ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.PETROSEA, Tbk. Oleh ANDREW DANUWIJAYA H

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BIMATAMA INDONESIA ESTETIKA, JAKARTA. Oleh IMAN SUSENO H

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk BERBASIS LAPORAN KEUANGAN PERIODE Oleh DEVI ARYANI H

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II LANDASAN TEORI

RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT. PUPUK KUJANG (PERSERO) CIKAMPEK PERIODE Oleh HUSNUL BUDIMAN H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEUANGAN. o o

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.PETROSEA, Tbk Oleh ANDREW DANUWIJAYA H24097010 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

RINGKASAN ANDREW DANUWIJAYA. H24097010. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT.Petrosea Tbk. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI,SE,MM. PT.Petrosea, Tbk merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa penambangan yang terkemuka di Indonesia dengan kemampuan untuk memberikan solusi pertambangan yang baik. Perusahaan menyadari bahwa semua aktivitas yang dijalankan perusahaan memiliki dampak yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Salah satu yang menjadi perhatian pentingnya adalah kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan melihat kinerja keuangan perusahaan nantinya akan mendapatkan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan dan juga dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan ke depannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan keuangan dan kinerja keuangan dengan menggunakan analisis Rasio keuangan dan analisis Du Pont, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruh kinerja perusahaan selama periode 2006-2010. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perkembangan neraca pada komponen komponen aktiva tidak lancar, kewajiban jangka pendek, dan kewajiban jangka panjang mengalami trend naik selama pengamatan. Sedangkan pada komponen aktiva lancar mengalami trend turun selama pengamatan. Perkembangan laba rugi pada semua komponen yaitu pendapatan, beban usaha, beban penjualan dan administrasi, laba usaha, dan laba bersih mengalami trend naik selama pengamatan. Berdasarkan analisis rasio, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan kurang likuid dan kurang solvabel. Serta aktivitas perusahaan kurang baik. Walaupun demikian, perusahaan masih dapat menghasilkan keuntungan. Berdasarkan analisis Du Pont, kinerja perusahaan selama empat tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.kinerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu beban dan pendapatan, aktiva, dan kewajiban perusahaan. Kompetitor, laba perusahaan asosiasi dan keadaan ekonomi merupakan faktor eksternalnya.

ANALISIS KINERJA KEUANGA PADA PT.PETROSEA, Tbk SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ANDREW DANUWIJAYA H24097010 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul Nama NIM : Analisis Kinerja Keuangan Pada PT.Petrosea, Tbk : Andrew Danuwijaya : H24097010 Menyetujui, Dosen Pembimbing (Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP.197103072005012001 Mengetahui, Ketua Departemen (Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002 Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan Jakarta pada tanggal 2 Maret 1987. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Harry Tambingon dan Ibu Liana Erlita. Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 07 Tebet Barat Jakarta (1993-1999). Kemudian melanjutkan lagi di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 115 Tebet Utara Jakarta (1999-2002) dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 61 Pondok Bambu Jakarta (2002-2005). Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di Program Diploma Jurusan Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2009. Setelah lulus pendidikan Diploma III, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. iii

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa membimbing dan menyertai penulis. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah bagi Rosulullah Muhammad SAW. Tujuan pembuatan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi, yang merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Menajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Instittut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari pengetahuan, tata cara penulisan, pengalaman, pengetahuan dan maupun isinya, mengingat keterbatasan penulis yang selalu masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis nantikan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga proposal ini dapat berguna bagi penulis dan para pembaca. Bogor, April 2012 Penulis iv

UCAPAN TERIMA KASIH Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik itu bimbingan moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada: 1) Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini. 2) Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik, membimbing dan mengarahkan penulis selama proses perkuliahan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen nstitut Pertanian Bogor. 3) Kedua orang tua yang tercinta dan adik-adik penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik secara moril maupun materi. 4) Bapak Kurniawan dan Ibu Ira di PT.Petrosea Tbk yang telah memberikan izin dan banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. 5) Beo yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan selalu mengingatkan untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. 6) Sahabat penulis (Andre, Ajeng, Anin, dan Otri) yang selalu mendukung. 7) Teman-teman satu bimbingan dan Ekstensi Manajemen khususnya Angakatan 7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yng setimpal atas kebaikan semua pihak. Amin v

DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.4.Manfaat Penelitian... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan... 5 2.2. Laporan Keuangan... 5 2.2.1 Laporan Neraca... 7 2.2.2 Laporan Laba Rugi... 8 2.3. Analisis Laporan Keuangan... 9 2.3.1 Analisis Trend... 11 2.3.1 Analisis Rasio... 12 2.3.2 Analisis Du Pont... 17 2.4. Penelitian Terdahulu... 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran... 20 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21 3.3. Jenis dan Sumber Data... 22 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambara Umum PT.Petrosea Tbk... 28 4.1.1 Visi dan Misi... 29 4.1.2 Struktur Organisasi... 29 4.2. Perkembangan Keuangan PT.Petrosea Tbk... 31 vi

4.2.1 Perkembangan Neraca... 31 4.2.2 Perkembangan Rugi Laba... 34 4.3. Analisis Rasio Keuangan PT.Petrosea Tbk... 35 4.3.1 Rasio Likuiditas... 36 4.3.2 Rasio Solvabilitas... 40 4.3.3 Rasio Aktivitas... 43 4.3.4 Rasio Profitabilitas... 47 4.4. Analisis Du Pont PT Petrosea Tbk... 51 4.5. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT.Petrosea Tbk 53 4.6. Implikasi Manajerial.54 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 55 2. Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN... 57 vii

DAFTAR TABEL No Halaman 1. Sepuluh negara produsen batubara 1 2. Hasil analisis rasio keuangan PT.Petrosea Tbk Periode 2006-2010...36 3. Rasio lancar PT.Petrosea Tbk Periode 2006-2010...37 4. Rasio cepat PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...38 5. Rasio kas PT.Petrosea Tbk Periode 2006-2010 39 6. Rasio debt to capital assets PT.Petrosea Tbk Periode 2006-2010 41 7. Rasio debt to equity PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...41 8. Rasio long term debt to equity PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...42 9. Rasio perputaran total aktiva PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...44 10. Rasio perputaran piutang PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...44 11. Rasio perputaran persediaan PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010..45 12. Rasio rarta-rata pengumpulan piutang PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010.47 13. Rasio marjin laba kotor PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010..48 14. Rasio marjin laba bersih PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...49 15. Rasio return on assets PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010 49 16. Rasio return on nett worth PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010.50 17. Hasil analisis Du Pont PT.Petrosea Tbk Periode 2006-2010...51 viii

DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kerangka analisis Du Pont...18 2. Bagan kerangka pemikiran...21 3. Struktur organisasi PT.Petrosea Tbk.30 4. Perkembangan aktiva PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...32 5. Perkembangan kewajiban dan ekuitas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010..33 6. Perkembangan laporan rugi laba PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010..34 7. Perkembangan rasio likuiditas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010..37 8. Perkembangan rasio solvabilitas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010...40 9. Perkembangan perputaran total aktiva, perputaran piutang, dan perputaran persediaan PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010....43 10. Perkembangan rasio rata-rata pengumpulan piutang PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010.46 11. Perkembangan rasio profitabilitas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010.47 12. Perkembangan analisis DuPont PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010..51 ix

DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Laporan aktiva 31 Desember 2006......58 2. Laporan pasiva 31 Desember 2006.. 59 3. Laporan rugi laba 31 Desember 2006..60 4. Laporan aktiva 31 Desember 2007...61 5 Laporan pasiva 31 Desember 2007..62 6 Laporan rugi laba 31 Desember 2007..63 7 Laporan aktiva 31 Desember 2008...64 8 Laporan pasiva 31 Desember 2008...65 9 Laporan rugi laba 31 Desember 2008...66 10 Laporan aktiva 31 Desember 2009..67 11 Laporan pasiva 31 Desember 2009...68 12 Laporan rugi laba 31 Desember 2009..69 13 Laporan aktiva 31 Desember 2010..70 14 Laporan pasiva 31 Desember 2010..71 15 Laporan rugi laba 31 Desember 2010..72 16 Analisis trend terhadap laporan neraca 2006-2010...73 17 Analisis trend terhadap laporan rugi laba 2006-2010..74 x

