PERBANDINGAN PENGGUNAAN DEKING BAJA DAN METODE KONVENSIONAL UNTUK PLAT LANTAI DIPERHITUNGKAN TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN METODE PELAKSANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
INFO TEKNIK Volume 16 No. 1 Juli 2015 ( )

Studi Perbandingan Beton Ready-Mix Dengan Beton Olah Di Tempat Pada Proyek Pembangunan Ruko Di Kota Banjarbaru

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI. Oleh : Joaozinho Dos Santos Araujo Fernandes Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I. Dosen Pembimbing II

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

Kata kunci : metode bekisting table form

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

INOVASI PERUBAHAN PLAT LANTAI PEKERJAAN FISIK PEMBANGUNAN GEDUNG TERMINAL BANDARA SULTAN THAHA JAMBI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Effisiensi Biaya Pelat Beton Komposit Baja Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang Surabaya. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SATUAN BAHAN PEKERJAAN BEKISTING BETON BERTULANG: STUDI KASUS PADA PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL. yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI PLAT LANTAI SISTEM DOUBLE WIRE MESH DENGAN SISTEM HALF SLAB ABSTRACT ABSTRAK

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

ANALYSIS ON COST OF CONSTRUCTION OF CONVENTIONAL SLAB AND METAL DECK SLAB SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

PERBANDINGAN ANALISA BIAYA PENGGUNAAN PELAT LANTAI BERONGGA DENGAN PELAT LANTAI KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar kayu, maka orang-orang mulai mencari alternatif lain dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.


BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

Transkripsi:

19 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 PERBANDINGAN PENGGUNAAN DEKING BAJA DAN METODE KONVENSIONAL UNTUK PLAT LANTAI DIPERHITUNGKAN TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN METODE PELAKSANAAN Candra Yuliana ¹) Abstrak Salah satu jenis bahan konstruksi yang mulai dilirik oleh para penyedia jasa konstruksi adalah penggunaan sistem deking dalam pembuatan pelat lantai atau yang lebih dikenal dengan pelat lantai baja komposit. Smartdek merupakan salah satu jenis deking lantai yang digunakan dalam pembuatan pelat lantai. Smartdek dapat berfungsi sebagai bekisting dan pengganti tulangan bawah (tulangan positif). Meskipun demikian, masih belum banyak penyedia jasa konstruksi yang menggunakan sistem deking ini dalam pembuatan pelat lantai hal ini dikarenakan sebagian besar penyedia jasa konstruksi masih terpaku pada penggunaan metode konvensional. Sehingga diperlukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan smartdek pada pelat lantai, jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional, ditinjau dari segi biaya, waktu dan metode pelaksanaan. Berdasarkan data RKS, laporan harian, dan gambar pekerjaan pelat lantai, dan perhitungan terhadap volume, produktivitas serta biaya pekerjaan maka dapat diketahui selisih waktu serta biaya pelaksanaan. Penggunaan smartdek dapat menghemat biaya pekerjaan pelat lantai, dan mempercepat waktu pelaksanaan yang disebabkan oleh meningkatnya produktifitas pekerjaan pelat lantai serta mempermudah metode pelaksanaan di lapangan, hal ini dikarenakan dimensi material smartdek telah dipesan sesuai keperluan di lapangan sehingga proses pelaksanaan pekerjaan pelat lantai lebih praktis. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan smartdek pada pelat lantai lebih efisien jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional baik dari segi biaya, waktu dan metode pelaksanaan. Kata kunci : pelat lantai, lantai deking, smartdek, metode konvensional PENDAHULUAN Perkembangan jasa konstruksi di Indonesia saat ini sedang maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya proyek yang dikerjakan dalam skala besar, baik yang dibangun oleh pemerintah, swasta, ataupun gabungan. Hal ini merupakan suatu peluang bisnis dan sekaligus tantangan bagi masyarakat dunia konstruksi. Jasa konstruksi selama ini terbukti menjadi salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Melihat perkembangan jasa konstruksi yang begitu pesat, maka perusahaanperusahaan industri bahan konstruksi pun berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan efisiensi kerja dalam bidang konstruksi. Salah satu jenis bahan konstruksi yang mulai dilirik oleh para penyedia jasa konstruksi adalah penggunaan sistem deking dalam pembuatan pelat lantai atau yang lebih dikenal dengan pelat lantai baja komposit. Ada banyak jenis bahan deking yang ditawarkan oleh perusahaan industri bahan konstruksi salah satunya adalah smartdek. Ada beberapa proyek yang telah menggunakan bahan ini sebagai salah satu material utama dalam pembuatan pelat lantai. Salah satu proyek yang telah menggunakan bahan smartdek di dalam proses pelaksanaannya adalah Proyek Pembangunan Gedung Sekretariat Daerah / Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Proyek ini menggunakan bahan smartdek dalam pembuatan pelat lantai ¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin

