BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menggunakan uji analisis linier berganda untuk menguji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan investor untuk mempunyai beberapa pilihan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tambahan modal guna mendorong kinerja operasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Perbandingan dividen yang di berikan ke pemegang saham dan laba

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Debt To Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio menurut Sutrisno (2009: 218) adalah : Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Menurut Suad Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa Debt to equity ratio adalah : Debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Sedangkan menurut Agnes Sawir (2000:13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah : Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. 15

16 Adapun rumus untuk menghitung Debt To Equity Ratio menurut Agus Sartono (2008:121) adalah : Debt To Equity Ratio = Total Utang Total Modal Sendiri Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Besarnya hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equity maksimal 100% (Sutrisno, 2009:218). 2.1.2 Price Earning Ratio (PER) Menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) pengertian price earning ratio adalah : Rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Menurut Abdul Halim (2003: 23) pengertian price earning ratio adalah: Rasio yang menggambarkan ketersediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008: 141) pengertian price earning ratio adalah: Rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Menurut Gregorius Sihombing (2008:87) price earning ratio adalah :

17 Perbandingan harga sebuah saham dengan laba bersih untuk setiap lembar saham (Earning/Share) perusahaan itu. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa price earning ratio adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba perlembar saham dan menggambarkan ketersediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah laba perusahaan. Misalnya price earning ratio suatu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali earning perusahaan tersebut. Price earning ratio ini juga memberikan informasi berapa rupiah earning per lembar saham (Eduardus Tandelilin, 2010:320). Rasio ini mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga untuk pendapatan per saham tertentu, investor bersedia membayar dengan harga yang mahal (I made, 2011:23). Rumus untuk menghitung price eraning ratio menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) adalah : PER = Harga saham Earning Per Lembar Saham (EPS)

18 Dimana: PER Harga Saham EPS = Price earning ratio = Harga saham penutupan pada akhir tahun = Earning Per Share, didapat dari laba bersih setelah bunga dan pajak dibagi jumlah saham yang beredar Rumus ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham. Kalau suatu saham mempunyai PER sebesar 10x, berarti apabila saham tersebut memberikan EPS sebesar Rp 5.000,- saham tersebut dapat terjual dengan harga Rp 50.000,-. Hal itu berarti bahwa jika nilai PER naik maka harga saham mengalami kenaikan dan return saham juga mengalami kenaikan. Begitupun sebaliknya jika nilai PER mengalami penurunan maka harga saham dan return sahamnya mengalami penurunan. 2.1.3 Return Saham Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) Return adalah : Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Menurut Jogiyanto (2008:195) adalah : Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham.

19 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return saham adalah imbalan atau hasil yang diperoleh atas keberanian investor atas investasi saham yang dilakukannya. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) sumber-sumber return terdiri dari dua komponen utama, yaitu : 2, yaitu : 1. Yield Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. 2. Capital Gain (Loss) Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Menurut Jogiyanto (2008:195) jenis-jenis return saham dibedakan menjadi 1. Return realisasi Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi, yang dihitung berdasarkan data. Return realisasi ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. 2. Return ekspektasi Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Besarnya return saham dapat dihitung dengan formula sebagai berikut Jogiyanto (2008:195-196) : R it = Pt P t 1 P t 1

20 Keterangan : R it : Tingkat keuntungan saham i pada periode t. Pt P t-1 : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir). : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya. 2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya Adapun perbedaan dan persamaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan oleh penulis adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. Nama Pengarang Judul Hasil Sumber 1. Agung Sugiarto Analisa Pengaruh Beta, variabel DER Jurnal Size Perusahaan, DER, berpengaruh Dinamika dan PBV Ratio terhadap negatif Akuntansi, Return Saham pada signifikan Vol. 3, No. 1, perusahaan-perusahaan terhadap return yang terdaftar di Main saham. Maret 2011. Board Index (MBX) dan Development Board Index (DBX). 2. Astohar Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Price Book To Value Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. 3. I G. K. A. ULUPUI Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di Bej). Debt To Equity Ratio mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Variabel debt to equity ratio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Jurnal Eksplanasi, Vol. 5, No. 2, Oktober 2010. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 02, No. 01, Januari: 66-84.

21 4. Muhammad Yunanto dan Henny Medyawati 5. Fahmi Poernamawantie 6. Farah Margaretha dan Irma Damayanti 7. Jullimursyida Ganto, Muammar Khadafi, Wahyuddin Albra, dan Gazali Syamni. Studi Empiris Terhadap Faktor Fundamental dan Teknikal yang Mempengaruhi Return Saham pada Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Price Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividen Yield dan Market To Book Ratio terhadap Stock Return di Bursa Effek Indonesia. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Sahan di Bursa Efek Indonesia. 8. Bram Hadianto Pengaruh Earnings Per Share (EPS) dan Price Earnings Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia. 9. Stella Pengaruh Price Earnings Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Asset dan Price Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Tedapat hubungan signifikan secara parsial variabel DER terhadap Return Saham. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Return Saham. PER berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stock return. Variabel price earning ratio menunjukkan hasil yang positif. PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, DER berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14, No. 1, April 2009. Hal. 28-38. Jurnal Manajemen Gajayana, Vol. 5, No. 2,November 2008, Hlm. 105-118. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, Desember 2008, Hlm. 149-160. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol. 8, No.1, April 2008 : 85-96. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 2, November 2008 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Agustus 2009