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Batubara adalah salah satu bahan bakar yang terbentuk dari endapan organik selama beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu batubara menjadi pilihan lain sebagai bahan bakar diantara bahan bakar yang lainnya. Indonesia sendiri memeliki kekayaan sumber batubara yang banyak, terutama di pulau Sumatera dan Kalimanatan yang menjadi sumber terbesarnya di antara pulaupulau yang lainnya di Indonesia. Dengan adanya kekayaan alam berupa batubara di Indonesia yang banyak, munculah beberapa perusahaan asing maupun dalam negeri yang melakukan penambangan batubara atapun yang menawarkan jasa penambangan batubara. Dengan kemunculan beberapa perusahaan tersebut akhirnya Indonesia menjadi negara yang melakukan ekspor batubara ke dunia. Tabel 1. Sepuluh negara produsen batubara (Million ton) Nomor 2008 2009 2010 Negara Jumlah Negara Jumlah Negara Jumlah 1 Cina 2761 Cina 2971 Cina 3162 2 Amerika 1007 Amerika 919 Amerika 932 3 India 490 India 526 India 538 4 Australia 325 Australia 335 Australia 353 5 Rusia 247 Indonesia 263 Afrika Selatan 255 6 Indonesia 246 Afrika Selatan 247 Rusia 248 7 Afrika Selatan 236 Rusia 229 Indonesia 173 8 Kazakstan 104 Kazakstan 96 Kazakstan 105 9 Polandia 84 Polandia 78 Polandia 77 10 Kolombia 79 Kolombia 73 Kolombia 74 Sumber : World Coal Association 2008-2010 Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat dikatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar negara produsen batubara di dunia. Walaupun bila dilihat dengan jumlah batubara yang dihasilkan pada tahun 2010 mengalami penurunan bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang mengalami kenaikan. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memproduksi batubara yang diperhitungkan didunia ini.

2 Di Indonesia sekarang ini sudah banyak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara. PT.Petrosea, Tbk merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa penambangan yang terkemuka di Indonesia dengan kemampuan untuk memberikan solusi pertambangan yang baik. PT.Petrosea, Tbk juga berhasil melaksanakan berbagai proyek penambangan, rekayasa dan kontsruksi di seluruh Indonesia dengan standar internasional dan layanan yang berkualitas tinggi. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh PT.Petrosea, Tbk adalah sektor pertambangan, rekayasa dan konstruksi, dan pemasok logistik. PT.Petrosea, Tbk menyadari bahwa saat ini sedang menghadapi persaingan yang ketat. Selain itu perusahaan juga belum pernah melakukan analisis terhadap kinerja keuangannya. Untuk itu perusahaan perlu mengetahui kinerja perusahaan selama ini untuk mendapatkan tentang kondisi perusahaan. Dengan mengetahui gambaran kinerja perusahaan, informasi ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil langkah selanjutnya. Untuk itu diperlukan analisis kinerja keuangan pada PT.Petrosea, Tbk agar pihak manajemen dapat mengetahui keadaaan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan banyaknya perusahaan tersebut, maka terjadilah persaingan dalam dunia pertambangan batubara. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan yang kuat di bidang keuangan, bidang pemasaran, bidang operasional, dan bidang sumber daya manusia. Penilaian perkembangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan yang bagus menandakan bahwa perusahaan mengalami perkembangan yang baik. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan tersebut adalah analisis Rasio dan analisis Du Pont. Analisis Rasio merupakan suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba. Analisis Du Pont ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, penulis mengambil peneltian dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Pada PT.Petrosea, Tbk Periode 2006-2010.

3 1.2. Perumsusan Masalah. Perusahaan dituntut memiliki daya saing yang baik untuk menghadapi persaingannya dan juga untuk dapat berkembang lebih baik. Sebelum perusahaan mengambil keputusan untuk langkah yang akan diambilnya, maka perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangannya. Dengan mengetahui kondisi keuangan, perusahaan mengetahui mana yang menjadi kekuatan perusahaan dalam mengahadapi persaingan. Untuk itu diperlukan suatu analisis kinerja keuangan agar perusahaan mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan tidak cukup hanya melihat laporan keuangan perusahaan saja. Laporan keuangan perusahaan diolah dengan suatu perbangingan, analisis trend, rasio-rasio keuangan, dan analisis du pont untuk mengetahui lebih jauh tentang keadaan keuangan perusahaan sehingga hasil dari analisis tersebut dapat menjadi sebuah informasi bagi pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk langkah yang akan diambil. Berdasarkan uraian tersebut, maka pokok permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana perkembangan keuangan PT.Petrosea, Tbk selama periode 2006 sampai dengan periode 2010? 2. Bagaimana kinerja keuangan PT.Petrosea, Tbk selama periode 2006 sampai dengan periode 2010 dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Du Pont? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan PT.Petrosea, Tbk selama periode 2006 sampai dengan periode 2010?