20 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 dengan pertimbangan, bahwa penggunaan smartdek dapat mempermudah dan mempercepat proses pelaksanaan di lapangan, di samping itu juga dapat menghemat material. Meskipun demikian, penggunaan smartdek dalam suatu konstruksi masih jarang digunakan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penyedia jasa konstruksi masih terpaku dengan penggunaan metode konvensional, yaitu penggunaan tulangan baja rangkap pada pelat lantai. Oleh kerena itu, maka perlu kiranya dilakukan penelitian secara analitis untuk mengetahui efisiensi penggunaan smartdek pada pelat lantai, jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional, baik dari segi biaya, waktu dan metode pelaksanaan. Tujuan penelitian ini antara lain : 1. Menentukan penggunaan smartdek dalam suatu konstruksi, khususnya dalam proses pembuatan pelat lantai. 2. Menentukan efisiensi penggunaan smartdek, jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional dari segi biaya, waktu dan metode pelaksanaan. 3. Menentukan keuntungan dan kerugian penggunaan smartdek, jika dibandingkan dengan penggunaan tulangan rangkap pada pelat lantai. KAJIAN TEORITIS Pelat Lantai Baja Komposit (Floordek) Pelat baja yang dilapisi galvanis dan memiliki struktur yang kokoh untuk diaplikasikan pada pelat lantai. Selain itu pelat baja ini juga memiliki fungsi ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah, dengan ketebalan 0.75 s/d 1 mm. Beberapa keuntungan dari penggunaan pelat baja komposit, antara lain: 1. Profil Pelat Lantai Dengan bentuk gelombang yang kokoh dan adanya tonjolan (embossment) yang terdapat disetiap sisi-sisi rusuk (atas dan miring) memberikan sifat monolit yang baik antara pelat lantai dengan beton dan juga memiliki kapasitas yang besar dalam mendukung beban-beban yang bekerja. 2. Efisiensi Beton Pemakaian pelat lantai baja ini juga dapat menghemat volume beton sebesar 17 s/d 25%. 3. Transportasi yang Ringkas Pelat lantai baja ini dapat dipesan sesuai dengan panjang yang diperlukan diusahakan panjang maksimum 12 m. 4. Cepat dan Mudah Dalam Pemasangan Pemasangan pelat lantai ini dapat menutupi area yang luas karena pemasangan lembarannya dapat langsung menutupi 2 sampai 3 bentang dan dilakukan dengan waktu yang singkat. Dengan begitu dapat menghemat perancah dan tiang-tiang penyangga. 5. Tiang Penyangga Sementara Tiang penyangga sementara ini diperlukan untuk meniadakan lendutan panel pelat lantai pada saat umur beton masih basah. Tiang penyangga dapat dilepas setelah beton berumur 7 sampai 14 hari. Pembebanan penuh pada pelat lantai komposit ini dapat diberikan setelah umur beton mencapai 28 hari dimana kekuatan beton telah tercapai. 6. Ketahanan Terhadap Kebakaran Berdasarkan pengujian bahwa tingkat ketahanan api pada lantai komposit ini dapat mencapai 2 jam dengan stabilitas dan integritas yang baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pengecoran beton di atas lantai decking, antara lain : 1. Selama pengecoran sebaiknya menggunakan papan sebagai jalan untuk para pekerja ketika meratakan adukan beton yang sudah dituang diatas lantai decking, hal ini diperlukan supaya lantai decking tidak terlalu banyak menerima beban manusia yang bekerja diatasnya dan menahan supaya tidak terjadi defleksi/lendutan pada lantai decking. 2. Ketika adukan beton tertuang diatas cetakan, adukan tersebut harus diratakan kesemua bagian pelat agar tidak terjadi penumpukan adukan beton disuatu

