FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS USAHATANI KOPI RAKYAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA (Studi Kasus di Desa Sum berw ringin Kabupaten Bondow oso)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara)

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI CABAI MERAH BESAR DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI CIHERANG DI DESA SUNGAI DURAIT TENGAH KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

BAB IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

281 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MARKETABLE SURPLUS GABAH DI KECAMATAN LEBONG SAKTI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

Dika Ardilla Sangi, Evy Maharani, Susy Edwina (Fakultas Pertanian Universitas Riau)

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

21111`211``1 PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST TERHADAP PRODUKSI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS USAHATANI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI DESA GOMBENGSARI KECAMATAN KALIPURO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh: NUR AINI FITRI NIM.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

PENGARUH INPUT TERHADAP PRODUKSI USAHATANI LADA PUTIH (Muntok White Pepper) DI DESA KUNDI KECAMATAN SIMPANG TERITIP KABUPATEN BANGKA BARAT

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

PERAMALAN HARGA DAN PERMINTAAN KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER. Oleh : OKTANITA JAYA ANGGRAENI *) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

Irving C.K. Putri, Analisis Pendapatan Petani Kakao. ANALISIS PENDAPATAN PETANI KAKAO DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Oleh: Irving Clark Kaiya Putri

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER 1 Ermadita Wahyu R dan 2 Anik Suwandari 1 Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember 2 Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember ABSTRACT The aim of the research are: (1) To know factors influence the income of farmers, (2) To know average income of coffee farm management, (3) To know trend production and the field size of coffee. Research site was choosen by purposive. The sampling technique used simple random sampling. The data analysis used multiple linier regression, income, and trend analysis.the result of this research shows that: (1) Selling price, production, labour cost, fertilizer cost and farmers experience are significantly influence the income, otherwise field size and family member are unsignificantly influence the income (2) The income of coffee farm management is profitable and (3) Trend production and field size of coffee farm management in Sumberbulus Village will be increase for the next years. Keyword : coffee, income of coffee, trend production and the field size of coffee. PENDAHULUAN Pertanian Indonesia terdiri dari berbagai macam sub-sektor, antara lain adalah sub-sektor pangan, sub-sektor peternakan, sub-sektor perikanan, subsektor kehutanan dan sub-sektor perkebunan. Sub-sektor perkebunan merupakan sub-sektor pertanian yang secara tradisional merupakan salah satu penghasil devisa negara. Hasil-hasil perkebunan yang selama ini telah menjadi komoditi ekspor adalah karet, kelapa sawit, teh, kopi, dan tembakau. Sebagian besar tanaman perkebunan tersebut merupakan usaha perkebunan rakyat, sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar baik milik pemerintah maupun swasta. Perkebunan rakyat menguasai 81% dari luas areal perkebunan yang ada di Indonesia dengan melibatkan lebih kurang 11.810.600 Kepala Keluarga petani pekebun dengan produksi mencapai 60% dari seluruh produksi perkebunan (Soetrisno, 2002). Hampir 70% produksi kopi Indonesia dipasarkan ke berbagai negara dan hanya sekitar 30% yang digunakan untuk konsumsi domestik. Kondisi ini menggambarkan bahwa kopi Indonesia sangat tergantung pada pasar ekspor. Indonesia merupakan negara pengekspor kopi nomor empat terbesar di dunia setelah Brasilia, Vietnam dan Colombia. Rata-rata lebih dari 73% produksi kopi robusta bermutu rendah, sementara untuk kopi arabika yang tergolong mutu rendah hanya sekitar 4 %. Rendahnya mutu produksi kopi robusta terutama disebabkan oleh pengelolaan kebun, panen dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi robusta diproduksi oleh perkebunan rakyat. Disamping itu, pasar kopi masih menyerap seluruh produk kopi dan belum memberikan insentif harga yang memadai untuk kopi bermutu baik (Soempeno, 2008). Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang menghasilkan kopi yang tersebar di berbagai desa, salah satunya adalah Desa Sumberbulus. Jenis kopi yang diusahakan adalah jenis kopi robusta, hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki ketinggian 464 m dpl yang sangat cocok untuk ditanami tanaman kopi robusta, dimana tanaman kopi JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 43

