PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

TUGAS AKHIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN STABIIZING AGENTS SERBUK KACA DAN SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS PADA TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU AMPAS TEBU DAN SEMEN. Atina Rezki 1, Roesyanto 2

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI

TUGAS AKHIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU GUNUNG VULKANIK DITINJAU DARI NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS PADA TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN GYPSUM DAN ABU AMPAS TEBU

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

TUGAS AKHIR KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN STABILIZING AGENTS SERBUK KACA DAN SEMEN

EFEKTIFITAS GIPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI PENURUNAN KONSOLIDASI SUBGRADE JALAN SUKODONO SRAGEN

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR Ca(OH)₂ PADA TANAH LEMPUNG (CLAY) TERHADAP PLASTISITAS DAN NILAI CBR TANAH DASAR (SUBGRADE) PERKERASAN JALAN

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

TUGAS AKHIR PENGUJIAN CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU VULKANIK

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

BAB II LANDASAN TEORI

Hansdy Wicaksono 1, Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

PENGARUH PENAMBAHAN ABU CANGKANG SAWIT TERHADAP DAYA DUKUNG DAN KUAT TEKAN PADA TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI UJI UCT DAN CBR LABOARATORIUM

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

Puspita Anggraeni )1, Machfud Ridwan )2. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

TINJAUAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN DENGAN BAHAN STABILISASI SERBUK BATA MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukkan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak, 2002). kerusakan. Sehingga tanah dasar haruslah bersifat keras agar sesuai dengan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU VULKANIK DENGAN PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS

ABSTRAK. PERBAIKAN KARAKTERISTIK CAMPURAN SEMEN DENGAN SEKAM PADI DAN LEMPUNG (xvii + 90 halaman: 23 gambar; 22 tabel; 10 lampiran)

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STABILISASI TANAH DENGAN MENGGUNAKAN FLY ASH DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS (Studi Kasus Jalan Raya Bojonegara, Kab.

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

KAJIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN SEMEN DAN BOTTOM ASH TERHADAP STABILITAS TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR Ca(OH) 2 DAN ABU SEKAM PADI PADA TANAH LEMPUNG (CLAY) A-7-6 TERHADAP NILAI CBR TANAH DASAR (SUBGRADE) PADA PERKERASAN JALAN

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

Transkripsi:

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT Hasoloan H P Sinaga 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email : hasoloanhpsinaga@yahoo.com 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan ABSTRAK Stabilisasi merupakan salah satu cara upaya yang dilakukan untuk perbaikan tanah (soil reinforcement). Berbagai bahan pencampur untuk stabilisasi telah banyak dilakukan, diantaranya dengan menggunakan bahan pencampur seperti semen, fly ash, bitumen, kapur, bahkan geogrid. Penggunaan bahan stabilisasi tanah ini diharapkan mampu menambah kekuatan / daya dukung tanah tersebut sehingga beban konstruksi yang berada diatasnya dapat dipikulnya. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian untuk mengetahui sifat-sifat fisik (index properties) dari tanah yang berasal dari Jalan Raya Medan Tenggara dan mengetahui perbandingan kuat daya dukung tanah yang dicampur dengan semen dan abu cangkang sawit. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel sebanyak 18 sampel tanah dan melakukan uji laboratorium untuk mengetahui nilai index properties dan engineering properties menggunakan uji UCT (Unconfined Compression Test). Dari penelitian ini, diperoleh hasil uji sifat fisik pada tanah asli, yaitu kadar air 19,90%, berat jenis 2,65, berat isi 1,24 gr/cm³, batas cair 44,23% dan indeks plastisitas 29,85%. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CL (Clay Low Plasticity) sedangkan berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan bebas (q u ) pada tanah asli sebesar 2,88 kg/cm 2. Pada variasi campuran 3%, diperoleh nilai kuat tekan tanah (q u ) maksimum sebesar 4,94 kg/cm 2. Nilai kuat tekan bebas tanah (q u ) menurun hingga variasi campuran 5% sebesar 1,39 kg/cm 2. Kemudian naik pada variasi campuran 9% sebesar 2,58 kg/cm 2, tetapi nilai kuat tekan bebasnya masih dibawah nilai kuat tekan bebas pada tanah asli dan kemudian menurun terus hingga variasi campuran 18% sebesar 0,58 kg/cm 2. Kata Kunci : stabilisasi tanah, semen, abu cangkang sawit, UCT (Unconfined Compression Test). 1

UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH OF CLAY SOIL WITH CEMENT AND PALMSHELL ASH STABILIZATION ABSTRACT Stabilization is one way of efforts made to improve the soil (soil reinforcement). Various mixing ingredients for stabilization have been carried out, such as by using materials such as cement mixers, fly ash, bitumen, limestone, even geogrid. The use of soil stabilization material is expected to add strength / carrying capacity of the land so that construction loads above it can be endured. In this study,conducted tests to determine the physical properties ( index properties ) of land from Jalan Raya Medan Tenggara and the strong compare the carrying capacity of the soil that is mixed with cement and ash palm shells. The research was conducted by sampling a total of 18 soil samples and conduct laboratory tests to determine the value of the index properties and engineering properties using test UCT ( Unconfined Compression Test ). In this research, the test results obtained on the index properties of the original soil, which is 19,90 % water content, specific gravity of 2,65, bulk density of 1,24 g / cm ³, liquid limit 44,23 and plasticity index 29,85. Based on the USCS classification, soil samples are included in this type of CL ( Clay - Low plasticity ) whereas the AASHTO classification, soil samples are included in the A - type 7-6. Results showed that compressive strength value free (qu) on native soil of 2.88 kg/cm 2. In a mixture variation of 3%, the value of land compressive strength (qu) a maximum of 4,94 kg/cm2. Free soil compressive strength ( qu ) decreases to a mixture variation of 5 % at 1,39 kg/cm 2. Then go up on a mixed variation of 9% at 2,58 kg/cm 2, but the compressive strength is below the value of a strong independent free press in native soil and then declined steadily until the mixture variation of 2 % 18 % at 0.58 kg/cm 2. Keywords : soil stabilization, cement, palm shells ash, UCT (Unconfined Compression Test). 1. PENDAHULUAN Tanah selalu memiliki peranan yang penting disetiap lokasi pekerjaan konstruksi. Hal ini dikarenakan tanah adalah struktur bawah (pondasi) yang mendukung semua beban bangunan yang akan didirikan di atasnya. Akan tetapi, sering dijumpai beberapa kasus dimana lokasi memiliki daya dukung tanah yang kurang baik, sehingga sulit untuk membangun sebuah konstruksi di atas tanah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat mekanis dari contoh tanah yang kurang baik tersebut sehingga kekuatan dan daya dukung tanah tersebut menjadi lebih baik dan memenuhi persyaratan teknis untuk dapat membangun sebuah konstruksi diatas tanah tersebut. Dalam hal ini, dilakukan upaya perbaikan tanah dengan cara distabilisasi. Bahan pencampur kimiawi yang paling sering digunakan dalam penelitian adalah semen. Semen banyak digunakan karena semen merupakan material yang 2