21 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 tempat saja dan pemadatan beton bisa rata di semua bagian. bila terjadi penumpukan, akan menyebabkan beban beton tidak bisa merata diseluruh bagian pelat lantai, bisa menggunakan vibrator untuk meratakan adukan yang sudah dituang. 3. Untuk meratakan adukan sebaiknya dimulai dari ujung balok kemudian diratakan hingga tengah bentang pelat. Ada 2 arah yang bisa digunakan untuk meratakannya, bisa searah atau juga bisa tegak lurus dengan rusuk lantai decking. 4. Pada saat meratakan dan memadatkan beton selama pengecoran, posisi tulangan susut harus tetap berada kurang lebih 2 cm dari bagian bawah permukaan pelat lantai. untuk menjaga jarak ini bisa menggunakan tahu beton yg diletakkan antara tulangan dengan floor decking. 5. Mutu beton yang digunakan minimal 21 Mpa atau 210 kg/cm2, hal ini untuk mendukung kekuatan pemakaian floor decking. 6. Bila akan menggunakan zat additif untuk beton, sebaiknya gunakan zat aditif yang tidak mengandung zat zat yang dapat merusak lapisan galvanis. Terdapat berbagai jenis floordek yang dapat digunakan dalam pembuatan pelat lantai, antara lain: Smartdek, Combideck, M- Decking, Bondek, Ribdeck, Steel Decking 1000. Beberapa produk tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pengganti bekisting dan tulangan bawah. Dalam hal ini hanya dimensi, mutu baja dan pabrikan penghasil material yang membedakan produk yang satu dengan produk yang lainnya. Smartdek Smartdek merupakan salah satu produk deking baja terbaru yang ditawarkan oleh perusahaan penyedia bahan konstruksi. Sistem deking baja dengan struktur profil W ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain: lebih hemat biaya dan memberikan keleluasaan dalam merancang desain Rencana dan Anggaran Biaya dengan ketepatan ukuran dan mudah dalam proses pemasangan serta aman. Deking smartdek, digunakan sebagai pengganti bekisting dan tulangan bawah (tulangan lapangan) serta memiliki daya rentang yang baik, sehingga penggunaan penopang, beton dan tulangan lebih efisien. Sistem ini selain digunakan di struktur baja, dapat juga digunakan di struktur beton. Pengecoran pelat lantai relatif lebih cepat, karena tidak perlu menunggu beton mengering lebih lama dan tidak ada pekerjaan bongkar bekisting/cetakan beton. Desain floordek (smartdek) sebagai bekisting untuk penentuan jumlah penopang sementara harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design). Secara umum, profil dan dimensi smartdek ditunjukkan oleh Gambar 1 dan Gambar 2 berikut ini. Gambar 1. Profil Smardek Gambar 2. Profil dan Dimensi Smartdek Yang dimaksud dengan rencana dan anggaran ini adalah merencanakan sesuatu