4 1.3. Tujuan Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi perkembangan keuangan PT.Petrosea, Tbk selama periode 2006 sampai dengan periode 2010. 2. Menganalisis kinerja keuangan PT.Petrosea, Tbk selama periode 2006 sampai dengan periode 2010 dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Du Pont. 3. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan PT.Petrosea, Tbk selama periode 2006 sampai dengan periode 2010. 1.4. Manfaat Penelitian. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, di antaranya : 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan dan pertimbangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan yang akan dibuat nantinya oleh perusahaan. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan pembanding bagi penelitian selanjutnya. I.5. Ruang Lingkup Penelitian. Laporan keuangan yang dianalisis dalam penelitian ini difokuskan pada laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Sedangkan untuk alat analisis atau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis trend (analisis horizontal), analisis ratio (likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profabilitas), dan analisis Du Pont. Data penelitian ini adalah data selama 5 tahun, yaitu data tahun 2006 sampai dengan data tahun 2010.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2010). Mengukur kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur sejauh mana pencapaian yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengkur besarnya tanggung jawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah, sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada juga yang tidak dapat diukur (Anggari,2011). 2.2. Laporan Keuangan. Menurut Munawir (2007), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat analisis untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Myer dalam Munawir (2007), laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroanperseroan untuk menambahakan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010), laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas kerja dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut. Berdasarakan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah berupa catatan angka-angka yang disusun berdasarkan proses akuntansi

6 pada suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai data laporan atas kegiatan yang telah dilakukan perusahaan dalam satu periode. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report dan menurut Munawir (2007), laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara lain: 1. Fakta yang telah dicatat (recorded fact), berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos yang dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate), berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan dan untuk keseragaman. 3. Pendapat pribadi (personal judgement), walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan dan sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Suatu hal yang penting yaitu bahwa baik prosedur, anggapan-anggapan, kebiasaan-kebiasaan maupun pendapat pribadi yang telah digunakan harus dipertahankan secara terus menerus atau secara konsisten dari tahun ke tahun. Namunn dalam hal ini tidak berarti bahwa prosedur, kebiasan, maupun pendapat pribadi yang digunakan tidak boleh diubah. Jika suatu ketika

7 manajemen ingin merubah prosedur, kebiasaan maupun pendapat pribadi yang telah dipakai, harus dijelaskan dalam laporan keuangan sehingga mereka yang membaca laporan itu dapat mengetahui dengan jelas dasar mana yang sesungguhnya digunakan dalam laporan keuangan yang bersangkutan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menujukkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikut-sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut (Munawir,2007). Namun dalam penelitian ini laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi. 2.2.1. Laporan Neraca. Menurut Munawir (2007), Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010), neraca adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Jadi neraca merupakan laporan keuangan harta atau kekayaan perusahaan atau keadaan posisi keuangan pada tanggal tertentu. Neraca akan memberikan informasi mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dengan memperlihatkan bagian yang dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu jangka tertentu. Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian yaitu aktiva, hutang, dan modal (Munawair, 2007). Menurut Munawir (2007) aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja maupun kekayaan perusahaan yang tidak berwujud. Pada

8 dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempuyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban dapat dibedakan dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang tidak lancar (hutang jangka panjang). Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Sedangkan hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) lebih dari satu tahun (Munawir,2007). Komponen yang terakhir adalah modal, menurut Munawir (2007) modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. 2.2.2. Laporan Rugi Laba. Laporan rugi laba adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun. Sedangkan menurut Munawir (2007), laporan rugi laba adalah suatu laporan yang sistimatis tentang penghasilan biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan rugi laba bagi tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:

9 1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau service) diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari penjualan dan biaya umum atau administrasi. 3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh dari luar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. 4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. 2.3. Analisis Laporan Keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan terdiri dari mempelajari hubungan-hubungan atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi perkembangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2007). Dengan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dapat diketahui kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Sehingga dapat diketahui kekurangan-kekurangan perusahaan dan kemudian menggunakan infornasi ini untuk meningkatkan kinerja keuangan. Menurut Munawir (2007), dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi-potensi kemajuan perusahaan, faktor utama yang harus diperhatikan yaitu: 1. Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang

10 lancarnya atau hutang jangka pendeknya. Sebaliknya tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih (jatuh tempo), berarti perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid. Dengan demikian likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) dan kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan). Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan likuiditas badan usaha, sedangkan yang berhubungan dengan pihak intern atau proses produksi dinamakan likuiditas perusahaan. 2. Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel jika perusahaan tersebut mempunyai kekayaan atau aktiva yang cukup untuk membayar semua hutanghutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Baik perusahaan yang insolvabel maupun yang likuid menunjukkan keadaan keuangan yang kurang baik karena kedua-duanya pada suatu waktu akan menghadapi kesulitan keuangan. Perusahaan yang ilikuid akan segera mengalami kesulitan keuangan walaupun perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel, sebaliknya kalau perusahaan dalam keadaan insolvabel tetapi likuid tidak akan segera mengalami kesulitan keuangan dan kesulitan keuangan baru timbul kalau perusahaan itu dibubarkan. 3. Profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu

11 perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. 4. Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutanghutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 2.3.1. Analisis Trend Menurut Munawir (2007), Analisis trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tensensi tetap, naik atau bahkan menurun. Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentages) diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisis tersebut dianggap sebagai tahun dasar. Menurut Munawir (2007), tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka index 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode-periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. Jadi trend yang dimaksud adalah menunjukkan hubungan antara masing-masing pos suatu tahun dengan tahun dasarnya.

12 2.3.2. Analisis Rasio Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Menurut Munawir (2007), rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Sedangkan menurut Riyanto (2008), pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Analisis ini mencakup empat kelompok analisis yang meliputi analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas (Riyanto,2008), yaitu: 1. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar tepat pada waktunya, memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal, membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan dan memelihari tingkat kredit yang menguntungkan. Analisis likuiditas pada umumnya diukur dengan menggunakan rasio berikut: a. Current Ratio Perbandingan antara junlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan atau tagihan dari para kreditur segera dapat berubah menjadi tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau tagihan tersebut.

13 b. Quick Ratio Rasio yang dihitung degan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dibagi dengan hutang lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid dan unsur tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi likuiditas. Oleh karena itu, rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemamapuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan. c. Cash Ratio Rasio yang dihitung dari penjumlahan atas kas dan efek yang dibagi dengan hutang lanacar. Rasio menunjukan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. d. Working Capital to Total Assets Ratio Rasio yang dihitung atas pegurangan aktiva lancar dengan hutang lancar yang nantinya dibagi dengan jumlah aktiva. Rasio ini untukmenghitung likuiditas dari total aktiva dan posisi moda kerja. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Rasio-rasio yang umum digunakan dalam rasio solvabilitas antara: a. Total Debt to Capital Assets Mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian, investasi atau aktiva perusahaan. Semakin besar nilai rasio berarti semakin besar resiko yang ditanggung

14 perusahaan. Semakin kecil nilainya berarti semakin baik karena jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil. b. Total Debt to Equity Ratio Perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah demikian pula sebaliknya c. Long Term Debt to Equity Ratio Perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin besar nila rasio ini, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang jangka panjang semakin rendah demikian juga sebaliknya. d. Tangible Assets Debt Coverage Untuk mengukur sejauh mana besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang. Jika nilai nya semakin kecil kurang mendekati angka nol, maka semakin kecil aktiva tangible yang dapat menjamin hutang jangka panjang. e. Time Interest Earned Ratio Untuk mengukur besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Semakin besar nilainya, maka semakin besar yang dijaminnya. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio aktivitas terdiri dari: a. Total Assets Turnover Ratio Memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Dengan kata lain adalah kecepatan berputarnya total aktiva dalam satu periode tertentu. Semakin cepat perputarannya yang ditunjukkan dengan angka

15 rasio yang lebih besar adalah semakin baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya dengan efisiensi untuk menghasilkan penjualan. b. Receivable Turnover Ratio Rasio ini mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya piutang yang belum ditagih. Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam penagihan, berarti perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasio yang rendah. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah dan rasionya tinggi c. Average Collection Peroid Memberikan gambaran tentang berapa periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. d. Inventory Turnover Memberikan gambaran tentang kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu. e. Average Day s Inventory Memberikan gambaran tentang berapa periode rata-rata persediaan barang berada di gudang. f. Working Capital Turnover Memberikan gambaran tentang kemampuan modal kerja berputar dalam suatu oeriode siklus kas dari perusahaan. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profabilitas menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan-keputusannya. Rasio profitabilitas terdiri dari: a. Gross Profit Margin Rasio ini mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,