relatif terjangkau dan sangat mudah untuk diperoleh. Disamping itu, stabilisasi tanah dengan menggunakan bahan pencampur material semen sudah sangat sering digunakan dalam proses stabilisasi (Bowles, 1993). Akan tetapi, semen juga memiliki kekurangan, yaitu rentan terhadap keretakan pada suhu yang tinggi, getas dan korosif. Selain itu, proses produksi semen juga menghasilkan limbah emisi karbon yang sangat tinggi sehingga tidak ramah terhadap lingkungan. Untuk mengatasi kekurangan dan memanfaatkan kelebihan semen, diperlukan penambahan bahan pencampur alternatif. Salah satunya adalah dengan menambahkan abu cangkang sawit. Abu cangkang sawit merupakan hasil limbah padat pabrik pengolahan kelapa sawit yang kurang termanfaatkan hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan industri sawit yang terus meningkat, berdampak pada limbah padat yang dihasilkan. Perlu adanya upaya dalam memanfaatkan limbah tersebut dengan cara melakukan penelitian di laboratorium. Penelitian yang dilakukan adalah metode stabilisasi. Dalam pengujian laboratorium, dilakukan beberapa cara dalam menentukan besar kekuatan geser tanah akibat dilakukannya proses stabilisasi diantaranya uji kuat tekan tanah (UCT), uji CBR atau dapat menggunakan uji Triaxial. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji kuat tekan tanah (UCT) sebagai pengujian untuk menentukan besar kekuatan geser tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan semen dan abu cangkang sawit pada tanah lempung (clay) terhadap index properties, dan perkembangan nilai kuat tekan dari tanah yang distabilisasi semen dan abu ampas tebu pada umur 7 hari. Penelitian yang dilakukan meliputi pengujian-pengujian sifat fisik tanah (kadar air, berat jenis, batas-batas atterberg dan analisis saringan) dan pengujian sifat mekanis tanah dengan uji pemadatan tanah (compaction)dan uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression Test) pada sampel tanah asli dan tanah lempung yang sudah distabilisasi dengan semen dan abu cangkang sawit. 2. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Lempung Dari segi mineral (bukan ukurannya), yang disebut tanah lempung (dan mineral lempung) adalah tanah yang mempunyai partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim, 1953). Partikel-partikel tanah berukuran yang lebih kecil dari 2 mikron (=2µ), atau <5 mikron menurut sistem klasifikasi yang lain, disebut saja sebagai partikel berukuran lempung daripada disebut sebagai lempung saja. Partikel-partikel dari mineral lempung umumnya berukuran koloid (<1µ) dan ukuran 2µ merupakan batas atas (paling besar) dari ukuran partikel mineral lempung. Untuk menentukan jenis lempung tidak cukup hanya dilihat dari ukuran butirannya saja, tetapi perlu diketahui mineral yang terkandung didalamnya. Mineral lempung merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks yang terdiri dari satu atau dua unit dasar yaitu silica tetrahedra dan aluminium oktahedra. Setiap unit tetrahedra terdiri dari empat atom oksigen yang mengelilingi satu atom silikon. Kombinasi dari unit-unit silica tetrahedra tersebut membentuk lembaran silika (silica sheet). Sedangkan unit oktahedra terdiri dari enam gugus 3

ion hidroksil (OH) yang mengelilingi atom aluminium dan kombinasi dari unitunit hidroksi aluminium berbentuk oktahedra itu membentuk lembaran oktahedra (lembaran gibbsite / gibbsite sheet). Pada sebuah lembaran silika, setiap atom silikon yang bermuatan positif dan bervalensi empat dihubungkan dengan empat atom oksigen yang bermuatan negatif dengan valensi total delapan. Tetapi setiap atom oksigen pada dasar tetrahedral itu dihubungkan dengan dua atom silikon lainnya. Ini berarti bahwa atom-atom oksigen disebelah atas dari unit-unit tetrahedra mempunyai kelebihan valensi (negatif) sebesar satu dan harus diseimbangkan. Bila lembaran silika itu ditumpuk di atas lembaran oktahedra, atom-atom oksigen tersebut akan menggantikan posisi ion hidroksil pada oktahedra untuk memenuhi keseimbangan muatan mereka. Abu Cangkang Sawit Abu cangkang sawit merupakan bahan pozzolanic, yaitu material utama pembentuk semen, yang mengandung senyawa silika oksida (SiO2) aktif yang apabila bereaksi dengan kapur bebas atau kalsium hidroksida (Ca(OH2) dan air akan membentuk material semen yaitu kalsium silikat hidrat (C S H). Dari data perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, dapat dilihat jumlah tandan buah segar (TBS) yang begitu besar maka dapat ditentukan pula jumlah abu cangkang sawit yang tersedia dari jumlah TBS yang diproduksi dimulai dari jumlah TBS yang akan diolah kemudian jumlah cangkang dan fiber hasil pengolahan TBS lalu dapat dilihat jumlah abu cangkang sawit hasil pembakaran cangkang dan fiber sebagai bahan bakar ketel perebusan tandan buah segar (TBS). Ketersediaan material alternatif sebagai bahan stabilisasi yang ada saat ini dirasa cukup karena didalam penggunaannya juga akan dicampur dengan tanah lempung yang rusak, penggunaannya juga berdasarkan persentase berat tanah yang akan distabilisasi. Berikut adalah komposisi kimia abu cangkang sawit. Tabel 1. Komposisi Kimia Abu Cangkang Sawit (Endriani, 2012) 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada sampel tanah asli dan tanah lempung yang diberikan bahan stabilisasi berupa penambahan semen dan abu cangkang sawit () dengan berbagai variasi campuran. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan sesuai dengan diagram alir penelitian berikut. 4

