SINTESIS SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT DARI PALM OIL METHYL ESTER DAN NATRIUM METABISULFIT DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM OKSIDA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan dari minyak inti sawit sangat besar.

PENGARUH RASIO MOL REAKTAN DAN LAMA SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK METHYL ESTER SULFONIC (MES) DARI METIL ESTER MINYAK SAWIT

Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui

SINTESIS SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT (MES) DARI METIL LAURAT. [Synthesis of Methyl Ester Sulfonic (MES) from Methyl Laurate]

PENGARUH SUHU, LAMA PEMASAKAN, KONSENTRASI METANOL DAN SUHU PEMURNIAN TERHADAP BILANGAN IOD DAN BILANGAN ASAM SURFAKTAN DARI MINYAK INTI SAWIT

Studi Kinetika Reaksi Metanolisis Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendididikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

LAPORAN AKHIR PENGARUH WAKTU SULFONASI DALAM PEMBUATAN SURFAKTAN MES (METHYL ESTER SULFONATE) BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CPO)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

SINTESIS METIL ESTER SULFONAT MELALUI SULFONASI METIL ESTER MINYAK KEDELAI UNTUK APLIKASI CHEMICAL FLOODING

A. Sifat Fisik Kimia Produk

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI H 2 SO 4 DAN SUHU REAKSI PADA PROSES PRODUKSI SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT (MES) DENGAN METODE SULFONASI ABSTRACT

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

LAPORAN AKHIR PENGARUH RASIO REAKTAN DAN WAKTU SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK METIL ESTER SULFONAT BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT

Keywords: methyl ester sulfonate, methanolysis, emulsifier

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN METIL ESTER SULFONAT DARI MINYAK INTI SAWIT ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN ALTERNATIF METIL ESTER DARI MINYAK JELANTAH PADA SINTESIS METIL ESTER SULFONAT (MES) SEBAGAI OIL WELL STIMULATION AGENT

Studi Penggunaan Katalis Padat Pada Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) Dari Metil Ester Berbasis Minyak Sawit

Sodium Bisulfite as SO 3 Source for Synthesis of Methyl Ester Sulfonate Using RBD Stearin as Raw Material

III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PENGARUH SUHU DAN RASIO REAKTAN DALAM PEMBUATAN METIL ESTER SULFONAT DENGAN AGEN PENSULFONASI NAHSO 3 BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT

Kelompok B Pembimbing

PENGARUH SUHU DAN LAMA PROSES SULFONASI DALAM PROSES PRODUKSI METHYL ESTER SULFONIC ACID (MESA) MENGGUNAKAN SINGLE TUBE FALLING FILM REACTOR (STFR)

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

4 Pembahasan Degumming

SINTESIS, PEMURNIAN DAN KARAKTERISASI METIL ESTER SULFONAT (MES) SEBAGAI BAHAN INTI DETERJEN DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

Sintesis, pemurnian dan karakterisasi metil ester sulfonat... (Chasani, dkk.)

KAJIAN PENGARUH SUHU DAN LAMA REAKSI SULFONASI PADA PEMBUATAN METHYL ESTER SULFONIC ACID

LAPORAN AKHIR. PENGARUH SUHU DAN KATALIS CaO PADA SINTESIS METIL ESTER SULFONAT (MES) BERBASIS CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN AGEN H2SO4

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Deterjen yang pertama dibuat adalah garam natrium dari lauril hidrogen sulfat. Saat ini : kebanyakan deterjen adalah garam dari asam sulfonat

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

TRANSESTERIFIKASI PARSIAL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN ETANOL PADA PEMBUATAN DIGLISERIDA SEBAGAI AGEN PENGEMULSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODE PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram alir pengepresan biji jarak dengan pengepres hidrolik dan pengepres berulir (Hambali et al. 2006).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR. PENGARUH SUHU DAN KATALIS CaO PADA SINTESA SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT BERBASIS CRUDE PALM OIL DENGAN AGEN SULFONASI NaHSO3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Produksi Metil Ester Sulfonat dari Sisa Hasil Etanolisis PKO (Palm Kernel Oil) ABSTRAK

