Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oriza Sativa L) VARIETAS CIHERANG

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

Jurnal Cendekia Vol 13 No 1 Jan 2015 ISSN:

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

SKRIPSI : GRANDY BASAROJI NPM JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Jurnal Cendekia Vol 11 No 1 Jan 2013 ISSN:

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI PADI (Orhyza Sativa L) DENGAN PENGATURAN MODEL TANAM JAJAR LEGOWO

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK MAJEMUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERONG UNGU (Solanum melongena L.)

Oleh TIMBUL SIMBOLON ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM DAN JARAK TANAM BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30 Pada Sistem Tanam Berbeda dan Pemberian Macam Dosis Pupuk Anorganik

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N, P DAN K PADA PADI SAWAH

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH PADA SISTEM JAJAR LEGOWO. Growth and Yield of Two Varieties of Wetland Rice with Jajar Legowo System

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Padi, Varietas Inpari 13, Pupuk, Jajar Legowo

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

APLIKASI PUPUK NPK DAN UREA PADA PADI (Oryza sativa L.) SISTEM RATUN. THE APPLICATION OF NPK AND UREA ON PADDY (Oryza sativa L.

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production

Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

DAMPAK PEMBERIAN LARUTAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DAN ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa.

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

III. METODE PENELITIAN

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI ( Oryza sativa L. ) PADA BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.) KULTIVAR INPAGO 6

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI LOKAL SAMOSIR TERHADAP PROPORSI DAN WAKTU PEMANGKASAN

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK

Transkripsi:

PENGARUH DOSIS PUPUK PHONSKA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) VARIETAS IR 64 Oleh: Supriyono ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi Dosis Pupuk Phonska dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas IR 64. Penelitian dilakukan dilahan sawah Desa Gandu Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Jenis tanah Alluvial, PH 6,0 dengan ketinggian ± 56 meter diatas permukaan laut. Pelaksanaan pada tanggal 15 Desember 2010 sampai dengan tanggal 15 Maret 2011. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan perlakuan faktorial dengan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor pertama adalah dosis pupuk Phonska yang terdiri dari 3 level dan faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari 3 level, banyaknya kelompok/ulangan ada tiga, yaitu : Faktor pertama adalah dosis pupuk Phonska (P): P 1 = 250 Kg/Ha P 2 = 300 Kg/Ha P 3 = 350 Kg/Ha Faktor kedua adalah jarak tanam (J): J 1 = 15 cm x 20 cm J 2 = 20 cm x 20 cm J 3 = 25 cm x 20 cm Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang sangat nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam terhadap variabel : berat gabah kering panen per petak pada saat panen umur 115 hari setelah tanam. Interaksi yang nyata terjadi pada variabel pengamatan : tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun pada umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam; jumlah anakan produktif per rumpun pada umur 70 hst ; jumlah butir gabah per malai; berat gabah kering panen dan berat 1000 butir gabah kering panen. Rata-rata berat gabah kering panen per rumpun tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska 350 Kg/ha dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) yaitu 29,41 gram/rumpun atau 5,88 Ton/ha. Rata-rata berat gabah kering panen per petak dicapai pada kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska 350 Kg/ha dan jarak tanam 15 x 20 cm (P 3 J 1 ) yaitu 5,49 Kg/petak atau 9,14 Ton/ha ABSTRACT This study aims to determine the effect of dose interaction Phonska And Distance Planting Fertilizer on Growth and Production of Rice (Oryza sativa L.) varieties IR 64 study was conducted in paddy field Gandu Village District of Bagor Nganjuk. Alluvial soil type, ph 6.0 with ± height of 56 meters above sea level. Implementation on December 15, 2010 until March 15, 2011. The research was conducted with a factorial treatment design with environmental design randomized block design (RBD). The first factor is the dose of fertilizer Phonska consisting of 3 levels and the second factor is the spacing of which consists of 3 Levels, many groups / repeat there are three, namely: 1