robusta ini akan tumbuh subur pada ketinggian 300-700 m dpl. Selain itu juga karena kopi robusta tahan terhadap penyakit karat daun dan tidak memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang sulit serta diperoleh produksi yang tinggi. Curah hujan maupun suhu yang sesuai akan mempengaruhi tingkat produktivitas yang cukup besar bagi tanaman kopi robusta tersebut. Usahatani kopi robusta ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perekonomian keluarga. Melihat perkembangan produksi kopi di pasar yang harganya semakin meningkat, maka hal tersebut agar dapat dijadikan suatu dorongan bagi petani kopi rakyat di Desa Sumberbulus untuk terus mengembangkan dan meningkatkan produksi kopi di tahun-tahun mendatang. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui: (a) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani kopi rakyat, (b) Bagaimanakah tingkat pendapatan petani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember dan (c) Bagaimanakah trend produksi dan luas lahan komoditas kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember METODE PENELITIAN Daerah penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive Method ). Daerah penelitian yang dipilih adalah Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik, deskriptif dan korelasional. Metode pengambilan contoh adalah metode Simple Random Sampling sebanyak 30 responden. Untuk menguji hipotesis pertama yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kopi rakyat dapat menggunakan analisis regresi linier berganda. Formula dari persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 Keterangan: Y = Pendapatan (Rp) b 0 = Konstanta b 1-5 = Koefisien regresi X 1 = Luas Lahan (Ha) X 2 = Harga Jual (Rp/kg) X 3 = Volume Produksi (Kg) X 4 = Biaya Tenaga Kerja (Rp) = Biaya Pupuk (Rp) X 5 X 6 X 7 = Pengalaman Petani (Tahun) = Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) Hipotesis kedua adalah mengenai pendapatan petani kopi rakyat dengan menggunakan pendekatan pendapatan yang diformulasikan sebagai berikut (Wibowo, 1995): π = TR TC TR = P x Q TC = FC + VC Keterangan: π = keuntungan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total biaya (Rp) P = Harga produk (Rp) Q = Jumlah produksi (Rp) FC = Biaya tetap (Rp) VC = Biaya variabel (Rp) Kriteria pengambilan keputusan: TR > TC, maka usahatani kopi rakyat menguntungkan TR < TC, maka usahatani kopi rakyat tidak menguntungkan atau rugi TR = TC, maka usahatani kopi rakyat dalam keadaan Break Even Point atau tidak untung dan juga tidak rugi Untuk menguji hipotesis ketiga mengenai trend produksi dan luas lahan kopi rakyat digunakan analisis statistik trend dengan metode kuadrat terkecil (Least Square Method). Analisis trend ini dilakukan untuk peramalan produksi dan luas lahan komoditas kopi periode 2008-2012. Persamaan trend linier yang 44 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012