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO MOL, SUHU DAN LAMA REAKSI TERHADAP BILANGAN IOD, BILANGAN ASAM, BILANGAN PEROKSIDA DAN KANDUNGAN SULFONAT SURFAKTAN DARI CPO

Dibimbing Oleh: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI PERBANDINGAN MOL METANOL/MINYAK SAWIT DAN VOLUME PELARUT PADA PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN PETROLEUM BENZIN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah

PEMBUATAN BIOGASOLINE DARI PALM OIL METIL ESTER MELALUI REAKSI PERENGKAHAN DENGAN INISIATOR METIL ETIL KETON PEROKSIDA DAN KATALIS ASAM SULFAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Metil ester, metil ester suilfonat, transesterifikasi, sulfonasi, minyak kelapa sawit, emulsifier

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KATALIS La/NZA

OPTIMASI PRODUKSI METIL ESTER SULFONAT DARI METIL ESTER MINYAK JELANTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

ABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN KATALIS ZnO PRESIPITAN ZINK KARBONAT PADA TRANSESTERIFIKASI CPO FFA TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.Permono. Ajar Membuat detergen bubuk, Penebar swadaya. Jakarta.

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN LINEAR ALKYLBENZENE SULPHONATE TERHADAP TEGANGAN ANTARMUKA DAN VISKOSITAS SISTEM AIR-MINYAK TANAH SKRIPSI SRI MEGA WATI

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMODELAN KINETIKA REAKSI PROSES SULFONASI LIGNIN MENJADI NATRIUM LIGNOSULFONAT

Transkripsi:

Vol.8, No. 2, Maret 2015 J. Ris. Kim. SINTESIS SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT DARI PALM OIL METHYL ESTER DAN NATRIUM METABISULFIT DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM OKSIDA Nirwana, Irdoni, dan Jatikta Yuniharti Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Email: nirwana.hamzah@yahoo.com ABSTRACT The most widely used surfactant is an anionic surfactant which is synthesized from petroleum namely Linear Alkylbenzene sulphonate (LABS). Methyl Ester Sulfonate which is currently being developed. Surfactant can produced from palm oil methyl ester via sulfonation sulfonate. When in this research using sodium metabisulphite. The aims of this work is to synthesize Methyl Ester Sulfonate surfactant from Palm Oil Methyl Ester using Sodium Metabisulphite and a catalyst Calcium Oxide. The effects of time and the mole ratio are also investigated. Sulfonation process carried out in 4, 5, 6 hours with mole ratio of 1: 0,5, 1:1, 1: 1,5, temperature of 80 C and with stirring speed of 450 rpm. It haven been found that the surfactant produced has density of (0.89490 g/cm 3-0.89545 g/cm 3 ), viscosity (2.0323 cp - 2.1329 cp), ph (2,03-2,48), surface tension (32.60 mn/m - 33.60 mn/m), interfacial tension (30.45 mn/m - 30.94 mn/m), and the stability emulsion (59.17% - 89, 17%). Keywords: methyl ester, methyl ester sulfonate, sulfonated, surfactant PENDAHULUAN Surfaktan (surface active agent) merupakan senyawa kimia yang bersifat aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan permukaan cairan. Menurut Hapsari [1], surfaktan yang paling banyak digunakan adalah surfaktan anionik (~66%). Surfaktan anionik memiliki karakteristik hidrofilik yang disebabkan adanya gugus ion sulfat atau sulfonat. Surfaktan metil ester sulfonat (MES) adalah surfaktan anionik yang saat ini sedang dikembangkan. Surfaktan ini dapat diproduksi menggunakan bahan baku metil ester dari minyak sawit. Surfaktan MES memiliki kelebihan yaitu ramah lingkungan (biodegradable), dan memiliki sifat detergensi yang baik [2]. Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan yang disintesis dari minyak sawit sangat besar, mengingat produksi minyak sawit Indonesia yang mengalami peningkatan. Crude Palm Oil (CPO) merupakan bahan yang potensial sebagai bahan dasar pembuatan surfaktan MES karena Indonesia adalah produsen minyak sawit utama di dunia dengan jumlah produksi pada tahun 2014 mencapai 31,5 juta ton. Keunggulan CPO sebagai bahan baku surfaktan MES yaitu ramah lingkungan dan bersifat terbarukan. Selain itu CPO memiliki komposisi C 16 dan C 18 yang banyak, yaitu masing-masing sebanyak 42,63% dan 39,32%. Surfaktan MES dari Metil ester C 16-18 memiliki daya detergensi yang baik, sifat toleransi terhadap ion Ca, dan aktivitas permukaan yang baik sekitar (~90%) dibandingkan Linear Alkylbenzene Sulphonate (LABS) [3]. Berdasrakan fakta-fakta tersebut CPO berpotensi sebagai bahan baku pembuatan surfaktan MES. Penggunaan CPO sebagai bahan baku surfaktan MES akan lebih menarik dengan menggunakan agen pensulfonasi yang murah seperti natrium bisulfit (NaHSO 3 ) dan natrium metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ). Penggunaan agen pensulfonasi NaHSO 3 dan metil ester dari CPO pada proses pembuatan surfaktan MES telah dilakukan oleh Hidayati [4]. Surfaktan MES yang dihasilkan memiliki nilai tegangan permukaan 33 dyne/cm. Sedangkan Penggunaan agen sulfonasi Na 2 S 2 O 5 telah dilakukan Helianty dan Zulfansyah (2011) ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960 125

