SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO PUSKESMAS KEDUNDUNG Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321) MOJOKERTO

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI AINUN NADIFAH NIM.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur tahun (Sarwono, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

SKRIPSI. Oleh : Wanang Mujiono

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

KEPUTUSAN PEREMPUAN UNTUK MELAKUKAN ABORSI DITINJAU DARI HAK-HAK ASASI PEREMPUAN ( STUDI KASUS DI PKBI SEMARANG )

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDUDUK USIA TAHUN DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

SURVEI PERILAKU YANG BERISIKO PADA KESEHATAN REMAJA SISWA KELAS SATU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

GAMBARAN STATUS MENTAL KOGNITIF PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Pengertian tersebut dapat diartikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

MOH ANNAS SETIAWAN NIM.

PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA KARYAWAN DI INSTALASI RAWAT INAP PUSKESMAS GUCIALIT KABUPATEN LUMAJANG

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa dan relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

DAFTAR ISI. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iv

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mencangkup perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah normanorma,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan baik perubahan

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

HUBUNGAN KONFLIK FUNGSIONAL DENGAN KINERJA ORGANISASI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN (BAPPEKAB) JEMBER

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan seksual pranikah umumnya berawal dari masa pacaran atau masa penjajakan.

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri kenyataan bahwa remaja sekarang sudah berperilaku seksual secara bebas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

Transkripsi:

SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER (Studi pada Siswa SMA Negeri Kelas XI di Kecamatan Kota dan di Luar Kecamatan Kota Kabupaten Jember) SKRIPSI Oleh: Weti Tesmei NIM 042110101007 BAGIAN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2008

SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER (Studi pada Siswa SMA Negeri Kelas XI di Kecamatan Kota dan di Luar Kecamatan Kota Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna memenuhi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Strata Satu Fakultas Kesehatan Masyarakat dan mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh: Weti Tesmei NIM 042110101007 BAGIAN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2008 i

RINGKASAN Survei Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja pada Siswa SMA Negeri Perkotaan dan Pedesaan di Kabupaten Jember (Studi pada Siswa SMA Negeri Kelas XI di Kecamatan Kota dan di Luar Kecamatan Kota Kabupaten Jember); Weti Tesmei; 042110101007; 2008; 102 halaman; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Remaja merupakan orang dengan kelompok umur antara 12-24 tahun yang sedang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa sehingga terjadi perubahan fisik, emosional, kognitif dan psikososial yang membuat remaja rentan terhadap pengaruh lingkungan. Status perkotaan dan pedesaan menyebabkan perbedaan perilaku remaja yang tinggal pada daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengaji karakteriatik remaja, perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek remaja perkotaan dan pedesaan terkait kesehatan reproduksi remaja yang meliputi seksualitas, proses perkembangan remaja, risiko reproduksi (kehamilan, kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan penyakit menular seksual), perilaku seks dan pemakaian Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Penelitian ini bersifat dekriptif dengan teknik pengambilan sampel secara two stage cluster sampling. Penelitian dilakukan pada 6 SMA Negeri yaitu SMA Negeri 1 Jember dan SMA Negeri 2 Jember sebagai SMA Negeri perkotaan serta SMA Negeri 1 Kalisat, SMA Negeri 1 Pakusari, SMA Negeri Ambulu dan SMA Negeri 1 Jenggawah sebagai SMA Negeri Pedesaan. Sampel penelitian berjumlah 90 siswa yang terdiri 39 (43,3%) di perkotaan dan 51 (56,7%) di pedesaan dan secara secara acak sampel diambil di lapangan. Data primer akan diperoleh dari angket. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif tanpa uji statistik dan disajikan dalam bentuk tabel dan tekstular. Hasil penelitian ini responden terdiri dari 51 siswa laki-laki dan 39 siswa perempuan; 67,8% berumur 17 tahun; 96,7% beragam islam; 86,7% tinggal bersama orang tua dan 83,3% diasuh oleh kedua orang tua; 50% memiliki jumlah uang saku per bulan kurang dari Rp. 100.000,-. Di kota, 22% ayah responden tamat perguruan vii

