BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

dokumen-dokumen yang mirip
Pesawat Polonia

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB III METODE PENELITIAN. (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis jasa saat ini memasuki proses tahap berkembang yang pesat di

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, menuntut perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pelayanan profesionalisme sesuai dengan bidangnya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

BAB I PENDAHULUAN. umum yang berfungsi untuk dapat memberikan pelayanan kemudahan,

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing agar

PENDAHULUAN Latar Belakang

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

Analisis komparatif laporan arus kas pada PT.(persero) Pelabuhan Indonesia II cabang Cirebon periode Oleh : Rezky Amalia NIM : F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN OPERASIONAL DI PELABUHAN NUSANTARA KENDARI THE OPERATIONAL MANAGEMENT IN KENDARI AT NUSANTARA PORT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

GALI POTENSI KERJASAMA INDONESIA AUSTRALIA, MANAJEMEN IPC KUNJUNGI PELABUHAN DI AUSTRALIA

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang makin menyebabkan proses globalisasi bergerak semakin cepat telah

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan perekonomian pada suatu negara. Tanpa adanya transportasi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO )

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

BAB 1 PENDAHULUAN I E X P O R T , , , , ,5 1, , ,3-14,32

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diperlukan. Contoh saja jasa transportasi yang dimana dahulu orang orang sangat

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

Pelabuhan Ciwandan Banten

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS PT BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA (BJTI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi persepsi..., Ayiful Ramadhan Asit, FE UI, Universitas Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

PENDAHULUAN. bidang ekonomi dapat terlihat dengan munculnya berbagai perjanjian-perjanjian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya, karena kebanyakan dari perusahaan milik pemerintah tersebut telah memonopoli beberapa bidang usaha yang mengatur kehidupan dan kebutuhan hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam mengatur dan menjalankan usahanya, BUMN diatur dan dikelola oleh pemerintah karena sangat berhubungan dengan nasib masyarakat Indonesia. Badan-Badan Usaha Milik Negara tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari dunia usaha pada umumnya dan masyarakat pada khususnya dan harus dapat mempertahankan citra yang baik di mata masyarakat. BUMN harus dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat selaku konsumen dan memberikan citra yang baik di mata masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang berkualitas. Melihat keadaan tersebut, pemerintah berupaya agar BUMN berusaha dapat memperbaiki keadaan dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yang baik, diharapkan masyarakat akan merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan 1

haknya dan akhirnya masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan dari jasa yang ditawarkan oleh perusahaan milik pemerintah tersebut akan merasa puas.salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempermudah keluar masuknya barang dan jasa melalui jasa transportasi laut dari luar maupun dalam negeri adalah dengan mendirikan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang terdapat dibeberapa wilayah Indonesia bagian Barat yang terdiri dari : 1. Cabang Pelabuhan Tanjung Priok 2. Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa 3. Cabang Pelabuhan Banten 4. Cabang Pelabuhan Panjang 5. Cabang Pelabuhan Palembang 6. Cabang Pelabuhan Bengkulu 7. Cabang Pelabuhan Jambi 8. Cabang Pelabuhan Teluk Bayur 9. Cabang Pelabuhan Pangkal Balam 10. Cabang Pelabuhan Tanjung Pandan 11. Cabang Pelabuhan Pontianak 12. Cabang Pelabuhan Cirebon Pemerintah dalam usahanya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang dapat berakibat pada meningkatnya kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat indonesia yang sesuai dengan tujuan Negara Republik Indonesia yaitu untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, merata baik spiritual maupun material berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2

Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan usaha-usaha baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.salah satunya adalah dengan mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Hal ini dilakukan pemerintah dengan tujuan melayani kepentingan masyarakat dan mencari laba. Jenis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut UU nomor 9 tahun 1969 dapat diklasifikasikan menjadi : a. Perjan (Perusahaan Jawatan) yang mempunyai tujuan melayani kepentingan masyarakat. b. Perum (Perusahaan Umum) dengan tujuan seimbang antara melayani kepentingan masyarakat dengan menghasilkan laba dan profit. c. Persero adalah BUMN dengan tujuan mengasilkan laba sebagai titik berat. PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang merupakan salah satu BUMN yang bergerak dibidang jasa pelayanan tambat kapal laut yang mengangkut barang dari luar lampung ke dalam lampung ataupun sebaliknya, yang bertujuan untuk mencari laba.hal itu sesuai dengan pengertian perusahaan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang menyediakan barang atau jasa bagi konsumen dengan motif mencari laba. PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa kepelabuhanan yang meliputi: 1. Pelayanan Jasa Kapal 2. Pelayanan Jasa Barang 3. Pelayanan Jasa Alat-Alat 4. Pelayanan Jasa Rupa-Rupa 3