J. Ris. Kim. Vol. 8, No. 2, Maret 2015 dengan bahan baku metil ester palm stearin. Metil ester palm stearin dapat disulfonasi pada suhu 80 o C namun belum menunjukkan karakterisasi dari surfaktan MES [5]. Dari uraian diatas, maka penulis memandang perlu melakukan penelitian mengenai sintesis surfaktan MES dari bahan baku nabati yang sangat potensial di Indonesia yaitu Palm Oil Methyl Ester (POME) dengan menggunakan agen pensulfonasi yang ekonomis dan diharapkan produk yang dihasilkan memberikan karakterisasi surfaktan MES yang mendekati surfaktan MES referensi. METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah POME. Bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain natrium metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ), kalsium oksida (CaO), xilen, dan aquadest. Sedangkan alat adalah reaktor leher empat, stirrer dan rotor, water bath, kondensor, tachometer, termometer 100 o C, hot Plate, gelas ukur, gelas piala, tabung reaksi, piknometer, viskometer Oswald, pipet tetes, ph meter, tensiometer Du Nouy. Skema rangkaian alat sulfonasi dapat dilihat pada Gambar 1. Variabel Penelitian Pene Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel tetap dan variabel berubah. Variabel tetap adalah volume POME 100 ml (85,61 gr), Komposisi katalis CaO 1% w/w POME (0,8561 gr), temperatur sintesis 80 o C dan kecepatan pengadukan 450 rpm. Variabel berubah adalah waktu sulfonasi 4, 5 dan 6 jam serta rasio mol POME : Na 2 S 2 O 5 adalah 1:0,5; 1:1 dan 1:1,5. Keterangan: 1. Water batch 2. Reaktor leher empat 3. Termometer 4. Stirrer dan Rotor 5. Kondensor 6. Selang keluar air 7. Klem 8. Statif 9. Selang masuk air 10. Campuran fluida Gambar 1. Rangkaian Alat Sulfonasi 126 ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960