digunakan untuk memproyeksikan produksi dan luas lahan adalah sebagai berikut: Y = a + bx a = Y n b = Y Keterangan : Y = Produksi dan Luas Lahan kopi t = Waktu (2003-2007) a = Intersep n = Jumlah data b = Nilai koefisien trend 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kopi Rakyat Hasil Analisis Regresi LinierBerganda Pendapatan Usahatani Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun 2007 dapat di lihat pada Tabel01. Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pendapatan Usahatani Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun 2007 Variabel Bebas Koefisien Regresi T-hitung t-tabel (α/2 =0,025) Luas Lahan (X 1 ) 232178,900 0,415 2,07 Harga (X 2 ) 1836,802 15,549* Produksi (X 3 ) 16017,450 30,351* Biaya TK (X 4 ) -1,362 6,598* Biaya Pupuk (X 5 ) -1,639 7,627* Pengalaman (X 6 ) -67140,600 2,753* JAK (X 7 ) -117700,000 0,787 Konstanta -3E+7 13,800 Adjusted R 2 0,991 F_hitung = 461,782 F_tabel = 2,46 Ket : *)berpengaruh nyata 95% Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2008 Berdasarkan Tabel 1. diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = -30000000 + 232178,9X 1 + 1836,802X 2 + 16017,45X 3 1,362X 4-1,639X 5 67140,6X 6-117700X 7 Nilai konstanta pendapatan adalah sebesar -30.000.000 yang berarti bahwa dalam kegiatan usahatani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember akan memperoleh penerimaan setelah mengeluarkan biaya sebesar Rp 30.000.000,00, seperti biaya-biaya kebutuhan bibit, pembuatan gandungan atau rorak, penyiangan dan lain-lain. Besarnya pengaruh faktor X 1, X 2, X 3, X 4, X 5,X 6 dan X 7 terhadap y (pendapatan petani kopi rakyat) ditunjukan oleh nilai adjusted R 2. Pada Tabel diketahui nilai adjusted R 2 adalah sebesar 0,991 yang artinya bahwa variabel Y dipengaruhi oleh faktorfaktor penduga (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5,X 6 dan X 7 sebesar 99,1% dan sisanya 0,9% JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 45

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil persamaan regresi linier berganda yang didapat, maka disini dapat dijelaskan arti dari masing-masing koefisien variabel X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6 dan X 7 sebagai berikut: 1. Luas lahan (X 1 ) luas lahan (X 1 ) sebesar 232178,9 dengan nilai positif yang berarti bahwa setiap penambahan lahan 1 hektar akan meningkatkan pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 232.178,9 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik tidak menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0,415 < t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan ditolak atau faktor luas lahan berpengaruh secara tidak nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. 2. Harga jual (X 2 ) harga jual (X 2 ) sebesar 1836,802 dengan nilai positif yang berarti bahwa setiap peningkatan Rp 100,00 harga kopi per Kg maka akan meningkatkan pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 1.836,802 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan nilai t- hitung 15,549 > t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan diterima atau faktor harga jual berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. 3. Volume produksi (X 3 ) volume produksi (X 3 ) sebesar 16017,45 dengan nilai positif yang berarti bahwa setiap peningkatan volume produksi sebesar 1 kg maka akan meningkatakan pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 16.017,45 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan nilai t- hitung 30,351 > t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan diterima atau faktor volume produksi berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. 4. Biaya Tenaga Kerja (X 4 ) biaya tenaga kerja (X 4 ) sebesar 1,362 dengan nilai negatif yang berarti bahwa setiap peningkatan biaya tenaga kerja sebesar Rp 1000,00 maka akan menurunkan pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 1.362,00 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan t-hitung 6,598 > t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan diterima atau faktor biaya tenaga kerja berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. 5. Biaya Pupuk (X 5 ) biaya pupuk (X 5 ) sebesar 1,639 dengan nilai negatif yang berarti bahwa setiap peningkatan biaya pupuk sebesar Rp 1000,00 maka akan menurunkan pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 1.639,00 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan t-hitung 7,627 > t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan diterima atau faktor biaya pupuk berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. 6. Pengalaman petani (X 6 ) pengalaman petani (X 6 ) sebesar 67140,6 dengan nilai negatif yang berarti bahwa setiap penambahan 1 tahun pengalaman petani maka akan menurunkan pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 67.140,60 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap 46 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012