Rates of fertilizer Phonska (P): P 1 = 250 Kg / Ha P 2 = 300 Kg / Ha P 3 = 350 Kg / Ha The second factor is the spacing of (A): J 1 = 15 cm x 20 cm J 2 = 20 cm x 20 cm J 3 = 25 cm x 20 cm The results showed that there were highly significant interactions between treatment combination Phonska fertilizer and plant spacing on the variables: weight of dry grain harvest per plot at harvest age of 115 days after planting. Significant interaction occurred in the observation variables: plant height and number of tillers per hill at 28, 42 and 56 days after planting; productive number of tillers per hill at age 70 HST; number of grains per panicle; grain weight and dry weight of 1000 grain harvest of dry grain harvest. Average weight of dry grain per panicle harvest achieved at the highest dose of manure treatment combinations Phonska 350 kg/ha and a spacing of 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) is 29.41 g/clump or 5.88 tons/ha. Average weight of dry grain harvest per plot was achieved in the combination treatment Phonska fertilizer 350 kg/ha and a spacing of 15 x 20 cm (P 3 J 1 ) is 5.49 kg/plot or 9.14 tons/ha. I. PENDAHULUAN Tanaman padi (Oryza Sativa L.) merupakan tanaman penghasil bahan di kebanyakan Negara daerah tropis, merupakan dinegara bagian Asia dan Afrika tanaman ini selalu tumbuh dengan baik pada tanah yang terairi cukup, tetapi selalu dapat pula tumbuh pada tanah yang sangat kurang pengairannya (Arifah dan Purwanti, 1993) selanjutnya dijelaskan bahwa tanaman padi adalah tanaman yang menghasilkan beras yang merupakan tanaman pokok bangsa Indonesia. Tanaman padi ditanam dalam tiga sistem utama di budidaya tanaman, yakni sistem budidaya sawah sebagaimana banyak dilakukan petani di pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi, sistem budidaya lahan rawa pasang surut yang dominan di Kalimantan serta sistem budidaya lahan kering sebagai mana dilakukan petani di Nusa Tenggara. Terdapat ratusan tanaman padi inbrida maupun hibrida dengan daya hasil tinggi yang telah dilepas oleh departemen pertanian sejak tahun 1970-an. Di Jawa Timur saat ini terdapat 52 varietas padi unggul lokal yang masing-masing mempunyai keunggulan di habitatnya, namun varietas yang sangat populer sampai dengan saat ini dan ditanam pada area lebih dari 6 juta ha adalah IR 64 dan juga ciherang (Suryanto,2005). Beras merupakan makanan pokok yang vital bagi ± 250 juta jiwa masyarakat Indonesia. Itulah sebabnya program swasembada beras menjadi penting. Pencetakan sawah baru dan program intensifikasi merupakan upaya baru pemerintah agar Indonesia dapat terus berswasembada beras. Padi ditanam di daerah-daerah yang cukup panas dan cukup air. Oleh karena itu penyebarannya terletak antara 32 45LS dan 48 LU. Sebelah barat Pulau Sumbawa dan di luar Kepulauan Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa, banyak dibudidayakan varietas Indika (Sumarji, 2007). Menurut Direktorat Penyuluhan Tanaman Pangan (2008) dirasakan ada penurunan dari kenaikan produksi perhektar (leveling off) tanaman padi dari 10,3% sampai 0,25% hal ini disebabkan oleh karena (1) penurunan penggunaan Urea, TSP, dan KCL per hektar; (2) belum adanya keseimbangan antara penerapan penggunaan pupuk N, P, K, dan S, petani cenderung menggunakan pupuk Urea lebih 2