Vol.8, No. 2, Maret 2015 J. Ris. Kim. Prosedur Penelitian Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari proses sulfonasi, pemurnian surfaktan MES dan Analisa Produk. Proses Sulfonasi Sulfonasi surfaktan MES dilakukan dengan mereaksikan POME dan natrium metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) dengan rasio mol 1:0,5, serta penambahan katalis CaO 1% w/w POME. 100 ml POME dimasukkan kedalam reaktor leher empat, selanjutnya ditambahkan Na 2 S 2 O 5 sebanyak 58,288 gr dan katalis CaO 0,8561 gr. Reaksi sulfonasi berlangsung selama 4 jam pada temperatur 80 o C dan kecepatan pengadukan 450 rpm. Setelah proses sulfonasi selesai campuran hasil reaksi dilakukan pemisahan secara gravimetri. Tujuan dilakukan pemisahan adalah untuk memisahkan MES dengan katalis yang digunakan. MES adalah fasa cair yang berada dilapisan atas dan CaO berada pada fasa padat yang terdapat pada lapisan bawah. Proses sulfonasi dilakukan juga dengan perbandingan rasio mol yang berbeda yaitu 1:1 dan 1:1,5 serta variasi waktu 5 dan 6 jam. Proses Pemurnian MES Proses pemurnian MES dilakukan dengan pencucian menggunakan aquades. Proses pemurnian ini bertujuan untuk melarutkan garam-garam dan kotoran yang masih terkandung didalam surfaktan MES. Aquades yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 50 o C dan ditambahkan kedalam corong pisah yang telah berisi surfaktan MES. Aquades yang telah tercampur dengan surfaktan MES dikocok terlebih dahulu dan didiamkan selama 90 menit agar garamgaram dan kotoran yang masih terkandung didalam surfaktan MES dapat terlarutkan. Proses pencucian dilakukan sebanyak 3 kali. Analisa Produk Produk MES dianalisa menggunakan Fourier Transform Infrared (FT-IR). FT-IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus SO 3 yang bereaksi dengan Metil Ester. Uji produk MES lainnya adalah densitas, viskositas, ph, tegangan permukaan, dan tegangan antarmuka. HASIL DAN DISKUSI Analisa POME Analisa sifat fisika POME berupa densitas, viskositas Analisa sifat fisika POME berupa densitas, viskositas dan nilai ph. Sifat fisika POME dilihat pada Tabel 1. Proses Sulfonasi MES Surfaktan MES dari POME dibuat melalui reaksi sulfonasi. Jenis agen sulfonasi yang digunakan adalah Natrium Metabisulfit dan digunakan katalis Kalsium Okisida. Pembentukan produk MES berhubungan dengan waktu reaksi. Semakin lama reaksi berlangsung maka kontak antar zat semakin banyak sehingga membentuk produk yang tinggi. Interaksi antara reaktan didalam reaksi kimia dapat dilakukan dengan perataan pereaksi melalui kecepatan pengadukan [6]. Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan variasi waktu 4, 5 dan 6 jam dan kecepatan pengadukan pada proses sulfonasi adalah 450 rpm. Faktor Rasio mol reaktan juga mempengaruhi jumlah surfaktan yang terbentuk. Rasio mol yang digunakan pada penelitian ini dilakukan variasi yaitu 1:0,5 : 1:1 dan 1:1,5. Rasio mol merupakan perbandingan jumlah mol antara bahan baku minyak dengan agen sulfonasi yang digunakan. Rasio mol merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan dalam proses sulfonasi untuk menghasilkan surfaktan MES. Rasio mol reaktan sangat penting karena kelebihan reaktan menyebabkan reaksi samping berupa senyawa garam yang tidak diinginkan [7]. Tabel 1 Sifat Fisika POME No Sifat Fisika Nilai 1 Berat Jenis, gr/cm 3 0,8561 2 Viskositas, cp 1,9731 3 ph 3,65 ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960 127