22 2.2 Kerangka Pemikiran Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada suatu aset tertentu. Dalam melakukan investasi, para investor sebaiknya terlebih dahulu mengidentifikasi surat berharga yang akan diinvsetasikan dengan tepat serta mempertimbangkan kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dalam meningkatkan return yang diharapkan (Fahmi Poernamawatie, 2008). Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investo berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Eduardus Tandelilin, 2010:102). Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan saham. Investor perlu melakukan berbagai analisis, baik analisis teknikal maupun analisis fundamental. Analisis tersebut berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang diharapkan dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan (Ni Gusti, 2008). Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan murah dibandingkan alternatif informasi lainnya (Eduardus Tandelilin, 2010:364). Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio nilai pasar (Rawland

23 Bismark, 2008). Rasio keuangan dan rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to equity ratio dan Price earning ratio. Tingkat debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, yang dibarengi dengan supply saham yang relative tetap akan mengakibatkan return peusahaan juga semakin menurun (Natarsyah, 2003). Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu rasio pasar yang dapat digunakan untuk menghitung return saham dimasa mendatang. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan tingkat return saham yang tinggi di masa mendatang. Price earning ratio merupakan rasio yang memperbandingkan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham (Eduardus Tandelilin, 2010:320). Kenaikan harga saham diharapkan memberikan indikasi terhadap tingkat return saham yang akan diterima sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

24 Dengan tingkat return saham yang tinggi dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor. Perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Pada umumnya investor percaya bahwa dengan price earning ratio yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai prospek pertumbuhan yang bagus (Jullimursyida, Muammar, Wahyudin dan Gazali, 2008). Penelitian yang dilakukan Farah Margaretha dan Irma Damayanti (2008) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan price earning ratio terhadap stock return. Sedangkan penelitian Agung Sugiarto (2011) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. 2.2.1 Keterkaitan Debt To Equity Ratio terhadap Return Saham Menurut Agus Sartono (2001:121) semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Menurut Sutrisno (2000:249) dengan menggunakan dana hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat. Menurut Robert Ang (1997:18-35) menjelaskan adanya pengaruh DER sebagai berikut: Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga

25 mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga total return semakin menurun. Penelitian Astohar (2010) menyatakan bahwa Debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Selanjutnya penelitian Agung Sugiarto (2011) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya DER menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukan modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya ini dan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, yang mengakibatkan return perusahaan semakin menurun. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa semakin besar debt to equity ratio maka harga saham akan semakin turun, yang mengakibatkan return saham semakin menurun. jika debt to equity ratio kecil maka harga saham akan semakin naik. 2.2.2 Keterkaitan Price Earning Ratio terhadap Return Saham Penelitian Fahmi Poernamawatie (2008) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel price earning ratio terhadap return saham.

26 price earning ratio merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham lebih dominan dibanding EPS. Apabila perusahaan mempunyai price earning ratio yang tinggi akan menjadi daya tarik investor untuk membeli, sehingga permintaan saham tersebut akan naik, hal ini akan mendorong harga saham naik. Semakin tinggi rasio price earning ratio maka return yang diterima investor juga semakin tinggi (Fahmi Poernamawatie, 2008). Penelitian Farah Margaretha dan Irma Damayanti (2008) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan price earning ratio terhadap stock return. Selanjutnya Penelitian Jullimursyida, Muammar, Wahyuddin, dan Gazali (2008) menunjukkan adanya hubungan yang positif dari price earning ratio dengan return saham, apabila nilai price earning ratio perusahaan tinggi akan memperoleh return saham yang tinggi pula. Abdul Halim (2003:23) menyatakan bahwa price earning ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin kecil PER suatu saham, saham tersebut termasuk dalam kategori murah (Tjiptono Darmadji dan Hendy M., 2006:198). Berdasarkan teori diatas, maka price earning ratio ini mencerminkan penilaian investor terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang atas kegiatan investasi yang dilakukannya. Apabila nilai price earning ratio perusahaan tinggi akan memperoleh return saham yang tinggi pula.

27 Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan skema sebagai berikut: Investor Investasi Saham Memperoleh Keuntungan Analisis Saham Fundamental Teknikal Debt To Equity Ratio rendah Price earnings Ratio tinggi Investor Harga saham Return saham Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dibuat paradigma penelitian sebagai berikut : Debt To Equity Ratio Agung Sugiarto (2011) Return Saham Price Earning Ratio Fahmi Poernamawantie (2008) Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

28 Menurut Agung sugiarto dalam jurnal Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Main Board Index (MBX) dan Development Board Index (DBX) bahwa variabel DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Menurut Fahmi Poernamawantie dalam jurnal Pengaruh Price Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Return Saham. 2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono (2009:64), hipotesis adalah: Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) Debt To Equity Ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat. 2) Price Earning Ratio pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat. 3) Return Saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat. 4) Debt To Equity Ratio dan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Return Saham secara parsial dan simultan.