banyak sehingga tidak seimbang dengan TSP, KCL. Dinas Pertanian Jawa Barat menerapkan bahwa penggunaan pupuk anorganik khususnya nitrogen dan posphor yang terus menerus melebihi takeran optimal pada tanah dapat menyebabkan keracunan pada tanaman, sehingga dapat menurunkan hasil dan merusak sifat-sifat tanah. Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap kopetensi pengambilan unsur hara oleh tanaman. Penggunaaan pupuk yang tepat tanpa diikuti oleh jarak tanam yang tepat akan sangat mengurangi efisiensi. Jarak tanam yang kurang lebar akan mengurangi keleluasaan tanaman dalam pengambilan unsur hara sedangkan jarak tanam yang lebih lebar akan mengurangi populasi tanaman persatuan luas, sehingga dapat mengurangi produksi tanaman. Untuk menghindari hal ini perlu di cari jarak tanam yang optimal (Arifah, 2003). Phonska pupuk anorganik majemuk mengandung unsur N, P dan K dalam komposisi yang mantap (baku) dapat berpengaruh positif, dengan menggunakan pupuk Phonska tanaman tidak akan kekurangan unsur hara tertentu, dan sekaligus memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah sehingga ramah bagi lingkungan (Anonymous, 2001). Penentuan jarak tanam menentukan salah satu faktor penting dalam usaha peningkatan hasil, dimana jarak tanam tergantung pada kesuburan tanah dan keadaan tanah (Effendi, 1984). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi Dosis Pupuk Phonska Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Varietas IR 64. Diduga terjadi interaksi pemberian Dosis Pupuk Phonsk Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Varietas IR 64. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan dilahan sawah Desa Gandu Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk.Jenis tanah Alluvial, PH 6,0 dengan ketinggian ± 56 meter diatas permukaan laut. Pelaksanaan pada tanggal 15 Desember 2010 sampai dengan tanggal 15 Maret 2011. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian meliputi : bajak, garu, cangkul, meteran, tali raffia, alat tulis, alat dokumentasi, timbangan, kalkulator. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih padi varietas IR 64, pupuk (Urea, ZA, Phonska, SP 36, Pupuk Kandang), dan pestisida. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan perlakuan faktorial dengan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor pertama adalah dosis pupuk Phonska yang terdiri dari 3 lefel dan faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari 3 lefel, banyaknya kelompok/ulangan ada tiga, yaitu : Faktor pertama adalah dosis pupuk Phonska (P): P 1 = 250 Kg/Ha P 2 = 300 Kg/Ha P 3 = 350 Kg/Ha Faktor kedua adalah jarak tanam (J): J 1 = 15 cm x 20 cm J 2 = 20 cm x 20 cm J 3 = 25 cm x 20 cm Dari kedua faktor tersebut terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu : 1. P 1 J 1 = Dosis pupuk Phonska 250 Kg/Ha dengan jarak tanam 15 cm x 2. P 1 J 2 = Dosis pupuk Phonska 250 Kg/Ha dengan jarak tanam 20 cm x 3. P 1 J 3 = Dosis pupuk Phonska 250 Kg/Ha dengan jarak tanam 25 cm x 4. P 2 J 1 = Dosis pupuk Phonska 300 Kg/Ha dengan jarak tanam 15 cm x 5. P 2 J 2 = Dosis pupuk Phonska 300 Kg/Ha dengan jarak tanam 20 cm x 3