1 2 4 3. 3 2 c m - 1, 7 8. 0 7 % T J. Ris. Kim. Vol. 8, No. 2, Maret 2015 Analisa Sifat Fisika-Kimia MES Pengujian dengan FT-IR bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa dan mengetahui secara kualitatif kemungkinan berhasil atau tidaknya proses sulfonasi yang berlangsung. Pengujian dengan FT-IR akan menunjukkan apakah gugus sulfonat SO 3 berhasil bereaksi dengan metil ester atau tidak. Bila terdapat gugus sulfonat dalam sampel, gugus akan terdeteksi pada spektrum bilangan gelombang puncak 1235-1070 cm -1[8]. Dari hasil uji FT-IR, terbukti adanya gugus sulfonat dalam produk yang didapat dan menandakan bahwa surfaktan yang terbentuk adalah surfaktan MES. Analisa sampel dengan FT-IR terjadi pada daerah infra red pertengahan, yaitu pada bilangan gelombang 4000-600 cm -1. Hasil analisa sampel menunjukkan bahwa spektrum dari IR tidak hanya memperlihatkan spektrum komponen utama yaitu gugus sulfonat tetapi juga memperlihatkan komponen komponen lain yang ikut terbentuk dari spektrum IR. Daerah resapan dengan bilangan gelombang 2800-3300 cm -1 adalah gugus C-H. Berdasarkan pada Gambar 2, adanya gugus C-H terdapat pada bilangan gelombang 2922.78 cm -1 dan 2853,67 cm -1 yang berasal dari bahan baku POME. Pada spektrum juga terdeteksi Gugus C=O yang berada pada resapan bilangan gelombang 1735-1750 cm -1. Gugus ester yang terdeteksi berasal dari POME. Pada Gambar 2 terlihat bahwa gugus C=O terbentuk pada resapan bilangan gelombang 1742,42 cm -1. Sedangkan gugus sulfonat hasil analisa FT-IR pada Gambar 2 terjadi pada bilangan gelombang sekitar 1169,78 cm -1. Terdeteksinya gugus sulfonat maka disimpulkan bahwa sulfonasi POME dengan agen sulfonasi Na 2 S 2 O 5 berhasil membentuk surfaktan MES. Semakin murni suatu produk maka semakin tajam pola spektra yang terbentuk. Hasil analisa densitas, viskositas, ph, tegangan permukaan, dan tegangan antarmuka surfaktan MES Pada Tabel 1 ditampilkan sifat fisika POME yang diperoleh dari PT. Cemerlang Eka Perkasa Dumai, Provinsi Riau. POME yang digunakan untuk sintesis surfaktan MES memiliki nilai densitas 0,8561 gr/cm 3, Viskositas 1,9731 cp, dan nilai ph 3,65. Selanjutnya POME digunakan sebagai bahan baku proses sintesis surfaktan MES dengan proses sulfonasi. Pada penelitian ini yield yang dihasilkan dari proses sulfonasi yaitu sebesar 87%. Yield Produk surfaktan MES yang dihasilkan cenderung meningkat dengan penggunaan katalis CaO 1%. Hal ini disebabkan karena katalis CaO yang digunakan akan meningkatkan jumlah tumbukan antara POME dengan Na 2 S 2 O 5. Peningkatan jumlah tumbukkan dapat diduga mempercepat reaksi sulfonasi dengan menurunkan energi aktivasi sehingga semakin banyaknya Na 2 S 2 O 5 yang terikat dengan POME membentuk surfaktan MES 104 100 %T 95 90 85 80 75 2011.11cm-1, 97.97%T 2039.85cm-1, 97.18%T 2192.82cm-1, 97.99%T 136 1.78cm-1, 87.13%T 6 8 9. 6 2 c m - 1, 8 6. 1 9 % T 701. 85cm-1, 86. 96%T 111 7.38cm-1, 83.13%T 641.56cm-1, 93.02%T 718.3 3cm-1, 80.5 2%T 1016.04cm-1, 87.93%T 1435.79cm-1, 77.25%T 1 4 5 7. 0 3 c m - 1, 7 9. 4 5 % T 6 2 8. 6 1 c m - 1, 9 7. 7 6 % T 844.51cm-1, 92.27%T 668. 58cm-1, 89. 97%T 742.63 cm -1, 87.91% T 70 65 1195.67cm-1, 68.97%T 60 55 2853.67cm-1, 62.57%T 29 22.78cm -1, 50.58%T 50 48 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 600 cm-1 1742.42cm-1, 49.07%T 1169. 69cm-1, 63.5 1%T Gambar 2. Hasil uji FT-IR sampel MES 128 ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960

