Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

JURNAL. Profil Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Calon Guru Matematika UN PGRI Kediri

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini akan membahas hasil-hasil penelitian tentang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU-GURU NON SARJANA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Elmy, 2013

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu jenjang. pendidikan formal yang salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan Calon

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAGIAN I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan formal. Seorang guru berkualitas di dalam tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

DAMPAK PELAKSANAAN PENGAJARAN MIKRO BERORIENTASI PADA PENGUASAAN MATERI TERHADAP KUALITAS MENGAJAR MAHASISWA PPL

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PADA MATA KULIAH PROGRAM LATIHAN PROFESI I (PLP I)

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

S.O.P PENJAMINAN MUTU TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN DOKUMEN LEVEL Standar Operating Procedure S.O.P. SPMI 008

2016 PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

ANALISIS KORELASI MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Oleh Dionisius Sihombing dan Mayor Sihombing

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB II KAJIAN TEORITIS

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARAKTER GURU MATEMATIKA KOTA METRO

PERAN GUGUS PAUD DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PAUD NON FORMAL DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

Transkripsi:

Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam menjamin kualitas pendidikan. Empat kompetensi yang harus dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Pendidikan calon guru menyiapkan keempat kompetensi tersebut termasuk kompetensi pedagogis. Artikel ini menyajikan profil keterampilan mengajar mahasiswa calon guru melalui kegiatan Induksi Guru Senior (IGS) selama satu semester. Dalam kegiatan ini, mahasiswa calon guru dilibatkan pada rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dampak kegiatan IGS terhadap pengembangan keterampilan mengajarnya. Kata Kunci: keterampilan mengajar, IGS, matematika Abstract Teacher is an important factor that affect the quality of education. Teacher responsibility requires four competencies namely professional competence, pedagogical competence, character and social competence. Prospective teacher education prepare the students to aqcuire all those competencies including pedagogical competence. This article presents a teaching skill profiles of student teachers through Induksi Guru Senior (IGS) for one semester. In this activity, student teachers are involved in a series of activities aimed to determine the impact IGS activities towards the development of teaching skills. Keywords: teaching skills, IGS, matematika Pendahuluan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal (1) ayat (1) menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Suyanto & Jihad, 2013). Muatan UU tersebut menjelaskan bahwa peran guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga memahami karakteristik siswa dan ditambah beberapa tugas lainnya. Artinya untuk menjadi guru diperlukan keahlian khusus agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga tidaklah benar jika ada asumsi bahwa menjadi guru merupakan hal yang mudah. Oleh karena itu, negara menempatkan guru sebagai seorang profesional layaknya dokter, akuntan dan profesi lainnya. 57

Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1, No. 1, Mei 2015 Pengakuan atas profesi guru menunjukkan bahwa guru tidak hanya sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam sistem pendidikan tetapi juga sebagai salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Pemerintah telah mendeskripsikan secara rinci tentang hak serta kewajiban guru dan dosen pada UU No.14 tahun 2005. Sebagai bentuk pelaksanan UU tersebut, pemerintah menetapkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Untuk menjadi guru yang berkualitas, maka seorang guru harus dapat memahami dan menjalankan keempat kompetensi tersebut dengan baik. Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, masih ditemukan beberapa guru yang belum terampil dalam mengelola pembelajaran, melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap pembelajaran. Hal ini mendorong terselenggaranya berbagai pelatihan dan workshop guru baik yang diselenggarakan oleh lembaga pencetak tenaga kependidikan maupun lembaga pendidikan. Namun demikian, hal yang tak kalah pentingnya adalah keseriusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam menyiapkan lulusan mahasiswa kependidikan untuk menjadi guru yang berkualitas. Salah satu aspek yang mendukung lahirnya guru-guru yang berkualitas adalah kurikulum yang digunakan oleh perguruan tinggi. Seperti halnya di STKIP Al Hikmah Surabaya, kurikulum yang digunakan berdasarkan pada kurikulum sekolah. Artinya, mata kuliah yang diberikan memiliki keterkaitan antara materi matematika sekolah dengan matematika perguruan tinggi yang dipelajari. Sehingga nantinya mahasiswa calon guru tidak hanya memperdalam materi matematika sekolah dan matematika perguruan tinggi saja tetapi juga mencari keterkaitan antara materi matematika sekolah dan matematika perguruan tinggi serta mempelajari bagaimana menyampaikan materi tersebut kepada teman sejawat atau siswa. Dengan kata lain, kemampuan penguasaan materi dan keterampilan mengajar mahasiswa calon guru memiliki bobot yang seimbang. Salah satu program yang dirancang berdasarkan kurikulum STKIP Al Hikmah adalah kegiatan Induksi Guru Senior (IGS) dan kegiatan inilah yang menjadi pembeda antara STKIP Al Hikmah dengan perguruan tinggi keguruan lainnya. IGS merupakan kegiatan rutin semester yang ditempuh oleh mahasiswa calon guru. Melalui IGS, mahasiswa calon guru semester 1 (satu) mulai dikenalkan dengan lingkungan guru dan siswa, baik di SMP maupun SMA. Selain itu, mereka juga dilatih delapan keterampilan mengajar sehingga harapannya lulusan STKIP Al Hikmah dapat menjadi sosok guru yang sebenarnya. Pada tahun pertama, mahasiswa calon guru akan bersinggungan dengan siswa kelas VII dan kelas X. Kegiatan IGS bertujuan untuk melatih mahasiswa calon guru menguasai 58