tinggi sedangkan di desa 31,1% tamat SMP atau SMA sedangkan ibu responden 23,4% di kota dan dan 26,7% di desa tamat SMP atau SMA. Pekerjaan orang tua responden, 23,3% ayah responden di kota bekerja sebagai pegawai negeri sedangkan di desa hanya 10% dan ada 16,7% di desa sebagai petani. Baik di desa maupun di kota, ibu responden tidak bekerja yaitu 22,2% di kota dan 20% di desa. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 43,3% responden di perkotaan, terkait dengan kesehatan reproduksi remaja, rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi yaitu 31,1% responden, sikap positif yaitu 37,8% responden dan praktek positif yaitu 42,2% responden. Tidak ada satupun responden di kota yang memiliki tingkat pengetahuan rendah serta sikap dan praktek negatif sedangkan di pedesaan dari 56,7% responden masih ada yang berpengetahuan rendah yaitu 3,3% responden, sikap negatif 1,1% responden dan praktek negatif 1,1% responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa baik di kota maupun di desa masih terdapat pengetahuan yang salah tentang ciri-ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan, masa subur, kejadian jerawat serta KTD. Sehingga mereka relatif belum memiliki kesiapan yang normal ketika menghadapi fenomena perkembangan reproduksinya. Selain itu masih terdapat pengetahuan yang salah tantang cara penularan PMS terutama pada responden di desa. Mitos tentang seksualitas ternyata lebih melekat pada remaja pedesaan daripada remaja perkotaan dan di desa lebih agresif untuk membicarakannya. Jika dibandingkan dengan remaja di kota, remaja di desa lebih permisif untuk melakukan aborsi jika terjadi KTD, seks di luar nikah serta pemakaian NAPZA tetapi jika terjadi PMS responden di desa lebih banyak yang memiliki sikap untuk tidak berdiam diri. Sehingga dalam praktekpun remaja di desa lebih berani melakukan berbagai aktivitas pada saat pacaran, melakukan seks di luar nikah serta memakai NAPZA. Selain itu remaja di desa ada yang pernah mengalami KTD dan terkena PMS dan di kota tidak ada satupun. viii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN MOTTO... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PEMBIMBINGAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii PRAKATA... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... xix BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan... 5 1.3.1 Tujuan Umum... 5 1.3.2 Tujuan Khusus... 5 1.4 Manfaat... 6 1.4.1 Manfaat Teoritis... 6 1.4.2 Manfaat Praktis... 6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1 Perilaku... 7 xi

2.1.1 Domain Perilaku... 7 2.1.2 Determinan Perilaku... 10 2.2 Remaja... 12 2.2.1 Batasan Remaja... 12 2.2.2 Proses Perubahan pada Masa Remaja... 14 2.3 Kesehatan Reproduksi Remaja... 19 2.3.1 Kehamilan dan Kehamilan Tidak Diharapkan... 19 A. Kehamilan... 19 B. Kehamilan Tidak Diharapkan (KTD)... 20 2.3.2 Aborsi... 22 2.3.3 Aktivitas atau Perilaku Seksual... 24 2.3.4 Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV dan AIDS... 26 A. Penyakit Menular Seksual (PMS)... 26 B. HIV dan AIDS... 28 2.3.5 NAPZA... 29 2.4 Relasi Remaja dan Orang Tua... 34 2.5 Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan... 35 2.5.1 Masyarakat Pedesaan (Rural comunity)... 35 2.5.2 Masyarakat Perkotaan (Urban comunity)... 36 2.6 Kerangka Konseptual... 36 BAB 3. METODE PENELITIAN... 38 3.1 Jenis Penelitian... 38 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 38 3.2.1 Tempat Penelitian... 38 3.2.2 Waktu Penelitian... 38 3.3 Populasi dan Sampel... 38 3.3.1 Populasi... 38 3.3.2 Sampel... 39 3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran... 44 xii

3.5 Sumber, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 48 3.5.1 Sumber Data... 48 3.5.2 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 48 3.6 Teknik Penyajian dan Analisis Data... 49 3.7 Alur Penelitian... 50 3.8 Jadwal Penelitian... 51 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 52 4.1 Karakteristik Responden Penelitian... 52 4.2 Pengetahuan Responden tentang Kesehatan Reproduksi Remaja... 60 4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Seksualitas... 60 4.2.2 Pengetahuan Responden tentang Proses Perkembangan Remaja... 62 4.2.3 Pengetahuan Responden tentang Risiko Reproduksi... 65 4.2.4 Pengetahuan Responden tentang Perilaku Seks... 72 4.2.5 Pengetahuan Responden tentang NAPZA... 74 4.3 Sikap Responden tentang Kesehatan Reproduksi Remaja... 79 4.3.1 Sikap Responden terhadap Seksualitas... 81 4.3.2 Sikap Responden terhadap Proses Perkembangan Remaja 81 4.3.3 Sikap Responden terhadap Risiko Reproduksi... 82 4.3.4 Sikap Responden terhadap Perilaku Seksual... 83 4.3.5 Sikap Responden terhadap NAPZA... 84 4.4 Praktek Responden terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja 86 4.4.1 Praktek Responden terhadap Seksualitas... 86 4.4.2 Praktek Responden terhadap Proses Perkembangan Remaja... 88 4.4.3 Praktek Responden terhadap Perilaku Seksual... 90 4.4.4 Praktek Responden terhadap Risiko Reproduksi... 93 4.4.5 Praktek Responden terhadap NAPZA... 94 xiii

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN... 100 5.1 Kesimpulan... 100 5.2 Saran... 102 DAFTAR PUSTAKA... 103 LAMPIRAN xiv