Vol.8, No. 2, Maret 2015 J. Ris. Kim. Selanjutnya dilakukan analisa nilai densitas, viskositas, dan nilai ph pada produk surfaktan MES. Nilai densitas MES yang dihasilkan pada penelitian mengalami peningkatan dari nilai densitas bahan baku POME, yaitu dari 0,8561 g/cm 3 menjadi 0,8954 g/cm 3. Nilai viskositas MES yang dihasilkan pada penelitian juga mengalami peningkatan dari viskositas bahan baku POME yaitu dari 1,9731 cp menjadi 2,1329 cp. Hubungan antara rasio mol dan waktu reaksi terhadap densitas dan viskositas dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Bertambahnya nilai densitas dan viskositas merupakan indikator bahwa selama proses sulfonasi terjadi konversi POME menjadi surfaktan MES. Meningkatnya nilai densitas dan viskositas dipengaruhi oleh ukuran molekul dan gaya antarmolekul. Terikatnya gugus sulfonat SO 3 pada POME menjadikan MES cenderung memiliki ukuran molekul yang lebih besar sehingga memiliki densitas dan viskositas yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakunya. Nilai densitas dan viskositas MES meningkat seiring dengan peningkatan waktu reaksi dan rasio mol reaktan antara POME dan Na 2 S 2 O 5 yaitu pada rasio mol 1:1,5 dan waktu sulfonasi selama 6 jam. Selanjutnya dilakukan analisa nilai ph dengan tujuan untuk mengetahui derajat keasaman MES yang dihasilkan pada proses sulfonasi. Hasil analisa ph MES pada berbagai kondisi operasi proses menunjukan kisaran nilai antara 2,03 2,48. Gambar 3. Grafik Hubungan antara Rasio Mol dan Waktu Reaksi terhadap Densitas Gambar 4. Grafik Hubungan antara Rasio Mol dan Waktu Reaksi terhadap Viskositas ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960 129

J. Ris. Kim. Vol. 8, No. 2, Maret 2015 Pada penelitian ini nilai ph MES mengalami penurunan seiring dengan semakin besarnya rasio mol dan semakin lamanya proses sulfonasi. Penurunan ph ini diduga karena semakin banyaknya Na 2 S 2 O 5 yang terikat pada POME seiring dengan semakin lamanya waktu sulfonasi dan semakin besarnya rasio mol reaktan. Na 2 S 2 O 5 yang digunakan sebagai pereaksi merupakan kelompok garam asam yang bersifat asam lemah. ph MES yang dihasilkan pada penelitian lebih rendah jika dibandingkan dengan ph MES komersil [9] yang dihasilkan dari chemithon adalah 5,3. Hal ini disebabkan pada proses sintesis MES yang dilakukan chemiton, adanya proses tambahan yang dapat meningkatkan nilai ph MES yaitu proses netralisai dengan penambahan Sodium Hidroxide (NaOH). Pengaruh penambahan proses netralisasi dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan Adiandri [10], dimana ph MES sebelum dilakukan proses netralisasi adalah 3,95 4,93 dan setelah dilakukan proses netralisasi ph meningkat menjadi 6,92 7,67. Hubungan antara rasio mol dan waktu reaksi terhadap ph dapat dilihat pada Gambar 5. Surfaktan MES yang dihasilkan pada penelitian ini mampu menurunkan tegangan permukaan air dari 71, 4 mn/m menjadi 37.55 mn/m 38.8 mn/m, dengan nilai penurunan tegangan permukaan antara 33.85 mn/m 32.60 mn/m. Hasil analisa menunjukann bahwa surfakatan yang dihasilkan cukup efektif untuk menurunkan tegangan permukaan air. Surfaktan MES yang dihasilkan dalam penelitian ini juga mampu menurunkan tegangan antarmuka antara air sebagai fasa polar dan xilen sebagai fasa non polar. Surfaktan MES yang dihasilkan pada penelitian ini mampu menurunkan tegangan antarmuka air dari 35,8 mn/m menjadi 4,87 mn/m 5,35 mn/m, dengan nilai penurunan tegangan permukaan antara 30,45 mn/m 30,94 mn/m. Nilai tegangan permukaan air yang dihasilkan pada penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai tegangan permukaan air yang dihasilkan Pore [11] yang mampu menurunkan tegangan permukaan air dari 72 mn/m menjadi 39 mn/m 40,2 mn/m, dengan nilai penurunan tegangan permukaan antara 33 mn/m 31,8 mn/m. Nilai tegangan permukaan yang rendah akan menghasilkan nilai penurunan tegangan permukaan yang tinggi. Sehingga surfaktan MES yang dihasilkan sudah memenuhi standar surfaktan komersil. Hubungan antara rasio mol dan waktu reaksi terhadap nilai tegangan permukaan dan tegangan antarmuka dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Gambar 5. Grafik Hubungan antara Rasio Mol dan Waktu Reaksi terhadap ph 130 ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960

