PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 376/DJ-PSDKP/2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

- 1 - PENETAPKAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) KAPAL PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11 /PER-DJPSDKP/2017. TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PENDARATAN IKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 22/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

2018, No Pengadilan Tinggi diberi kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak pidana pemilu; c. bahwa dengan berlakunya ke

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN

2 Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tent

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.13/MEN/2005 TENTANG FORUM KOORDINASI PENANGANAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENINDAKAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENINDAKAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

NOMOR 14 TAHUN 2016 NOMOR 01 TAHUN 2016 NOMOR 013/JA/11/2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 159/PMK.01/2012 TENTANG

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENINDAKAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

2 perpajakan yang terkait dengan Bea Meterai telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; e. bahwa ketentuan mengenai tin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamba

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.908, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemberian Premi. Tata Cara.

BERITA NEGARA. No.859, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pelayanan. Komunikasi Masyarakat. Rencana Aksi Nasional. HAM. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Pres

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

2016, No Bawahnya, tidak lagi dapat diterapkan untuk penegakkan disiplin kerja Hakim; c. bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a dan huru

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Medan Merdeka timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Faksimili (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.go.id PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 376/DJ-PSDKP/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENANGANAN TINDAK PIDANA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sebagai pedoman terhadap pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan, telah ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 287/DJ-PSDKP/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Penanganan Pelanggaran; b. bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 287/DJ- PSDKP/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Penanganan Pelanggaran sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, sehingga perlu untuk ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran

- 2 - Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125); 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126); 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 04/MEN/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENANGANAN TINDAK PIDANA KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemantauan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terusmenerus untuk melakukan pencatatan dan pelaporan, termasuk tata cara pengelolaannya mulai dari kegiatan serah terima perkara dari Kapal Pengawas/Pengawas Perikanan/Polsus PWP3K/Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan/Pokmaswas serta instansi terkait lainnya atau dari Masyarakat, kepada PPNS Perikanan pada Satuan Unit Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dalam setiap tahap proses penyelesaian perkara sampai terselesaikannya perkara tersebut atau setelah dinyatakan inkracht dan dieksekusi. 2. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan untuk menilai kesesuaian hasil dari proses kerja penanganan perkara Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan sejak diterimanya perkara dari Kapal Pengawas/Pengawas Perikanan/ Polsus PW3K/Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan/Pokmaswas atau instansi terkait lainnya atau dari Masyarakat kepada PPNS Perikanan pada Unit Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dalam setiap tahap proses penyelesaian perkara sampai diselesaikannya perkara tindak pidana kelautan dan perikanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Penanganan Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan adalah serangkaian tindakan aparat penegak hukum yang berwenang untuk melakukan proses

- 3 - hukum terhadap perkara tindak pidana di bidang kelautan dan perikanan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pemeriksaan Pendahuluan adalah serangkaian tindakan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan (PPNS Perikanan) untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 5. Proses hukum adalah serangkaian tindakan hukum terhadap suatu tindak pidana kelautan dan perikanan dimulai sejak ditemukannya bukti awal yang cukup yang ditindaklanjuti ke tahap penyidikan, penuntutan dan persidangan hingga perkara tersebut dinyatakan mempunyai kepastian hukum tetap dan dieksekusi. 6. Barang bukti adalah segala sesuatu benda yang dapat dijadikan bukti yang terkait dengan perkara tindak pidana perikananbaik berupa sarana dan prasarana, seperti kapal, alat tangkap dan alat bantu penangkapan ikan, dokumen, bahan biologi dan/atau kimia, bahan peledak, obat-obatan terlarang dan lainnya termasuk hasil dari kejahatan/pelanggaran tindak 7. Inventarisasi data tindak pidana kelautan dan perikanan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan pengolahan data setiap tahap penanganan pelanggaran tindak pidana kelautan dan perikanan hingga dinyatakan inkracht dan dieksekusi. 8. Identifikasi data tindak pidana kelautan dan perikanan adalah suatu kegiatan pemilahan data tindak pidana kelautan dan perikanan sebagai bahan/data untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam penanganan tindak 9. Tabulasi data adalah suatu kegiatan mentabulasikan data penanganan pelanggaran tindak pidana kelautan dan perikanan untuk kemudian dijadikan sebagai data dasar/data base penanganan pelanggaran tindak 10. Pelaksana adalah pengawas perikanan dan/atau PPNS Perikanan dan/atau Polsus PWP3K dan/atau Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk oleh kepala unit kerja untuk melakukan pemantauan dan evaluasi penanganan pelanggaran. 11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud petunjuk teknis ini adalah sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap penanganan dan penyelesaian tindak (2) Tujuan petunjuk teknis ini adalah untuk mewujudkan keseragaman pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap penanganan dan penyelesaian tindak pidana kelautan dan perikanan di tingkat Pusat, UPT/Satker/Pos PSDKP dan Dinas kelautan dan perikanan provinsi/kabupaten/kota.