16 mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisiensi. b. Net Profit Margin Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi /usaha, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran. c. Rate of Return On Investment Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rasio ini juga membandingkan laba operasional dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik. d. Operating Profit Margin Menggambarkan tentang laba operasi sebelum bunga dan pajak (neto operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah perusahaan. e. Operating Ratio Menggambarkan tentang seberapa banyak biaya operasi dalam setiap rupiah penjualan. f. Rate of Return an Total Assets Menggambarkan tentang kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). g. Rate of Retur on Net Worth (ROE) Menggambarkan tentang kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferan dan saham biasa.

17 2.3.3. Analisis Dupont Menurut Brigham dan Houstoun (2010), Du Pont merupakan bagan yang dirancang untuk menunjukkan hubungan diantara tingkat pengembalian atas investasi, perputaran aktiva, marjin laba dan hutang bahwa tingkat pengembalian atas aset dapat diperoleh dari perkalian marjin laba dengan perputaran total aset. Pada dasarnya persamaan dalam bagan Du Pont memperlihatkan interaksi antara marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan penggunaan hutang yang digunakan untuk mendanai aktiva yang akibatnya menentukan tingkat pengembalian modal sendiri. Pada sisi kiri bagan Du Pont digunakan untuk menghitung profitabilitas perusahaan yaitu marjin laba bersih atas penjualan. Berbagai biaya didaftarkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan total biaya dan kemudian dikurangkan dari penjualan untuk menghasilkan laba bersih perusahaan. Laba bersih dibagi dengan penjualan akan menghasilkan marjin laba bersih. Pada sisi kanan bagan Du Pont menyajikan aktivitas perusahaan dilihat dari berbagai aktiva dan kemudian membagi penjualan dengan total aktiva untuk memperoleh perputaran total aktiva yaitu berapa kali perusahaan memanfaatkan aktivanya setiap tahun.

18 TINGKAT PENGEMBALIAN EKUITAS (R0E) Tingkat Pengembalian Aktiva (ROA) dibagi 1 Rasio Hutang Margin Laba Bersih dikali Perputaran Total Aktiva Laba Bersih dibagi Penjualan Penjualan dibagi Total Aktiva Penjualan Total Biaya dikurangi Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain Harga Pokok Penjualan Biaya Operasi Tunai Depresiasi Biaya Bunga Kas dan Surat Berharga Piutang Dagang Persediaan Aktiva Lancar Lainnya Pajak Gambar 1. Kerangka analisis Du Pont (Sawir dalam Suseno,2010)

19 2.4. Penelitian Terdahulu Suseno (2010) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT. Bimatama Indonesia Estetika dengan menggunakan analisis trend, analisis common size, analisis rasio dan analisis Du Pont. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan keuangan perusahaan pada kondisi keuangan jangka pendek menunjukkan bahwa hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan. Sementara, kondisi keuangan jangka panjangnya menujukkan kecenderungan meningkat dalam dua tahun terakhir. Sedangkan berdasarkan analisis rasio, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan keadaan kurang likuid dan kurang solvabel. Berdasarkan hasil analisis Du Pont, kinerja perusahaan selama lima tahun menunjukkan fluktuasi. Faktor internal yaitu harga pokok penjualan dan total hutang perusahaan yang cukup besar. Sedangkan perusahaan sejenis (kompetitor) dan kondisi perekonomian merupkan faktor eksternalnya. Perbedaan terhadap penelitian penulis bahwa penulis tidak menggunakan analasis common size seperti yang dilakukan Suseno. Anggari (2011) melakukan penelitian kinerja keuangan PT. Musi Hutan Persada Muara enim dengan menggunakan analisis trend, analisis rasio, dan analisis Du Pont. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Perkembangan keuangan PT. Musi Hutan Persada selama 4 tahun pengamatan dengan menggunakan analisis trend pada sisi aktiva mengalami peningkatan secara fluktuatif. Sedangkan hasil analisis rasio memperlihatkan tingkat likuiditas perusahaan cenderung menurun, sedangkan tingkat solvabiltas cukup beresiko, tingkat profitabilitas perusahaan cenderung mengalami peningkatan, dan hasil analisis Du Pont, perkembangan kinerja keuangan perusahaan cenderung meningkat. Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi antara lain yaitu penjualan, biaya dan aktiva serta sumber daya manusia, sedangkan faktor eksternal seperti cuaca dan pihak lain yang ikut bekerja sama dengan PT. Musi Hutan Persada serta pemerintah yang sifatnya sementara dan tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Perbedaan terhadap penelitian penulis bahwa penulis menggunakan perbandingan dengan rataan industri dalam analisis rasio.