konstan. Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan t-hitung 2,753 > t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan diterima atau faktor pengalaman petani berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. 7. Jumlah anggota keluarga (X 7 ) jumlah anggota keluarga (X 7 ) sebesar 117700 dengan nilai negatif yang berarti bahwa setiap penambahan 1 jiwa anggota keluarga maka akan mengurangi pendapatan usahatani kopi rakyat sebesar Rp 117.700,00 dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik tidak menunjukkan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% yang ditunjukkan dengan t-hitung 0,787 < t-tabel 2,07. Berarti hipotesis yang diajukan ditolak atau faktor jumlah anggota keluarga berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani kopi rakyat. Pendapatan per Hektar Usahatani Kopi Rakyat pada Petani di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tanaman kopi rakyat yang diusahakan ini adalah sebagai mata pencaharian utama petani kopi yang merupakan usahatani yang sudah turun-temurun dari nenek moyang. Ratarata Total Penerimaan (TR) petani pada usahatani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Produksi Ose, Harga Jual, Penerimaan, Biaya Variabel, Biaya Tetap, Total Biaya dan Pendapatan Per Hektar Usahatani Kopi Rakyat pada Petani di Desa Sumberbulus Tahun 2007 No Uraian Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Produksi (kg/ha/th) (Q) Harga Jual (Rp/kg) (P) Penerimaan (Rp/ha/th) (P * Q) Total Biaya Variabel (TVC) Total Biaya Tetap (TFC) Total Biaya (TC) (TVC + TFC) Total Pendapatan (π) (TR TC) Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2008 723,661 15.250,000 10.898.600,000 3.777.095,218 34.450,367 3.811.545,615 7.087.054,380 Tabel 2. menunjukkan bahwa rata-rata produksi kopi yang dihasilkan oleh setiap petani adalah sebesar 723,7 kg/ha/tahun dengan rata-rata panen kopi glondong pada saat petik bubuk 1 sebesar 310,7 kg/ha/tahun, petik bubuk 2 sebesar 30 kg/ha/tahun, panen raya sebesar 1250,07 kg/ha/tahun dan racutan sebesar 1319,85 kg/ha/tahun. Rata-rata harga jual untuk masing-masing petani adalah sebesar Rp 15.250/kg. Harga jual ini merupakan rata-rata harga jual kopi ose setelah melalui proses pengolahan kering. Responden (petani kopi) sebanyak 30 orang secara keseluruhan menggunakan proses pengolahan kering. Rata-rata total penerimaan (TR) yang diperoleh setiap petani adalah sebesar Rp 10.898.600,00 /ha/tahun. Jumlah penerimaan ini merupakan pendapatan kotor yang diterima petani sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap petani di Desa Sumberbulus tersebut. Besarnya rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap petani dalam berusahatani kopi rakyat di Desa Sumberbulus pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 7.087.054,38 /ha/tahun sehingga dapat dikatakan bahwa usahatani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo pada tahun 2007 adalah menguntungkan bagi petani yang mengusahakannya dan layak untuk dilanjutkan. Berarti JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 47

hipotesis yang diajukan diterima. Keuntungan yang diterima oleh setiap petani sebesar Rp 7.087.054,38 /ha/tahun tersebut diperoleh dari total penerimaan (TR) sebesar Rp 10.898.600 /ha/tahun dikurangi dengan total biaya (TC) sebesar Rp 3.811.545,6 /ha/tahun. Jadi, dengan adanya total penerimaan (TR) yang lebih besar daripada total biaya (TC) yang dikeluarkan oleh setiap petani menyebabkan usahatani kopi rakyat yang dijalankan oleh petani di Desa Sumberbulus pada tahun 2007 tersebut mengalami keuntungan. Perkembangan Produksi dan Luas Lahan Kopi Rakyat 1. Perkembangan Produksi Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Trend produksi kopi rakyat di Desa Sumberbulus diperoleh dengan menggunakan metode trend berdasarkan data time series yang tersedia. Jumlah produksi kopi rakyat di Desa Sumbebulus dan nilai trend jumlah produksi selama 5 tahun terakhir (2003 2007) dan perkiraan kopi tahun 2008-2012 disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Produksi dan Trend Produksi Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun Produksi (kg) (Y) X Trend Produksi 2003 7700-2 32309,2 2004 69923-1 46770,5 2005 75712 0 61231,8 2006 75712 1 75693,1 2007 77112 2 90154,4 2008 3 104615,7 2009 4 119077,0 2010 5 133538,3 2011 6 147999,6 2012 7 162460,9 Sumber: Data Diolah Tahun 2008 Persamaan garis trend volume produksi yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebagai berikut: Y = 61231,8 + 14461,3X Berdasarkan persamaan tersebut, maka diketahui nilai intersep sebesar 61231,8 yang artinya rata-rata produksi kopi rakyat di Desa Sumberbulus dari Tahun 2003 2007 sebesar 61.231,8 kg. Besarnya nilai koefisien trend pada persamaan tersebut adalah sebesar 14461,3, yang artinya bahwa perkembangan produksi kopi mengalami peningkatan sebesar 14.461,3 kg tiap tahunnya. Perkembangan produksi kopi secara grafis dapat dilihat pada Gambar 2. 48 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012