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Tanah Asli Berikut adalah tabel data hasil-hasil pengujian sifat fisik tanah asli. Tabel 2. Data Uji Sifat Fisik Tanah No Pengujian Hasil 1 Kadar Air ( Water Content ) 19,90 % 2 Berat Jenis ( Specific Gravity ) 2,65 3 Batas Cair ( Liquid Limit ), LL 44,23 % 4 Batas Plastis ( Plastic Limit ), PL 14,38 % 5 Indeks Plastisitas ( Plasticity Index ), PI 29,85 % 6 Persen lolos saringan No. 200 62,00 % 5

Menurut sistem klasifikasi AASHTO, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan No. 200 sebesar 62,00 % dan nilai batas cair (liquid limit) sebesar 44,23% maka sampel tanah memenuhi persyaratan > 35% lolos ayakan No. 200 dengan minimal lolos ayakan No. 200 sebesar 36%, memiliki batas cair (liquid limit) 41 dan indeks plastisitas (plasticity index) > 11, sehingga tanah sampel dapat diklasifikasikan dalam jenis tanah A-7-6. Menurut sistem klasifikasi USCS, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan No. 200 sebesar 62,00 % dan nilai batas cair (liquid limit) sebesar 44,23% sehingga dilakukan plot pada grafik penentuan klasifikasi tanah dan diperoleh tanah termasuk dalam kelompok CL yaitu lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang. Pengujian Sifat Fisik Tanah Lempung dengan Bahan Stabilisator Berikut disajikan tabel data hasil pengujian batas-batas atterberg (atterberg limit) pada tanah lempung yang telah dicampur dengan semen (PC) dan abu cangkang sawit () pada tabel 3 serta gambar grafik hubungan antara nilai PI dengan variasi campuran PC dan dengan waktu pemeraman selama 7 hari pada gambar 2. Tabel 3. Data Hasil Uji Atterberg Limit Sampel Batas - Batas Atterberg LL (%) PL (%) PI (%) (PC) + 3% (), 7 hari 43,82 16,25 27,57 (PC) + 4% (), 7 hari 44,43 16,95 27,48 (PC) + 5% (), 7 hari 43,44 17,14 26,30 (PC) + 6% (), 7 hari 42,16 17,86 24,30 (PC) +7% (), 7 hari 42,83 19,64 23,18 (PC) + 8% (), 7 hari 41,84 19,17 22,67 (PC) + 9% (), 7 hari 40,73 20,24 20,49 (PC) + 10% (), 7 hari 42,67 22,53 20,14 (PC) + 11% (), 7 hari 42,61 23,21 19,40 (PC) + 1 (), 7 hari 42,51 24,04 18,47 (PC) + 13% (), 7 hari 40,27 25,18 15,09 (PC) + 14% (), 7 hari 38,25 21,98 16,27 (PC) + 15% (), 7 hari 37,94 23,21 14,73 (PC) + 16% (), 7 hari 32,94 25,00 7,94 (PC) + 17% (), 7 hari 30,12 25,39 4,73 (PC) + 18% (), 7 hari 28,16 23,08 5,08 6