5. Pelayanan Jasa Usaha Terminal 6. Pelayanan Jasa Terminal Petikemas Untuk memperlancar kegiatan usaha Operasional PT.Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang mempunyai 9 (Sembilan) Divisi yaitu : 1. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum 2. Divisi Rendal Operasi 3. Divisi Terminal Petikemas 4. Divisi Kepanduan 5. Divisi Keuangan 6. Divisi Teknik dan Sistem Informasi 7. Divisi Ass GM Pengendalian Kinerja dan PFSO 8. Divisi Usaha Terminal 9. Divisi Advisor Hukum Pelayanan Jasa kapal pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang terdiri dari : 1. Jasa labuh adalah jasa yang diberikan kepada kapal yang berada di area kolam pelabuhan atau area lego jangkar berupa lokasi. 2. Jasa tambat adalah pelayanan yang diberikan kepada kapal yang bertambat di tambatan yang berada di dermaga milik PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang berupa Tambatan. 3. Jasa pemanduan adalah pelayanan yang diberikan kepada kapal berupa pemanduan oleh kapten atau Co pilot yang disediakan oleh pihak pelabuhan kepada kapal yang akan bertambat atau keluar dari perairan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang. 4

4. Jasa penundaan adalah jas angkutan yang diberiakan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang kepada kapal yang akan tambat atau keluar pelabuhan dengan menyediakan kapal tunda. 5. Jasa air adalah pelayanan berupa pengisian air kapal untuk kepentingan keseimbangan kapal. 6. Jasa Kepil adalah jasa yang diberikan berupa penarikan tali kapal ketika kapal akan bertambat ditambatan. Tujuan utama dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) ini adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan melalui pelayanan jasa kepelabuhan, serta untuk memperoleh keuntungan bagi perusahaan dengan cara menyelenggarakan usaha jasa kepelabuhan dan usaha-usaha lainnya yang mendukung mutu pelayanan jasa kepelabuhan, misalnya dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkar muat barang, angkutan penumpang, alat bongkar muat, serta jasa-jasa lain yang berhubungan dengan pemanduan kapal dan penundaan kapal. Salah satu pelayanan jasa di bidang kepelabuhan yang dilaksanakan oleh PT.Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang adalah Terminal Petikemas yang disiapkan khusus untuk melayani penanganan petikemas, yang berfungsi untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas, penumpukan petikemas, receiving atau delivery (penerimaan atau pengiriman) petikemas dan kegiatan penunjang lainnya. Sebagai informasi tambahan, saat ini sebagian besar barang yang diangkut melalui kapal laut dilakukan dengan menggunakan petikemas, baik 5

itu kegiatan petikemas ekspor impor maupun untuk kegiatan petikemas antar pulau.pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha meningkatkan kepuasan konsumen.pada dasarnya posisi pelayanan ini merupakan faktor pendukung terhadap aktivitas pemasaran jasa PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang. Jika pelayanan yang diberikan memenuhi permintaan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas dan bila jasa pelayanan berada di bawah tingkat yang diharapkan, pelanggan akan merasa kurang atau tidak puas. Pelanggan yang merasa tidak puas terhadap kualitas atau pelayanan yang diberikan, dengan sendirinya akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidakpuasannya. Oleh karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yang diberikan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang pada masyarakat harus selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi yang lebih baik di masa mendatang dan lebih meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta untuk meminimalisasikan masalah. Menurut Kotler (2007:56) menyimpulkan dan menyederhanakan bahwa ada lima dimensi yang terdiri dari : (1) Bukti nyata (tangible) seperti jumlah personil operator, (2) Keandalan (reliability) seperti keahlian para operator, (3) Daya Tanggap (responsiveness) seperti kecepatan pelayanan, (4) Jaminan (assurance) seperti keamanan bongkar muat, (5) Empati (emphaty) seperti perhatian yang diberikan perusahaan. Sedangkan kepuasan pelanggan adalah tingkatan perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan 6

harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan harapan dengan kinerja yang dirasakan. Berkaitan dengan dimensi kualitas diatas, menurut hasil pengamatan kami terdapat 3 (tiga) dimensi pada jasa pelayanan terminal petikemas yang belum maksimal. Yang pertama adalah wujud nyata (tangible) seperti personil operator, sarana dan prasarana bongkar muat petikemas yang tidak repsentatif dan seringkali menjadi faktor penghambat dalam pelayanan jasa bongkar muat terminal petikemas. Berikut disajikan tabel data mengenai sarana dan prasarana bongkar muat Terminal Petikemas : Tabel 1.1 Data Kondisi Sarana Bongkar Muat Terminal Petikemas No Nama Ideal Yang ada Kondisi Keterangan 1 Personil Operator 9 7 Kurang Dua 2 Alat Utama dan Pendukung 25 25 90 % Baik 3 Handie Talkie 10 7 80 % Rusak Tiga 4 Alat Pelindung diri 35 25 90 % Kurang Sepuluh 5 Gedung / Kantor 1 1 90 % Baik Sumber: Hasil pengamatan pada Februari 2014 Dari tabel 1.1.diatas kita dapat mengetahui bagaimana kondisi eksisting personil operator serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan bongkar muat terminal petikemas yang ternyata kondisinya masih belum memenuhi standard idealnya. Hal ini tentu sedikit banyak kinerja operator yang dalam kegiatannya pasti 7