Produksi (kg) Perkembangan dan Trend Produksi Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember 200000 150000 100000 50000 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Perkembangan Produksi Kopi Trend Produksi Kopi Gambar 2. Perkembangan dan Trend Produksi Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami peningkatan yang cukup drastis. Peningkatan produksi ini juga diikuti oleh peningkatan luas lahan di Desa Sumberbulus. Menurut informasi dari petani responden, hal ini terjadi dikarenakan banyak petani yang melakukan perawatan kembali pada tanaman kopinya yang bertujuan untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi. Petani termotivasi untuk melakukan hal tersebut dikarenakan harga kopi yang semakin naik sehingga dapat menguntungkan petani. Perkembangan produksi kopi rakyat di Desa Sumberbulus pada tahuntahun yang akan datang dapat diprediksikan dengan mengetahui persamaan garis trend produksi kopi. Trend produksi kopi di Desa Sumberbulus meningkat selama lima tahun yang akan datang. Berdasarkan hasil prediksi produksi kopi rakyat untuk lima tahun yang akan datang terlihat bahwa pada tahun 2012 jumlah produksi kopi di Desa Sumberbulus mencapai 162.460,9 kg. Prediksi produksi tersebut dapat digunakan dengan asumsi jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil artinya keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi hampir sama dengan keadaan saat ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa prospek usahatani kopi rakyat di masa yang mendatang akan lebih baik daripada tahun sebelumnya Perkembangan Luas Lahan Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Jumlah produksi dan trend produksi kopi rakyat di Desa Sumbebulus dan nilai trend jumlah produksi selama disajikan dalam Tabel 4. JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 49

Luas Lahan (ha) Tabel 4. Jumlah Luas Lahan dan Trend Produksi Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun 2003-2007 Tahun Luas Lahan (Ha) X Trend Luas Lahan 2003 11,00-2 46,556 2004 99,89-1 64,334 2005 99,89 0 82,112 2006 99,89 1 99,890 2007 99,89 2 117,668 2008 3 135,446 2009 4 153,224 2010 5 171,002 2011 6 188,780 2012 7 206,558 Sumber: Data Diolah Tahun 2008 Persamaan garis trend volume produksi yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebagai berikut: Y = 82,112 + 17,778X Berdasarkan persamaan tersebut, maka diketahui nilai intersep sebesar 82,112 yang artinya rata-rata luas lahan kopi rakyat di Desa Sumberbulus dari Tahun 2003 2007 sebesar 82,112 ha. Besarnya nilai koefisien trend pada persamaan tersebut adalah sebesar 17,778, yang artinya bahwa perkembangan luas lahan kopi mengalami peningkatan sebesar 17,778 ha tiap tahunnya. Perkembangan luas lahan kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember secara grafis dapat dilihat pada Gambar 3. Perkembangan dan Trend Luas Lahan Komoditas Kopi di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Perkembangan Luas Lahan Trend Luas Lahan Gambar 3. Perkembangan Produksi Kopi Rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun 2003 2007 Berdasarkan Grafik tersebut menunjukkan bahwa luas lahan kopi di Desa Sumberbulus secara riil cenderung tetap dari tahun 2004 hingga 2007. Tetapi pada tahun 2003 ke 2004 terlihat ada peningkatan luas areal yang sangat tajam sehingga perkembangan luas lahan kopi tahun 2003 2007 50 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012