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. Dengan begitu, perusahaan dapat membuat keputusan atau kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan pada khususnya dan kondisi ekonomi pada umumnya. Penilaian kinerja keuangan terhadap PT. Petrosea, Tbk ini dilakukan melalui analisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca menunjukkan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu waktu, sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil operasi selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis Rasio dan analisis Du Pont dapat diketahui informasi mengenai kinerja keuangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

21 PT. Petrosea, Tbk Laporan Keuangan Neraca Rugi/Laba Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan Analisis Kinerja Keuangan Analisis Trend Analisis Rasio Analisi Du Pont Rekomendasi Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Petrosea, Tbk yang beralamat di Jl. Taman Kemang No.32B Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu tiga bulan dimulai dari bulan Desember 2011 dengan Februari 2012.

22 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer adalah data yang diperoleh melalui konfirmasi dengan pihak manajemen perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data pelengkap yang didapatkan dari pihakpihak terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian ini. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya: a. Data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, lokasi, visi dan misi, struktur organisasi dan lain-lain b. Data keuangan berupa laporan keuangan meliputi neraca dan laporan laba rugi kurun waktu 5 periode yaitu 2006 sampai dengan 2010. 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis data Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Metode analisis yang digunakan: a. Analisis Trend Analisis trend bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan di masa yang akan datang, baik kecenderungan naik, turun atau tetap. Analisis trend mempunyai tujuan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui data historis untuk merencanakan situasi di masa yang akan datang. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio, dimana hasil dari analisis trend tersebut akan dijadikan dasar dalam melakukan analisis rasio. Dalam analisis ini yang dijadikan tahun dasar adalah tahun 2006 karena merupakan tahun paling awal dari periode yang dianalsis. Setiap pos yang terdapat terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka index 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode-periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun

23 dasar. Sehingga dapat dilihat kenaikan atau penurunan nilai persentase tiap pos. Analisis trend dapat dirumuskan sebagai berikutnya: Pxi Rxi x100%...(1) Px0 b. Analisis Rasio Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analsisi rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dibandingkan degan analisis yang hanya didasarkan pada data keuangan yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. 1. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Rasio-rasio yang digunakan adalah: a. Current Ratio Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang ada untuk menghasilkan laba. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Curren Ratio =...(2)

24 b. Quick Ratio Rasio cepat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Persediaaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk direalisasikan menjadi uang kas dalam waktu yang singkat. Jadi rasio ini dinilai lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Quick Ratio =...(3) c. Cash Ratio Rasio yang dihitung dari penjumlahan atas kas dan efek yang dibagi dengan hutang lanacar. Rasio menunjukan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Cash Ratio =...(4) 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Rasio-rasio yang umum digunakan dalam rasio solvabilitas antara: a. Total Debt to Capital Assets Mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian, investasi atau aktiva perusahaan. Semakin besar nilai rasio berarti semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin kecil nilainya berarti semakin baik karena

25 jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Debt to Capital Assets =...(5) b. Total Debt to Equity Ratio Perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah demikian pula sebaliknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Debt to Equity Ratio =...(6) c. Long Term Debt to Equity Ratio Perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin besar nila rasio ini, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang jangka panjang semakin rendah demikian juga sebaliknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Long Term Debt to Equity Ratio = (7) 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio aktivitas terdiri dari: a. Total Assets Turnover Ratio Memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Dengan kata lain adalah kecepatan berputarnya total aktiva dalam satu periode tertentu. Semakin cepat perputarannya yang ditunjukkan dengan angka rasio yang lebih besar adalah semakin baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya dengan efisiensi untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Assets Turnover Ratio =...(8)