6. P 2 J 3 = Dosis pupuk Phonska 300 Kg/Ha dengan jarak tanam 25 cm x 7. P 3 J 1 = Dosis pupuk Phonska 350 Kg/Ha dengan jarak tanam 15 cm x 8. P 3 J 2 = Dosis pupuk Phonska 350 Kg/Ha dengan jarak tanam 20 cm x 9. P 3 J 3 = Dosis pupuk Phonska 350 Kg/Ha dengan jarak tanam 25 cm x Pengamatan dilakukan secara non distruktif dan distruktif. Pengamatan non distruktif dimulai umur 28 hari setelah tanam dengan interval 14 hari sekali, sedangkan pengamatan distruktif dilakukan saat dan setelah panen. Pengamatan non distruktif meliputi: 1. Tinggi tanaman (cm) diukur mulai dari permukaan tanah sampai dengan bagian tanaman tertinggi, dilakukan pada umur 28, 42, dan 56 hari setelah tanam. Tanaman yang diukur tidak semua taaman tetapi masing-masing petak 5 rumpun, apabila tanaman yang dipilih ada yang mati sebagai gantinya dipilih tanaman yang ada disebelahnya searah jarum jam. 2. Jumlah anakan per rumpun (batang), di lakukan mulai umur 28, 42, dan 56 hari setelah tanam. Tanaman yang dihitung tidak semua tanaman tetapi masingmasing petak diambil 5 rumpun dipilih secara acak sebagai sample, apabila tanaman yang dilih ada yang mati gantinya dipilih tanaman yang ada disebelahnya searah jarum jam. 3. Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) dilakukan pada umur 70 hari setelah tanam. Tanaman yang dihitung tidak semua tanaman tetapi masingmasing petak diambil 5 rumpun dipilih secara acak sebagai sample, apabila tanaman yang dilih ada yang mati gantinya dipilih tanaman yang ada disebelahnya searah jarum jam. Pengamatan distruktif meliputi : 1. Jumlah butir gabah per malai, dilakukan setelah panen dengan cara menghitung 4 gabah per malai. Butir gabah yang dihitung tidak semua tanaman tetapi masing-masing petak 1 malai dalam 5 rumpun dipilih secara acak sebagai sample. 2. Berat gabah kering panen per rumpun, dengan menimbang berat gabah per rumpun setelah panen. 3. Berat Gabah kering panen per petak, menghitung berat gabah per rumpun dikalikan dengan jumlah tanaman per petak 4. Berat gabah ditimbang setiap 1000 butir gabah setelah panen. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan masing-masing variable dimasukan kedalam tabel untuk dilakukan uji F dengan metode Sidik Ragam (ANOVA) dengan kriteria uji : - Jika tabel 5%< F hitung < 1% maka diterima H 1 pada taraf nyata 5% atau terjadi pengaruh yang nyata. - Jika F hitung > F tabel1% maka diterima H 1 pada taraf nyata 1% atau terjadi pengaruh yang sangat nyata. - Jika F hitung < F tabel 5% maka diterima H 0 ditolak H 1 pada taraf nyata 1% Jika perlakuan berpengaruh, maka dilakukan uji T (BNT 5%) untuk membandingkan rata-rata perlakuan untuk mengetahui nilai yang mana yang berbeda nyata maupun yang sama. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Berdasarkan uji BNT 5% (Tabel 1) rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada umur 28 setelah tanam dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya, hal ini disebabkan pada umur 28 hst dengan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 25 x 20 cm kebutuhan unsur hara tanaman akan terpenuhi dengan baik karena persaingan tanaman dalam mendapatkan unsur hara lebih kecil. Di samping itu dengan menggunakan dosis pupuk Phonska 350

Kg/ha akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman yang lebih baik, karena salah satu peranan pupuk tersebut bagi tanaman adalah penyediaan unsur hara sehingga dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada umur 42 dan 56 setelah tanam dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 15 x 20 cm (P 3 J 1 ) berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya, hal ini disebabkan pada umur 42 dan 56 hst dengan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 15 x 20 cm sudah terjadi persaingan antar tanaman untuk mendapatkan sinar matahari sehingga pertumbuhan tanaman cenderung tumbuh keatas sehingga tanaman menjadi lebih tinggi. Menurut Harjadi (1984), jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan kompetisi tanaman dalam mendapatkan sinar matahari. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam pada umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam. Kombinasi Rata-rata tinggi tanaman pada umur ( hst ) 28 42 56 P 1 J 1 60.13 a 70.93 ab 86.63 ab P 1 J 2 60.60 ab 70.80 ab 86.57 ab P 1 J 3 60.87 ab 70.20 a 86.00 a P 2 J 1 61.57 bc 72.50 cd 88.27 cd P 2 J 2 62.07 c 72.27 c 87.94 c P 2 J 3 62.30 Cd 71.63 bc 87.40 bc P 3 J 1 63.27 D 76.73 f 92.40 f P 3 J 2 65.18 E 75.38 e 91.08 e P 3 J 3 66.53 F 73.47 d 89.21 d BNT 5% 1.17 1.12 1.10 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% 2. Jumlah Anakan Per Rumpun Dari hasil analisis ragam menunjukkan terjadi interaksi yang nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam terhadap variabel jumlah anakan perrumpun pada umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam. 5

Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan per rumpun (anakan) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam pada Umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam Rata-rata jumlah anakan per rumpun pada umur ( hst ) 28 42 56 P 1 J 1 23.93 a 27.10 a 22.67 a P 1 J 2 25.03 abc 28.17 abc 23.87 b P 1 J 3 26.13 cd 29.33 cd 25.03 cd P 2 J 1 24.63 ab 27.80 ab 23.33 ab P 2 J 2 25.73 bcd 28.93 bcd 24.63 c P 2 J 3 26.93 de 30.10 de 25.83 d P 3 J 1 25.40 bc 28.63 bcd 24.17 bc P 3 J 2 28.00 e 31.20 e 26.93 e P 3 J 3 30.27 f 33.60 f 28.97 f BNT 5% 1.28 1.25 1.19 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Dari hasil uji BNT 5% (Tabel 2) ratarata jumlah anakan per rumpun terbanyak pada umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan dengan jarak tanam yang renggang dan penggunaan pupuk Phonska yang lebih banyak, tanaman akan mengalami pertumbuhan vegetatif yang optimal, karena dengan populasi yang lebih sedikit maka tingkat persaingan dalam memanfaatkan unsur hara dan faktor tumbuh lainnya akan terjadi secara maksimal, sehingga memberi respon positif terhadap jumlah anakan. Selanjutnya (Arifin Z, et al, 1999) menyatakan bahwa kelebihan dan kekurangan unsur hara akan mempengaruhi efisiensi hara akibat terganggunya absorbsi hara dalam tanah dan metabolisme tanaman. 3. Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun Dari hasil uji BNT 5% (Tabel 3) ratarata jumlah anakan produktif per rumpun terbanyak dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya. Dengan kerapatan populasi yang rendah maka kompetisi dalam mendapatkan air, unsur hara dan sinar matahari terjadi secara minimum, sehingga tanaman dapat mengabsorbsi nutrisi yang dibutuhkan secara maksimal. Pemupukan pupuk Phonska dengan dosis yang tepat tanaman akan mendapat unsur hara yang lengkap untuk pertumbuhannya sehingga proses metabolisme tanaman berjalan dengan baik sehingga berpengaruh terhadap pembentukan jumlah anakan perrumpun. 6

Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) pengaruh Kombinasi dosis pupuk Phonska dan jarak tanam pada umur 70 hari setelah tanam Rata-rata jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) P 1 J 1 18.23 a P 1 J 2 19.57 bc P 1 J 3 20.73 cd P 2 J 1 18.87 ab P 2 J 2 20.33 cd P 2 J 3 21.57 de P 3 J 1 19.70 bc P 3 J 2 22.67 e P 3 J 3 24.83 f BNT 5% 1.26 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% 4. Jumlah Butir Gabah Permalai Tabel 4. Rata-rata jumlah butir gabah permalai (butir) pengaruh Kombinasi dosis pupuk Phonska dan jarak tanam setelah panen umur 115 hari setelah tanam Rata-rata jumlah butir gabah permalai ( butir ) P 1 J 1 135.07 a P 1 J 2 136.40 b P 1 J 3 140.33 d P 2 J 1 138.07 c P 2 J 2 140.33 d P 2 J 3 142.57 e P 3 J 1 139.23 d P 3 J 2 142.97 e P 3 J 3 145.13 f BNT 5% 1.15 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Dari hasil uji BNT 5% (Tabel 4) ratarata jumlah butir gabah per malai terbanyak dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) berbeda 7 nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya. Dengan kerapatan populasi yang rendah maka kompetisi dalam mendapatkan air, unsur hara dan sinar matahari terjadi secara minimum, sehingga tanaman dapat