- 4 - BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal ini meliputi: a. obyek pemantauan dan evaluasi; b. tata cara pemantauan dan evaluasi; c. teknis pengisian form; d. pembinaan; e. pelaporan. f. penutup. BAB IV OBYEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 4 (1) Obyek pemantauan dan Evaluasi Penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan terdiri dari: a. modus operandi dan jenis tindak pidana kelautan dan perikanan; b. waktu dan tempat kejadian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan; c. posisi koordinat zona perairan berdasarkan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; d. barang bukti yang terkait dengan perkara tindak pidana kelautan dan perikanan; e. kewarganegaraan pelaku; f. awak kapal non justitia; g. tempat/lokasi ad hoc dan peradilan dimana penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan diproses; h. perkembangan proses penanganan dan penyelesaian perkara tindak (2) Objek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan evaluasi yang meliputi: a. jangka waktu diterbitkannya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada penuntut umum sejak ditemukan adanya tindak pidana kelautan dan perikanan; b. jangka waktu penyampaian hasil penyidikan berupa berkas perkara ke penuntut umum, dihitung sejak diterbitkannya surat pemberitahuan dimulainya penyidikan; c. jangka waktu putusan pengadilan yang dijatuhkan terhadap terdakwa sejak berkas perkara diterima oleh pengadilan; d. jangka waktu putusan pengadilan tinggi terhadap perkara banding dan putusan Mahkamah Agung terhadap perkara kasasi dihitung sejak perkara tersebut diterima.

- 5 - BAB V TATA CARA PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 5 Tata Cara pemantauan penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan dilakukan dengan tahapan: 1. Menginventarisasi dan mengidentifikasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan; 2. Mencatat dan mengagendakan seluruh dokumen yang diperoleh; 3. Mengarsipkan seluruh dokumen yang diperoleh berdasarkan perkara; 4. Mengisi formulir data tindak pidana perikanan sesuai lampiran; 5. Mengolah data menjadi rekapitulasi data tindak pidana kelautan dan perikanan dalam bentuk tabulasi data, meliputi: a. data tindak pidana kelautan dan perikanan; b. penyelesaian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan; c. jenis dan kebangsaan kapal perikanan yang melakukan tindak pidana kelautan dan perikanan; d. jenis tindak 6. Mencatat keberadaan barang bukti, meliputi: a. jenis dan jumlah; b. kondisi awal dan kondisi terakhir dari barang bukti; c. perkiraan nilai ekonomis barang bukti. 7. Mencatat data penanganan awak kapal, meliputi: a. nama Awak Kapal Non Justitia; b. jumlah Awak Kapal Non Justitia; c. waktu penyerahan awak kapal non justitia dari penangkap kepada penyidik; d. waktu penyerahan awak kapal non Justitia dari penyidik ke Instansi berwenang. Pasal 6 Evaluasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan dilakukan dengan cara: 1. Menginventarisasi dokumen bahan keterangan; 2. Mengevaluasi proses penanganan pelanggaran tindak pidana kelautan dan perikanan; 3. Melakukan identifikasi permasalahan terkait penanganan tindak Pidana Kelautan dan perikanan pada setiap tingkat penyelesaian mulai dari laporan kejadian, pemeriksaan pendahuluan, proses hukum sampai dengan perkara mendapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht) dan dieksekusi. 4. Menganalisa hasil evaluasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan pada setiap tahap perkembangan penanganan perkara, meliputi:

- 6 - a. kesesuaian waktu diterbitkannya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik). Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada penuntut umum paling lama 7 (tujuh) hari sejak ditemukan adanya tindak pidana di bidang perikanan; b. kesesuaian waktu penyampaian hasil penyidikan berkas perkara ke penuntut umum paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya surat pemberitahuan dimulainya penyidikan; c. kesesuaian putusan pengadilan dimohonkan banding ke pengadilan tinggi, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam jangka watu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berkas perkara diterima oleh pengadilan tinggi; d. kesesuaian putusan pengadilan tinggi dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berkas perkara diterima oleh Mahkamah Agung. BAB VI PEMBINAAN Pasal 7 Pembina teknis pemantauan dan evaluasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan adalah Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang pelaksanaannya dilakukan oleh Direktur Penanganan Pelanggaran. BAB VII PELAPORAN Pasal 8 (1) Hasil pemantauan dan evaluasi penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan wajib dilaporkan kepada Direktur Penanganan Pelanggaran setiap bulan paling lambat pada tanggal sepuluh. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini dan dilengkapi dengan berkas-berkas pendukung. (3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan dan/atau sebagai bahan pertemuan dalam kegiatan forum koordinasi tindak pidana perikanan. BAB VIII PENUTUP Pasal 9 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 287/DJ-PSDKP/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Penanganan Pelanggaran dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

- 7 - Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 6 November 2013 DIREKTURJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, SYAHRIN ABDURRAHMAN Paraf Pengesahan Sekretaris Ditjen. PSDKP : Direktur PP : Kabag Hukormas :