PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 22 /PBI/2000 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 2/ 23 /DSM Jakarta, 10 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MDC UNDANG UNDANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA. Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Oleh Lembaga Keuangan Non Bank

No. 1/ 9 /DSM Jakarta, 28 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 22 /PBI/2011 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 statistik, terutama statistik Neraca Pembayaran, Posisi Investasi Internasional, statistik Utang Luar Negeri Indonesia, dan Indikator Keuangan Perus

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 1 /PBI/ 2010 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA [LN 1999/66, TLN 3843]

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/12/PBI/2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 18 /PBI/2009

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang :

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/11/PBI/2012

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

No. 15/17 /DInt Jakarta, 29 April 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 4 /PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEI OLEH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

No.13/33/DSM Jakarta, 30 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

No. 14 / 24 /DSM Jakarta, 7 September 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA BUKAN BANK DI INDONESIA

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 13 / 21 /DSM Jakarta, 15 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa K

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemantauan kegiatan Lalu Lintas Devisa sangat diperlukan dalam rangka mendukung penerapan sistem devisa bebas; b. bahwa keterangan dan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu yang dihasilkan dari pemantauan kegiatan Lalu Lintas Devisa sangat diperlukan dalam rangka penyusunan statistik; c. bahwa statistik kegiatan Lalu Lintas Devisa terutama statistik neraca pembayaran dan posisi investasi internasional Indonesia merupakan faktor penting dalam perumusan dan peningkatan efektifitas kebijakan di bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan; d. bahwa berhubung dengan itu, perlu ditetapkan ketentuan tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan dengan Peraturan Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999...

-2- Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3844); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang dimaksud dengan : 1. Lalu Lintas Devisa adalah perpindahan aset dan kewajiban finansial antara Penduduk dan bukan Penduduk termasuk perpindahan Aset dan Kewajiban Finansial Luar Negeri antar Penduduk. 2. Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut Perusahaan) adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha selain sebagai Bank dan selain sebagai Lembaga Keuangan Non Bank sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Aset Finansial Luar Negeri adalah aktiva Perusahaan yang merupakan tagihan terhadap bukan Penduduk baik dalam valuta asing maupun rupiah, antara lain dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan di luar negeri, simpanan...

-3- simpanan pada bank di luar negeri dan pemilikan surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bukan penduduk; 4. Kewajiban Finansial Luar Negeri adalah pasiva Perusahaan yang merupakan kewajiban terhadap bukan Penduduk baik dalam valuta asing maupun rupiah, antara lain dalam bentuk utang luar negeri dan utang dagang kepada perusahaan di luar negeri; 5. Penduduk adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya yang berdomisili atau berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik Republik Indonesia di luar negeri. BAB II KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN Pasal 2 (1) Perusahaan yang melakukan kegiatan Lalu Lintas Devisa wajib menyampaikan laporan yang berisi keterangan dan data mengenai kegiatan Lalu Lintas Devisa yang dilakukannya kepada Bank Indonesia secara lengkap, akurat, dan tepat waktu. (2) Keterangan dan data yang disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat rahasia. Pasal 3 (1) Kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berlaku bagi Perusahaan yang : a. memiliki total aset/aktiva sekurang-kurangnya Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), atau b. memiliki omset penjualan selama satu tahun sekurang-kurangnya Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). (2) Dalam...

-4- (2) Dalam hal total aset/aktiva atau omset penjualan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengalami penurunan masing-masing menjadi kurang dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), Perusahaan tetap wajib menyampaikan laporan sepanjang masih melakukan kegiatan Lalu Lintas Devisa. (3) Besarnya total aset/aktiva dan omset penjualan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diubah sesuai perkembangan, dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal 4 (1) Laporan yang wajib disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi laporan : a. Transaksi yang mempengaruhi Aset dan atau Kewajiban Finansial Luar Negeri, b. Posisi Aset dan atau Kewajiban Finansial Luar Negeri per akhir periode laporan. (2) Transaksi yang wajib dilaporkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah transaksi yang dilakukan tidak melalui Bank atau Lembaga Keuangan Non Bank di dalam negeri. BAB III PENELITIAN KEBENARAN LAPORAN Pasal 5 Dalam hal keterangan dan data yang disampaikan diragukan kebenarannya, Bank Indonesia meneliti kebenaran keterangan dan data dimaksud, termasuk meminta bukti pembukuan, catatan, dan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan Lalu Lintas Devisa. Pasal 6...