Vol.8, No. 2, Maret 2015 J. Ris. Kim. Gambar 6. Grafik Hubungan antara Rasio Mol dan Waktu Reaksi terhadap Nilai Tegangan Permukaan Gambar 7. Grafik Hubungan antara Rasio Mol dan Waktu Reaksi terhadap Tegangan Antarmuka antara air-xilen KESIMPULAN Berdasarkan kriteria tegangan antarmuka dan tegangan permukaan, maka dapat disimpulkan kondisi proses sulfonasi terbaik dari rasio mol reaktan dan lama reaksi adalah 1:1,5 selama 6 jam. Karakteristik surfaktan yang dihasilkan pada penelitian ini mampu menurunkan tegangan permukaan air dan tegangan antarmuka xilen-air sebesar 33,85 mn/m dan 5,5 mn/m, ph 2,48, Densitas 0,8954 g/cm 3, dan Viskositas 2,13 cp. DAFTAR PUSTAKA 1. Hapsari, M. 2003. Kajian pengaruh suhu dan kecepatan pengadukan pada proses produksi surfaktan dari metil ester minyak inti sawit dengan metode sulfonasi. Thesis. IPB: Bogor 2. Chasani, M., V.H. Nursalim., S. Widyaningsih., I.N. Budiasih., dan M.A Kurniawan. 2014. Sintesis, Pemurnian dan Karakterisasi Metil Ester Sulfonat (MES) sebagai Bahan Inti Deterjen dari Minyak Biji Nyamplung. Molekul.Vol.9: 63-72 3. Sulastri, Y. 2010. Sintesis Methyl Ester Sulfonic Acid (MESA) dari Crude Palm Oil (CPO) menggunakan Single Tube Falling Film reaktor. Thesis. IPB: Bogor 4. Hidayati, S. 2009. Pengaruh Rasio Mol, Suhu dan Lama Reaksi terhadap Tegangan Permukaan dan Stabilitas Emulsi Metil Ester Sulfonat Dari CPO. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. Vol.14:38-44 ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960 131

J. Ris. Kim. Vol. 8, No. 2, Maret 2015 5. Helianty, S dan Zulfansyah. 2011. Pembuatan Ester metilsulfonat dari ester metil Palm Stearin. Jurnal Teknobiologi. Vol.II: 37 39 6. Ebbing, D.D dan M.S Wringhton. 1990. General Chemistry. 3 rd Edition. Wilmington-USA: Houghton Mifflin Company 7. Foster, N.C. 1996. Sulfonation and Sulfation Processes. In: Spitz, L. (Ed). Soap and Detergents: A Theoretical and Practical Review. AOCS Press, Champaign, Illinois 8. American Society for Testing and Material (ASTM). 2001. Annual Book of ASTM Standards: Soap and Other Detergent, Polishes, Leather, Resilient Floor Covering. Baltimore: ASTM. PP 915-919 9. Sheats, W.B dan B.W MacArthur. 2002. Methyl Ester Sulphonate Products: The Chemithon Corporation, USA 10. Adiandri, R.S. 2006. Kajian Pengaruh Konsentrasi Metanol dan Lama Reaksi pada proses Pemurnian Metil Ester Sulfonat terhadap Karakteristik Detergen Bubuk. Thesis. IPB: Bogor 11. Pore, J. 1993. Oils and Fat Manual. Intercept Ltd, Andover, Uk, Paris :New York 132 ISSN : 1978-628X / eissn : 2476-8960