Jurnal Riset Pendidikan delapan keterampilan mengajar. Namun pada semester pertama, mahasiswa calon guru difokuskan pada tiga keterampilan awal, yaitu keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan menyampaikan materi dan pengelolaan kelas. Ketika berkunjung ke sekolah, mahasiswa calon guru akan belajar dari guru senior mengenai cara menyampaikan materi dan mengelola kelas dengan baik. Selanjutnya, hasil kunjungan tersebut didiskusikan bersama dosen dan teman sejawat yang kemudian dipraktikkan baik secara kelompok maupun individu. Dengan demikian, mahasiswa calon guru tidak hanya belajar secara teori tetapi juga dapat praktik mengajar dengan baik dan benar. Standar Kompetensi Guru Kualifikasi dan kompetensi merupakan syarat penting yang harus dimiliki oleh guru. Kualifikasi akademik merujuk pada syarat formal yang harus diselesaikan melalui aktivitas akademik tertentu dan dapat dibuktikan melalui dengan adanya ijazah atau sertifikat yang dimiliki setelah menyelesaikan masa studi pada jenjang pendidikan, dalam hal ini jenjang pendidikan S1/D-IV seperti yang disyaratkan UU No.14 tahun 2005 (Payong, 2011: 17). Selanjutnya, Payong (2011: 17) mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan hasil memuaskan setelah menempuh pendidikan, pelatihan atau pengalaman belajar informal. Hal tersebut senada dengan definisi kompetensi yang diungkapkan oleh Suyanto & Jihad, A. (2013: 39). Seseorang yang memiliki kualifikasi akademik yang baik belum tentu memiliki kompetensi yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, sehingga UU No.14 tahun 2005 mensyaratkan guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1/D-IV dan memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Penjabaran lebih lanjut mengenai keempat kompetensi dan indikator-indikator standar kompetensi diatur dalam pasal 28 Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.16 tahun 2007 sebagai berikut. 1. Kompetensi profesional adalah kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran yang diampu secara luas dan mendalam, sehingga dapat membantu guru membimbing siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan secara optimal. 2. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, 59

Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1, No. 1, Mei 2015 evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 3. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia. 4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, rekan sejawat, orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar. Namun artikel ini difokuskan pada satu kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, mengingat subjek yang diamati adalah mahasiswa STKIP Al Hikmah semester 1. Keterampilan Mengajar Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai guru pada kompetensi pedagogik karenanya berkaitan dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya. Delapan keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu: 1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan mengelola kelas, 4) keterampilan memberi penguatan, 5) keterampilan bertanya, 6) keterampilan variasi, 7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan 8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Mahasiswa calon guru STKIP Al Hikmah akan mendapatkan pelatihan kedelapan keterampilan tersebut secara bertahap di tiap semesternya. Pada tahun pertama, mahasiswa calon guru dilatih keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menyampaikan materi, dan keterampilan mengelola kelas. Keterampilan membuka dan menutup sangat diperlukan oleh guru karena keterampilan ini merupakan penentu sikap belajar siswa pada menit-menit selanjutnya. Komponen keterampilan ini meliputi: meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberikan arahan dengan berbagai usaha, membuat hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya, mereviu materi-materi yang telah dipelajari dengan merangkum inti pelajaran dan mengevaluasi (Djamarah, 2000: 139). Keterampilan kedua yang dilatihkan kepada mahasiswa calon guru adalah keterampilan menyampaikan materi. Keterampilan ini menuntut guru untuk menguasai materi yang akan disampaikan dan terampil dalam berkomunikasi sehingga kelancaran berbicara merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru. Beberapa hal yang harus dihindari dalam menjelaskan antara lain penggunaan kata-kata tambahan negatif, kata ragu-ragu, jumlah yang tidak pasti, kelompok barang, kemungkinan, dan penunjuk yang 60