IP 50 40 30 20 10 0 Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Nilai PI dengan Variasi Campuran PC dan dengan waktu pemeraman selama 7 hari. Grafik diatas memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi maka nilai indeks plastisitas akan menurun. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya batas plastis. Penurunan nilai PI tersebut dapat mengurangi potensi pengembangan dan penyusutan dari tanah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan terutama oleh proses hidrasi dari semen yang ditambahkan ke tanah. Proses ini memperkuat ikatan antara partikel-partikel tanah, sehingga terbentuk butiran yang lebih keras dan stabil. Terisinya pori-pori tanah memperkecil terjadinya rembesan pada campuran tanah-semen tersebut yang berdampak pada berkurangnya potensi kembang susut. 4.2. Pengujian Sifat Mekanis Tanah Uji Pemadatan Tanah (Compaction) Berikut adalah tabel data hasil pengujian pemadatan (compaction) pada tanah asli dan tanah lempung yang telah dicampur dengan semen (PC) dan abu cangkang sawit (). Tabel 4. Data Hasil Uji Compaction Sampel VARIASI CAMPURAN γ d maks (gr/cm³) W opt (%) Tanah Asli 1,24 20,41 (PC) + 3% (), 7 hari 1,36 19,56 (PC) + 4% (), 7 hari 1,36 20,05 (PC) + 5% (), 7 hari 1,31 21,04 (PC) + 6% (), 7 hari 1,31 21,04 (PC) +7% (), 7 hari 1,31 20,17 (PC) + 8% (), 7 hari 1,32 20,99 (PC) + 9% (), 7 hari 1,33 19,80 7

Wopt (%) γd maks (gr/cm³) (PC) + 10% (), 7 hari 1,27 22,82 (PC) + 11% (), 7 hari 1,27 23,59 (PC) + 1 (), 7 hari 1,23 25,79 (PC) + 13% (), 7 hari 1,19 25,77 (PC) + 14% (), 7 hari 1,17 26,37 (PC) + 15% (), 7 hari 1,16 26,77 (PC) + 16% (), 7 hari 1,16 28,42 (PC) + 17% (), 7 hari 1,13 30,49 (PC) + 18% (), 7 hari 1,03 30,42 Berikut adalah grafik hubungan antara berat isi kering maksimum ( γ d maks ) dan grafik hubungan antara kadar air optimum tanah ( W opt ) dengan variasi campuran PC dan dengan waktu pemeraman selama 7 hari. 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1 3% 4% 5% 6% 7% PC +8% 9% PC +10% 11% 1 VARIASI CAMPURAN 13% 14% 15% 16% 17% 18% Gambar 3. Grafik Hubungan antara Berat Isi Kering Maksimum ( γ d maks ) Tanah dan Variasi Campuran dengan waktu pemeraman selama 7 hari. 35 30 25 20 15 10 5 0 3% 4% 5% 6% 7% PC +8% 9% PC +10% 11% 1 VARIASI CAMPURAN 13% 14% 15% 16% 17% 18% Gambar 4. Grafik Hubungan antara Kadar Air Optimum Tanah ( W opt ) dan Variasi Campuran dengan waktu pemeraman selama 7 hari. Pada pengujian pemadatan tanah yang dilakukan pada tanah asli diperoleh nilai berat isi kering tanah maksimum (γ d maks ) sebesar 1,24 gr/cm3 dan nilai kadar air optimum (W opt ) sebesar 20,41%. 8