mengabsorbsi nutrisi yang dibutuhkan secara maksimal. Pemupukan pupuk Phonska dengan dosis yang tepat tanaman akan mendapat unsur hara yang lengkap untuk pertumbuhannya sehingga proses metabolisme tanaman berjalan dengan baik sehingga berpengaruh terhadap pembentukan jumlah butir gabah per malai. 5. Berat Gabah Kering Panen Per Rumpun Tabel 5. Rata-rata Berat Gabah Kering Panen Per Rumpun (gram) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam pada saat panen umur 115 hari setelah tanam Kombinasi Rata-rata berat gabah kering panen per rumpun (gram) P 1 J 1 24.03 a P 1 J 2 25.00 b P 1 J 3 25.87 c P 2 J 1 26.23 cd P 2 J 2 26.59 d P 2 J 3 27.19 e P 3 J 1 27.43 e P 3 J 2 28.78 f P 3 J 3 29.41 g BNT 5% 0.49 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Dari hasil uji BNT 5% (Tabel 5) menunjukkan bahwa berat gabang kering panen per rumpun tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) dan berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya, yaitu 29,41 gram/rumpun atau 5,88 Ton/ha. Hal ini disebabkan dengan kombinasi perlakuan jarak tanam 25 x 20 cm dan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska akan mengakibatkan tingkat kerapatan populasi yang rendah, sehingga kompetisi antar individu tanaman dalam menyerap unsur hara, air dan sinar matahari dapat lebih efektif dan optimal, sehingga proses fotosintesa berjalan dengan sempurna. Selanjutnya hasil fotosintesa selain digunakan untuk pertumbuhan juga akan disimpan ke dalam organ-organ tanaman, seperti halnya yang akan berpengaruh pula terhadap berat per rumpun. 8

6. Berat Gabah Kering Panen Per Petak Tabel 6. Rata-rata Berat Gabah Kering Panen Per Petak (Kg) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam pada saat panen umur 115 hari setelah tanam Kombinasi Rata-rata Berat Gabah Kering Panen per petak ( Kg ) P 1 J 1 4.81 h P 1 J 2 3.75 d P 1 J 3 3.10 a P 2 J 1 5.25 i P 2 J 2 3.99 e P 2 J 3 3.26 b P 3 J 1 5.49 j P 3 J 2 4.32 g P 3 J 3 3.53 c BNT 5% 0.08 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Dari hasil uji BNT 5% (Tabel 6) berat gabah kering panen per petak terbanyak dicapai pada kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 15 x 20 cm (P 3 J 1 ) dan berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya, yaitu 5,49 Kg/petak atau 9,14 Ton/ha. Dengan jarak tanam yang rapat selain akan menghasilkan populasi yang lebih banyak juga akan mengakibatkan terjadinya keefisienan terhadap penyerapan unsur hara tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh Setyati(1993) dengan dosis pupuk yang tepat dan populasi tanaman yang tinggi akan mendatangkan keefisienan penggunaan pupuk, karena tercapainya efisiensi terhadap penggunaan cahaya matahari. Menurut Hirouse, 1971 dalam Benson 1996, dengan tersedianya unsur yang cukup, maka laju fotosintesa akan meningkat dan selanjutnya hasil fotosintesa selain digunakan untuk pertumbuhan juga akan disimpan dalam organ tanaman lainnya seperti halnya berat gabah. Hasil maksimum persatuan luas tercapai pada jarak tanam rapat, tetapi hasil pertanaman menjadi rendah karena adanya persaingan antar masing-masing tanaman untuk memperoleh unsur hara, cahaya, air dan faktor-faktor tumbuh lainnya. Kompetisi dalam penggunaan cahaya dapat berakibat batang jadi lebih tinggi (Setyati, 1979), tingginya hasil pada tanaman yang ditanam rapat, disebabkan oleh banyaknya hasil yang dipanen sekaligus terjadi penurunan bobot hasil tiap rumpun. 9