Jurnal Riset Pendidikan meragukan. Komponen keterampilan ini meliputi penyajian suatu penjelasan, analisis dan perencanaan menjelaskan. Sedangkan keterampilan yang ketiga adalah keterampilan mengelola kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks dan paling sulit dilakukan guru sehingga dengan keterampilan ini, guru dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas (Djamarah, 2000: 144). Pada prinsipnya dalam mengelola kelas, guru: 1) memiliki kehangatan dan antusias dengan anak didiknya, 2) memberikan tantangan dalam pembelajaran, 3) memiliki variasi dalam penggunaan alat atau media, gaya mengajar, dan pola interaksi, 4) memiliki keluwesan tingkah laku sehingga dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan pada siswa dan menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Induksi Guru Senior (IGS) Kegiatan IGS merupakan program rutin semester yang ditempuh oleh mahasiswa calon guru. Melalui IGS, mahasiswa calon guru semester 1 (satu) mulai dikenalkan dengan lingkungan guru dan siswa, baik di SMP maupun SMA. Mahasiswa calon guru berkunjung ke kelas VII putra SMP Al Hikmah dan mengisi lembar hasil kunjungan IGS. Lembar hasil kunjungan memuat 3 (tiga) aspek, yaitu: 1) penjelasan materi, 2) pengelolaan kelas, dan 3) hal inspiratif. Mahasiswa mengamati ketiga aspek tersebut kemudian menuliskannya secara rinci di lembar yang telah disediakan. Kegiatan tersebut bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai cara menjelaskan atau menyampaikan suatu materi dengan baik dan cara mengelola kelas dengan berbagai kondisi. Metode Data pada artikel ini diperoleh dari hasil pengamatan selama satu semester. Subjek yang diamati adalah tiga mahasiswa calon guru, yaitu,, dan yang diambil secara acak dari kelompok tinggi, sedang, dan bawah. Hasil dan Analisis Data pendukung yang digunakan untuk melihat keterampilan mengajar mahasiswa calon guru melalui kegiatan IGS yaitu: 1) nilai matrikulasi pra perkuliahan, 2) nilai video pembelajaran Logika Matematika pada perkuliahan Pengantar Dasar Matematika dan 3) nilai microteaching. Penguasaan materi merupakan modal awal guru untuk menyampaikan materi dan ditunjang dengan keterampilan mengajar yang baik. Sehingga penulis menggunakan nilai matrikulasi sebagai data awal yang menggambarkan kemampuan penguasaan materi subjek 61

Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1, No. 1, Mei 2015 yang diamati, khususnya seluruh materi kelas VII SMP. Nilai matrikulasi ketiga subjek ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 1 Data Nilai Matrikulasi Subjek yang Diamati No. Subjek Nilai Matrikulasi 1. 95,25 2. 84,09 3. 74,91 Berdasarkan tabel 1, memperoleh nilai 95,25 dan berada di urutan pertama meskipun secara umum ketiga subjek dapat dikatakan cukup menguasai materi kelas VII SMP. Kegiatan IGS memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pengembangan kompetensi penguasaan materi dan keterampilan mengajar mahasiswa calon guru. Untuk melihat sejauh mana pengembangan kompetensi mahasiswa terhadap kegiatan IGS maka penulis menjadikan video pembelajaran Logika Matematika pada Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika sebagai data kedua yang dapat menggambarkan kompetensi penguasaan materi sekaligus keterampilan mengajar subjek yang diamati. Penilaian video tersebut menitikberatkan pada 3 (tiga) aspek, yaitu sebagai berikut: 1. Penguasaan materi Aspek pertama memperhatikan muatan materi yang disampaikan, contoh soal latihan yang diberikan dan notasi yang digunakan. 2. Keterampilan mengajar Aspek kedua memperhatikan dua hal sekaligus, yaitu kompetensi penguasaan materi dan cara menyampaikan materi kepada teman sejawat atau siswa. 3. Bahasa Aspek ketiga memperhatikan bahasa lisan dan bahasa tulis yang digunakan dalam menyampaikan materi. Nilai video pembelajaran ketiga subjek ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 2 Data Nilai Matrikulasi Subjek yang Diamati No. Subjek Nilai Video 1. 83 2. 80 3. 80 Tabel 2 menunjukkan nilai akhir video pembelajaran ketiga subjek. Nilai tersebut diperoleh dari hasil konversi skor total dari ketiga aspek yang dinilai. Berdasarkan tabel tersebut, mendapatkan nilai tertinggi, yaitu 83. Hal ini dikarenakan skor keterampilan mengajar lebih baik dibandingkan dengan dan. Meskipun secara penguasaan materi logika, lebih unggul dibandingkan dengan. 62