-5- Pasal 6 Perusahaan wajib memberikan bukti pembukuan, catatan, dan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 7 (1) Perusahaan yang menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a secara tidak lengkap dan atau tidak benar dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap keterangan dan data yang tidak lengkap dan atau tidak benar dan paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). (2) Besarnya denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal 8 (1) Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan dan paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). (2) Besarnya denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal 9 (1) Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar...

-6- sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) ditambah denda keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. (2) Bagi Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a selama 6 (enam) periode berturut-turut atau paling lama 6 (enam) bulan, Bank Indonesia merekomendasikan sanksi administratif berupa pencabutan atau pembatalan izin usaha kepada instansi yang berwenang. Pasal 10 Bagi Perusahaan yang tidak memberikan bukti pembukuan, catatan, dan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Bank Indonesia merekomendasikan sanksi administratif berupa pencabutan atau pembatalan izin usaha kepada instansi yang berwenang. Pasal 11 Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10 mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Desember 2002 untuk kegiatan Lalu Lintas Devisa yang dilakukan selama bulan November 2002. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Prosedur dan tata cara pelaporan, jumlah dan tata cara pengenaan sanksi serta keterangan dan data yang diminta, diatur lebih lanjut dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal 13...

-7- Pasal 13 Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juni 2002. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 Maret 2002 GUBERNUR BANK INDONESIA SYAHRIL SABIRIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 15 DSM

-8- PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ TENTANG 2 /PBI/2002 PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN UMUM Sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang No. 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, Pemerintah tetap menganut sistem devisa bebas. Dengan demikian, setiap Penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa yang dimilikinya. Namun, mengingat keterangan dan data mengenai kegiatan Lalu Lintas Devisa selama ini belum terpenuhi secara lengkap maka dibutuhkan suatu sistem pemantauan Lalu Lintas Devisa. Dengan adanya sistem pemantauan tersebut memungkinkan otoritas moneter memiliki statistik mengenai kegiatan Lalu Lintas Devisa secara lengkap, akurat dan tepat waktu sehingga dapat mendukung perumusan dan peningkatan efektivitas kebijakan dibidang moneter. Sistem pemantauan Lalu Lintas Devisa tersebut akan mendukung penerapan sistem devisa bebas agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional. Pemantauan kegiatan Lalu Lintas Devisa meliputi pemantauan semua transaksi yang menimbulkan terjadinya perpindahan aset dan kewajiban finansial antara Penduduk dan bukan Penduduk. Disamping itu, dalam rangka memperoleh informasi mengenai pergerakan devisa di sektor non finansial, pemantauan atas perpindahan aset dan kewajiban finansial luar negeri antar Penduduk perlu pula dilakukan. Laporan tersebut dimaksudkan terutama untuk keperluan penyusunan statistik...

-9- statistik neraca pembayaran dan posisi investasi internasional Indonesia dalam rangka mendukung tercapainya stabilitas moneter. Berkenaan dengan itu, maka untuk mewujudkan sistem pemantauan Lalu Lintas Devisa tersebut, seluruh Perusahaan yang melakukan kegiatan Lalu Lintas Devisa diwajibkan untuk menyampaikan laporan kegiatan Lalu Lintas Devisa yang dilakukannya kepada Bank Indonesia. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 5 Cukup jelas Pasal 2 Ayat (1) Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan ini, Perusahaan yang dimaksud dalam Pasal ini adalah Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan yang melakukan kegiatan usaha selain sebagai Bank dan selain Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998, Bank meliputi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 1/9/PBI/1999 tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, LKNB meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas...