22 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi, maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik. Untuk memudahkan penyusunan RAB, maka diperlukan pedoman dari buku analisa yang dipakai oleh Dinas Pekerjaan Umum dan instansi pemerintah lainnya. Buku analisa ini dapat berupa analisa standar SNI ataupun analisa B.O.W. Dalam pembuatan anggaran biaya, diperlukan buku Analisa dan empat faktor dibutuhkan. Keempat faktor tersebut antara lain: harga bahan-bahan setempat, harga upah pekerja/tukang setempat, keamanan di tempat pekerjaan, transport material di tempat pekerjaan. Di dalam perhitungan anggaran biaya, perlu diperhatikan pula jenis-jenis biaya yang terdapat dalam proyek konstruksi. Biaya proyek konstruksi dapat dibagi menjadi biaya langsung (bahan/material, upah buruh/labor/man power, biaya peralatan/equipments) dan biaya tak langsung (overhead, biaya tak terduga/contigencies, keuntungan/profit, pajak). METODE PENELITIAN Umum Studi literatur adalah suatu cara penyusunan karya ilmiah dengan mengambil bahan dari buku-buku, karya tulis lainnya maupun bahan-bahan yang didapatkan dalam kuliah. Studi literatur yang disusun menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Studi Kepustakaan Mengumpulkan, membaca, dan menganalisa sumber-sumber pustaka yang ada kaitannya dengan tema penulisan penelitian ini, antara lain mengenai penggunaan floordek (smartdek) pada pelat lantai, pelat lantai konvensional, perhitungan rencana anggaran biaya. Pengumpulan Data Ada dua tipe data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan di lapangan pada saat pemasangan smartdek dan tulangan konvensional pada pelat lantai, dan wawancara (interview). Pengumpulan data sekunder berupa informasi mengenai smartdek, Basic price tahun 2010, daftar dan gambar rencana gedung, RKS pekerjaan pelat lantai, RAB pekerjaan pelat lantai, laporan harian pekerjaan pelat lantai. Pengolahan Data Untuk mengetahui efisiensi penggunaan smartdek pada plat lantai, maka perlu dilakukan pengolahan data. Data-data yang diolah diperoleh dari survey lapangan wawancara dan data-data yang diperoleh dari instansi yang terkait. Perhitungan waktu pekerjaan pelat lantai baik dengan penggunaan smartdek ataupun metode konvensional dilakukan dengan menggunakan data hasil wawancara, RKS pekerjaan pelat lantai dan laporan harian pekerjaan pelat lantai. Dengan menggunakan RKS dan laporan harian pekerjaan pelat lantai, dapat diketahui selisih waktu antara penggunaan smartdek dan penggunaaan metode konvensional. Perhitungan biaya pekerjaan pelat lantai dengan penggunaan smartdek maupun metode konvensional, dilakukan dengan menggunakan data gambar rencana gedung untuk mengetahui volume beton dan jumlah smartdek serta tulangan yang akan digunakan. Di samping itu, juga digunakan data harga material beserta upah pekerja untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan pelat lantai. Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan dilakukan untuk mengatahui harga satuan pekerjaan pelat lantai pelat lantai per m 2. Baik dengan menggunakan metode konvensional maupun dengan penggunaan smartdek. Adapun hasil perhitungan analisa harga satuan untuk

23 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 masing-masing metode dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan Konvensional Smartdek Selisih Beton Ready Mix Mutu K-375 122.825,40 100.307,41 22.517,99 Besi Beton Terpasang U-24 182.570,97 48.287,00 134.283,97 Pasang Bekisting Multiplex 12mm (Plat Balok) 73.172,50-73.172,50 Pasang Smartdek - 177.400,00 (177.400,00) TOTAL 378.568,87 325.994,41 52.574,46 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai Metode Konvensional Produktifitas pekerjaan dihitung berdasarkan luas total pekerjaan dibagi durasi pekerjaan. Contoh perhitungan produktifitas pekerjaan seperti: a. Produktifitas Pekerjaan Bekisting Balok = 1.449,96 m 2 / 21 hari = 69,05 m 2 / hari b. Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = 1.697,86 m 2 / 33 hari = 51,45 m 2 / hari. Total Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = Produktifitas Pekerjaan Bekisting Balok + Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = 69,05 + 51,45 =120,5 m 2 /hari Menggunakan Smartdek Produktifitas pekerjaan dihitung berdasarkan luas total pekerjaan dibagi durasi pekerjaan. Contoh perhitungan produktifitas pekerjaan seperti: a. Produktifitas Pekerjaan Balok = 1.449,96 m 2 dibagi 21 hari = 69,05 m 2 /hari. b. Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = 1.697,86 m 2 dibagi 21 hari = 80,85 m 2 /hari. Total Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = Produktifitas Pekerjaan Bekisting Balok + Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = 69,05 + 80,85 = 149,9 m 2 /hari. Waktu Pekerjaan Pelat Lantai Waktu pekerjaan pelat lantai dapat dihitung dengan membagi luas pekerjaan pelat lantai dengan total produktifitas pekerjaan pelat lantai/hari dengan rumus sebagai berikut : Waktu Pekerjaan pelat Lantai = Luas Pekerjaan Pelat Lantai dibagi Total Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai Waktu Pekerjaan Pelat Lantai dengan Metode Konvensional Waktu Pekerjaan pelat Lantai = Luas Pekerjaan Pelat Lantai dibagi Total Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = 10.445,98555m 2 dibagi 120,5 m 2 /hari = 86,69 hari = 87 hari. Waktu Pekerjaan Pelat Lantai dengan Menggunakan Smartdek Waktu Pekerjaan pelat Lantai = Luas Pekerjaan Pelat Lantai dibagi Total Produktifitas Pekerjaan Pelat Lantai = 10.445,98555m 2 dibagi 149,9 m 2 /hari = 69,69 hari = 70 hari Rekapitulasi biaya dan waktu pekerjaan pelat lantai dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Waktu dan Biaya Pekerjaan Pelat Lantai Luas Pekerjaan pelat Lantai (m 2 ) Produktifitas Pekerjaan (m 2 /hari) Waktu Pekerjaan (Hari) Harga Satuan (Rp/m 2 ) Konvensional Smartdek Selisih 10.445,98555 10.445,98555-120,5 149,9 (29,4) 87 70 17 378.568,87 325.994,41 52.574,46 Analisa Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai Secara umum tidak terdapat perbedaan dalam metode pelaksanaan pekerjaan pembuatan bekisting balok, baik dengan menggunakan metode konvensional, maupun dengan penggunaan smartdek. Perbedaan mulai terdapat pada saat pelaksanaan pekerjaan pelat lantai. Untuk pekerjaan dengan metode konvensional diperlukan pemasangan bekisting berupa multiplek yang disertai dengan tiang penyangganya sebelum dilakukan pemasangan tulangan double dan pengecoran pelat lantai. Pemasangan multiplek dan tiang penyangga inilah yang menyebabkan pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan metode konvensional lebih lama jika dibandingkan dengan penggunaan