7. Berat 1000 butir Gabah Kering Panen Tabel 7. Rata-rata Berat 1000 Gabah kering Panen (gram) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam pada saat panen umur 115 hari setelah tanam Kombinasi Rata-rata Berat 1000 Gabah kering panen setelah panen umur 115hst P 1 J 1 24.00 a P 1 J 2 24.70 a P 1 J 3 25.57 b P 2 J 1 25.19 b P 2 J 2 25.29 b P 2 J 3 25.89 b P 3 J 1 26.13 b P 3 J 2 27.48 c P 3 J 3 28.34 d BNT 5% 0.70 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5 %. Berdasarkan uji BNT 5% (Tabel 7), menunjukkan bahwa rata-rata berat 1000 gabah kering panen dihasilkan kombinasi perlakuan dosis 350 Kg/ha pupuk Phonska dan jarak tanam 15 x 20 cm (P 3 J 3 ) dan berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya, hal ini disebabkan pemberian pupuk Phonska yang lebih cukup dan populasi yang lebih sedikit karena jarak tanam yang renggang menyebabkan kompetisi yang lebih sedikit dibanding jarak tanam yang rapat. Tanaman yang lebih rapat penggunaan sumber daya antara tanaman, terutama radiasi surya dimana sebagian besar bagian bawah dari tajuk akan ternaungi sebagai akibatnya daun bagian bawah tajuk akan mempunyai laju fotosintesis lebih rendah sehingga proses pengisian biji menjadi kurang baik dan akan menghasilkan biji gabah kurang baik sehingga akan menghasilkan 1000 biji gabah kering panen yang lebih rendah dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih renggang. 10 Seperti yang dikemukakan oleh Setyati (1993), yang menyatakan, apabila jumlah karbohidrat hasil fotosintesa kurang tersedia maka aktivitas sel-sel meritem akan menurun, sehingga ukuran organ tanaman menjadi lebih kecil, dan sebaiknya apabila jumlah karbohidrat yang tersedia cukup banyak maka akan semakin besar pula ukuran organ tanaman yang terbentuk, salah satunya adalah berat gabang kering panen per rumpun. IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi yang sangat nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska dan jarak tanam terhadap variabel : berat gabah kering panen per petak pada saat panen umur 115 hari setelah tanam. Interaksi yang nyata terjadi pada variable pengamatan : tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun pada umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam; jumlah anakan produkti per rumpun pada umur 70 hst;

jumlah butir gabah per malai; berat gabah kering panen dan berat 1000 butir gabah kering panen. Rata-rata berat gabah kering panen per rumpun tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska 350 Kg/ha dan jarak tanam 25 x 20 cm (P 3 J 3 ) yaitu 29,41 gram/rumpun atau 5,88 Ton/ha. Rata-rata berat gabah kering panen per petak dicapai pada kombinasi perlakuan dosis pupuk Phonska 350 Kg/ha dan jarak tanam 15 x 20 cm (P 3 J 1 ) yaitu 5,49 Kg/petak atau 9,14 Ton/ha DAFTAR PUSTAKA Anonymous, (2001).Phonska Pupuk Majemuk NPK, PT. Petrokimia Gresik. Arifah Dan Purwanti S., ( 1993 ). Budidaya Tanaman Padi Dan Palawija. Universitas Muhamadiyah. Malang. Benson, (1996). Pengaruh Pemberian Pupuk Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Generatif Padi, Unibraw, Malang. Sumarji, 2007. Budidaya Tanaman Padi Dan Palawija, UNISKA PREES, Kediri. Setyati, H, MM. (1993). Pengantar Agronomi, Departemen Agronomi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penerbit PT Gramedia, Jakarta 11