Ayat (2) -10- sekuritas, modal ventura, dan Perusahaan pembiayaan, serta badanbadan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat. Berkenaan dengan itu, Perusahaan yang dimaksud dalam Pasal ini meliputi : a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu badan usaha milik negara yang didirikan sesuai Undang-undang No. 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang-undang, dan badan usaha lainnya yang didirikan dengan Undang-undang tersendiri yang terdapat unsur kepemilikan negara, b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu badan usaha yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan, c. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yaitu badan usaha yang tidak termasuk dalam pengertian BUMN dan BUMD di atas yang berkedudukan di Indonesia, baik yang berbentuk badan hukum Indonesia maupun asing dan yang tidak berbentuk badan hukum. Yang dimaksud dengan keterangan dan data meliputi antara lain pelaku transaksi, tujuan transaksi dan nilai transaksi. Keterangan dan data yang bersifat rahasia adalah keterangan dan data yang bersifat individual. Pasal 3 Ayat (1) Penetapan besarnya total aset dan omset penjualan didasarkan pada laporan keuangan terakhir yang telah diaudit. Dalam hal laporan keuangan...

Ayat (2) Ayat (3) -11- keuangan yang telah diaudit belum tersedia, maka digunakan laporan keuangan yang belum diaudit. Yang dimaksud dengan masih tetap melakukan kegiatan Lalu Lintas Devisa adalah Perusahaan melakukan transaksi Lalu Lintas Devisa dan atau memiliki Posisi Aset Finansial Luar Negeri dan atau Kewajiban Finansial Luar Negeri. Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Huruf a Transaksi yang mempengaruhi Aset dan atau Kewajiban Finansial Luar Negeri, meliputi antara lain: 1. Penerimaan dan atau pembayaran antara Perusahaan dengan bukan Penduduk baik dalam rupiah maupun valuta asing, meliputi antara lain penerimaan hasil ekspor, pembayaran impor, penarikan dan pembayaran pinjaman luar negeri, penerimaan bunga simpanan, penerimaan pelunasan piutang dagang, pembayaran utang dagang, termasuk pengakuan utang/piutang dan penyelesaiannya secara netting; 2. Penerimaan dan atau pembayaran antara Perusahaan dengan Penduduk dalam valuta asing, meliputi antara lain penjualan atau pembelian mata uang asing, penerimaan dan pembayaran dalam rangka perdagangan barang dan jasa. Huruf b...

-12- Huruf b Posisi Aset dan atau Kewajiban Finansial Luar Negeri mencakup baik yang sudah efektif menjadi tagihan dan atau kewajiban Perusahaan (on balance sheet) maupun yang masih merupakan catatan atas laporan keuangan seperti tagihan/kewajiban kontinjensi dan tagihan/kewajiban komitmen. Posisi Aset dan atau Kewajiban Finansial Luar Negeri didasarkan pada laporan keuangan terakhir yang telah diaudit. Dalam hal laporan keuangan yang telah diaudit belum tersedia maka digunakan laporan keuangan yang belum diaudit. Ayat (2) Transaksi yang dilakukan tidak melalui Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank di dalam negeri meliputi antara lain penerimaan dan atau pembayaran melalui rekening giro Perusahaan pada bank di luar negeri dan penyelesaian transaksi melalui rekening antar kantor/perusahaan. Dalam hal transaksi dilakukan melalui Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank di dalam negeri, maka pelaporannya dilakukan oleh Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank yang bersangkutan. Pasal 5 Dalam melakukan penelitian kebenaran keterangan dan data, Bank Indonesia meminta klarifikasi dan atau meneliti pembukuan, catatan, dan dokumen yang berkaitan dengan pelaporan kegiatan Lalu Lintas Devisa Perusahaan tersebut. Pasal 6...

Pasal 6 Cukup jelas -13- Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Perusahaan dianggap terlambat menyampaikan laporan apabila laporan Perusahaan diterima oleh Bank Indonesia melewati masa penyampaian laporan sampai dengan berakhirnya masa keterlambatan penyampaian laporan. Yang dimaksud dengan hari adalah hari kalender. Pasal 9 Perusahaan dianggap tidak menyampaikan laporan apabila Bank Indonesia belum menerima laporan Perusahaan sampai dengan berakhirnya masa keterlambatan penyampaian laporan. Sanksi administratif dalam Pasal ini tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-undang No. 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar. Pasal 10 Sanksi administratif dalam Pasal ini tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-undang No. 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar. Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13...

Pasal 13 Cukup jelas -14- TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. 4178 DSM