Pada penambahan 3% - 11%, terjadi peningkatan nilai berat isi kering tanah maksimum (γ d maks ) dan pada penambahan 1-18%, terjadi penurunan nilai berat isi kering tanah maksimum (γ d maks ). Sementara itu, pada penambahan 3% - 7%, terjadi penurunan nilai kadar air optimum (W opt ) dan pada penambahan 8% - 18% terjadi peningkatan nilai kadar air optimum (W opt ). Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin besar persentase penambahan abu cangkang sawit pada tanah lempung dapat mengakibatkan penurunan nilai berat isi kering tanah maksimum (γ d maks ) dan dapat meningkatkan nilai kadar air optimum (W opt ). Hal ini disebabkan karena berat jenis abu cangkang sawit (1,91) lebih kecil dibandingkan berat jenis tanah lempung (2,65). Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) Berikut adalah tabel data hasil pengujian kuat tekan bebas (unconfined compression test) pada tanah asli, tanah remoulded dan tanah lempung yang telah dicampur dengan semen (PC) dan abu cangkang sawit (). Tabel 5. Data Hasil Uji Kuat Tekan Bebas Sampel (kg/cm²) (kg/cm²) Tanah Asli 2,88 1,44 Tanah Remoulded 0,69 0,35 (PC) + 3% (), 7 hari 4,94 2,47 (PC) + 4% (), 7 hari 2,17 1,09 (PC) + 5% (), 7 hari 1,39 0,70 (PC) + 6% (), 7 hari 1,92 0,96 (PC) +7% (), 7 hari 2,13 1,07 (PC) + 8% (), 7 hari 2,24 1,12 (PC) + 9% (), 7 hari 2,58 1,29 (PC) + 10% (), 7 hari 2,10 1,05 (PC) + 11% (), 7 hari 2,08 1,04 (PC) + 1 (), 7 hari 2,06 1,03 (PC) + 13% (), 7 hari 1,92 0,96 (PC) + 14% (), 7 hari 1,57 0,79 (PC) + 15% (), 7 hari 1,51 0,76 (PC) + 16% (), 7 hari 1,15 0,58 (PC) + 17% (), 7 hari 0,82 0,41 (PC) + 18% (), 7 hari 0,58 0,29 Nilai kuat tekan tanah pada tanah asli adalah sebesar 2,88 kg/cm², sedangkan pada tanah remoulded diperoleh sebesar 0,69 kg/cm². Dari Gambar 4.10 memperlihatkan terjadinya penurunan kekuatan pada tanah yang telah 9

qu (kg/cm²) mengalami kerusakan struktural. Sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan struktural tanah tersebut disebut kesensitifan (sensitivity). Nilai sensitifitas inilah yang akan menentukan klasifikasi tanah menurut senstifitasnya. Berikut adalah grafik hubungan antara nilai kuat tekan tanah (q u ) dengan variasi campuran dengan waktu pemeraman selama 7 hari. 8 7 6 5 4 3 2 1 0 3% 4% 5% 6% 7% PC +8% 9% PC +10% 11% 1 VARIASI CAMPURAN 13% 14% 15% 16% 17% 18% Gambar 5. Grafik Hubungan antara Nilai Kuat Tekan Tanah (q u ) dengan Variasi Campuran dengan waktu pemeraman selama 7 hari. Pada pengujian kuat tekan tanah pada tanah asli diperoleh nilai kuat tekan tanah (q u ) sebesar 2.88 kg/cm². Pada penambahan 3% terjadi peningkatan nilai q u menjadi 4.94 kg/cm² dan ini merupakan nilai q u tertinggi (q u maksimum). Pada penambahan 2 % 5% juga terus mengalami penurunan menjadi 1,39 kg/cm², penurunan yang terjadi cukup signifikan pada variasi campuran ini bahkan nilai q u -nya lebih rendah dari q u tanah asli. Akan tetapi, pada penambahan 6% terjadi peningkatan nilai q u menjadi 1,92 kg/cm 2 dan terus meningkat hingga penambahan 9% nilai qu sebesar 2,58 kg/cm 2, tetapi nilai q u masih berada dibawah nilai q u tanah asli. Pada penambahan 10% mengalami penurunan nilai q u menjadi 2,10 kg/cm 2, dan terus menurun hingga pada penambahan 18% nilai q u sebesar 0,58 kg/cm 2. Dengan demikian, semakin banyak penambahan semen dan abu cangkang sawit dengan waktu pemeraman yang panjang justru semakin memperkecil nilai q u tanah. Hal ini dikarenakan penambahan kadar abu cangkang sawit pada tanah memperkecil lekatan antara butiran tanah dan air, sehingga tanah menjadi mudah pecah ketika diberi tekanan vertikal. 10

