah diketahui. Meskipun mahasiswa tidak mengetahui semuanya, mahasiswa dapat belajar untuk bertanya secara efektif dan mencapai kesimpulan yang konsisten dengan fakta (uripsantoso.wordpress.com). Halpern menyimpulkan beberapa penelitian (dalam Hastjarjo, 1999) menggambarkan betapa miskinnya pemikiran kritis mahasiswa dan orang dewasa di sejumlah negara. Kecenderungan berpikir kritis mahasiswa yang rendah ini tidak hanya tercermin dalam aktivitas akademiknya tapi juga dalam perannya sebagai anggota masyarakat. Mahasiswa cenderung pasif dalam menghadapi permasalahan dan kurang peka atau peduli terhadap kondisi aktual lingkungan sekitarnya. Karakteristik ini akan terus berlanjut dan terbawa sampai mahasiswa tersebut lulus dari perguruan tinggi dan terjun langsung ke masyarakat. Kecenderungan berpikir kritis yang rendah pada mahasiswa merupakan dampak lanjutan dari kurangnya usaha penanaman dan pembentukan budaya kritis oleh lingkungaan (baca : keluarga) ataupun institusi pendidikan. Salah satu cara mendorong mahasiswa agar berpikir secara kritis adalah memberikan topik atau artikel kontroversial yang menghadirkan dua sisi permasalahan untuk didiskusikan. Beberapa tenaga pengajar menghindari agar peserta didiknya tidak terlibat dalam debat atau diskusi pemikiran kritis jenis ini karena hal ini tidak sopan atau baik (Santrock, 2009). Akan tetapi, pemikiran kritis ditingkatkan ketika mahasiswa menemui argumen dan perdebatan yang dapat memotivasi mereka menyelidiki sebuah topik lebih mendalam dan berusaha

5 untuk memecahkan masalah (Andriessen, Gong, Van Gelder dalam Santrock, 2009). Dalam keadaan keadaan ini mahasiswa sering kali mendapatkan manfaat ketika tenaga pengajar menahan diri untuk menyatakan pandangannya sendiri, membiarkan mahasiswa untuk lebih bebas menjelajahi sisi-sisi berbeda dari masalah dan beragam perspektif dari suatu topik (Santrock, 2009). Hal ini disebabkan membuat mahasiswa untuk berpikir kritis bukanlah tugas yang mudah (Black, Mayer, & Witrock dalam Santrock, 2009). Melibatkan diri dalam diskusi dapat mengembangkan kecenderungan berpikir kritis mahasiswa. Diskusi yang bermakna memiliki ciri-ciri umum termasuk adanya pertukaran pendapat, berani menanggung resiko serta adanya perbedaan pendapat dan tantangan. Kesempatan untuk diskusi yang seperti ini didapat salah satunya melalui forum perdebatan atas isu-isu yang kontroversial (Hassoubah, 2008). Di dalam organisasi mahasiswa terbiasa dengan kegiatan-kegiatan berdiskusi, melakukan rapat internal, maupun rapat koordinasi serta menyusun program kerja, merealisasikannya serta menyusun AD/ ART (Anggaran dasar / Anggaran Rumah Tangga). Husna (2006) mengungkapkan organisasi mahasiswa adalah struktur hubungan antar mahasiswa atas wewenang formal dan kebiasaan dalam suatu sistim administrasi untuk mencapai tujuan bersama. Setiap organisasi mahasiswa yang telah mapan, memiliki aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang mencirikan organisasi tersebut, yang tertuang dalam Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), program kerja dan aturan-aturan lainnya.

6 Berbagai jenis organisasi mahasiswa ini dapat ditemukan di kampus baik itu kampus negeri maupun swasta salah satu diantaranya ialah UIN Suska Riau. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN S uska) dahulu bernama IAIN Susqo ini juga penuh dengan berbagai aktivitas organisasi mahasiswa. Beberapa organisasi mahasiswa yang masih eksis menaungi kegiatankegiatan mahasiswa di UIN Suska Riau adalah seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), maupun organisasi Eksternal Kampus seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan organisasi mahasiswa lainnya. Dengan mengikuti kegiatan keorganisasian dapat memperoleh manfaat terutama dalam meningkatkan kecenderungan berpikir kritis karena dalam organisasi setiap anggota dituntut untuk berdiskusi dan bekerja sama satu dengan yang lain sehingga telah menjadi suatu budaya. Dengan adanya tuntutan tersebut dapat digunakan sebagai wahana untuk belajar dan pengalaman mahasiswa dalam meningkat daya kritis mahasiswa sehingga berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hasil wawancara pada 19 April 2013 yang dilakukan oleh peneliti terhadap mahasiswa di Fakultas Psikologi, menunjukkan bahwa mahasiswa enggan untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam diskusi-diskusi publik dan dalam bentuk protes. Mahasiswa yang tidak aktif di dalam organisasi cenderung cuek dengan kegiatan yang ada di kampus dan mereka lebih menyibukkan diri dengan tugas-tugas kuliahnya, sedangkan mahasiswa yang tergabung di dalam

7 organisasi lebih peka terhadap informasi-informasi kampus seperti kegiatankegiatan yang akan diadakan oleh kampus maupun kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh kampus. Sedangkan seharusnya mahasiswa hendaknya aktif dan kritis serta peka terhadap berbagai permasalahan dan persoalan yang ada dikampus maupun dimasyarakat sesuai dengan peran mahasiswa yaitu agen dari suatu perubahan. Melihat fenomena yang ada di lapangan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap mahasiswa fakultas Psikologi UIN Suska Riau karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana kecenderungan berpikir kritis mahasiswa yang peneliti rangkum dalam judul Perbedaan kecenderungan berpikir kritis pada mahasiswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti organisasi kampus Pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan kecenderungan berpikir kritis pada mahasiswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti organisasi kampus? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk melihat kecenderungan berpikir kritis pada mahasiswa yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kampus di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.

8 2. Untuk mengetahui dan mengkaji secara ilmiah kecenderungan berpikir kritis mahasiswa yang mengikuti organisasi dan yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. D. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Dian Fradini dengan judul skripsi Hubungan Minat Membaca dengan Kecenderungan Berpikir Kritis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Uin Suska Riau. Persamaan dari penelitian ini ialah membahas tentang kecenderungan berpikir kritis mahasiswa. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian sebelumnya menghubungkan berpikir kritis mahasiswa pada minat membaca. Penelitian sebelumnya juga telah dilaksanakan oleh Herlina Ekawati, Juliani Prasetyaningrum, dan Lusi Nuryanti di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul penelitian yaitu Hubungan Antara Minat Membaca Majalah Dengan Kecenderungan Berpikir Kritis Pada Anak. Persamaan dari penelitian ini ialah membahas tentang kecenderungan berpikir kritis. Perbedaannya ialah penelitian pada variabel bebasnya menggunakan variabel minat membaca, dan memiliki subjek yang berbeda. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, memperluas wawasan dan perspektif pengembangan ilmu pengetahuan dalam penelitian bidang Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial, dan Psikologi Pendidikan khususnya mengenai perbedaan kecenderungan berpikir kritis pada mahasiswa yang mengikuti

9 organisasi kampus dan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kampus. b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecenderungan berpikir kritis melalui kegiatan organisasi 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi bagi mahasiswa bahwa berfikir kritis merupakan hal yang sangat penting dan mendasar untuk semua ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai masukan bagi mahasiswa bahwa dengan mengikuti organisasi kampus merupakan sarana untuk belajar meningkatkan kecenderungan berpikir kritis, meningkatkan komunikasi dan mahasiswa dapat bergaul dengan siapa saja