24 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 smartdek. Hal ini dikarenakan proses pemotongan dan pemasangan multiplek beserta tiang penyangganya memerlukan waktu yang cukup lama, yang disebabkan oleh rumitnya pekerjaan tersebut. Jika dilihat dari banyaknya tahap pekerjaan, pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan smartdek memiliki tahap pekerjaan yang lebih banyak. Namun meskipun demikian, pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan smartdek dapat diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Hal ini dikarenakan pekerjaan smartdek yang praktis. Di dalam pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan smartdek, tidak perlu dilakukan pemotongan material smartdek untuk menyesuaikan dimensi smartdek dengan ukuran pelat lantai yang ada di lapangan. Ini disebabkan ukuran smartdek yang dipesan pada pabrik telah disesuaikan dengan ukuran pelat lantai yang akan dikerjakan, Sehingga setelah smartdek dipasang dan direkatkan satu sama lain, dapat langsung dipasang tulangan single dan siap untuk dilakukan pengecoran. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yag telah dilakukan dan mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai maka kesimpulan yang dapat diambil antara lain : 1. Penggunaan Smartdek pada pelat lantai dapat menghemat biaya pekerjaan pelat lantai jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Dengan selisih biaya pekerjaan sebesar Rp 52.574,46 /m 2 (13,89%). 2. Penggunaan Smartdek pada pelat lantai dapat menghemat waktu pekerjaan pelat lantai jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Hal ini dikarenakan produktifitas pekerjaan pelat lantai per hari dengan menggunakan smartdek lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Dengan selisih produktifitas pekerjaan pelat lantai pada lantai 1 sebesar 29,4 m 2 /hari (19,61%). 3. Metode pelaksanaan pelat lantai dengan menggunakan Smartdek lebih praktis, jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Hal ini dikarenakan dimensi material smartdek dari pabrikan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Saran 1. Penggunaan smartdek pada pelat lantai lebih efisien jika digunakan pada bangunan besar. Hal ini terkait dengan mahalnya ongkos kirim (kontainer pengangkut) material smartdek untuk pemesanan dalam jumlah yang kecil. Sehingga akan berdampak pada meningkatnya harga satuan material smartdek itu sendiri. 2. Pemesanan material smartdek harus benar-benar disesuaikan dengan dimensi pelat lantai di lapangan. Jika tidak akan berdampak pada meningkatnya biaya dan waktu pekerjaan untuk proses pemotongan material smartdek. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Mukomoko, J.A. 1977. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Kurnia Esa. Jakarta. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1991. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek dari Konsepsual sampai Operasional. Erlangga. Jakarta. Sudjana. 2000. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Tasito. Bandung.