Jurnal Riset Pendidikan Selanjutnya, data terakhir yang digunakan untuk melihat dampak pengembangan keterampilan mahasiswa adalah nilai microteaching yang dilaksanakan di akhir semester. Nilai microteaching merupakan data yang menggambarkan penguasaan materi dan keterampilan mengajar mahasiswa secara menyeluruh sehingga aspek penilaiannya lebih beragam. Aspek penilaian microteaching meliputi sepuluh aspek, yaitu: 1) membuka pelajaran, 2) menyajikan materi, 3) pemberian contoh, 4) media yang digunakan, 5) upaya mengaktifkan siswa, 6) integrasi nilai-nilai Islam, 7) mengelola kelas, 8) mengevaluasi siswa, 9) menyimpulkan dan 10) menutup pelajaran. Aspek menyajikan materi dalam artikel ini juga termasuk penguasaan materi. Penilaian diberikan oleh tim dosen penguji dan teman sejawat secara langsung. Nilai microteaching ketiga subjek ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Nilai Microteaching Subjek yang Diamati No. Subjek Nilai Microteaching 1. 76,19 2. 70 3. 69,57 Berdasarkan tabel 3 memperoleh nilai tertinggi, yaitu 76,19 yang kemudian disusul oleh dan. Hal ini dikarenakan memperoleh nilai 80 pada aspek penyampaian materi baik dari dosen penguji maupun teman sejawat. Melihat hasil matrikulasi, nilai video pembelajaran dan nilai microteaching maka dapat dikatakan bahwa memiliki kompetensi penguasaan materi dan keterampilan mengajar yang baik. Selanjutnya, subjek memperoleh nilai microteaching 70, hal ini dikarenakan memperoleh nilai 65 pada aspek penyampaian materi. Salah satu penyebabnya adalah hanya memberikan satu contoh sehingga tim dosen penguji menilai bahwa materi yang dijelaskan belum tersampaikan dengan baik. Melihat hasil matrikulasi, nilai video pembelajaran dan nilai microteaching maka dapat dikatakan bahwa memiliki kompetensi penguasaan materi yang cukup baik tetapi belum ditunjang dengan keterampilan mengajarnya. Sedangkan memperoleh nilai microteaching 69,57 padahal pada aspek penyampaian materi, memperoleh nilai 75. Hal ini dikarenakan tim dosen penguji menilai memiliki koherensi bahasa yang kurang baik sehingga materi yang dijelaskan kurang tersampaikan dengan baik. Selain itu, kompetensi penguasaan materi dinilai masih kurang khususnya konsep dasar materi yang diajarkan meskipun memiliki keterampilan mengajar yang cukup baik. Melihat hasil matrikulasi, nilai video pembelajaran dan nilai microteaching maka dapat dikatakan bahwa kurang memiliki kompetensi penguasaan materi, khususnya pada konsep-konsep dasar dan kurang memiliki keterampilan mengajar yang baik. 63

Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1, No. 1, Mei 2015 Simpulan Kegiatan IGS memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pengembangan kompetensi penguasaan materi dan keterampilan mengajar mahasiswa calon guru mengingat keterbatasan waktu yang diberikan. Berdasarkan hasil dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa memiliki kecenderungan peningkatan keterampilan mengajar sekaligus kompetensi penguasaan materi. memiliki kompetensi penguasaan materi yang cukup baik namun kurang didukung dengan keterampilan mengajar yang baik. Sedangkan memiliki kecenderungan peningkatan keterampilan mengajar tetapi kurang didukung dengan penguasaan materi. Hasil dan analisis pada artikel ini belum sepenuhnya dapat mengungkap dampak kegiatan IGS terhadap pengembangan keterampilan mengajar. Begitu juga berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi mahasiswa calon guru dalam meningkatkan keterampilan mengajarnya sehingga perlu diadakan studi lebih lanjut mengenai pengembangan keterampilan mengajar mahasiswa calon guru melalui kegiatan IGS. Daftar Pustaka Daryanto. (2013). Standard Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Gavamedia. Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Payong, M. R. (2011). Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika dan Implementasinya. Jakarta: Indeks. Suyanto dan Jihad, A. (2013). Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga. 64