mengalami peningkatan menunjukkan arah positif, berarti hipotesis yang diajukan yaitu trend luas lahan kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember meningkat diterima. Luas lahan pada tahun 2004 mengalami peningkatan karena banyak petani di Desa Sumberbulus yang menambah luas lahan kopi untuk mendapatkan tingkat produksi yang lebih tinggi pula. Pada umumnya luas lahan dan tingkat produksi memiliki korelasi yang positif. Sehingga apabila luas lahan kopi ditambah maka produksinya pun akan semakin bertambah. Sehingga melihat pembahasan mengenai perkembangan volume produksi, faktor harga yang membuat petani termotivasi untuk memperluas areal tanaman kopinya. Berdasarkan hasil prediksi luas lahan kopi rakyat untuk lima tahun yang akan datang terlihat bahwa pada tahun 2012 jumlah luas lahan kopi di Desa Sumberbulus mencapai 206,558 ha. Prediksi produksi tersebut dapat digunakan dengan asumsi jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil artinya keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi luas lahan kopi hampir sama dengan keadaan saat ini. Trend produksi kopi di Desa Sumberbulus meningkat selama lima tahun yang akan datang. Grafik menunjukkan adanya peningkatan tiap tahunnya dari tahun 2008 2012, hal tersebut pada garis trend yang menunjukkan garis lurus dari arah kiri bawah ke kanan atas. Terlihat bahwa grafik trend luas lahan kopi di Desa Sumberbulus meningkat selama lima tahun ke depan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani kopi rakyat adalah harga jual, volume produksi, biaya tenaga kerja, biaya pupuk dan pengalaman, sedangkan untuk variabel luas lahan dan jumlah anggota keluarga berpengaruh secara tidak nyata terhadap tingkat pendapatan petani kopi. 2. Usahatani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember menguntungkan petani. 3. Trend produksi dan luas lahan usahatani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember untuk tahun-tahun mendatang mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh garis trend dari kiri bawah ke kanan atas. Saran 1. Petani kopi rakyat di Desa Sumberbulus Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember hendaknya melakukan intensifikasi pertanian dengan jalan peningkatan produktivitas lahan persatuan luas untuk dapat meningkatkan hasil produksi yang akan meningkatkan pendapatan petani, yaitu melalui penggunaan paket rekomendasi teknologi spesifik lokasi, yang meliputi penggunaan varietas unggul, pemupukan berimbang sesuai sifat tanah setempat, baik ketepatan dosis, macam, waktu pemberian dan cara pemberian pupuk yang tepat. 2. Bagi pemerintah hendaknya mendorong dan mendukung petani kopi khususnya petani kopi di Desa sumberbulus melalui penyediaan benih unggul dan saprodi lainnya agar petani tidak kesulitan untuk memperoleh saprodi demi kelangsungan usahatani kopi. JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 51

DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Andro, Reza. 2001. Kontribusi Komoditi Kopi Rakyat terhadap Perekonomian Kabupaten Jember. Skripsi. Jember. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember. Departemen Pertanian. 2007. Perkebunan. http://setjen.deptan.go.id/. Diakses tanggal 26 April 2008. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES: Jakarta. Najiyati, S. dan Danarti. 2001. Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta: Penebar Swadaya. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia. Pamungkas, H. D. 2000. Prospek Pengembangan Komoditas Kopi di Kaliputih Kabupaten Jember. Skripsi. Jember. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember. Poli. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Saragih. 2001. Program Pembangunan Pertanian 2001-2004. Departemen Pertanian: Jakarta.. Sukirno, S. 2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sulistyowati, Eka. 2001. Kajian Sosial Ekonomi Usahatani Kopi Rakyat. Skripsi. Jember. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember. Widodo, H.A. 2008. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Komoditas Kopi Rakyat di Desa SidomulyoKecamatan Silo Kabupaten Jember. Skripsi. Jember. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember. 52 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012