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CL ( Clay Low Plasticity ). 2. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6. 3. Hasil uji Proctor Standart pada tanah asli menghasilkan nilai kadar air optimum tanah sebesar 20,41 % dan berat isi kering maksimum sebesar 1,24 gr/cm³, sedangkan dari variasi campuran semen dan abu cangkang sawit diperoleh nilai berat isi kering maksimum tertinggi pada variasi campuran 3% yaitu sebesar 1,36 gr/cm³ dengan kadar air optimum sebesar 19,56%. 4. Dari uji Atterberg pada tanah asli diperoleh nilai Liquid Limit sebesar 44,23 dan Indeks Plastisitas sebesar 29,85, sedangkan dari komposisi campuran tanah dengan semen dan abu cangkang sawit diperoleh nilai terbesar pada variasi komposisi 3% dengan pemeraman 7 hari, yakni nilai Liquid Limit sebesar 43,82 dan Indeks Plastisitas sebesar 27,57. 5. Dari uji Atterberg juga dapat disimpulkan bahwa semakin besar persentase kadar abu cangkang sawit yang ditambahkan, maka sifat plastisitas tanah campuran akan mengalami penurunan. 6. Dari uji Unconfined Compression Test yang dilakukan pada tanah asli diperoleh nilai kuat tekan tanah (q u ) sebesar 2,88 kg /cm², tanah remoulded diperoleh nilai kuat tekan tanah (q u ) sebesar 0,69 kg/cm², sedangkan dari komposisi campuran tanah dengan semen dan abu cangkang sawit diperoleh nilai maksimum pada variasi komposisi 3% dengan masa pemeraman 7 hari, yakni nilai kuat tekan tanah (q u ) sebesar 4,94 kg/cm 2. 7. Dari uji Unconfined Compression Test yang telah dilakukan pada berbagai variasi abu cangkang sawit diperoleh kesimpulan bahwa variasi campuran semen dan abu cangkang sawit hanya efektif berfungsi pada variasi campuran 3% untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan meningkatkan daya dukung tanah yang distabilisasi. 5.2. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian dengan variasi kadar semen yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J.E. 1993. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah),Jakarta : Erlangga. Das, B. M. 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I. Jakarta: Erlangga. Das, B. M. 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid II. Jakarta: Erlangga. 11

Endriani, D. 2012. Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Sawit terhadap Daya Dukung dan Kuat Tekan pada Tanah Lempung Ditinjau dari Uji UCT dan CBR Laboratorium, Tesis Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Fadilla, N. 2014. Pengujian Kuat Tekan Bebas Tanah (Unconfined Compression Test) pada Stabilitas Tanah Lempung yang Dicampur dengan Semen dan Abu Sekam Padi. Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan. Hardiyatmo, H. C. 1992. Mekanika Tanah I, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Modul Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Rezki, A. 2014. Kajian Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Abu Ampas Tebu dan Semen. Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan. Silaban, F. 2013. Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Stabilitas Tanah Lempung dengan Uji Triaxial Cu dan Aplikasi pada Stabilisasi Lereng. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil USU Medan. 12