tergantung akan sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga apabila kinerja operator tidak maksimal tentu akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Dimensi kedua yakni daya tanggap (responsiveness) yang berarti berkaitan dengan respon atau daya tanggap operator dalam melaksanakan kegiatan pelayanan bongkar muat petikemas. Hal ini dapat diukur dengan ketepatan waktu bongkar petikemas dari kapal ke dalam gudang penyimpanan maupun muat petikemas dari gudang penyimpanan ke dalam kapal untuk dikirim baik ekspor maupun impor tentunya dengan ketepatan waktu yang telah ditentukan. Berikut kami sajikan data bongkar muat jasa terminal petikemas cabang panjang periode 2011 2013 : Tabel 1.2 Penetapan Waktu dan Realisasi Tahun 2011 2013 No 1 2 3 Jenis Muatan General Cargo Curah Kering Curah Cair 2011 2012 2013 SAT Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Menit 60 37 60 31 60 18 Menit 60 41 60 35 60 19 Menit 60 48 60 43 60 20 Sumber: Laporan Tahunan Kinerja Terminal Petikemas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang Periode tahun 2011 2013. Dari tabel 1.2. dapat dilihat dari penetapan waktu yang telah ditentukan tiap-tiap jenis muatan selama 3 (tiga) tahun, dan tampak pada tahun 2011 kecepatan operator menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. Kemudian berangsur-angsur dari tahun ke tahun waktu tunggu operator mengalami penurunan dan pada tahun 2013 kecepatan operator menjadi yang terendah setelah 8

Manajemen meningkatkan target kinerja bongkar muat di terminal petikemas. Seperti telah disebutkan diatas bahwa waktu tunggu operator adalah indikator dalam mengukur daya tanggap pelayanan jasa terminal petikemas. Semakin lama penyelesaian bongkar muat maka dapat diartikan lemahnya daya tanggap personil operator dalam melaksanakan pelayanan jasa terminal petikemas, sehingga akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Dimensi terakhir yakni jaminan dan rasa aman (assurance) adalah keamanan dan keselamatan pelayanan jasa Terminal Petikemas. Hal ini dapat diukur dari tingkat keluhan pelanggan yang terdapat pada Terminal Petikemas. Berikut adalah tabel data tindak lanjut keluhan pelanggan Terminal Petikemas Tahun 2011 2013: Tabel 1.3 Data Tindak Lanjut Keluhan Pelanggan Tahun 2011 2013 Jumlah Tindak Tahun Keterangan Keluhan Lanjut 2011 7 3 4 tidak selesai 2012 5 3 2 tidak selesai 2013 3 2 1 tidak selesai Sumber: Laporan Tahunan Kinerja Terminal Petikemas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang Periode tahun 2011 2013. Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah keluhan pelanggan semakin berkurang setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa terminal petikemas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang semakin dipercaya oleh para pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terminal petikemas PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang memiliki tingkat keamanan dan 9

keselamatan pelayanan yang cukup tinggi. Namun masih ada keluhan yang belum dapat ditindak lanjuti. Dari data yang sudah ada maka penulis tertarik untuk meniliti lebih jauh di bidang kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana penilaian masing-masing pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang Divisi Terminal Petikemas. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pelaksanaan Kegiatan Eksport-Import Pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang Divisi Terminal Petikemas 1.2 Rumusan Masalah Terjadi penurunan kualitas pelayanan jasa Terminal Petikemas PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang, dapat dilihat dari data kondisi sarana dan prasarana yang tidak ideal dan data penetapan waktu bongkar muat yang realisasinya mengalami penurunan setiap tahunnya hingga tahun 2013. 10

1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah kualitas pelayanan jasa berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PT.Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang Divisi Terminal Petikemas? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan pelanggan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang Divisi Terminal Petikemas. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan oleh pimpinan PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang dalam menetapkan kebijakan pelayanan yang diberikan bagi para konsumen. 11

2. Bagi Peneliti a. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian di bidang manajemen pemasaran di masa yang akan datang b. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai media latihan untuk mengaplikasikan kembali teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti perkuliahan. 3. Bagi peneliti selanjutnya Dapat memberikan wawasan bagi para pembaca khususnya yang ingin mengetahui mengenai pelayanan jasa expor Impor pada PT.Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang Divisi Terminal Peti Kemas. 12